Pram menarik napas dalam-dalam, mencoba mengabaikan provokasi itu. Tatapan tajam Arya, ayahnya, yang berdiri di depan pintu masuk seolah menjadi ujian pertama di acara lelang tender ini. Pram mengangguk kecil, tanda bahwa ia memilih untuk tidak meladeni komentar pedas tersebut. Namun, tangannya yang sudah mengepal menunjukkan bahwa hatinya sedang bergejolak."Tenang, Mas," bisik Puspita menenangkan. "Ingat, kamu ke sini untuk membuktikan sesuatu, jangan terpancing," lanjutnya lembut sambil meremas lengannya. Tatapan penuh keyakinan dari istrinya membuat Pram merasa lebih tenang. Ia mengangguk tanpa menoleh, berusaha fokus pada tujuannya.Mereka melangkah masuk ke aula besar dengan suasana yang begitu megah. Lampu kristal bergantungan di langit-langit tinggi, sementara meja-meja bundar dengan hiasan bunga segar sudah tertata rapi di sekeliling ruangan. Para tamu berdatangan, mengenakan pakaian formal dengan pembawaan penuh wibawa."Regan, pastikan kita tahu setiap langkah para pesaing.
Terakhir Diperbarui : 2025-01-09 Baca selengkapnya