Home / Romansa / Milyader, Mari Bercerai / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Milyader, Mari Bercerai: Chapter 61 - Chapter 70

178 Chapters

Bab 61

Aku terkekeh. "Aku yakin, Nenek. Sekali menyebut nama Nenek, mereka akan langsung mundur."Nenek Doris tampak berusaha mengalihkan tatapannya dari Mark. Kemudian, dia bergumam, "Memang seharusnya begitu."Salah satu pelayan datang membawa tiga kotak anggur di nampan, yang lain meletakkan bangku kaca di depan kami masing-masing, lalu menyuguhkan jus jeruk kepada kami semua. Keheningan di ruangan itu meluas saat Nenek Doris menyesap anggurnya. Dia menurunkan gelasnya dan melirik kami masing-masing."Ayolah, jangan hanya melihatku minum." Dia menunjuk gelas kami. "Minumlah sampai puas." Dengan enggan, kami masing-masing mengambil gelas dan minum.Aku bisa tahu dari suasana tegang—yang hendak dicairkan oleh Nenek Doris—di ruangan itu, dia akan berbicara tentang perceraian. Bukan hanya membicarakannya, dia pasti akan mencoba menghentikanku menceraikan cucunya.Aku sangat menghormati Nenek Doris, tetapi aku tidak bisa begitu saja menyetujuinya. Aku tidak bisa menghentikan semua usahaku untuk
Read more

Bab 62

Nenek Doris dan aku keluar dari ruang tamu di bawah tatapan mata Rose dan Mark yang waspada. Aku bisa merasakan tatapan mata mereka yang tajam menusuk ke arah kami saat pintu tertutup di belakang kami.Kami melangkah keluar ke halaman yang tenang, berjalan melalui halaman, lalu ke taman. Taman itu membungkus kami dalam keheningannya yang tenteram. Sesekali gemerisik dedaunan yang lembut dan kepakan sayap burung yang lembut mengganggu keheningan yang tenang itu.Warna-warna cerah dari berbagai bunga memenuhi seluruh area, kelopaknya bergoyang anggun tertiup angin. Kupu-kupu yang juga berwarna-warni dengan berbagai bentuk dan ukuran beterbangan di taman, menambah nuansa lembut dan keindahan surgawi ke tempat itu.Aku mengagumi bunga-bunga dan kupu-kupu itu. Aku mendesah pelan, andai saja hidupku bisa semudah keindahan mereka.Nenek Doris menggenggam kedua tangannya di belakang punggungnya saat kami berjalan di sepanjang jalan setapak di antara taman itu. Pasti menyakitkan bagiku untuk me
Read more

Bab 63

Suara Nenek Doris bergetar saat berbicara. Dia mengembalikan ponsel itu kepadaku. "Nggak diragukan lagi," ucapnya seraya menggelengkan kepalanya dengan sungguh-sungguh."Mark nggak pantas untukmu." Dia menarik napas dalam-dalam dan menyelesaikan kalimatnya. "Aku setuju dengan perceraianmu. Kalau itu membuatmu bahagia, aku akan mendukungmu sepenuhnya."Aku mengembuskan napas yang tanpa sadar telah kutahan dan rasanya seperti sesuatu yang berat akhirnya terangkat dari dadaku setelah sekian lama."Terima kasih, Nek." Aku berseri-seri dan terkekeh gemetar saat merasakan air mata mengalir di pipiku. Aku menyekanya, tetapi air mata itu terus mengalir. Akhirnya, aku membiarkannya jatuh dan memeluk Nenek Doris dengan erat."Nenek adalah nenek terbaik di dunia dan aku akan selamanya berterima kasih kepada Nenek.""Jangan menangis, Nak. Kamu sudah berusaha sebaik mungkin." Telapak tangan Nenek Doris yang lembut tetapi kuat menepuk punggungku dengan lembut. "Kamu adalah cucu menantu terbaikku. Se
Read more

Bab 64

Sesuai dugaan, dan memang sewajarnya begitu, bukan hanya aku yang terkejut. Ekspresi terkejut sekilas terpancar di wajah Mark, merusak sikap tenang yang selama ini ditunjukkannya.Keterkejutan Rose begitu hebat. Dia tidak bisa menahannya sehingga dia mengamuk. "Apa-apaan ini?" Dia meledak, tersentak dari posisi duduknya. "Apa Ibu serius akan memberinya saham?"Doris mengamatinya sebelum menjawab dengan tenang, "Ya, Rose, aku serius akan memberinya saham.""Kenapa? Ibu? Kenapa?" Kemudian, Rose menoleh kepadaku. Wajahnya sudah merah karena marah. "Dasar jalang!" Dia memelotot dan suaranya bergetar setiap kata-kata makian itu keluar dari mulutnya. "Beraninya kamu mengambil saham anakku! Kamu bilang apa kepada Ibu hingga dia memberimu saham milik anakku?"Aku hanya menatapnya dengan acuh tak acuh. Mataku terus menatap, mengamati tatapan kemarahannya. Apa wanita ini tidak pernah lelah? Bahkan orang bodoh yang gila pun akan tahu bahwa tidak seorang pun bisa memengaruhi keputusan apa pun yang
Read more

Bab 65

Doris tersenyum puas, lalu memanggil pembantu. "Tolong ambilkan map cokelat di meja kamarku," perintahnya.Aku mengerutkan kening. Kelihatannya sejak awal Nenek Doris berniat memberikan saham itu padaku. Dia memang tipe orang yang memikirkan segala sesuatunya matang-matang. Jadi, dia mungkin sudah merencanakan hal ini, terlepas apakah aku akan tetap bersama Mark atau tidak.Tak lama kemudian, pembantu tadi kembali dengan membawa selembar map. Doris menerima map itu, lalu memanggilku. "Kamu tanda tangan di sini, sama di sini," katanya sambil menunjuk spasi-spasi kosong di dokumen. "Oh, sama satu lagi di sini."Aku mendekat dan mengambil pena yang Doris ulurkan. Setelah membaca dokumen transfer saham itu sebentar, aku menandatanganinya. Dari belakang, aku bisa merasakan tatapan tajam Rose yang menusuk seperti pisau.Doris mengambil kembali dokumen yang telah kutandatangani dan meletakkannya di samping. "Bagus. Saham itu punyamu sekarang," ujarnya sambil tersenyum.Aku membalas senyumnya.
Read more

Bab 66

Ban mobil berdecit dan tubuhku sedikit terdorong ke depan ketika aku tiba-tiba menginjak rem di luar gerbang rumah keluarga Torres. Dari jendela, aku melihat Bella sedang berjongkok di dekat pagar. Gadis menyedihkan itu mungkin tidak boleh masuk tanpa seizin Mark.Bella pasti menyadari akulah yang berada di dalam mobil karena dia langsung berdiri dan berjalan mendekat. "Keluar!" teriaknya sambil memukul pintu mobil.Aku merasa tingkahnya sangat lucu. Memangnya dia pikir dia siapa?Meski Rose sangat membenciku dan aku sedang dalam proses perceraian, aku sulit membayangkan Bella bisa bersama Mark, kecuali jika dia bersedia menjadi perempuan simpanan. Karena latar belakang keluargaku tidak jauh berbeda dari Bella, Rose juga pasti akan merendahkan dia.Lagi pula, Doris sudah melihat video itu dan aku yakin Bella sudah kehilangan simpati di mata Doris. Jika Mark mencoba menikahi Bella, Doris pasti akan menentangnya.Keluarga Torres berasal dari dunia yang jauh berbeda dengan keluargaku. Mer
Read more

Bab 67

Aku mencibir dan menatap Bella. Lagaknya mulai membuatku muak dan sebuah ide tiba-tiba muncul di benakku. "Kamu punya uang receh 500-an? Kasih aku, nanti aku beri tahu."Bella terbengong. Namun, dia lalu tertawa karena mungkin mengira aku hanya bercanda. "Cuma 500?" tanyanya."Iya, kamu punya nggak?" ujarku sambil menyodorkan telapak tanganku ke arahnya.Bella mengerutkan kening dan menatapku dari ujung kepala hingga kaki, lalu memutar bola matanya. Dia mengambil selembar uang seratus ribuan dari dompet dan membantingnya di telapak tanganku. "Ambil saja semuanya, nggak perlu kembalian," katanya dengan dagu terangkat seolah-olah baru saja memberiku uang ratusan juta.Aku mengambil uang itu dan mengamatinya sebentar sebelum mengembalikannya kembali kepada Bella. "Ini kebanyakan. Aku cuma mau koin 500-an."Bella tertawa sinis, "Sudah, Sydney, ambil saja. Aku ikhlas. Siapa tahu kamu butuh uang nanti.""Nggak. Aku minta koin 500-an karena cintamu ke Mark cuma seharga itu."Senyum di wajah B
Read more

Bab 68

Keesokan harinya, aku tersenyum dari dalam gedung ketika melihat Mark. Melalui dinding kaca ruang tunggu pengadilan, aku bisa melihat sosoknya keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk pengadilan.Aku tiba sekitar lima menit lalu dan menduga bahwa aku harus menunggu cukup lama sebelum Mark akhirnya datang. Namun, dia datang tepat waktu sesuai dengan yang telah kami sepakati.Saat memasuki pintu, Mark menoleh ke kiri dan kanan untuk mencariku. Setelah melihatku, dia segera berjalan mendekat."Aku kira kamu bakal telat," ujarku sambil berdiri dan menggantungkan tas di bahu.Mark mengangkat pundak dan berkata, "Aku sudah janji, jadi aku nggak akan melanggarnya."Aku tidak mampu menahan senyum. Jujur saja, aku cukup terkesan. Apakah ini pengaruh Doris?"Oke, ayo," kataku sambil berjalan di depan, menuju ruangan hakim.Senyumku makin lebar saat hakim memutuskan bahwa kami resmi bercerai. Akhirnya, aku bukan lagi istri Mark. Rasanya sungguh melegakan.Proses perceraian kami berjalan
Read more

Bab 69

Kami kembali berjalan dalam diam. "Ngomong-ngomong, soal saham yang dikasih nenekmu, aku nggak berniat menerimanya," ujarku mengawali pembicaraan.Aku menatap Mark dan tersenyum. "Kamu bisa suruh pengacaramu bikin dokumen transfer dan mengirimkannya ke aku."Mark menggeleng dan berkata, "Nggak usah. Nenek sudah transfer sahamnya ke kamu, jadi saham itu punyamu sekarang. Anggap saja itu nafkah cerai dari aku."Aku mengangkat bahu dan sedikit terkejut. Awalnya aku mengira saham itu sangat penting bagi Mark dan dia pasti marah saat aku menandatangani dokumen transfer saham itu. Namun, dugaanku ternyata salah."Kalau kamu berubah pikiran, hubungi saja pengacaraku nanti," kataku sambil menyerahkan kartu nama pengacaraku.Mark melirik kartu itu sebentar, lalu mengambilnya dan memasukkannya ke saku. Saat ini kami sudah sampai di tempat parkir, jadi aku berjalan ke mobilku dan membuka kuncinya."Oke," kataku sambil berdiri canggung di depan pintu mobil yang terbuka, "aku pergi sekarang."Dia m
Read more

Bab 70

Perjalanan menuju tempat kerja sangat lancar. Tidak ada kemacetan di jalan seolah semesta sedang melawan Richie.Dalam waktu singkat, aku sudah sampai di kantor. Ban mobilku berdecit keras di aspal saat aku mendadak menginjak rem dan memarkir mobilku dengan pelan. Aku melihat ke sekeliling dan mencari mobil polisi. Namun, tidak ada satu pun mobil, kilauan maupun suara sirene mereka di sekitar."Bagus, aku tepat waktu," gumamku sambil mengunci pintu mobil dan bergegas masuk. Aku mengabaikan semua sapaan dari beberapa kolega dan langsung menuju lift. Di dalam lift, aku menelepon kepala keamanan."Selamat pagi, Bu.""Pagi," jawabku. Tanpa basa-basi, aku langsung ke inti pembicaraan. "Sekarang, aku ingin semua pintu keluar dijaga ketat. Jangan biarkan Richie dan kepala departemen customer service keluar dari area kantor.""Siap, Bu."Bahkan sebelum panggilan berakhir, aku sudah mendengar sang kepala keamanan memberikan instruksi tegas kepada anak buahnya. Bagus.Akan kupastikan Richie dita
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status