“Ya, yang tinggi, seksi, gede dan... enak.” jawab Vera dengan tawa kecil di akhir kalimatnya. “Dia lagi di sini. Gue bilang ke dia lo bakal pulang sebentar lagi, tapi gue mulai khawatir. Jadi, lo naik Go-Jek aja, atau... gue tungguin, nih?” Alina mendengus, berusaha menahan kekesalannya. Dia tidak ingin membuang uang untuk naik Go-Jek, apalagi jarak rumah dari kafe hanya lima belas menit jalan kaki. “Gue lagi nunggu teman jemput. Gue bakal jalan sebentar sama dia dulu, tapi gue nyusul kok,” katanya mencoba menenangkan Vera. “Enggak apa-apa,” jawab Vera santai. “Cowok lo gue jagain. Gue pastiin cewek-cewek di sini enggak ngerecokin dia.” Alina terdiam sejenak, menelan ludah. "Cewek-cewek?" pikirnya, ngeri. “Ada berapa orang di sana?” tanyanya akhirnya. “Enggak banyak, cuma dua puluhan orang,” jawab Vera santai, suaranya bercampur tawa kecil yang sedikit mengejek. “Udah ya, hati-hati di jalan. Bye!” Vera menutup telepon begitu saja, tanpa menunggu Alina menjawab. Alina mem
Last Updated : 2024-11-26 Read more