All Chapters of NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!: Chapter 111 - Chapter 120

280 Chapters

111. TERLALU BERPRASANGKA

Pramudya duduk di kursi kerjanya, tangan kanannya memijat pelipis sementara matanya menatap kosong ke layar komputer yang menampilkan grafik menurun. Otaknya penuh dengan beban yang sulit dia uraikan, pikirannya malah melayang ke berbagai masalah yang menghimpit.Di satu sisi, perusahaan sedang berada di ujung tanduk, di sisi lain tawaran Prabu tampak seperti tali penyelamat. Tapi, benarkah tali itu kokoh? Atau hanya akan membelit dan menenggelamkannya lebih dalam?Pintu ruangannya diketuk pelan, mengalihkan perhatiannya. “Masuk,” gumamnya lemah.Regan melangkah masuk dengan sikap penuh percaya diri. Pria seumuran dirinya itu membawa tablet di tangannya. Senyum kecil tersungging di bibirnya. “Bos, ada undangan makan siang dari Pak Prabu. Beliau ingin membahas kerja sama lebih lanjut,” ujarnya begitu duduk di hadapan Pram.Pram terdiam. Tawaran makan siang dari Prabu adalah peluang emas untuk membahas kerja sama yang bisa menyelamatkan perusahaannya. Namun, bayangan tentang cara Prabu
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

112. AKU TIDAK SEPERTIMU!

Pram merasa tubuhnya menegang seketika, darahnya makin mendidih. Teraplikasikan lewat wajahnya yang merah padam. Kedua tangannya mengepal kuat. Bagaimana bisa mereka dengan tidak tahu malu datang ke tempat umum dengan sesantai itu?“Ada apa, Pak Pram?” tanya Prabu heran, memperhatikan perubahan ekspresi di wajah Pram.“Tidak, tidak ada apa-apa,” jawab Pram cepat, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. Namun, matanya tidak bisa lepas dari pemandangan itu. Imel tampak tersenyum santai dan bergelendot dengan manja, sementara Arya berjalan dengan sikap angkuh.Didorong rasa heran, Prabu mengikuti arah pandangan Pram. Keningnya berkerut. “Bukankah itu Pak Arya Adiguna?”Pram tidak menjawab. Ia hanya memalingkan wajah, berusaha kembali fokus pada percakapan mereka. Namun, pikirannya terus berputar. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan kenapa mereka berani menunjukkan diri di tempat umum seperti ini, seolah-olah tidak peduli dengan apa yang telah mereka lakukan?“Pak Pram, apakah Anda baik-baik
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

113. PRIA MENYEDIHKAN

“Pram!” Arya membentak dengan wajahnya bak terbakar.“Kenapa, Pak Arya? Bukankah itu benar? Kau pria pemuja nafsu, dan wanita ini ….” Telunjuk Pram mengarah lurus di wajah Imel. “Wanita yang aku yakin bukan hanya dipakai satu laki-laki saja.”“Cukup, Pram!” Arya semakin murka, tetapi tangannya gegas digamit Imel. Wanita yang tampak tidak terpengaruh sama sekali oleh ucapan Pram itu maju selangkah. Mengangkat dagunya penuh percaya diri.“Jangan pikir aku tidak tahu, Mas Pram. Kamu hanya marah karena aku memilih ayahmu daripada kamu! Kau cemburu, kan?”Pram tertegun sesaat. Sebuah tawa pendek dan penuh ejekan meluncur dari bibirnya. “Cemburu?” katanya, suaranya terdengar getir. “Imel, bahkan dalam mimpi terburukku sekalipun, aku tidak pernah tertarik padamu. Tidak pernah. Jadi buang jauh-jauh khayalan bodoh itu dari pikiranmu.”Imel tersenyum dingin, lalu mendekatkan wajahnya ke arah Pram. “Oh, benar begitu? Lalu kenapa kamu terus saja mencari-cari alasan untuk menyerang kami? Seolah ka
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

114. PRIA MENYEDIHKAN

“Bos yakin?” tanya Regan dari jok depan di samping sopir. Kepalanya memutar ke belakang ke arah Pram berada.“Ya,” Pram menjawab singkat tanpa menoleh. Tatapannya lurus ke jalanan di depan mereka. “Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang mereka. Dan rumah orang tuaku pasti menyimpan banyak rahasia.”Regan mengangguk mengerti sebelum meminta Pak Min memutar arah menuju rumah orang tua Pram.Pram sendiri sudah bertekad mulai saat ini tidak akan kalah oleh mereka. Apa pun yang mereka lakukan atau katakan, tidak akan menghancurkannya. Karena ia tahu tujuan mereka memang menghancurkannya. Dan semakin ia hancur, semakin mereka tertawa senang.Fokus pada tujuan, itu yang harus dilakukannya saat ini. Olokan dari mereka tak akan membuatnya jatuh. Dan ia terlalu bodoh jika membiarkan mereka menang setelah apa yang mereka lakukan pada keluarganya. Pram tidak rela Arya menikmati harta ibunya setelah pengkhianatan menyakitkan itu. Terlebih wanita itu ikut juga menikmati.Mobil berbelok menuju
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

115. KAMU TIDAK SEPERTI ITU

Puspita menggeleng. Hatinya sakit mendengar pertanyaan Pram. Benar, suaminya sangat rapuh. Tapi ia tidak akan membiarkan itu. Ia juga sama sekali tidak berniat memandang rendah.Puspita semakin merapatkan diri, lalu melingkarkan tangan di tubuh Pram. Kepalanya direbahkan di punggung sang suami.“Jangan menanyakan hal seperti itu, aku sakit mendengarnya,” ujarnya serak.“Tapi seseorang mengataiku seperti itu. Aku payah, aku menyedihkan, hanya bisa berlindung di bawah ketiak orang tua. Lebih parahnya, ia juga menyebutku kini hanya bisa mengemis belas kasih orang lain. Sayangnya itu memang benar, bukan?”Puspita menggeleng, masih dengan kepala yang rebah di punggung Pram. Ia memeluk suaminya itu dari samping.“Semua itu tidak benar, Mas. Mas Pramudya, suamiku, bukan laki-laki seperti itu.” Suara Puspita tertahan di kerongkongan hingga sangat pelan.“Mas Pram-ku pria hebat. Buktinya, punya perusahaan sendiri di usia yang relatif masih muda. Usia Mas baru menuju tiga puluh lima, tapi sudah
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

116. MANA LEBIH TIDAK PANTAS?

Pramudya melangkah pasti menyusuri setiap lekuk bangunan tinggi menjulang itu. Langkah-langkah tegas dan yakin ia bawa menuju ke lantai atas gedung Adiguna Group, tempat ruang kerja Arya. Bagaimanapun ia harus bicara dengan Arya. Tidak ada pilihan lain selain menghadapi ini semua. Masalah ini tak akan selesai jika dibiarkan menggantung.Bicara berdua dengan Arya, itu yang harus dilakukannya. Karenanya ia memutuskan datang ke sini.Baginya, Arya sudah sangat keterlaluan. Melarangnya masuk rumah dan mengganti semua kunci. Apa tujuannya? Belum lagi urusan Sakti yang seolah lepas tangan. Begitukah sikap seorang ayah?Seorang wanita muda cantik memakai rok sangat pendek langsung berdiri di balik mejanya yang berada tepat di depan ruangan Arya.“Selamat siang, Pak Pramudya,” sapanya ramah dengan senyum menawan. “Ada yang bisa dibantu, Pak?” tanyanya lagi. Tentu saja ia tahu jika yang datang itu anak pemilik perusahaan.“Pak Arya ada?” tanya Pram dingin. Matanya menatap pintu ruang kerja Ary
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

117. SEMUA TIDAK WARAS

Pram berdiri dari duduknya, kekagetan tak dapat ia sembunyikan. Matanya yang terbuka lebar menatap tak percaya Hartono. Bagaimana bisa sekarang Hartono bicara seperti itu? Bukankah kemarin sangat murka saat ia beri tahu?Pikiran Pram kacau, kemarahannya memuncak, dan dadanya bergemuruh seperti ada badai yang tak kunjung reda. Kenyataannya ini, membuat kepalanya berdenyut nyeri.Bagaimana bisa Hartono, yang seharusnya menjadi figur bijaksana dan yang paling waras di sini, malah menyetujui hubungan terlarang seperti itu?Apa sebenarnya yang terjadi di belakang dirinya? Kenapa semua orang menjadi sangat aneh dan tidak waras?Apa ini mimpi?Pertama, ibunya yang tiba-tiba meninggal, lalu malam kelam Sakti yang membuatnya depresi. Berlanjut dengan ia memergoki hubungan terlarang ayahnya dan Imel. Dan kini, orang yang ia harapkan dapat menengahi masalah ini, malah berdiri di pihak Arya dengan menyatakan merestui hubungan laknat itu.Apa maksudnya semua ini? Rasanya kepala Pram ingin meledak.
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

118. FAKTA BARU

Udara dingin malam yang sebenarnya tidak bersahabat menerpa wajah itu. Pram berjalan tanpa tujuan, mencoba menenangkan pikirannya yang kalut. Ia meminta Pak Min menepikan mobilnya di dekat sebuah jembatan, lalu berjalan menuju tepi pembatasnya.Setiap langkahnya terasa berat. Semua yang terjadi hari ini seperti mimpi buruk yang tak berujung. Ia berdiri menatap ke bawah, di mana hanya kegelapan yang tertangkap indera penglihatannya.Begitu banyak masalah yang membebani pundaknya akhir-akhir ini. Entah ini hanya kebetulan semata atau memang seseorang sudah mengaturnya di saat ini. Sejak ia menikah dengan Puspita, tak henti masalah datang. Sampai ia merasa bersalah karena belum sempat mengajak istrinya untuk berbulan madu, malah sudah harus melibatkannya dalam banyak kesusahan.Seharusnya di saat seperti ini, ketika pernikahannya masih hitungan hari, mereka menikmati manisnya madu pernikahan.Pram menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Berharap dengan begitu, beban di hati
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

119. WASIAT

“Apa yang Ibu bicarakan, Pak?” tanya Pram dengan nada tidak sabar.Chandra menatap lurus ke arah Pram untuk beberapa saat, seolah sedang menguji kesabarannya."Bu Hasna telah membuat pengalihan aset. Semua properti dan kekayaan lainnya sekarang tercatat atas nama kamu dan Sakti," jelas Pak Chandra dengan nada tenang namun tegas.Pram tertegun sebelum akhirnya memejamkan mata. Jadi, ibunya sudah se-prepare ini sebelum meninggal? Bukankah ini membuktikan bahwa sang ibu memang mengetahui perselingkuhan suaminya dengan Imel? Pram menarik kesimpulan bahwa ibunya langsung bertindak cepat karena tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."Jadi, semua aset sudah diatur sebelumnya?" tanya Pram dengan tatapan kosong. Ia merasa terharu sekaligus sakit, mengetahui bahwa sang ibu sebenarnya sudah berubah menjelang kepergiannya. Hanya saja Tuhan tidak memberikan waktu lebih untuknya. Di sini, Pram yakin bahwa sang ibu sangat menyayangi dirinya dan Sakti.Ah, andai saja masih ada waktu untuknya dan Sak
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

120. PESTA

“Bos, jangan lupa nanti malam ada undangan pesta di rumah Pak Prabu.” Regan yang baru masuk ke ruangan Pram langsung mengingatkan.Pram, yang sedang menekuri layar komputer di hadapannya, menarik napas panjang. Sebenarnya, ia malas sekali untuk datang ke sana. Hanya saja, Regan selalu mengingatkan bahwa Pram dan Prabu baru saja menjalin kerja sama. Rasanya tidak etis jika Pram absen dari undangan Prabu.“Apa aku tidak boleh punya alasan untuk tidak datang, Re?”“Ingat, Bos. Pak Prabu saat ini pastinya sedang menilaimu dalam segala hal—tidak hanya kinerja, tapi juga kepribadian dan hubungan eosional secara pribadi. Jika undangan istimewa yang ia berikan sebagai rekan kerja baru saja, Bos abaikan, bagaimana hubungan kalian bisa berjalan baik?”Lagi, Pram mengembuskan napas panjang. Ya, ia tahu Prabu bahkan mengundangnya langsung secara pribadi. Prabu terlihat sangat berharap ia datang, walaupun itu acara keluarganya yang sama sekali tidak ada hubungan dengan kerja sama mereka.“Sebenarn
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
28
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status