Home / Romansa / Malam Penuh Gelora Bersama Bosku / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Malam Penuh Gelora Bersama Bosku: Chapter 201 - Chapter 210

386 Chapters

Bab 201

Satu kalimat itu menusuk langsung ke hati Livy. Orang lain mungkin mengira dia telah menjadi wanita yang beruntung karena berhasil mendapatkan Preston.Namun, siapa yang benar-benar tahu bahwa dalam hubungan mereka, posisi Livy selalu tidak seimbang? Bahkan pernikahan mereka hanyalah kontrak. Itulah alasan mengapa dia tidak pernah mau hubungannya dengan Preston diumumkan ke publik.Menjadi "Nyonya Sandiaga" bukanlah sesuatu yang membuatnya bangga. Sebaliknya, itu membuatnya merasa terancam.Livy menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya, lalu berkata dengan tenang, "Benar, kamu juga lihat sendiri. Aku nggak akan menyembunyikannya. Sylvia, wanita tadi, punya hubungan mendalam sama Preston. Preston selalu menuruti semua keinginannya.""Sementara aku? Bagi Preston, aku ini nggak lebih dari sekadar mainan. Jadi, Zoey, sebaiknya kamu hati-hati. Aku sudah berusaha mati-matian untuk membantumu masuk ke perusahaan ini. Kalau kamu terus membuat masalah, konsekuensinya nggak sese
Read more

Bab 202

Livy mengetik beberapa baris penjelasan di kotak pesan. Namun setelah menatapnya beberapa saat, dia akhirnya menghapus semuanya. Akhirnya, dia hanya mengirimkan pesan singkat.[ Aku mengerti. ]Setelah itu, dia meletakkan kepalanya di atas meja dengan lemah dan merasa sangat sedih. Jika Preston begitu peduli pada Sylvia, mengapa dia harus mengikat kontrak pernikahan dengan Livy? Bukankah lebih mudah bagi Preston untuk berpura-pura dengan orang lain?Sekarang Sylvia telah kembali, lalu di mana posisi Livy?Semua ini membuatnya merasa seperti seorang pelakor yang hanya diam-diam merusak hubungan Preston dengan Sylvia.....Ketika Preston membaca pesan singkat Livy, alisnya sedikit berkerut. Wanita ini bahkan tidak berusaha menjelaskan apa-apa.Apakah mungkin Livy benar-benar memperlakukan Sylvia dengan buruk seperti yang dikatakan Sylvia saat Preston tidak ada?"Preston, apakah aku ... terlalu banyak mengganggu?"Sylvia menundukkan kepala dan menatap kedua kakinya dengan lemah. Wajahnya
Read more

Bab 203

"Dasar nggak berguna! Aku pikir orang yang dikirim dari kantor pusat itu akan hebat, ternyata hal kecil seperti ini saja kamu nggak bisa urus. Kenapa nggak sekalian pulang saja?!""Kenapa? Nggak terima? Kalau nggak terima, silakan mengundurkan diri. Kantor kecil seperti ini nggak mampu menanggung orang sepertimu!"Wajah Erick memerah karena menahan rasa malu dan marah. Pimpinan itu akhirnya melemparkan sebuah dokumen ke arah Erick sebelum berjalan pergi tanpa menoleh lagi.Erick menggertakkan giginya sambil melontarkan beberapa makian pelan. Ketika berbalik, dia melihat Livy berdiri di pintu. Melihat Livy, rasa frustrasi Erick semakin memuncak. Dia melangkah cepat ke arah Livy, lalu menatapnya dengan pandangan penuh tuntutan dan berkata, "Kenapa lama sekali kamu datang?"Livy yang sudah kehabisan kesabaran, menjawab dengan nada datar, "Baru saja selesai jam kerja.""Oh, begitu," balas Erick dengan nada yang menyebalkan. "Kalau begitu, kamu lagi nggak ada urusan, 'kan? Livy, kenapa ngga
Read more

Bab 204

Livy tertegun dan menatap Preston dengan bingung. Apakah Preston benar-benar yakin bahwa Livy telah mengganggu Sylvia siang tadi? Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan, tapi Preston langsung saja menilainya bersalah.Kata-kata yang ingin diucapkannya hanya mengendap di tenggorokannya, sampai akhirnya dia mengangguk pelan dan berkata dengan suara rendah, "Baik, aku mengerti."Dia segera menyelesaikan makan malamnya dengan cepat. Namun bahkan setelah itu, Livy tidak merasa kenyang. Preston yang terbiasa tinggal di luar negeri, selalu memilih makanan barat. Namun bagi Livy, makanan seperti itu tidak terasa lezat dan tidak mengenyangkan.Ketidaksesuaian itu mencerminkan hubungan mereka yang tidak sejalan sejak awal.Setelah makan, Livy kembali ke kamarnya dan menyelesaikan data yang harus dia kirimkan kepada Sherly. Saat semua selesai, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Dia baru saja akan masuk ke kamar mandi untuk mandi ketika pintu kamarnya tiba-tiba terbuka."G
Read more

Bab 205

Untuk sesaat, Livy merasakan hawa dingin yang luar biasa dari tubuh Preston. Tatapan mata hitamnya tampak lebih gelap dari malam. Udara di sekitar mereka terasa seperti dipenuhi oleh dinginnya ruangan es."Livy, kamu tahu nggak apa yang baruan kamu bilang?" Suara Preston terdengar rendah dan tajam.Livy belum sempat bereaksi, dia hanya menggenggam tangannya dengan gugup. "Aku hanya ... aku nggak bisa lari lagi. Olahraga itu harus bertahap, kamu nggak bisa langsung memaksakan ....""Livy!" Preston memotongnya dengan suara yang begitu dingin hingga menusuk. "Kaki Sylvia terluka karena aku. Aku sudah memperingatkanmu. Sepertinya, kamu benar-benar nggak bisa jaga ucapanmu!"Awalnya, dia berpikir Sylvia hanya salah paham ketika mengatakan Livy tidak menghargainya. Namun, sekarang Preston merasa itu benar-benar terjadi. Bagaimana mungkin Livy bisa mengatakan sesuatu yang begitu kejam?!Livy terdiam, tubuhnya kaku karena syok. Dia mencoba menjelaskan dengan terbata-bata, "Aku ... aku nggak be
Read more

Bab 206

Livy sampai meragukan pendengarannya. Dengan ragu, dia bertanya sekali lagi, "Aku mengejar Erick ke kantor cabang?"Bagaimana mungkin hal seperti itu terjadi? Bagaimana bisa ada gosip yang begitu tidak masuk akal? Terlalu berlebihan!Ivana menghela napas pelan, lalu diam-diam mengeluarkan ponselnya. Di grup obrolan, terlihat sebuah foto yang sangat mencolok.Itu adalah foto Livy yang dipeluk dan dicium oleh Erick di kantor cabang tempat Erick bekerja. Di dalam grup, semua orang sibuk membicarakan gosip tentang mereka berdua.[ Aku tahu, dia Livy dari departemen sekretaris! Dulu saat Erick masih di kantor pusat, aku sering melihat mereka berdua bersama. ][ Aku juga tahu. Katanya Livy ini telah menolak Erick berkali-kali dan sok menjadi wanita suci. Tak disangka, setelah Erick pergi, dia malah mendekat kembali. ][ Hahaha! Mereka pasti sudah pacaran! Dulu Erick bilang, kalau dia jadian sama Livy, dia akan mengajukan pindah ke cabang. Soalnya itu adalah aturan perusahaan kita. ][ Akhirn
Read more

Bab 207

"Livy, itu pasti Sylvia, 'kan? Katanya dia cinta pertama Pak Preston. Kamu sering antar dokumen untuk Pak Preston. Kamu pasti pernah lihat dia, 'kan?"Livy sebenarnya tidak ingin membahas topik itu, jadi dia cuma menjawab dengan tidak acuh, "Hm.""Kalau begitu ... dia istri Pak Preston ya?" Ivana mulai penasaran dan menebak-nebak, "Katanya sih Pak Preston sudah menikah, tapi istrinya sakit-sakitan, jadi nggak diumumin. Mungkin wanita ini orangnya."Sekarang belum, tetapi mungkin nanti, posisi istri Preston akan menjadi milik Sylvia."Aku kurang tahu." Livy tidak ingin membahas topik itu. Lagi pula, dia sebenarnya adalah salah satu pihak yang terlibat. Sekarang, dia adalah orang yang disebut sebagai istri Preston.Livy merasa semakin pusing. Dia buru-buru berjalan menuju meja resepsionis untuk mengambil dokumen. Saat berbalik, dia tidak sengaja menabrak sesuatu.Sebelum sempat melihat dengan jelas, tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya dengan kuat. Livy terjatuh keras ke lantai. Kar
Read more

Bab 208

Livy berjalan dengan pincang mengikuti Preston ke ruangannya. Sylvia juga ingin masuk, tetapi dihentikan oleh Preston. "Sylvia, ini urusan pribadiku. Kamu tunggu di ruang tamu dulu."Sylvia menggigit bibirnya, merasa sangat tidak nyaman dengan kata-kata "urusan pribadi" yang diucapkan oleh Preston.Matanya segera melirik Livy dengan marah. Kemudian, dia tersenyum tipis dan berucap, "Oke, aku tunggu di luar. Preston, jangan terlalu marah. Bu Livy cantik dan punya daya tarik. Kamu nggak boleh kasar sama dia. Jangan sampai suatu hari nanti Bu Livy benaran pergi sama orang lain."Setelah itu, Sylvia menutup pintu dengan tatapan dingin. Dia segera pergi ke ruang tamu dan menelepon seseorang."Bu Sylvia?" Suara Annie terdengar gembira dan penuh kemenangan. "Kamu sudah terima hadiah yang kukirim, 'kan? Gimana? Aku pasti sangat membantumu, 'kan?""Itu cuma foto yang salah angle, apa yang pantas kamu banggakan?" Sylvia mendengus sinis. Annie termasuk bodoh, tetapi punya metode yang cukup bagus.
Read more

Bab 209

"Ma ... maafkan aku ...."Livy merasa sangat tertekan, kesadarannya semakin kabur. Dalam keadaan bingung, dia mendengar suara langkah kaki pria di depannya. Preston masih terus menyalahkannya."Selain itu, Livy, kamu hampir menabrak Sylvia. Kakinya cedera, kamu tahu itu, 'kan? Malam tadi sakitnya kambuh lagi. Kalau kamu nggak suka dia, sebaiknya jauh-jauh dari dia. Jangan merusak pemandangan!"Jadi ... semua ini salahnya? Entah itu Erick atau Sylvia, Livy hanya melakukannya untuk pekerjaan. Kenapa tidak ada yang percaya padanya, malah selalu menganggap semuanya adalah salahnya?Perasaan pahit dan tertekan memenuhi hatinya. Livy merasa pandangannya gelap, lalu dia terjatuh begitu saja."Livy!"....David kembali meninggalkan wanita yang baru saja diajaknya berkenalan demi mengobati Livy. Dia tidak bisa menahan diri untuk melirik Preston yang ada di sampingnya. "Aku boleh tanya sesuatu nggak?"Preston tampak kesal. "Langsung ke intinya. Jangan bertele-tele!""Kamu menganggap Kak Livy seb
Read more

Bab 210

Preston langsung menendang David. "Pergi sana!"David buru-buru berdiri dan berkata, "Kak Livy nggak apa-apa, jadi kamu nggak usah khawatir. Nanti kamu kompres pergelangan kakinya. Aku akan kirim videonya, lebih baik kamu pijat sedikit."Preston melirik dengan dingin. "Kamu mau aku yang pijat?""Bisa saja aku yang pijat, tapi kamu tahu pijatan seperti ini pasti butuh bersentuhan, 'kan? Ehem, ehem ... aku cuma khawatir kamu cemburu." David tertawa santai dan segera mengirimkan video.Saat berjalan ke pintu, David berhenti sejenak. "Sebenarnya, Kak Sylvia punya perasaan padamu.""Aku cuma menganggapnya sebagai adik." Preston tidak pernah berpikir hubungannya dengan Sylvia bisa berkembang menjadi sesuatu yang lain.....Livy terbangun dan merasakan sesuatu yang hangat di pergelangan kakinya. Dia terkejut dan segera menoleh.Alhasil, Livy melihat Preston yang duduk di samping ranjang dengan wajah yang suram. Jari-jarinya yang panjang sedang memijat pergelangan kakinya dengan tekanan yang
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
39
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status