Home / Romansa / Malam Penuh Gelora Bersama Bosku / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Malam Penuh Gelora Bersama Bosku: Chapter 161 - Chapter 170

386 Chapters

Bab 161

Dengan enggan, Livy mengikuti Preston ke lantai atas. Begitu pintu kamar terbuka, Livy langsung dilemparkan ke tempat tidur oleh Preston.Detik berikutnya, tangan kasar Preston merobek pakaiannya. Panas tubuhnya terasa mengalir deras, aroma maskulin yang pekat menyelinap ke dalam indra penciuman Livy. Gerakan Preston malam ini bahkan lebih kasar dibanding malam sebelumnya.Livy merasa tidak nyaman dan menegang. Dia hanya bisa menatap langit-langit tak berdaya. Dia ingin menangis, tetapi apa gunanya? Air mata tidak akan mengubah apa pun. Bahkan neneknya yang dulu selalu menyayanginya pun telah tiada ....Preston tidak menyadari keanehan Livy. Tindakannya terus berlanjut sampai dia menyadari bahwa sentuhan pada kulit Livy terasa berbeda dari biasanya. Kulitnya tidak selembut sebelumnya, melainkan penuh dengan sesuatu yang aneh.Barulah Preston berhenti dan melepaskan kemeja Livy dengan kasar. Tubuh Livy yang dipenuhi ruam merah langsung terlihat jelas oleh mata Preston.Nada bicara Prest
Read more

Bab 162

David segera bereaksi dan tawa di matanya tak bisa disembunyikan lagi. Bahkan, dia mulai menatap Preston dengan ekspresi jahil. "Jadi itu bunga dari pengagum Kak Livy? Wah, Kak Livy menawan banget ya. Buat Kak Preston tertekan saja ....""David, mulutmu terlalu sibuk, ya?" Nada bicara Preston terdengar dingin dan penuh wibawa yang membuat orang bergidik.David segera menutup mulutnya, lalu mulai memasang infus untuk Livy. Setelah selesai, dia menyerahkan salep sambil berkata, "Livy, ini ada dua botol infus dan salep ini. Besok pagi, pasti langsung sembuh!""Terima kasih, Pak David," jawab Livy dengan penuh rasa terima kasih.Namun, David tiba-tiba mengeluarkan sebotol salep kecil lagi dan menyerahkannya pada Preston sambil mengangkat alis. "Kak Preston, kamu harus bantu Kak Livy pakai salep ini."Livy langsung panik saat mendengarnya dan buru-buru berkata, "Nggak usah! Aku bisa melakukannya sendiri ...." Mana mungkin dia merepotkan Preston untuk membantu? Apalagi, suasana hati Preston
Read more

Bab 163

Preston memang luar biasa. Saking luar biasanya, sering kali Livy merasa dirinya terlalu tinggi hati telah mencapai posisi sebagai Nyonya Sandiaga.Kalau saja waktu itu bukan karena kesalahan yang tidak disengaja, mereka tidak akan terlibat dalam insiden itu. Posisi Nyonya Sandiaga ini pun jelas tidak akan menjadi miliknya.Kini, wanita yang benar-benar disukai Preston telah kembali ...."Berdiri." Tiba-tiba, suara Preston memecah lamunannya.Livy tercengang. "A ... apa?"Preston meletakkan kotak salep di tangannya ke samping dan mengambil kotak yang tadi diberikan David. Nada bicaranya tetap datar seperti biasa. "Aku akan oleskan salep. Atau kamu yakin ingin membiarkannya tetap bengkak?"Pipinya langsung memerah. Kenapa Preston bisa mengatakan hal seperti itu dengan nada tenang?Tadi malam, Preston sangat kasar. Meski mereka hanya melakukannya dua kali di sofa, waktunya cukup lama. Terlebih lagi, gerakannya begitu kasar hingga Livy merasa sakit bahkan saat pergi ke kamar mandi pagi in
Read more

Bab 164

Livy berbalik dengan kaku dan melihat seorang wanita bernama Sylvia duduk di kursi roda yang didorong seseorang mendekati mereka."Sylvia, kamu datang ya," ujar Tristan dengan nada penuh kasih. Dia menatap Sylvia dengan penuh perhatian dan sedikit menegur, "Tubuhmu kurang sehat. Kalau ada waktu, lebih baik istirahat di rumah. Sering-sering datang ke tempatku apa nggak melelahkan?"Sylvia memberikan senyum lembut sambil memberi isyarat pada pelayan di belakangnya untuk menyerahkan hadiah yang telah dipersiapkan. "Pak, kamu nggak boleh bilang begitu. Sebagai generasi muda, aku bahkan belum sempat mengunjungimu sejak kembali ke negara ini. Orang-orang pasti akan mentertawakanku.""Aku tahu kamu suka teh, jadi aku sengaja meminta teman untuk membawakannya. Teh ini baru saja sampai, aku sudah langsung bawa ke sini. Teh ini bagus untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran."Wajah Tristan menunjukkan senyum puas, dia mengangguk dan kembali berbicara dengan Sylvia dengan nada penuh perhatian."
Read more

Bab 165

Livy benar-benar tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Tristan. Dia takut jika dia mengatakan sesuatu, Tristan akan curiga.Secara refleks, Livy melirik ke arah Preston yang tetap tenang seperti biasa. Dengan gerakan elegan, dia mengangkat cangkir kopi di depannya dan menyeruputnya perlahan sebelum berbicara dengan nada datar."Belakangan ini banyak urusan di perusahaan. Mengenai pernikahan, kita bicarakan nanti saja."Tristan langsung naik pitam. "Urusan perusahaan sepenting apa dibandingkan sama Livy? Kamu menikahinya begitu saja, tanpa bulan madu, tanpa acara! Apa kamu pikir aku yang akhirnya punya menantu, akan membiarkannya disembunyikan begini?"Ekspresi Preston tetap dingin. Jarinya yang panjang dan ramping menyentuh pinggiran cangkir, lalu dia menjawab dengan nada rendah."Livy nggak punya latar belakang apa pun. Kalau kita adakan pesta pernikahan besar-besaran, kira-kira berapa banyak orang yang bakal nggak suka sama menantumu ini? Kalau dia sampai terluka atau dirend
Read more

Bab 166

Bayangan Preston menghilang dari pandangan Livy dengan cepat. Tristan menghela napas kesal sambil menggerutu, "Anak itu, kenapa sama sekali nggak tahu sopan santun!"Dia segera berusaha menenangkan Livy dengan nada lembut, "Livy, jangan marah, ya. Preston kelihatan khawatir sama Sylvia itu ada alasannya .... Sylvia pernah menyelamatkan hidupnya dan kakinya yang lumpuh itu juga karena Preston. Jadi Preston merasa bersalah. Jangan salah paham."Hanya rasa bersalahkah?Livy tidak yakin.Sebelum Sylvia muncul, meskipun Preston tidak terlalu baik padanya, setidaknya sikapnya cukup sopan dan menghormati. Namun sejak Sylvia kembali, segalanya berubah.Dengan susah payah, Livy memaksakan senyum sambil mengaduk nasi di piringnya. Matanya terasa panas, tetapi dia menahan diri agar tidak menangis."Ayah, aku boleh nanya tentang masa lalu mereka nggak?""Masa lalu mereka, ya ...."Tristan terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang."Preston dan Sylvia itu tumbuh bersama, mereka seperti saudara s
Read more

Bab 167

"Mana mungkin aku nggak mau ikut? Lagian, ini kesempatan buat makan gratis!" jawab Ivana tanpa ragu, lalu menambahkan dengan nada kesal, "Aku nggak akan biarkan kamu makan malam sendirian sama Erick.""Livy, aku sekarang ini adalah penggemar berat pasangan kamu sama Bendy! Tenang saja, aku akan melindungi kalian berdua!"Livy hanya bisa tertawa kecil, bingung harus bagaimana menanggapinya.Dia tahu Ivana selalu salah paham tentang hubungannya dengan Bendy. Sudah dua kali dia mencoba menjelaskan, tapi tidak ada gunanya. Lagi pula, Bendy memang sering mewakili Preston ketika Preston tidak bisa hadir. Akibatnya, penjelasannya jadi sulit dipercaya.Meski begitu, Livy merasa lega Ivana bersedia ikut. Setidaknya, dia tidak perlu menghadapi Erick sendirian malam ini. Setelah mengobrol sebentar dengan Tristan, Livy akhirnya pamit pergi sekitar pukul empat sore.Ketika meninggalkan rumah besar Keluarga Sandiaga, Livy tanpa sadar melirik ponselnya lagi. Sejak siang tadi, setelah Preston pergi be
Read more

Bab 168

Ekspresi Livy langsung berubah muram. Apa maksud Erick? Benar-benar menjijikkan!Livy bahkan tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika Ivana tidak ikut malam ini. Erick mungkin akan melakukan sesuatu yang tidak senonoh.Livy ingin segera pergi, tetapi mengingat mereka masih harus bekerja sama untuk proyek berikutnya, dia terpaksa menahan diri. Untungnya ada Ivana bersamanya, jadi Erick pasti tidak akan berani macam-macam.Kini, Livy hanya ingin segera menyelesaikan makan malam dan pergi dari tempat itu."Livy, jangan salah paham. Kamu kelihatannya nggak senang ...." Erick mencoba menjelaskan dengan nada pura-pura tulus."Aku milih tempat ini hanya karena steiknya enak. Itu ranjang bulat memang bawaan ruangan, bukan aku sengaja milih. Selain itu, aku sudah beli tiket bioskop. Setelah makan malam, aku pikir kita bisa nonton bareng ...."Ivana langsung memotongnya, "Malam ini kami punya jadwal sesama wanita, Erick! Kalau kamu mau ajak Livy yang sibuk ini, antre dulu, ya! Kami s
Read more

Bab 169

"Baik, Pak Preston."Telepon terputus dan Sylvia menampilkan senyum tipis penuh kebanggaan. Namun, dia buru-buru menyembunyikannya dan mengganti ekspresinya menjadi cemas, "Preston, ada apa sama Bu Livy?""Nggak apa-apa," jawab Preston dingin.Namun, di dalam hatinya, Preston sedang sangat kesal. Terutama ketika memikirkan bagaimana Livy terus-menerus melanggar peringatannya dengan bertemu Erick. Amarah yang membara di hatinya sulit untuk diredam.'Dia benar-benar menganggap peringatanku seperti angin lalu!' batinnya."Sudahlah, Preston, jangan marah sama Bu Livy," Sylvia mencoba meraih lengannya, tapi Preston melepaskan diri secara halus.Meskipun matanya memancarkan sedikit kekecewaan, Sylvia tetap berbicara dengan nada lembut dan hangat, "Bagaimanapun, pernikahan kalian terlalu buru-buru. Livy itu cantik sekali, wajar saja kalau banyak pria menyukainya. Jangan terlalu dipikirkan.""Jangan bahas dia," potong Preston dengan suara dingin.Melihat Preston yang semakin kesal, Sylvia memi
Read more

Bab 170

"Siapa kamu ...?" Kata-kata Erick terhenti di tenggorokannya.Livy yang setengah sadar, mengangkat kepalanya dari pelukan Erick. Dengan pandangan kabur, dia melihat sosok seorang pria di pintu yang mengenakan setelan jas.Apakah itu Preston?Livy mencoba untuk melihat lebih jelas, berharap itu adalah Preston. Namun, Erick lebih cepat mengenalinya dan langsung berseru, "Pak Bendy, kenapa Anda ada di sini?!"Bendy ...?Bukan Preston ....Hati Livy dipenuhi perasaan kecewa yang tak dapat dijelaskan."Uh, panas sekali ...."Panas yang membakar dari dalam tubuhnya semakin intens, membuat Livy tanpa sadar menarik-narik pakaiannya sendiri untuk mencari sedikit kelegaan.Erick yang masih mencoba mengambil kendali situasi, berkata, "Pak Bendy, Anda lihat sendiri, Livy lagi nggak enak badan. Aku cuma mau bawa dia pulang dulu ...."Bendy dengan cepat berjalan mendekat. Melihat wajah Livy yang memerah, dia segera memahami situasinya. Berani sekali Erick menggunakan obat seperti itu pada istri Pres
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
39
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status