Semua Bab Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku : Bab 41 - Bab 50

107 Bab

Mabok Sampai Nabrak 'Dinding'

Saat Alina masuk ke dalam rumah, suara musik langsung menghantam telinganya lebih keras. Dia sempat bengong melihat suasana di dalam—sekitar sepuluh orang ada di sana, semua kelihatan asyik dengan dunianya masing-masing. "Gila, ini kok satpam komplek nggak ada yang grebek ya?" pikir Alina. Tapi mungkin mereka menyogok, atau tetangga udah pada biasa aja sama party-party gini. Di sudut ruangan, Vera, temannya yang terkenal rada gila kalau lagi mabuk, langsung nyamperin Alina sambil goyang-goyang nggak jelas. Botol minuman keras ada di tangannya. Mukanya udah merah, jelas banget dia lagi nggak sober. "Alinaaa! Lo udah pulang!" Vera berseru dengan nada tinggi sambil merangkul bahu Alina. "Lo telat banget, sumpah! Nih, ayo ikut gue minum. Seru banget!" Alina meringis kecil. "Gue lagi males minum, Ver. Lo tau kan? Besok gue masih harus masuk kerja." Vera cemberut. "Aduh, Na, jangan cupu deh! Ini asik banget, sumpah!" Lalu, dari arah sofa, Loly datang dengan langkah sempoyon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Ciuman Maut Di Kasur Alina

Alina berusaha menahan tawa gugupnya. Dia cuma berharap Arion nggak dengar suara jantungnya yang berdebar kencang kayak drum dipukul habis-habisan. Rasanya sampai ke tenggorokan. Arion menjatuhkan tangannya, sementara rahangnya mengeras. “Ini gak lucu.” Dia berjalan mendekat, dahinya berkerut. "Kalau ada orang masuk pas lo tidur atau mandi, gimana?!" "Aman kok. Gue ganjel pintu pake kursi, udah gitu aja. Simple, kan?" Alina tersenyum kecil, mencoba meredakan suasana, tapi jelas gagal. "Ganjel pintu? Itu nggak jamin apa-apa! Terus kalau lo ganti baju? Di mana? Di kamar mandi? Atau lo nggak peduli kalau ada yang intip?" "Gue selalu bawa baju ke kamar mandi kok. Nggak ada yang bisa lihat apa-apa. Lagi pula, siapa juga yang mau repot-repot masuk sini?" Arion hanya diam, berjalan ke arah pintu dan menekannya dengan satu tangan, menunjukkan bagaimana pintu itu bisa terbuka dengan mudah. Akhirnya, Arion membuka mulutnya, "Pintu lo nggak ada kuncinya. Lo tinggal sama orang yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Arion dan Alina Ketahuan

"Lo ada di sana kan? Lo nggak apa-apa?" Itu suara Darren. Alina langsung panik. Sementara Darren semakin mendekat, Arion masih menahannya di tempat tidur, posisinya masih terlalu dekat. Alina mencoba menarik kakinya dari kasur dan mendorong Arion menjauh, tapi cengkeramannya sangat kencang seperti lem. "Tolong, lepasin gue," bisik Alina, setengah memohon. Ia nggak bisa membayangkan apa yang Darren pikirkan kalau melihat mereka begini. Arion hanya menyeringai sebelum perlahan melepaskannya dan bangkit sambil meraih ponselnya. "Oh," Darren berhenti di ambang pintu, kaget. "Gue… nggak tahu…" Matanya bergerak antara Alina dan Arion dengan ekspresi syok, wajahnya pucat pasi. Dengan gugup, Alina merapikan rambutnya, lalu menyadari rambutnya yang masih basah tampak sedikit berantakan. Juga ada tonjolan di celana Arion. Tidak diragukan lagi apa yang telah mereka berdua lakukan. Kalau itu belum cukup mencurigakan, Alina melirik ke arah Arion—bibir cowok itu bengkak. Itu berarti… b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Jatuh Cinta Yang Berbahaya

Vera, minum seteguk air sambil mikir. "Oh, yang tinggi, kulit putih, muka kayak campuran Korea sama bule? Itu Arion, kan?" Alina cuma diam, nggak kaget. Dia sudah tahu betapa populernya Arion, tapi dia selalu berusaha nggak terlalu memikirkannya. "Gue pernah ketemu sekali di salah satu clubbing. Anak itu emang terkenal, kan sering nongol di TV. Lo nggak tahu?" Loly langsung ngakak. "Oh. Pantes aja semalem dia berasa kayak Raja Party. Ternyata dia Raja TV juga." "Iya. Waktu itu dia dateng sama beberapa temennya... Gue juga pernah nemuin tuh anak main futsal di salah satu acara olahraga kampus gue. Aura dia tuh beda, kayak... lo tahu lah, anak yang selalu dapet spotlight." Vera menjelaskan sambil menyender di meja dapur. Alina cuma ngaduk mi di panci, pura-pura sibuk, tapi sebenarnya lagi mikir keras. "Dia nggak ngatur party kalian sembarangan, kok. Dia cuma khawatir sama gue," katanya pelan. Vera dan Loly langsung melirik dia bersamaan, mata mereka penuh rasa ingin tahu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Perhatian Arion

Sentuhannya lembut, tapi juga bikin perutnya jungkir balik. Alina nggak sadar mengikuti alurnya, lupa sama segala protes yang tadi dia pikirkan. Tiba-tiba suara dari dalam rumah membuyarkan momen itu. "Siapa tuh?" suara Loly terdengar dari dalam, bikin Alina langsung menjaga jarak. Arion bergurau, kelihatan agak kesal. "Mereka suka banget gangguin orang, ya?" katanya sambil ketawa pelan. Alina nggak bisa nahan senyum kecil juga. Dia buka pintu lebih lebar, menyuruh Arion masuk. "Ini Arion." Begitu mereka masuk, Loly sudah berdiri di ruang tamu. Dia baru selesai mandi, rambutnya basah, dan handuk kecil masih nempel di lehernya. Dia melirik ke arah Arion, terus ke arah Alina, lalu pasang senyum penuh arti. Alina langsung tahu ini bakal panjang. Saat Alina dan Arion masuk, Loly langsung melepas waslap basah yang masih nempel di lehernya dan mulai nyisir rambut dengan jari-jarinya. Dia nyengir, mungkin berusaha kelihatan normal, padahal dia keliatan basah kuyup dan pucat gara-ga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Gendong Paksa Kejadian Lagi

Ketika dia lewat, Alina melemparkan makanan ke mereka dan bilang, "Kalian berdua tuh rakus. Dan tiap akhir pekan lo berdua bangun, pasti lagi hangover, Sabtu Minggu. Gitu aja terus-terusan. Gak ada yang belajar dari pengalaman. Emang gak kapok-kapok lu pada." "Lo kok masih bisa sadar gini sih, Na? Padahal lo ikut minum juga semalam." Vera buka bungkus burger dan menggigitnya. Alina hampir nggak bisa menahan tawa. Kalau mereka tau apa yang Alina lakukan semalam, mereka nggak bakal mau Alina ambil minuman lagi. "Gue sih cuma minum satu, mungkin toleransi gue lebih tinggi daripada kalian berdua." Arion menoleh sejenak sebelum masuk ke dapur, Alina menghampirinya, malas dengar dua cewek itu lanjut mengeluh. Arion menaruh unit AC di depan kompor dan mengeluarkan peralatan buat baut pengaman sambil berbisik, "Lo nggak minum apa-apa semalem. Gue nggak ngerasain sama sekali dari bibir lo..." Arion mendekat dan mengedipkan matanya. Alina kaget otomatis tubuhnya menghangat karena inga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Darren : Teman Atau Lebih Dari Itu

Alina ingin tahu apa mau Arion, tapi ya sudahlah, Alina harus kerja. "Oke." akhirnya dia menyerah, setidaknya harga dirinya masih aman. Sepanjang perjalanan ke kafe, suasananya sunyi. Seperti ada dinding tak kasatmata di antara mereka. Ketika mobilnya berhenti, Arion langsung bertanya, "Jam berapa lo pulang?" Awalnya Alina malas jawab, tapi feeling-nya bilang kalau dia nggak kasih tahu, Arion bakal nongkrong depan kafe sampai Alina selesai. Dan itu nggak akan terjadi. "Sekitar jam yang sama kayak tadi malem." "Oke," jawab Arion. "Gue bakal datang lebih awal. Buat jaga-jaga." Arion nggak lihat ke Alina, cuma fokus ke kaca depan, kayak menyetir itu tugas negara. "Ya, makasih," jawab Alina pendek. Dia keluar dari mobilnya, membanting pintu dengan keras, lalu jalan masuk ke kafe tanpa lihat ke belakang. Untung kafe sudah ramai. Alina menaruh barang-barangnya, ambil buku catatan sama pena, dan bekerja. Alina nggak tahu apa yang Arion rencanakan, tapi kelihatannya dia harus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Diturunin Arion Di Tengah Jalan

Pikiran Alina langsung berantakan... 'Duh, kayanya gue bikin dia salah paham.' Alina berharap dia nggak membuat cowok itu berpikir dia bakal mencium cowok mana pun yang mengantar dirinya pulang. Alina buru-buru menarik diri dari pelukannya, mencoba mengalihkan pikiran, sambil mengingatkan dirinya bahwa Darren tetaplah teman baiknya. Dengan cepat, Alina berdiri tegak dan memberikan senyum kecil sebelum membuka pintu mobil, berharap suasana canggung itu cepat berlalu. "Malam, Ren." Dia buru-buru turun dan nggak lupa buat melambaikan tangannya lalu lari masuk ke rumah. *** Mimpi buruk itu lagi-lagi menghantui Alina. Dia terbangun sambil menangis. Entah gimana, alarmnya nggak bunyi, dan sekarang dia kesiangan pergi ke sekolah. Cuaca Jakarta yang lagi panas banget makin bikin mood Alina berantakan. Alina buru-buru pake seragam HIA – rok tartan biru, kemeja putih dan dasi biru polos – lalu menyambar ranselnya. Begitu buka pintu, dia terkaget. Mobil Arion sudah parkir di depan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Ines Naksir Darren

Saat hampir sampai gerbang sekolah, tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang dari belakang. Begitu mobil itu menyerempet, Alina langsung kaget, dan terdengar suara Clarissa yang teriak dari dalam mobil. "Eh cewek miskin sialan! Hati-hati dong kalo jalan!" teriak Clarissa sambil ketawa. Alina panik, berusaha menghindar, tapi karena terlalu dekat, dia malah terjatuh ke trotoar. Lututnya berdarah sedikit, sakit banget. Untungnya, Ines yang kebetulan lewat dengan mobilnya langsung turun dan buru-buru bantu Alina. "Alina, lo nggak apa-apa kan?" tanya Ines khawatir sambil membantunya berdiri. Alina cuma bisa geleng-geleng kepala sambil menahan sakit, "Gue fine, cuma agak sakit aja. Nggak nyangka bakal ketabrak gitu." Ines langsung melirik ke arah mobil Clarissa yang sudah jauh, "Itu Clarissa ya? Dasar cewek psikopat! Emang nggak ada otaknya tuh orang!" "Udah lah, Ines. Lo nggak perlu peduliin dia. Yang penting gue aman," jawabnya, sambil membersihkan roknya dari kotoran. "Eh, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Kelas Kimia With Arion dkk

"Lo kenapa?" tanya Ines sambil ngeliatin Alina yang kayaknya mulai ketar-ketir. "Kok diem aja?" Alina buru-buru jawab, "Gak ada apa-apa kok, Ines. Lo denger gosip itu dari siapa?" Ines tertawa. "Dari temen-temen gue. Dan gue rasa Clarissa mungkin cemburu sama lo. Lihat aja, setelah putus dia juga masih ngedeketin Arion, kan? Direktur Eric sama Pak Remi, ayahnya Arion, mereka itu sahabatan. Jadi nggak heran kalau Clarissa selalu ada deket Arion." Alina terdiam, matanya mulai terbuka lebar. Masa dia nggak peka selama ini? Arion deket sama Clarissa pasti karena ortu mereka. "Jadi... menurut lo, Arion pacaran sama Clarissa karena dijodohin bokapnya?" Ines angguk pelan. "Bisa jadi. Gue nggak heran sih kalau Clarissa ada niat di balik itu. Mereka berdua kan dari keluarga yang powerful, jadi pasti punya kepentingan. Jadi, lo hati-hati aja, ya." Alina menarik napas dalam-dalam. “Oke, Ines. Makasih ya infonya. Gue juga nggak terlalu peduli sama mereka." Bohong. Alina deg-degan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status