Share

114. PRIA MENYEDIHKAN

Author: Rosemala
last update Huling Na-update: 2025-01-13 18:15:26

“Bos yakin?” tanya Regan dari jok depan di samping sopir. Kepalanya memutar ke belakang ke arah Pram berada.

“Ya,” Pram menjawab singkat tanpa menoleh. Tatapannya lurus ke jalanan di depan mereka. “Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang mereka. Dan rumah orang tuaku pasti menyimpan banyak rahasia.”

Regan mengangguk mengerti sebelum meminta Pak Min memutar arah menuju rumah orang tua Pram.

Pram sendiri sudah bertekad mulai saat ini tidak akan kalah oleh mereka. Apa pun yang mereka lakukan atau katakan, tidak akan menghancurkannya. Karena ia tahu tujuan mereka memang menghancurkannya. Dan semakin ia hancur, semakin mereka tertawa senang.

Fokus pada tujuan, itu yang harus dilakukannya saat ini. Olokan dari mereka tak akan membuatnya jatuh. Dan ia terlalu bodoh jika membiarkan mereka menang setelah apa yang mereka lakukan pada keluarganya. Pram tidak rela Arya menikmati harta ibunya setelah pengkhianatan menyakitkan itu. Terlebih wanita itu ikut juga menikmati.

Mobil berbelok menuju
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Iis istiana
habis lahhhh
goodnovel comment avatar
Saulina Simbolon
tenangkan hatimu pram dgn tenang akan berpikir jernih dan ide akan muncul. semangat pram..
goodnovel comment avatar
Fahriani Bidaria
knp si mbok nggak dicari Pram..dia pasti tau bnget situasi sblm Bu Hasna meninggal..Arya nih pastinya doyan sugar dady
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   115. KAMU TIDAK SEPERTI ITU

    Puspita menggeleng. Hatinya sakit mendengar pertanyaan Pram. Benar, suaminya sangat rapuh. Tapi ia tidak akan membiarkan itu. Ia juga sama sekali tidak berniat memandang rendah.Puspita semakin merapatkan diri, lalu melingkarkan tangan di tubuh Pram. Kepalanya direbahkan di punggung sang suami.“Jangan menanyakan hal seperti itu, aku sakit mendengarnya,” ujarnya serak.“Tapi seseorang mengataiku seperti itu. Aku payah, aku menyedihkan, hanya bisa berlindung di bawah ketiak orang tua. Lebih parahnya, ia juga menyebutku kini hanya bisa mengemis belas kasih orang lain. Sayangnya itu memang benar, bukan?”Puspita menggeleng, masih dengan kepala yang rebah di punggung Pram. Ia memeluk suaminya itu dari samping.“Semua itu tidak benar, Mas. Mas Pramudya, suamiku, bukan laki-laki seperti itu.” Suara Puspita tertahan di kerongkongan hingga sangat pelan.“Mas Pram-ku pria hebat. Buktinya, punya perusahaan sendiri di usia yang relatif masih muda. Usia Mas baru menuju tiga puluh lima, tapi sudah

    Huling Na-update : 2025-01-14
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   116. MANA LEBIH TIDAK PANTAS?

    Pramudya melangkah pasti menyusuri setiap lekuk bangunan tinggi menjulang itu. Langkah-langkah tegas dan yakin ia bawa menuju ke lantai atas gedung Adiguna Group, tempat ruang kerja Arya. Bagaimanapun ia harus bicara dengan Arya. Tidak ada pilihan lain selain menghadapi ini semua. Masalah ini tak akan selesai jika dibiarkan menggantung.Bicara berdua dengan Arya, itu yang harus dilakukannya. Karenanya ia memutuskan datang ke sini.Baginya, Arya sudah sangat keterlaluan. Melarangnya masuk rumah dan mengganti semua kunci. Apa tujuannya? Belum lagi urusan Sakti yang seolah lepas tangan. Begitukah sikap seorang ayah?Seorang wanita muda cantik memakai rok sangat pendek langsung berdiri di balik mejanya yang berada tepat di depan ruangan Arya.“Selamat siang, Pak Pramudya,” sapanya ramah dengan senyum menawan. “Ada yang bisa dibantu, Pak?” tanyanya lagi. Tentu saja ia tahu jika yang datang itu anak pemilik perusahaan.“Pak Arya ada?” tanya Pram dingin. Matanya menatap pintu ruang kerja Ary

    Huling Na-update : 2025-01-15
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   117. SEMUA TIDAK WARAS

    Pram berdiri dari duduknya, kekagetan tak dapat ia sembunyikan. Matanya yang terbuka lebar menatap tak percaya Hartono. Bagaimana bisa sekarang Hartono bicara seperti itu? Bukankah kemarin sangat murka saat ia beri tahu?Pikiran Pram kacau, kemarahannya memuncak, dan dadanya bergemuruh seperti ada badai yang tak kunjung reda. Kenyataannya ini, membuat kepalanya berdenyut nyeri.Bagaimana bisa Hartono, yang seharusnya menjadi figur bijaksana dan yang paling waras di sini, malah menyetujui hubungan terlarang seperti itu?Apa sebenarnya yang terjadi di belakang dirinya? Kenapa semua orang menjadi sangat aneh dan tidak waras?Apa ini mimpi?Pertama, ibunya yang tiba-tiba meninggal, lalu malam kelam Sakti yang membuatnya depresi. Berlanjut dengan ia memergoki hubungan terlarang ayahnya dan Imel. Dan kini, orang yang ia harapkan dapat menengahi masalah ini, malah berdiri di pihak Arya dengan menyatakan merestui hubungan laknat itu.Apa maksudnya semua ini? Rasanya kepala Pram ingin meledak.

    Huling Na-update : 2025-01-16
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   118. FAKTA BARU

    Udara dingin malam yang sebenarnya tidak bersahabat menerpa wajah itu. Pram berjalan tanpa tujuan, mencoba menenangkan pikirannya yang kalut. Ia meminta Pak Min menepikan mobilnya di dekat sebuah jembatan, lalu berjalan menuju tepi pembatasnya.Setiap langkahnya terasa berat. Semua yang terjadi hari ini seperti mimpi buruk yang tak berujung. Ia berdiri menatap ke bawah, di mana hanya kegelapan yang tertangkap indera penglihatannya.Begitu banyak masalah yang membebani pundaknya akhir-akhir ini. Entah ini hanya kebetulan semata atau memang seseorang sudah mengaturnya di saat ini. Sejak ia menikah dengan Puspita, tak henti masalah datang. Sampai ia merasa bersalah karena belum sempat mengajak istrinya untuk berbulan madu, malah sudah harus melibatkannya dalam banyak kesusahan.Seharusnya di saat seperti ini, ketika pernikahannya masih hitungan hari, mereka menikmati manisnya madu pernikahan.Pram menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Berharap dengan begitu, beban di hati

    Huling Na-update : 2025-01-17
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   119. WASIAT

    “Apa yang Ibu bicarakan, Pak?” tanya Pram dengan nada tidak sabar.Chandra menatap lurus ke arah Pram untuk beberapa saat, seolah sedang menguji kesabarannya."Bu Hasna telah membuat pengalihan aset. Semua properti dan kekayaan lainnya sekarang tercatat atas nama kamu dan Sakti," jelas Pak Chandra dengan nada tenang namun tegas.Pram tertegun sebelum akhirnya memejamkan mata. Jadi, ibunya sudah se-prepare ini sebelum meninggal? Bukankah ini membuktikan bahwa sang ibu memang mengetahui perselingkuhan suaminya dengan Imel? Pram menarik kesimpulan bahwa ibunya langsung bertindak cepat karena tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."Jadi, semua aset sudah diatur sebelumnya?" tanya Pram dengan tatapan kosong. Ia merasa terharu sekaligus sakit, mengetahui bahwa sang ibu sebenarnya sudah berubah menjelang kepergiannya. Hanya saja Tuhan tidak memberikan waktu lebih untuknya. Di sini, Pram yakin bahwa sang ibu sangat menyayangi dirinya dan Sakti.Ah, andai saja masih ada waktu untuknya dan Sak

    Huling Na-update : 2025-01-17
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   120. PESTA

    “Bos, jangan lupa nanti malam ada undangan pesta di rumah Pak Prabu.” Regan yang baru masuk ke ruangan Pram langsung mengingatkan.Pram, yang sedang menekuri layar komputer di hadapannya, menarik napas panjang. Sebenarnya, ia malas sekali untuk datang ke sana. Hanya saja, Regan selalu mengingatkan bahwa Pram dan Prabu baru saja menjalin kerja sama. Rasanya tidak etis jika Pram absen dari undangan Prabu.“Apa aku tidak boleh punya alasan untuk tidak datang, Re?”“Ingat, Bos. Pak Prabu saat ini pastinya sedang menilaimu dalam segala hal—tidak hanya kinerja, tapi juga kepribadian dan hubungan eosional secara pribadi. Jika undangan istimewa yang ia berikan sebagai rekan kerja baru saja, Bos abaikan, bagaimana hubungan kalian bisa berjalan baik?”Lagi, Pram mengembuskan napas panjang. Ya, ia tahu Prabu bahkan mengundangnya langsung secara pribadi. Prabu terlihat sangat berharap ia datang, walaupun itu acara keluarganya yang sama sekali tidak ada hubungan dengan kerja sama mereka.“Sebenarn

    Huling Na-update : 2025-01-18
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   121. PESTA PENYAMBUTAN

    “Selamat malam, Nyonya Pramudya, Anda cantik sekali malam ini,” sapa Prabu dengan ramah, senyum manis menghiasi wajah semringahnya.Puspita melirik Pram sebelum menjawab pelan, “Terima kasih, Pak.”Puspita merasa canggung, sama seperti sebelumnya saat pertemuan pertama. Prabu memang tidak segan untuk menatapnya, apalagi kini sampai melontarkan pujian.“Silakan nikmati pestanya, ya. Jangan sungkan. Kalau butuh bantuan, bisa hubungi panitia yang tersebar di ruangan ini dengan seragam khas mereka,” ujar Prabu lagi, dengan senyum tidak lepas dari wajahnya. Sangat memesona, bahkan di mata Pram.“Terima kasih, Pak Prabu.” Pram menjawab datar sebelum Prabu meninggalkan mereka untuk menyambut tamu lainnya.Prabu yang hanya didampingi asistennya membuat Pram terus bertanya-tanya, di mana istrinya? Apa Prabu belum berkeluarga? Kalau benar, kenapa pria sehebat, setampan, dan semapan Prabu belum menikah? Bukankah hanya dengan menjentikkan jari saja ia bisa mendapatkan wanita seperti apa pun?Rasa

    Huling Na-update : 2025-01-19
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   122. SIAPA, YA?

    Pram tidak dapat menjawab karena ia pun sama terkejutnya. Tatapan mereka kini fokus pada sosok gadis muda yang baru saja bergabung dengan keluarga Bimantara yang lain di atas panggung. Gadis muda yang diyakini Pram dan Puspita sebagai Tika, tetapi dengan penampilan yang sangat berbeda.Gaun pesta mahal dan indah membalut tubuhnya, wajahnya berpoles makeup flawless yang membuatnya tampak elegan. Senyum tipis terus terukir di bibirnya. Gadis itu dengan anggun melangkah dan berdiri di samping Prabu.“Mari saya perkenalkan, ini adalah adik kami yang lama terpisah dari kami. Bersyukurnya sekarang ia sudah bisa berkumpul lagi dengan kami semua.”Prabu melanjutkan pidatonya, memuji keberanian dan ketabahan gadis yang ia sebut adik itu. Selama bertahun-tahun hidup terpisah dari keluarga besar, hidup sederhana di kampung kecil, hanya diasuh oleh orang tua angkat yang sederhana. Padahal sebagai salah satu pewaris keluarga Bimantara, ia seharusnya mendapatkan hidup yang lebih layak bersama kelua

    Huling Na-update : 2025-01-19

Pinakabagong kabanata

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   286

    “Kok, pergi?” Prabu bergumam heran, tubuhnya otomatis bangkit berdiri dari belakang meja.Tanpa menghiraukan panggilan sekretarisnya yang terdengar risih, Prabu segera melangkah cepat ke arah pintu.“Pak Prabu, ini belum selesai tanda tangannya—”Tapi Prabu tidak mendengarkan. Langkahnya mantap, menyusul sosok wanita yang baru saja keluar dengan wajah dingin dan sorot mata menusuk.“Andini!” panggilnya dari belakang.Namun wanita itu tak menoleh. Ia terus berjalan cepat melewati lorong kantor yang dipenuhi aktivitas siang hari. Tumit sneakers-nya berdetak keras melawan lantai marmer, berpacu dengan degup jantungnya yang tak kalah gaduh.“Andini! Tunggu!”Panggilan itu tak dihiraukan. Perasaan aneh mulai bercokol di dada Andini. Ia menyesal datang. Menyesal membawa sesuatu yang bahkan sekarang terasa konyol. Di tangannya tergenggam kotak makan berisi grilled salmon, makanan kesukaan Prabu. Ia tahu dari Oma tadi pagi.Andini sengaja memasak sendiri. Ia ingin memberi kejutan dengan tiba-

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   285.

    Andini menghela napas pelan sambil merapikan kerudung kemarin yang dipakainya lagi. Kemeja putih Prabu yang kebesaran kini sudah terganti dengan satu yang sedikit lebih pas—setidaknya tidak membuatnya terlihat seperti memakai daster laki-laki. Ia menemukan kemeja berwarna biru tua di dalam lemari, mungkin milik Prabu saat masih bujangan. Untuk bawahannya, ia beruntung menemukan celana jeans yang tampaknya sudah lama tidak dipakai.“Lumayan…” gumamnya pelan sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Meski masih kebesaran di beberapa bagian, setidaknya ia tidak terlihat seperti peserta lomba kostum paling nyeleneh pagi itu.Di belakangnya, Prabu bersandar di pintu sambil melipat tangan di dada. Kepalanya menggeleng pelan.Mereka keluar kamar setelah Andini merasa rapi, dan belum sempat mereka melangkah, mereka berpapasan dengan Puspita dan Pram yang juga sepertinya baru keluar kamar. Tangan keduanya yang saling mengait mesra menandakan bahwa mereka pasangan yang paling bahagia pagi ini.

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   284. TIDAK APA-APA

    Andini menahan napas, seluruh tubuhnya kaku seperti patung lilin. Jari-jarinya masih menempel di pipi Prabu, sementara matanya tak berkedip memandang lelaki itu yang kini membuka mata.Waktu seperti berhenti. Detik terasa seperti menit.Prabu menatapnya dalam diam. Tak ada ekspresi. Tak ada teguran. Tapi juga… tak ada senyum.Andini panik. Apa Prabu marah karena ia sudah lancang? Ah, ia sudah siap jika saja pria itu akan memarahinya.Namun tepat ketika ia hendak membuka mulut untuk meminta maaf atau sekadar mencari alasan, mata Prabu perlahan terpejam lagi. Tubuhnya bergeser sedikit, dan suara napasnya kembali terdengar pelan.“…Din…” gumamnya lirih, nyaris seperti bisikan dari alam mimpi.Andini menegakkan tubuhnya perlahan. “Mas?” tanyanya pelan, ragu.Tak ada jawaban. Hanya dengkuran lembut sebagai balasan.Andini mematung beberapa detik sebelum menjatuhkan diri ke kasur, punggungnya menghantam ranjang dengan lemas.“Ya Allah…” desahnya lega. “Dia cuma mengigau. Ya ampun, aku kira

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   283. BALADA BAJU DINAS

    Prabu mengangkat alis, meluaskan matanya. “Hmm… ya, ini Oma yang menyiapkan. Kamu bisa pilih salah satunya untuk malam ini,” ujarnya tanpa menoleh. Matanya masih menyapu seluruh koleksi baju di dalam lemari sambil menahan senyum.Andini mendesah frustrasi. Tangannya bersedekap di depan dada. “Aku tidak ganti baju saja,” ujarnya akhirnya, lalu berjalan pelan dan duduk di tepi ranjang. Ada rasa kesal, malu, dan bingung bercampur jadi satu di dalam hatinya. Situasi ini sungguh di luar dugaan.Prabu menutup pintu lemari perlahan, lalu berjalan mendekat ke arah Andini. Tatapannya lembut, tetapi suaranya mengandung ketegasan yang halus. “Ganti saja, tidak apa-apa. Itu sudah Oma siapkan buat kamu.”Andini mendongak, menatapnya sejenak lalu membuang pandangan lagi. “Aku tidak mungkin memakai pakaian seperti itu, Mas.”“Kenapa?” tanya Prabu, mengangkat satu tangannya, seolah benar-benar tidak mengerti.Wajah Andini memerah. Bibirnya mengatup rapat, mencoba menahan jawaban yang sebetulnya sudah

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   282. ADA KECOA?

    “Prilly sudah tidur?” tanya Andini dengan berbisik saat melihat Puspita bangkit dari ranjang Prilly. Mereka kini berada di dalam kamar di mana Chiara dan Prilly berbagi kamar. Ada dua tempat tidur kecil yang berdampingan di sana. Sengaja disediakan seperti itu agar saat kedua anak itu menginap mereka bisa menghabiskan waktu berdua.Puspita mengangguk. “Sudah, Mbak. Chiara bagaimana?” tanya Puspita balik, juga dengan berbisik.“Sudah,” Andini menjawab pelan sebelum bangkit dan merapikan selimut Chiara.Keduanya lalu keluar dari kamar itu setelah memastikan anak-anak lelap. Mereka baru saja membacakan dongeng pengantar tidur.“Chiara biasa dibacakan buku, ya?” tanya Andini setelah menutup pintu kamar dengan sangat hati-hati agar anak-anak tidak terganggu dengan suaranya.“Iya, Mbak. Sejak lahir kan, Prilly memang sama aku, jadi setiap mau tidur aku biasakan baca dongeng biar gampang tidurnya. Waktu dia baru lahir aku malah tidur sekamar sama dia, biar gampang kalau dia nangis.”“Ibunya?

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   281. BERARTI

    Suara lembut gesekan sendok dan garpu berpadu harmonis dengan dentingan piano klasik yang dimainkan langsung oleh seorang pianis profesional di sudut ruangan. Lampu gantung kristal berkilau di atas meja makan panjang berlapis taplak renda putih gading, menambah kesan megah di ruang makan utama kediaman keluarga Bimantara.Andini nyaris tak bisa memercayai semua ini. Ia berada di antara keluarga suaminya yang merupakan salah satu konglomerat negeri ini. Opa Rangga—pemilik kerajaan bisnis Bimantara Group—menyambutnya dengan pelukan dan senyum tulus sejak mereka tiba tadi sore. Bahkan Chiara dipeluk hangat oleh Oma, sebelum seorang pelayan membawanya menuju ruang bermain yang diisi segala jenis mainan edukatif impor.Benar-benar penyambutan sempurna untuk seseorang yang menjadi bagian keluarga itu pun tidak sengaja dan tanpa rencana. Sesuatu yang tidak pernah dirasakan oleh kakaknya dulu, kini justru didapatkan secara utuh olehnya. Rasa haru dan syukur membuncah di dada Andini, namun tet

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   280. BAJU DINAS

    Mungkin Prabu memang beruntung pernah memperistri Irena, tapi dirinya … ah, rasanya itu tidak mungkin. Tak ada yang bisa dibanggakan dari dirinya. Bahkan menyiapkan sarapan pagi saja masih kerepotan.Andini tersenyum kaku sebelum akhirnya membuka suara lagi. “Kamu udah lama nikah, ya?”Puspita yang saat itu sedang menekuri ponselnya karena baru saja ada pesan masuk, menoleh sekilas. “Belum sampai dua tahun, Mbak,” jawabnya, tangan masih sibuk membalas pesan.“Jadi, kamu nikah umur dua puluh?”“Iya.”“Wah, hebat. Kamu nikah usia muda, tapi langsung bisa ngurus rumah tangga. Ngurus suami, ngurus anak sambung.”Puspita melirik lagi sedikit, lalu kembali pada ponselnya. Bibirnya menahan senyum. “Aku kan, dulu pembantu sebelum nikah sama Mas Pram, Mbak. Jadi, hal seperti itu sudah biasa kulakukan.”“Apa? Pembantu?” suara Andini terdengar sedikit lebih keras dari sebelumnya.“Hmmm…” Puspita mengangguk dan tersenyum lembut. “Aku pembantu di rumah Mas Pram. Bu Soraya, istri pertama Mas Pram y

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   279. IPAR

    Andini melangkah perlahan menyusuri lorong rumah sakit, aroma disinfektan menyambut tiap hembusan napasnya. Dari balik kaca besar ruang NICU, matanya tertuju pada satu inkubator kecil yang menampung makhluk mungil bernama Raja. Ia berdiri dalam diam, menatap dengan tatapan sendu dan penuh rindu. Setiap hari, ada rasa khawatir sekaligus harapan yang bertarung dalam dadanya.Entah sampai kapan Raja akan di sana, karena sampai saat ini pihak rumah sakit belum melaporkan perkembangan signifikan. Menurut mereka, butuh waktu berbulan-bulan hingga ia tumbuh normal seperti bayi yang lahir cukup bulan.Namun, ia dan Prabu akan menunggu waktu itu tiba. Waktu di mana Raja bisa mereka peluk dan bawa pulang. Untuk saat ini, Raja mungkin masih betah di sini karena merasakan ibunya setiap saat. Secara, ini rumah sakit tempat sang ibu bekerja.“Masih tidur, ya?” suara lembut menyapa dari sampingnya.Andini menoleh. Puspita berdiri di sana tanpa ia sadari kedatangannya. Adik iparnya itu tampak begitu

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   278. HATI YANG MENGHANGAT

    Prabu dan Chiara bersiap-siap berangkat. Andini membantu membetulkan dasi kecil di leher Chiara yang kini berseragam rapi. Prabu berdiri di dekat pintu, menggenggam tas kerja dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya menggandeng jemari mungil Chiara.“Hati-hati di jalan, ya,” ucap Andini sambil tersenyum lembut, berdiri di ambang pintu. Ia melambaikan tangan kecilnya—kebiasaan yang mulai terasa hangat setiap pagi.Prabu tersenyum, dan Chiara balas melambaikan tangan. “Kami berangkat dulu, Onti, eh maaf … Mama ….” Chiara menutup mulut dengan lima jari mungilnya.Andini berkedip lembut seraya mengulum senyum. Semua hanya butuh waktu saja sampai mereka terbiasa, karena sejatinya ia pun sedang beradaptasi. Anak sekecil Chiara sudah bagus bisa cepat tanggap.Prabu dan Chiara akhirnya berjalan menyusuri lorong apartemen. Suara ketukan sepatu mereka yang bergema bagai simfoni yang mengalun lembut, membelai dada Andini.Wanita itu masih berdiri di sana, memandangi punggung keduanya yang p

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status