Share

119. WASIAT

Author: Rosemala
last update Huling Na-update: 2025-01-17 23:55:37

“Apa yang Ibu bicarakan, Pak?” tanya Pram dengan nada tidak sabar.

Chandra menatap lurus ke arah Pram untuk beberapa saat, seolah sedang menguji kesabarannya.

"Bu Hasna telah membuat pengalihan aset. Semua properti dan kekayaan lainnya sekarang tercatat atas nama kamu dan Sakti," jelas Pak Chandra dengan nada tenang namun tegas.

Pram tertegun sebelum akhirnya memejamkan mata. Jadi, ibunya sudah se-prepare ini sebelum meninggal? Bukankah ini membuktikan bahwa sang ibu memang mengetahui perselingkuhan suaminya dengan Imel? Pram menarik kesimpulan bahwa ibunya langsung bertindak cepat karena tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Jadi, semua aset sudah diatur sebelumnya?" tanya Pram dengan tatapan kosong. Ia merasa terharu sekaligus sakit, mengetahui bahwa sang ibu sebenarnya sudah berubah menjelang kepergiannya. Hanya saja Tuhan tidak memberikan waktu lebih untuknya. Di sini, Pram yakin bahwa sang ibu sangat menyayangi dirinya dan Sakti.

Ah, andai saja masih ada waktu untuknya dan Sak
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
Abi Sarah
lnjt lg mbk
goodnovel comment avatar
Maysaroh Anisah
ternyata si Puspita agresif ya kalo mau bercinta .. hihi
goodnovel comment avatar
Nathalie Simatupang
hamil ya pus ...
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   120. PESTA

    “Bos, jangan lupa nanti malam ada undangan pesta di rumah Pak Prabu.” Regan yang baru masuk ke ruangan Pram langsung mengingatkan.Pram, yang sedang menekuri layar komputer di hadapannya, menarik napas panjang. Sebenarnya, ia malas sekali untuk datang ke sana. Hanya saja, Regan selalu mengingatkan bahwa Pram dan Prabu baru saja menjalin kerja sama. Rasanya tidak etis jika Pram absen dari undangan Prabu.“Apa aku tidak boleh punya alasan untuk tidak datang, Re?”“Ingat, Bos. Pak Prabu saat ini pastinya sedang menilaimu dalam segala hal—tidak hanya kinerja, tapi juga kepribadian dan hubungan eosional secara pribadi. Jika undangan istimewa yang ia berikan sebagai rekan kerja baru saja, Bos abaikan, bagaimana hubungan kalian bisa berjalan baik?”Lagi, Pram mengembuskan napas panjang. Ya, ia tahu Prabu bahkan mengundangnya langsung secara pribadi. Prabu terlihat sangat berharap ia datang, walaupun itu acara keluarganya yang sama sekali tidak ada hubungan dengan kerja sama mereka.“Sebenarn

    Huling Na-update : 2025-01-18
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   121. PESTA PENYAMBUTAN

    “Selamat malam, Nyonya Pramudya, Anda cantik sekali malam ini,” sapa Prabu dengan ramah, senyum manis menghiasi wajah semringahnya.Puspita melirik Pram sebelum menjawab pelan, “Terima kasih, Pak.”Puspita merasa canggung, sama seperti sebelumnya saat pertemuan pertama. Prabu memang tidak segan untuk menatapnya, apalagi kini sampai melontarkan pujian.“Silakan nikmati pestanya, ya. Jangan sungkan. Kalau butuh bantuan, bisa hubungi panitia yang tersebar di ruangan ini dengan seragam khas mereka,” ujar Prabu lagi, dengan senyum tidak lepas dari wajahnya. Sangat memesona, bahkan di mata Pram.“Terima kasih, Pak Prabu.” Pram menjawab datar sebelum Prabu meninggalkan mereka untuk menyambut tamu lainnya.Prabu yang hanya didampingi asistennya membuat Pram terus bertanya-tanya, di mana istrinya? Apa Prabu belum berkeluarga? Kalau benar, kenapa pria sehebat, setampan, dan semapan Prabu belum menikah? Bukankah hanya dengan menjentikkan jari saja ia bisa mendapatkan wanita seperti apa pun?Rasa

    Huling Na-update : 2025-01-19
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   122. SIAPA, YA?

    Pram tidak dapat menjawab karena ia pun sama terkejutnya. Tatapan mereka kini fokus pada sosok gadis muda yang baru saja bergabung dengan keluarga Bimantara yang lain di atas panggung. Gadis muda yang diyakini Pram dan Puspita sebagai Tika, tetapi dengan penampilan yang sangat berbeda.Gaun pesta mahal dan indah membalut tubuhnya, wajahnya berpoles makeup flawless yang membuatnya tampak elegan. Senyum tipis terus terukir di bibirnya. Gadis itu dengan anggun melangkah dan berdiri di samping Prabu.“Mari saya perkenalkan, ini adalah adik kami yang lama terpisah dari kami. Bersyukurnya sekarang ia sudah bisa berkumpul lagi dengan kami semua.”Prabu melanjutkan pidatonya, memuji keberanian dan ketabahan gadis yang ia sebut adik itu. Selama bertahun-tahun hidup terpisah dari keluarga besar, hidup sederhana di kampung kecil, hanya diasuh oleh orang tua angkat yang sederhana. Padahal sebagai salah satu pewaris keluarga Bimantara, ia seharusnya mendapatkan hidup yang lebih layak bersama kelua

    Huling Na-update : 2025-01-19
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   123. PANIK

    “Puspita!” Pram menghampiri dengan langkah lebar, panik melihat tangan istrinya berlumuran darah. Orang-orang di sekitarnya memberi ruang ketika Pram berlutut, memeriksa luka di telapak tangan Puspita. Wajahnya memucat, cemas bercampur ngeri.Prabu, yang baru saja turun dari panggung, juga segera menghampiri. “Ada apa ini?!” tanyanya, suaranya penuh otoritas tetapi menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Pram menoleh ke Prabu dengan tatapan panik. “Istriku terluka, tangannya terkena pecahan kaca,” jawabnya terbata-bata.Prabu langsung memberi instruksi. “Bawa istri Anda ke ruangan khusus, cepat. Saya punya tim medis yang siap menangani.”Pram mengangguk tanpa ragu. Dia membantu Puspita berdiri dengan hati-hati, tetapi Puspita meringis. Luka di tangannya mulai mengeluarkan darah lebih banyak, membuatnya lemas. Tanpa banyak bicara, Pram mengangkat tubuh Puspita dalam pelukannya dan berjalan mengikuti arahan Prabu.Di sepanjang perjalanan menuju ruangan khusus itu, Puspita mencoba berbic

    Huling Na-update : 2025-01-20
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   124. HARI YANG DITUNGGU

    Malam itu, Puspita tidak bisa memejamkan mata. Wajah Tika terus membayang dalam benaknya. Perasaan janggal yang mengganggu hatinya semakin menguat, membuatnya gelisah di tempat tidur. Ia yakin perempuan yang dilihatnya di pesta tadi adalah Tika, sepupunya yang dulu sangat dekat dengannya. Tapi penyangkalan dari perempuan itu benar-benar menusuk hati. Seolah ia sok akrab hanya karena Tika sekarang cucu keluarga kaya.Pram, yang juga belum tidur, sangat mengerti apa yang dirasakan istrinya. Ia beringsut mendekati Puspita yang berbaring menyamping, membelakanginya. Tangannya perlahan menyusup di antara pinggang dan tangan sang istri. Lalu memeluknya lembut. Mencium dan menghirup dalam-dalam tengkuknya yang menguarkan aroma mawar yang lembut. Berharap bisa menenangkan wanita yang tampak rapuh itu.“Kamu masih memikirkan dia, Sayang?” tanyanya lembut.Puspita mengangguk pelan. “Aku tidak mengerti, Mas. Itu jelas Tika. Tapi dia tidak mengenaliku. Apa aku terlihat seperti penjilat yang sok a

    Huling Na-update : 2025-01-21
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   125. SURAT WASIAT

    “Untuk apa dia di sini?” Pram bertanya dengan nada tegas, menatap ayahnya tajam, setelah beberapa saat ia hanya mematung dalam ketidakpercayaan.Arya mengangkat alis. “Imel adalah pendampingku sekarang. Tentu saja dia berhak tahu tentang semua ini.”“Ini urusan keluarga, bukan orang luar,” balas Pram dengan suara tinggi. Ia selalu tidak bisa mengontrol diri jika sudah berhadapan dengan ayahnya.“Hati-hati bicara, Nak!” Arya memperingatkan dengan nada tajam. “Aku masih ayahmu. Aku berhak menentukan apa pun atas keluarga ini.”Pram berdiri dari duduknya. Matanya memicing tajam.“Berhak apa?” Pram mengangkat tangannya. “Pak Arya bahkan tidak lagi peduli bagaimana kondisi anak. Sekarang aku tanya, apa Pak Arya pernah menanyakan kabar Sakti? Menanyakan perkembangan psikisnya? Tidak sama sekali!”“Itu karena kamu membawa Sakti pergi, Pram! Seharusnya kamu tidak membawanya pergi dari rumah!”“Lalu, aku harus membiarkan adikku sendiri di rumah yang kepala keluarganya saja tidak peduli padanya

    Huling Na-update : 2025-01-22
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   126. CUKUP!

    Ruangan itu mendadak hening mencekam setelah suara pukulan keras terdengar. Semua orang bahkan menahan napas. Pram memegang pipinya yang memerah, matanya tetap tajam menatap Arya.Sementara Arya menatap tangannya yang bergetar. Tangan yang baru saja meninggalkan jejak. Bukan hanya di kulit wajah Pram, tetapi juga di hati anak-anaknya.Semua orang membeku, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Semua berlangsung begitu cepat.Imel memegang lengan Arya, berusaha menenangkannya, namun pria itu malah menghempaskan tangan wanita itu dengan kasar.“Apa ini, Pak Arya?” tanya Pram akhirnya dengan suara berat dan bergetar. “Apa ini wujud kasih sayang seorang ayah?” sindirnya.Arya memejamkan matanya sebentar. Lehernya terlihat bergerak berat, tanda ia menelan ludah dengan susah payah.“Maaf, Pram. Tapi kamu keterlaluan,” ujar Arya kemudian dengan suara melemah. “Ayah tahu kamu mencintai ibumu, tapi aku juga ayahmu, bukan? Aku berhak mendapat penghormatan darimu.”Giliran Pram yang me

    Huling Na-update : 2025-01-23
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   127.

    “Cukup! Jika Anda tidak mampu mengontrol emosi, saya akan meminta Anda meninggalkan ruangan ini, Pak Arya!” Suara Chandra akhirnya menggelegar memenuhi ruangan saat Arya semakin brutal. Pria itu bahkan menyingkirkan tubuh ringkih Sakti karena menghalanginya.Arya menatap Chandra dengan tatapan yang nyaris meledak. “Kau pikir siapa dirimu, hah?! Berani menyuruhku keluar?!”“Sebagai pengacara yang ditunjuk oleh almarhumah Hasna Subrata, saya punya hak penuh untuk memastikan pelaksanaan wasiat ini berlangsung tanpa hambatan. Jadi, tolong, Pak Arya, kendalikan diri Anda, atau saya akan memanggil pihak keamanan.”Arya mendengus dengan wajah merah padam, tetapi ia menahan diri untuk tidak melangkah lebih jauh meski dadanya masih turun naik, pertanda emosinya masih meluap.“Sekali lagi, kalau Anda tidak kooperatif, saya akan panggil petugas, Pak Arya!” Ucapan Chandra lebih seperti ancaman. Pria paruh baya itu sengaja berdiri menghalangi tubuh Pram dan Sakti.Arya masih mengendalikan dirinya.

    Huling Na-update : 2025-01-24

Pinakabagong kabanata

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   285.

    Andini menghela napas pelan sambil merapikan kerudung kemarin yang dipakainya lagi. Kemeja putih Prabu yang kebesaran kini sudah terganti dengan satu yang sedikit lebih pas—setidaknya tidak membuatnya terlihat seperti memakai daster laki-laki. Ia menemukan kemeja berwarna biru tua di dalam lemari, mungkin milik Prabu saat masih bujangan. Untuk bawahannya, ia beruntung menemukan celana jeans yang tampaknya sudah lama tidak dipakai.“Lumayan…” gumamnya pelan sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Meski masih kebesaran di beberapa bagian, setidaknya ia tidak terlihat seperti peserta lomba kostum paling nyeleneh pagi itu.Di belakangnya, Prabu bersandar di pintu sambil melipat tangan di dada. Kepalanya menggeleng pelan.Mereka keluar kamar setelah Andini merasa rapi, dan belum sempat mereka melangkah, mereka berpapasan dengan Puspita dan Pram yang juga sepertinya baru keluar kamar. Tangan keduanya yang saling mengait mesra menandakan bahwa mereka pasangan yang paling bahagia pagi ini.

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   284. TIDAK APA-APA

    Andini menahan napas, seluruh tubuhnya kaku seperti patung lilin. Jari-jarinya masih menempel di pipi Prabu, sementara matanya tak berkedip memandang lelaki itu yang kini membuka mata.Waktu seperti berhenti. Detik terasa seperti menit.Prabu menatapnya dalam diam. Tak ada ekspresi. Tak ada teguran. Tapi juga… tak ada senyum.Andini panik. Apa Prabu marah karena ia sudah lancang? Ah, ia sudah siap jika saja pria itu akan memarahinya.Namun tepat ketika ia hendak membuka mulut untuk meminta maaf atau sekadar mencari alasan, mata Prabu perlahan terpejam lagi. Tubuhnya bergeser sedikit, dan suara napasnya kembali terdengar pelan.“…Din…” gumamnya lirih, nyaris seperti bisikan dari alam mimpi.Andini menegakkan tubuhnya perlahan. “Mas?” tanyanya pelan, ragu.Tak ada jawaban. Hanya dengkuran lembut sebagai balasan.Andini mematung beberapa detik sebelum menjatuhkan diri ke kasur, punggungnya menghantam ranjang dengan lemas.“Ya Allah…” desahnya lega. “Dia cuma mengigau. Ya ampun, aku kira

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   283. BALADA BAJU DINAS

    Prabu mengangkat alis, meluaskan matanya. “Hmm… ya, ini Oma yang menyiapkan. Kamu bisa pilih salah satunya untuk malam ini,” ujarnya tanpa menoleh. Matanya masih menyapu seluruh koleksi baju di dalam lemari sambil menahan senyum.Andini mendesah frustrasi. Tangannya bersedekap di depan dada. “Aku tidak ganti baju saja,” ujarnya akhirnya, lalu berjalan pelan dan duduk di tepi ranjang. Ada rasa kesal, malu, dan bingung bercampur jadi satu di dalam hatinya. Situasi ini sungguh di luar dugaan.Prabu menutup pintu lemari perlahan, lalu berjalan mendekat ke arah Andini. Tatapannya lembut, tetapi suaranya mengandung ketegasan yang halus. “Ganti saja, tidak apa-apa. Itu sudah Oma siapkan buat kamu.”Andini mendongak, menatapnya sejenak lalu membuang pandangan lagi. “Aku tidak mungkin memakai pakaian seperti itu, Mas.”“Kenapa?” tanya Prabu, mengangkat satu tangannya, seolah benar-benar tidak mengerti.Wajah Andini memerah. Bibirnya mengatup rapat, mencoba menahan jawaban yang sebetulnya sudah

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   282. ADA KECOA?

    “Prilly sudah tidur?” tanya Andini dengan berbisik saat melihat Puspita bangkit dari ranjang Prilly. Mereka kini berada di dalam kamar di mana Chiara dan Prilly berbagi kamar. Ada dua tempat tidur kecil yang berdampingan di sana. Sengaja disediakan seperti itu agar saat kedua anak itu menginap mereka bisa menghabiskan waktu berdua.Puspita mengangguk. “Sudah, Mbak. Chiara bagaimana?” tanya Puspita balik, juga dengan berbisik.“Sudah,” Andini menjawab pelan sebelum bangkit dan merapikan selimut Chiara.Keduanya lalu keluar dari kamar itu setelah memastikan anak-anak lelap. Mereka baru saja membacakan dongeng pengantar tidur.“Chiara biasa dibacakan buku, ya?” tanya Andini setelah menutup pintu kamar dengan sangat hati-hati agar anak-anak tidak terganggu dengan suaranya.“Iya, Mbak. Sejak lahir kan, Prilly memang sama aku, jadi setiap mau tidur aku biasakan baca dongeng biar gampang tidurnya. Waktu dia baru lahir aku malah tidur sekamar sama dia, biar gampang kalau dia nangis.”“Ibunya?

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   281. BERARTI

    Suara lembut gesekan sendok dan garpu berpadu harmonis dengan dentingan piano klasik yang dimainkan langsung oleh seorang pianis profesional di sudut ruangan. Lampu gantung kristal berkilau di atas meja makan panjang berlapis taplak renda putih gading, menambah kesan megah di ruang makan utama kediaman keluarga Bimantara.Andini nyaris tak bisa memercayai semua ini. Ia berada di antara keluarga suaminya yang merupakan salah satu konglomerat negeri ini. Opa Rangga—pemilik kerajaan bisnis Bimantara Group—menyambutnya dengan pelukan dan senyum tulus sejak mereka tiba tadi sore. Bahkan Chiara dipeluk hangat oleh Oma, sebelum seorang pelayan membawanya menuju ruang bermain yang diisi segala jenis mainan edukatif impor.Benar-benar penyambutan sempurna untuk seseorang yang menjadi bagian keluarga itu pun tidak sengaja dan tanpa rencana. Sesuatu yang tidak pernah dirasakan oleh kakaknya dulu, kini justru didapatkan secara utuh olehnya. Rasa haru dan syukur membuncah di dada Andini, namun tet

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   280. BAJU DINAS

    Mungkin Prabu memang beruntung pernah memperistri Irena, tapi dirinya … ah, rasanya itu tidak mungkin. Tak ada yang bisa dibanggakan dari dirinya. Bahkan menyiapkan sarapan pagi saja masih kerepotan.Andini tersenyum kaku sebelum akhirnya membuka suara lagi. “Kamu udah lama nikah, ya?”Puspita yang saat itu sedang menekuri ponselnya karena baru saja ada pesan masuk, menoleh sekilas. “Belum sampai dua tahun, Mbak,” jawabnya, tangan masih sibuk membalas pesan.“Jadi, kamu nikah umur dua puluh?”“Iya.”“Wah, hebat. Kamu nikah usia muda, tapi langsung bisa ngurus rumah tangga. Ngurus suami, ngurus anak sambung.”Puspita melirik lagi sedikit, lalu kembali pada ponselnya. Bibirnya menahan senyum. “Aku kan, dulu pembantu sebelum nikah sama Mas Pram, Mbak. Jadi, hal seperti itu sudah biasa kulakukan.”“Apa? Pembantu?” suara Andini terdengar sedikit lebih keras dari sebelumnya.“Hmmm…” Puspita mengangguk dan tersenyum lembut. “Aku pembantu di rumah Mas Pram. Bu Soraya, istri pertama Mas Pram y

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   279. IPAR

    Andini melangkah perlahan menyusuri lorong rumah sakit, aroma disinfektan menyambut tiap hembusan napasnya. Dari balik kaca besar ruang NICU, matanya tertuju pada satu inkubator kecil yang menampung makhluk mungil bernama Raja. Ia berdiri dalam diam, menatap dengan tatapan sendu dan penuh rindu. Setiap hari, ada rasa khawatir sekaligus harapan yang bertarung dalam dadanya.Entah sampai kapan Raja akan di sana, karena sampai saat ini pihak rumah sakit belum melaporkan perkembangan signifikan. Menurut mereka, butuh waktu berbulan-bulan hingga ia tumbuh normal seperti bayi yang lahir cukup bulan.Namun, ia dan Prabu akan menunggu waktu itu tiba. Waktu di mana Raja bisa mereka peluk dan bawa pulang. Untuk saat ini, Raja mungkin masih betah di sini karena merasakan ibunya setiap saat. Secara, ini rumah sakit tempat sang ibu bekerja.“Masih tidur, ya?” suara lembut menyapa dari sampingnya.Andini menoleh. Puspita berdiri di sana tanpa ia sadari kedatangannya. Adik iparnya itu tampak begitu

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   278. HATI YANG MENGHANGAT

    Prabu dan Chiara bersiap-siap berangkat. Andini membantu membetulkan dasi kecil di leher Chiara yang kini berseragam rapi. Prabu berdiri di dekat pintu, menggenggam tas kerja dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya menggandeng jemari mungil Chiara.“Hati-hati di jalan, ya,” ucap Andini sambil tersenyum lembut, berdiri di ambang pintu. Ia melambaikan tangan kecilnya—kebiasaan yang mulai terasa hangat setiap pagi.Prabu tersenyum, dan Chiara balas melambaikan tangan. “Kami berangkat dulu, Onti, eh maaf … Mama ….” Chiara menutup mulut dengan lima jari mungilnya.Andini berkedip lembut seraya mengulum senyum. Semua hanya butuh waktu saja sampai mereka terbiasa, karena sejatinya ia pun sedang beradaptasi. Anak sekecil Chiara sudah bagus bisa cepat tanggap.Prabu dan Chiara akhirnya berjalan menyusuri lorong apartemen. Suara ketukan sepatu mereka yang bergema bagai simfoni yang mengalun lembut, membelai dada Andini.Wanita itu masih berdiri di sana, memandangi punggung keduanya yang p

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   277. PERAN BARU

    “Din … kamu lihat dasiku yang navy ada titik kecil putih, tidak?” Suara Prabu terdengar dari kamar, sedikit meninggi karena jarak kamar tidur dan dapur lumayan jauh.Andini sedang berkutat di dapur. Tangannya sibuk mengaduk telur orak-arik sambil sesekali melirik roti yang mulai kecokelatan di toaster. Aroma kopi menguar dari cangkir di sebelahnya. Pagi ini seperti medan perang baginya. Mbak Sri—ART mereka—kebetulan sedang cuti.Kompor menyala, toaster bunyi klik, air galon tinggal sedikit, dan... kakinya hampir terpeleset karena butter yang tadi tumpah dari spatula.Sebagai ibu rumah tangga baru yang belum berpengalaman—karena tiba-tiba menjadi seorang istri dan ibu—tentu saja ini perjuangan tersendiri bagi Andini. Ia yang terbiasa hanya mengurus dirinya sendiri, kini harus membagi tenaga untuk mengurus dan menyiapkan keperluan orang lain.Keadaan jadi sangat riweuh karena Prabu yang sudah terbiasa segala dilayani, dan juga Chiara yang belum bisa mengurus dirinya sendiri—minta dilaya

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status