Semua Bab Malam Penuh Gelora Bersama Bosku: Bab 181 - Bab 190

386 Bab

Bab 181

Penampilan Stanley agak berantakan. Dari dekat, tercium bau alkohol yang menusuk. Selain itu, ada lebam di sudut bibirnya.Di sampingnya adalah Nicky yang terlihat murka. Apa mereka berdua bertengkar? Lebih tepatnya, apa mereka berkelahi?Livy agak bingung. Ini karena Stanley dan Nicky adalah teman dekat. Masa mereka bertengkar? Ada konflik apa di antara mereka?"Apa ada urusan?" Livy tidak ingin banyak bicara dengan Stanley. Dia hanya menatapnya dengan dingin.Stanley menarik Nicky dan mulai tertawa. "Livy, kamu nggak tahu, 'kan? Kamu anggap Nicky teman, tapi dia ...."Sebelum Stanley selesai bicara, Nicky langsung menyela dan terlihat cemas. "Livy, kamu nggak apa-apa, 'kan? Kamu beli obat apa?"Livy kaget dan tanpa sadar ingin menyembunyikan obat yang baru dibelinya. Namun, gerakan tangan Stanley lebih cepat. Dia langsung merampasnya.Ketika tarik-menarik itu, beberapa kotak obat jatuh dan berhamburan di lantai. "Obat kontrasepsi?"Stanley sudah terbiasa melihat obat seperti itu. Liv
Baca selengkapnya

Bab 182

"Bukan begitu, kami cuma teman." Livy mengamati ekspresi Preston dengan hati-hati, lalu menambahkan, "Tadi waktu beli obat, aku ketemu dia. Kami ngobrol sebentar. Cuma teman biasa kok. Dia telepon juga cuma buat ngobrol, makanya aku nggak angkat dulu."Livy hanya bisa memberi penjelasan seperti itu. Nicky pria yang baik. Livy akan meneleponnya lagi nanti dan menjelaskan bahwa dia ada urusan.Kini, hubungan Livy dengan Preston sudah membaik. Livy tidak ingin masalah kecil seperti ini membuat hubungan mereka merenggang lagi."Heh, teman pria ya? Temanmu banyak juga ya." Preston sepertinya menyindir. Suaranya terdengar kurang baik. "Livy, aku harap kamu ingat sekarang kamu adalah istriku. Jauhi orang-orang nggak jelas itu."Livy mengerutkan dahinya dan tanpa sadar membantah, "Pak Preston, aku tahu kamu berprasangka buruk tentangku. Tapi, Nicky temanku. Kuharap kamu nggak bicara begitu tentang dia. Dia berbeda dari Erick. Kami cuma teman biasa, teman yang nggak ada hubungan istimewa."Pres
Baca selengkapnya

Bab 183

Sementara itu, Zoey tidak tahu bahwa pekerjaannya itu didapat karena bantuan Livy. Dia mengira karena Preston tertarik lagi padanya.Seminggu setelah tahu dirinya diterima di departemen sekretaris, Zoey terus berpikir bagaimana dia harus berdandan dan berpakaian pada hari kerjanya.Zoey membeli banyak sekali pakaian dan perhiasan. Rivano memperhatikan pakaian yang dibelinya dan notifikasi bank yang terus masuk. Dia akhirnya mengingatkan dengan serius, "Zoey, kamu bakal kerja. Ngapain beli barang bermerek sebanyak itu?"Kondisi keuangan mereka sedang tidak baik. Rivano tidak bisa membiarkan Zoey menghamburkan uang seperti ini."Ayah, kamu nggak ngerti! Kali ini aku diterima di departemen sekretaris. Setiap hari aku bisa ketemu Preston. Aku bisa balik kerja pasti karena perintah Preston. Dia pasti suka sama aku!"Ekspresi Zoey tampak semakin bersemangat. Dia menarik tangan Kristin dan mulai membayangkan masa depannya. "Kalau aku bisa jadi istri Preston, kalian bakal hidup dalam kemewahan
Baca selengkapnya

Bab 184

Livy agak terkejut. Preston sedang membahas tentang informasi rahasia Grup Sandiaga. Biasanya, hanya orang-orang penting yang bisa mendengarkan isi rapat seperti itu.Sementara itu, Livy hanya seorang sekretaris biasa. Apa Preston yakin akan memercayakan hal ini kepadanya?Ketika Livy masih ragu-ragu, Preston sudah menyerahkan laptop lain kepadanya. "Kamu mau naik jabatan, 'kan? Tunjukkan kemampuanmu dong."Rapat ini dalam bahasa asing. Livy harus membuat catatan rapat. Jelas sangat menguji kemampuan. Livy tahu ini tidak gampang, tetapi demi kenaikan jabatan dan gaji, dia tidak bisa mencemaskan hal lain.Livy fokus mendengarkan isi rapat sambil mencatat poin-poin penting. Sejam kemudian, rapat pun selesai. Kepala Livy terasa sedikit pusing.Livy berniat menyusun ulang catatannya dan menyerahkannya kepada Preston, tetapi tiba-tiba telapak tangan besar Preston memijat pelipisnya.Tekanannya tidak terlalu berat, tetapi cukup untuk meredakan kelelahan Livy. Livy agak terkejut, "Pak ....""
Baca selengkapnya

Bab 185

"I ... ini terlalu banyak." Livy merasa agak malu untuk menerimanya. Dia hanya bercanda tadi. Dia rela bekerja lembur tanpa dibayar.Preston meraih pinggang ramping Livy dengan tenang. Livy menoleh dan langsung bertemu dengan mata gelap Preston yang dalam. Hasrat yang kuat terpancar dari mata pria itu, membuat suhu ruangan terasa semakin panas."Nanti malam kita lembur lagi," gumam Preston.Sebelum Livy sempat berpikir lebih jauh, bibirnya sudah dicium dengan ganas oleh Preston. Pria itu menempel erat padanya. Tangannya yang besar terus mengelus pinggangnya, lalu akhirnya masuk ke bajunya."Kondisimu sudah mendingan, 'kan?" Di tengah-tengah ciuman itu, Preston masih sempat bertanya tentang kesehatan Livy.Wajah Livy memerah. "Sudah mendingan kok. Hari ini ... aku juga sudah minum pil kontrasepsi." Dia khawatir tubuhnya akan kenapa-napa jika terlalu sering mengonsumsi obat seperti itu."Hm, oke." Preston membawa Livy ke kamar dan menutup pintu dengan keras.Livy berbaring di atas ranjan
Baca selengkapnya

Bab 186

Suara Zoey sangat keras. Dalam sekejap, hampir semua orang di ruang kantor memandang ke arah mereka.Zoey tampak sangat puas dengan hasil ini. Dia menutup mulutnya untuk berpura-pura terkejut. "Kak, kamu diam-diam pacaran ya? Jangan-jangan ...."Beberapa rekan kerja mulai bergosip. Mereka sedang menebak seperti apa kehidupan asmara Livy."Zoey, ini kantor, bukan tempat untuk gosip." Livy menaikkan kerah bajunya sedikit, lalu meneruskan, "Selain itu, sepertinya bukan urusanmu aku pacaran dengan siapa, 'kan?""Kak, kamu ...." Zoey masih ingin berbicara, tetapi Ivana yang berada di samping langsung menegur, "Kamu Zoey, 'kan? Terserah Livy mau pacaran atau nggak. Terserah dia mau kasih tahu kamu atau nggak. Kamu baru datang. Bukannya pikirin cara untuk lulus masa percobaan, malah sibuk gosip!"Zoey tentu kesal. Namun, dia tidak mau berhenti. Dengan cemberut, dia berkata dengan semakin lantang, "Aku cuma khawatir kakakku salah jalan karena nggak kasih tahu kami soal pacarnya. Mungkin saja k
Baca selengkapnya

Bab 187

Livy hampir tertawa saking kesalnya. Menyusun PPT adalah pekerjaan yang sangat sederhana. Mereka hanya perlu menggabungkan data, lalu merinci kelebihan serta kekurangannya.Livy bahkan memberi Zoey PPT yang pernah dibuatnya sebagai referensi. Siapa sangka, Zoey bukan hanya tidak bisa, tetapi merasa Livy mempersulitnya.Livy malas meladeni Zoey. Setelah pintu lift terbuka, dia langsung berjalan keluar.Namun, Zoey masih terus mengikuti di belakang. "Kak, biar aku saja yang antar dokumen itu. Waktu istirahat makan siang nggak lama. Kamu pergi makan saja. Jangan sampai kamu terlambat makan.""Sudah kubilang nggak usah!" Livy menepis tangan Zoey. Pada saat yang sama, pintu ruang kantor terbuka.Preston berdiri di depan pintu dengan mengenakan setelan yang rapi. Begitu melihatnya, Zoey hampir tidak bisa menyembunyikan tatapannya yang penuh cinta. Dia buru-buru menyisir rambutnya dan berkata dengan lembut, "Pak, aku datang untuk berterima kasih."Preston sama sekali tidak meliriknya. Dia lan
Baca selengkapnya

Bab 188

Setelah berpikir demikian, Zoey kembali membusungkan dadanya dengan percaya diri. Dia sangat yakin dengan keseksiannya, banyak pria yang tertarik pada tubuhnya."Kamu nggak ngerti ucapanku?" Ketika melihat Zoey masih tidak pergi, Preston mulai kehabisan kesabaran. "Aku nggak keberatan kalau harus panggil satpam kemari.""Jangan, Pak. Aku ... aku akan pergi sekarang!" Begitu mendengar kata satpam, Zoey langsung teringat kejadian memalukan sebelumnya. Tangannya terkepal erat. Ekspresinya terlihat malu dan canggung.Zoey buru-buru berbalik dan berjalan keluar. Namun, dia tidak lupa mengedarkan tatapan tajam kepada Livy sebelum pergi.Setelah Zoey pergi, Livy melihat kotak hadiah yang masih ada di atas meja dan mengambilnya dengan ragu. Begitu dibuka, desain gelangnya memang sangat pas dan pasti disukai oleh Preston.Ternyata, Zoey cukup pintar dalam memilih hadiah untuk pria. Pantas saja, dia punya banyak penggemar."Pak, apa aku harus kembalikan cufflink ini kepada Zoey?" tanya Livy.Pre
Baca selengkapnya

Bab 189

"Harus aku yang pilih?" Preston mengernyit, lalu langsung menarik Livy ke pelukannya. "Kamu sekretaris sekaligus istriku. Livy, memilih hadiah seharusnya bukan hal yang sulit."Suara berat Preston terdengar sangat menggoda. "Selain itu, kalau benaran ingin memberi hadiah dengan tulus, kamu nggak seharusnya nanya ke orangnya. Kamu harusnya kasih kejutan. Ya, 'kan?""Ya, benar." Lagi pula, Livy akan memakai kartu Preston. Seharusnya tidak salah jika dia memilih hadiah yang lebih mahal, 'kan?"Pelan-pelan saja pilihnya. Dalam waktu dekat ada ulang tahun perusahaan. Kuharap sebelum acara itu, kamu sudah beli hadiahnya," ucap Preston sambil bermain dengan tangan kecil Livy.Kata orang, jika wanita hidup susah saat kecil, tangan mereka akan kasar dan banyak kapalan. Akan tetapi, tangan Livy tidak seperti itu. Tangannya halus dan cantik, juga sedikit berdaging. Saat dicubit, terasa sangat nyaman.Livy mengangguk dan mulai berpikir keras. Ketika melihat Livy mulai berpikir dengan serius, Prest
Baca selengkapnya

Bab 190

Ketika Livy kembali ke ruangannya, tangannya terasa sangat pegal. Untungnya, Preston masih punya hati nurani. Dia memberi Livy waktu setengah jam untuk makan siang.""Wah, Livy, kamu kerja di ruangan Pak Preston sejak tadi?" Ivana melirik Livy yang terlihat sangat lelah. Nada bicaranya terdengar agak kesal. "Kenapa Pak Preston begini sih? Kenapa nggak kasih kamu istirahat di siang hari? Ini namanya menyiksa karyawan!"Livy segera membantah, "Nggak kok, aku nggak kerja ....""Nggak kerja?" Ivana langsung meraih tangan Livy dan terlihat sangat bersemangat.Seketika, jantung Livy berdetak kencang. Mampus, dia salah bicara."Aku hampir lupa Pak Bendy dan Pak Preston di lantai yang sama. Sebenarnya kamu kencan sama Pak Bendy, 'kan?" Ekspresi Ivana dipenuhi rasa penasaran. Dia mengejapkan matanya dengan nakal.Kenapa lagi-lagi melibatkan Bendy? Livy tidak tahu harus menjawab apa. Dia terbata-bata saat menyahut, "Bukan ... aku ... sebenarnya ....""Aku ngerti." Nada bicara Ivana tedengar naka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
39
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status