All Chapters of Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas : Chapter 31 - Chapter 40

70 Chapters

31. Dia Akan Datang Padaku

"Kamu ingin mengajakku ke mana? Aku membawa mobil sendiri." Vella berusaha melepaskan tangannya. Namun, mana mungkin Samudera membiarkan itu terjadi."Kamu tidak punya SIM, tidak aman mengendarai mobil sendiri," ucap Samudera santai seraya menarik Vella menuju motornya."Mobilku ...."Kali ini ucapan Vella sama sekali tak digubris oleh Samudera, dia malah memakaikan helm di kepala gadis tersebut."Ayo," ajak Samudera setelah nangkring di atas motor, namun Vella masih saja bergeming dan menatapnya lekat."Paman Virgon akan mengurus mobilmu, ayo naik." Samudera menjawab kekhawatiran Vella."Ke mana?""Ck, naik saja ...."Vella terpaksa naik ke atas motor Samudera, sudah memakai helm juga."Sam ...," pekik Vella kala Samudera meraih kedua tangannya dan melingkarkan pada perut."Pegangan, biar gak jatuh."Vella menarik salah satu sudut bibirnya ke samping, sebal dengan pemaksaan yang dilakukan Samudera.Sungguh tidak tahu dengan sikap laki-laki tampan yang tengah dipeluknya ini.Kadang di
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

32. Suruh Dia Berlutut di Hadapanku

"Vella!" pekik semua orang terkejut dengan tindakan Vella, yang memukul Indina secara mendadak. Indina tersungkur lemah ke samping, namun sepertinya Vella tak ingin berhenti sampai di situ. Dia sudah menahan sejak lama amarahnya, kali ini dia tak ingin memendamnya lagi. Kembali Vella mengacungkan tinjunya dengan keras menghantam wajah perempuan jahat hingga tersungkur ke lantai. Semua orang kembali menjerit, namun tak berani mencegah Vella melakukan tindakan yang tak patut ditiru. Sejak awal Vella memang tidak suka berbasa basi, dia hanya melakukan apa yang ada di pikirannya dengan spontan, tak ingin menutupi bahwa dia kejam dan jahat, memberi ketakutan pada setiap orang yang melihatnya. Tepat pada saat itu Edgar tiba dan sudah pasti sangat terkejut melihat keributan di rumahnya. Dia berlari meraih Vella yang tampak kesetanan ingin kembali menghajar Indina yang terlihat tak berdaya di lantai. "Vella, hentikan! Ada apa denganmu sebenarnya?" Vella tidak ingin menjawab hanya menata
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

33. Sejak Kapan Aku Menjadi Sangat Ditakuti?

Sejak Vella tak ingin meredam kekakuannya, Edgar hanya bisa menghela napas kasar.Minggu sore yang redup menjadi senyum ejekan untuk Vella dari Indina dan Andin.Seberapapun nenek Lola mencegah, nyatanya Edgar tak mengurungkan niat untuk mengantar Vella menuju asrama.Edgar masih menganggap selama ini terlalu memanjakan Vella, hingga gadis itu tumbuh menjadi anak yang dingin dan arogan.Menyuruh mama tirinya untuk berlutut itu menurutnya sangat keterlaluan bagi seorang anak."Bukan papa tidak menyayangimu, Vella. Tapi papa ingin kamu belajar menjadi rendah hati dan menghargai orang lain. Papa harap kehidupan sederhana di asrama dapat mendisiplinkanmu."Ucapan Edgar sangat jelas di telinga Vella, namun gadis itu sama sekali tak menanggapi, ekspresi wajahnya datar tak menunjukkan emosi sedikitpun.Hanya menatap nyalang anak-anak seusianya keluar masuk menuju bangunan yang nanti akan menjadi tempat tinggalnya. "Ini uang sakumu, papa tidak akan memberikan kartu kredit untukmu kali ini. J
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

34. Jangan Membuat Dirimu Terlihat Menyedihkan, Itu sangat mengganggu!

Teriakan itu membuat dua gadis yang duduk menghadap meja belajar menoleh secara serempak.Seorang gadis berambut pendek sebahu masuk diikuti dua gadis lain di belakangnya, wajahnya terlihat sombong dan meremehkan tatkala memasuki ruangan. Sedikit membeku ketika melihat Vella ada di situ, salah satu alisnya pun terangkat, kemudian dia berucap, "Oh, ternyata kamu sudah punya teman sekamar ya?"Salah satu teman yang mengikutinya tampak maju selangkah dan membisikkan sesuatu padanya.Seketika dua mata itu melebar mendengar bisikan, lantas dia pun tersenyum mencela ketika melihat Vella dengan seksama. "Oh, dia adalah Kabut Suram itu ya?"Gadis itu menjeda ucapannya sejenak kemudian kembali berkata, "Tapi ... bukankah dia putri dari keluarga kaya? Kenapa dia bisa terdampar di sini sekarang?""Pasti keluarganya sudah menyerah menangani kelakuannya yang kejam seperti itu, makannya dia dibuang ke sini." Gadis lain terdengarnya nyeletuk dengan nada cibiran kental.Vella menghela napas kasar, s
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

35. Hukuman

Cahaya lampu malam jatuh menerpa lima anak gadis yang tengah berdiri di hadapan dua perempuan paruh baya dengan binar ketegasan yang tak bisa dibantah.Vella sudah tahu bahwa ini akan terjadi. Dia berdiri tenang kemudian mengangguk setelah mendapatkan pertanyaan yang panjang.Tentu saja Vella mengakui jika dia memang memukul Nadia di kamarnya.Namun, rona wajahnya yang tenang tanpa rasa bersalah, malah membuat dua wanita paruh baya itu menghela napas kasar."Vella, belum ada setengah malam kamu datang ke asrama ini, tapi kamu sudah membuat keributan. Kamu tahu hukuman apa bagi siswa-siswi yang menggunakan kekerasan di sini?" tanya kepala pengurus asrama.Vella menggeleng datar, dan menjawab, "Tidak."Kepala pengurus asrama terlihat mengangguk-anggukkan kepala samar, kemungkinan besar dia memaklumi karena Vella baru datang. Tapi nyatanya perintah hukuman itu tetap Vella dengar."Meski baru datang, bukan berarti kamu lolos dari hukuman, Vella. Ayahmu menyerahkan kamu di sini, maka kami
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

36. Dibuang ke Asrama?

Segera pengawas itu menoleh dan melihat Vella yang hanya berdiri menatap piring-piring kotor. "Apa kamu ingin hukuman tambahan?" tanyanya.Vella hanya menghela napas kasar, sepertinya kali ini dia memang tak bisa menghindar.Tapi sebelum menyentuh piring-piring yang ada di depannya, manik hitam dingin itu sempat melihat tiga gadis yang tersenyum mencela kepadanya. Tapi detik berikutnya tiga gadis itu kehilangan keberanian untuk tersenyum. Tatapan Vella cukup untuk menenggelamkan nyali mereka.Waktu hampir menunjukkan pukul sembilan malam, manakala keempat gadis itu menyelesaikan hukuman mereka.Vella berjalan santai menuju ke kamarnya, seorang gadis culun yang tidak lain adalah Sabrina tengah menunggunya dengan binar lemah dan ketakutan setibanya di kamar tersebut. Vella lelah, sesungguhnya dia muak melihat ketakutan itu terus-menerus.Vella mendesah kasar. Dan bergegas naik ke tempat tidur yang berada di atas. Tapi segera dia mengurungkan niat kala Sabrina tiba-tiba memegang tanganny
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

37. Aku Akan Menciummu Agar Semua Orang Tahu

Entahlah, rasanya begitu tidak terima saat Vella tersenyum hangat sembari menyambut lambaian tangan Samuel. Dengan penuh emosi dia menyahut tangan Vella dan mengajaknya pergi. "Ish, lepaskan aku tidak perlu menyeretku seperti ini." Vella mengibaskan tangannya. "Vella, berhenti ya, aku tidak suka kamu terlalu dekat dengan anak kelas sepuluh itu!" Senyum seringai terbit begitu mendengar keluhan Rino. "Lalu bagaimana denganmu? Apa yang kamu lakukan baru-baru ini, ha? Aku tidak menamparmu saja itu sudah bagus." "Vella, kenapa kamu masih secemburu itu dengan adikmu? Sudah aku bilang cuma ada kamu satu-satunya." "Menjijikkan!" Segera Vella meninggalkan Rino usai mengucapkan kata ketus. "Vella ... jangan marah terus seperti itu. Oke, aku tidak akan menjemput Andin lagi mulai sekarang," ucap Rino sembari mengejar langkah lebar Vella. "Terserah!" "Vella ...." Dari sudut yang berbeda Samudera tengah memperhatikan bagaimana cara Rino mengejar-ngejar Vella. Wajah tampannya menunjukkan ron
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

38. Mau Merampas Kekayaan Mamaku

Seketika Vella terkesiap mendengar ancaman Samudera. Dan entah mengapa dia selalu tidak bisa mengimbangi sikap dingin Samudera, laki-laki yang menggenggam tangannya ini selalu mempunyai sisi dominan yang sangat kuat hingga bisa mengendalikannya.Vella tak bisa berkutik, kala Samudera mengajaknya masuk ke dalam mobil.Vella juga kembali terkesiap kala Samudera menunduk tepat di depan wajahnya."Kamu mau apa? Jangan dekat-dekat!" pekik Vella sembari mendorong dada Samudera agar tidak terus mendekat.Tapi setelah melihat senyum seringai yang sangat menjengkelkan milik Samudera, dia baru sadar jika Samudera hanya ingin memasang sabuk pengaman di tubuhnya.'Menyebalkan!' batin Vella kesal.Segera mobil itu melaju setelah semua penghuninya tenang."Ke mana sopirmu?" tanya Samudera acuh tak acuh."Tidak ada. Tidak ada antar jemput lagi untukku sekarang."Samudera tersenyum samar dan bertanya, "Kenakalan apa lagi yang kamu lakukan?"Sejenak Vella mencerna pertanyaan Samudera. 'Apa benar selam
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

39. Wasiat Mama Vita

"Sepertinya itu sangat sulit, Nyonya Arganta," ucap Ramzi setelah tersenyum hambar pada Indina. "Apa maksudnya sulit? Vita sudah tidak ada sekarang, jadi pihak keluarga juga punya hak untuk mengelola aset tersebut selama ahli waris belum bisa mengelolanya." Suara Indina mulai meninggi. "Benar, tapi kekayaan mendiang nyonya Vita terpisah dengan kekayaan tuan Edgar. Itu sudah menjadi perjanjian mereka saat menikah, jadi tidak ada yang bisa mengambil alih kekayaannya selain ahli waris asli, termasuk tuan Edgar sekali pun. Jadi mustahil jika ada pihak lain bisa mengelolanya," terang Ramzi tenang. "Tapi sekarang aku adalah mamanya Vella. Jadi apapun yang berkaitan dengan Vella juga menjadi tanggung jawabku termasuk kekayaan yang dia punya." Indina masih saja ngotot. "Iya Nyonya Arganta, semua orang juga tahu itu, hanya saja saya pikir Anda tidak cukup bodoh untuk mengetahui jika hanya orang yang mempunyai hubungan darah asli yang bisa mewarisi kekayaan mendiang nyonya Vita." Ramzi m
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

40. Siapa yang Menyuruh Mereka?

Vella terbengong mendengar tawaran Samudera. 'Ya ampun, anak ini ...,' batinnya."Kamu benar-benar ingin memanfaatkan kesempatan yang ada ya?" tanya Vella ketus kemudian berjalan.Samudera pun tersenyum samar dan mengikuti Vella. "Memangnya kenapa? Bukankah aku melamar di waktu yang tepat?"'Melamar? Apa ini bisa disebut lamaran?' batin Vella geli, memikirkannya saja rasanya Vella tidak berani, tapi laki-laki di sampingnya malah menyebut itu lamaran."Bagaimana? Kita bisa langsung menikah sekarang?" tanya Samudera datar."Aku jadi heran, kenapa anak-anak di sekolah sangat takut padamu? Bahkan sekarang aku melihatmu seperti seorang pelawak," ucap Vella acuh tak acuh."Benarkah? Jika tidak takut, kenapa kamu tidak segera menerima lamaranku?" desak Samudera."Berhenti berkata omong kosong, Sam. Lihatlah seragam yang melekat di tubuh kita. Baru sampai di kantor urusan sipil saja kita pasti sudah ditendang jika menyebut tentang pernikahan.""Kalau begitu ayo kita ganti baju dulu.""Sam ...
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status