Share

39. Wasiat Mama Vita

Penulis: Kerry Pu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 18:42:57
"Sepertinya itu sangat sulit, Nyonya Arganta," ucap Ramzi setelah tersenyum hambar pada Indina.

"Apa maksudnya sulit? Vita sudah tidak ada sekarang, jadi pihak keluarga juga punya hak untuk mengelola aset tersebut selama ahli waris belum bisa mengelolanya." Suara Indina mulai meninggi.

"Benar, tapi kekayaan mendiang nyonya Vita terpisah dengan kekayaan tuan Edgar. Itu sudah menjadi perjanjian mereka saat menikah, jadi tidak ada yang bisa mengambil alih kekayaannya selain ahli waris asli, termasuk tuan Edgar sekali pun. Jadi mustahil jika ada pihak lain bisa mengelolanya," terang Ramzi tenang.

"Tapi sekarang aku adalah mamanya Vella. Jadi apapun yang berkaitan dengan Vella juga menjadi tanggung jawabku termasuk kekayaan yang dia punya." Indina masih saja ngotot.

"Iya Nyonya Arganta, semua orang juga tahu itu, hanya saja saya pikir Anda tidak cukup bodoh untuk mengetahui jika hanya orang yang mempunyai hubungan darah asli yang bisa mewarisi kekayaan mendiang nyonya Vita." Ramzi m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    40. Siapa yang Menyuruh Mereka?

    Vella terbengong mendengar tawaran Samudera. 'Ya ampun, anak ini ...,' batinnya."Kamu benar-benar ingin memanfaatkan kesempatan yang ada ya?" tanya Vella ketus kemudian berjalan.Samudera pun tersenyum samar dan mengikuti Vella. "Memangnya kenapa? Bukankah aku melamar di waktu yang tepat?"'Melamar? Apa ini bisa disebut lamaran?' batin Vella geli, memikirkannya saja rasanya Vella tidak berani, tapi laki-laki di sampingnya malah menyebut itu lamaran."Bagaimana? Kita bisa langsung menikah sekarang?" tanya Samudera datar."Aku jadi heran, kenapa anak-anak di sekolah sangat takut padamu? Bahkan sekarang aku melihatmu seperti seorang pelawak," ucap Vella acuh tak acuh."Benarkah? Jika tidak takut, kenapa kamu tidak segera menerima lamaranku?" desak Samudera."Berhenti berkata omong kosong, Sam. Lihatlah seragam yang melekat di tubuh kita. Baru sampai di kantor urusan sipil saja kita pasti sudah ditendang jika menyebut tentang pernikahan.""Kalau begitu ayo kita ganti baju dulu.""Sam ...

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    41. Kakak Ipar Memang Keren

    Plak!Tamparan Vella terdengar keras, usai menarik Andin di pelataran sekolah keesokan harinya."Kak, sakit! Apa yang kamu lakukan? Ah!"Andin memekik kesakitan kala Vella menyerangnya dengan sangat mendadak."Non, hentikan! Nona Andin bisa sakit." Sang sopir yang baru saja keluar dari dalam mobil mencoba menarik Vella untuk mencegah pertikaian kakak beradik ini.Namun, ketika sang sopir menariknya, Vella juga menarik rambut Andin hingga gadis itu kembali memekik kesakitan."Kak, lepaskan rambutku! Ah, ini sangat sakit!""Non, lepaskan rambut nona Andin, dia bisa botak!" Kembali sang sopir memekik sembari melepaskan tangan Vella dari rambut Andin.Seketika pertikaian kakak beradik pagi ini menjadi pusat perhatian para siswa siswi lain yang baru saja tiba di sekolah."Ada apa lagi dengan mereka?""Entahlah, sepertinya pertikaian mereka tiada akhir."Cuitan siswa siswi lain bisa didengar dengan jelas oleh telinga Vella. Tapi dia tidak peduli."Kak, lepaskan!" Andin terus memekik kesakit

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    42. Sam, Aku Menerima Tawaramu

    Vella menempelkan ponsel di dekat telinganya, dan segera kemarahan Edgar menusuk gendang telinga."Vella, apa yang kamu lakukan pada adikmu? Kamu ini benar-benar sangat keterlaluan! Aku sudah mengabaikan kesalahanmu saat menginjak tangan Andin. Sekarang kamu semakin keterlaluan seperti ini!""Aku hanya membalas apa yang dia lakukan, Pa. Dia menyuruh orang untuk merusak rambut temanku. Aku rasa apa yang aku lakukan setimpal," jawab Vella enteng."Vella, kamu semakin keterlaluan! Kamu pikir papa tidak tahu hari pertama masuk asrama kamu sudah melakukan tindak kekerasan terhadap temanmu? Sampai papa mendengar kamu masih berlaku anarkis, papa tidak akan mengirim uang padamu. Itu adalah hukuman untukmu!"Telepon terputus, dan Vella segera menendang bak sampah yang tak jauh dari tempatnya berdiri."Shit!" umpatnya dengan begitu banyak kekesalan. Entah yang dilakukannya benar atau tidak, tetap saja dia yang akan menerima getahnya.Apa dia harus diam saja ketika temannya ditindas karena kelic

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    43. Aku Masih Ingat Norma dan Etika Seorang Perempuan

    Pintu segera terbuka setelah Samudera menekan tombol kombinasi, dan memang sangat sepi saat Vella tiba di apartemen Permata Hijau, tak ada satupun asisten yang menyambut."Masuk," ajak Samudera dengan suaranya yang rendah dan datar seperti biasanya.Ada sedikit keraguan. Tapi akhirnya Vella masuk juga."Mandilah dulu," ucap Samudera, lagi-lagi dengan suara datar dan rendah.Vella tak bergerak, dia malah tampak linglung.Samudera akhirnya mendesah kasar. "Apa aku harus menggendongmu ke kamar mandi seperti dulu?"Vella langsung terkesiap dan menggaruk kepala yang tidak gatal. 'Memangnya boleh, menjadi asisten yang tidak tahu diri seperti itu?' batinnya.Samudera mulai duduk di atas sofa, sementara matanya menatap Vella dengan tidak biasa, membuat gadis tersebut sedikit gugup."Apa kamarku adalah yang sempat aku tempati dulu?" tanya Vella pelan dan juga kaku."Hmm ....""Oh, oke. Terima kasih." Vella segera pergi dari hadapan Samudera takut melakukan sesuatu yang memalukan saat tak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    44. Dia yang Memicu Kenakalan Vella

    Andin baru saja menutup telepon dan tersenyum licik di balik wajah imut. Dia sangat puas dengan apa yang terjadi pada Vella. Dia berharap kakaknya akan terpuruk, jika Vella menjadi gelandangan itu malah lebih baik, pikirnya.Dengan gaya imut dan ceria dia berlari kecil menuju kamar mamanya. Tapi segera alisnya yang halus mengernyit kala mendengar percakapan mamanya dengan seseorang melalui gawai yang menempel di telinga."Aku tidak bisa mengirim uang kepadamu lagi, Leon. Aku tidak ingin Edgar curiga, jika aku terus mengirim uang ke luar negeri dengan jumlah yang tidak sedikit," wajah Indina kini terlihat sedikit keruh."Bukankah kamu bilang, kamu ingin mengambil dari milik Vita?""Kamu pikir semudah itu? Kemarin aku pergi ke kantor pengacara Vita. Tapi nyatanya aku hanya mendapat malu dan juga ancaman gadis ingusan itu, entah bagaimana dia bisa tahu aku pergi ke sana?""Lalu aku harus bagaimana? Aku tidak mungkin terus terlunta-lunta di luar negeri.""Begini saja, lebih baik kamu kemb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    45. Saat Aku Bertindak, Mentalmu yang Akan Terganggu

    Seragam sekolah sudah melekat rapi pada tubuh dua remaja yang duduk tenang di dalam mobil, di mana mobil tersebut tengah mengantar mereka ke sekolah. Tampan dan cantik dengan kulit putih tanpa noda, postur tubuh mereka juga sama-sama tinggi dan terlihat sangat serasi. Namun, saat ini hanya ada keheningan di antara mereka.Pesona dingin berpendar mengitari raut wajah yang sama-sama mempunyai aura mulia yang kuat.Sebenarnya keheningan adalah suasana yang paling nyaman bagi Vella kala dekat dengan Samudera. Saat laki-laki di sampingnya bertingkah dan menggoda, jelas dia akan mati kutu dan kehilangan gaya.Tapi, saat ini ada yang mengusik ketenangan batinnya, hingga alis yang sebelumya halus kini terliat berkerut.Vella berpikir lebih baik dia keluar dari dalam mobil Samudera sebelum sampai di sekolah. Ini hanya akan menciptakan gosip miring yang menyerbar jika semua orang melihat dia keluar dari mobil Samudera.Vella benar-benar tak ingin menye

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    46. Aku Datang untuk Memutus

    Angin berembus tenang, sama sekali tak menggolakkan lautan di tengah samudera, itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan Vella selama sepekan tinggal bersama Samudera.Tak ada satupun yang mengusiknya, tiga gadis menyebalkan pembuat onar di asrama juga tidak menunjukkan gerakan untuk melaporkannya ke polisi. Vella yakin itu berkat campur tangan Samudera.Andin juga cukup tenang setelah dia mengultimatumnya lima hari yang lalu. Vella menikmati hari-harinya yang tentram selama seminggu ini.Tidak banyak berinteraksi dengan Samudera saat disekolah, di rumah pun juga begitu. Samudera sendiri memang jarang di rumah, setelah mengantar Vella pulang, dia langsung pergi dan kembali larut malam, Vella yang merasa tidak mempunyai kepentingan apapun, jadi enggan bertanya Samudera pergi ke mana?Terlebih itu adalah hal yang sangat menguntungkan bagi Vella. Dia tidak bisa memasak, jadi dia tidak perlu memperlihatkan betapa payahnya dia saat menyajikan maka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    47. Tidak Matre, tapi Tidak Bodoh

    Ketenangan di toko perhiasan akhirnya terusik. Wajah Vella menggelap saat melihat dua gadis yang tiba-tiba hadir dan merebut barang yang hendak dia beli. Siapa lagi kalau bukan Andin dan Feli?"Apakah orang tuamu tidak pernah mengajari apa itu namanya sopan santun?" tanya Vella dingin.Feli menunjukkan wajah yang sangat menyebalkan, bahkan dia terlihat mencibir Vella. "Aneh sekali dia berkata masalah sopan santun di hadapanku, apa dia tidak pernah berkaca selama ini?"Diam-diam Andin tersenyum mendengar ujaran yang tidak mengenakkan dari mulut Feli. Gadis itu selalu mewakilinya mengungkapkan kekesalan saat di depan umum, hingga dia tetap dipandang sebagai gadis lembut yang seakan tak mungkin sanggup menyakiti kakaknya sendiri.Vella hanya sedikit menegakkan wajah melihat dua gadis yang sengaja mencari masalah dengannya.Feli tersenyum mengejek dan menyodorkan barang yang dia rebut pada pelayan toko dengan bangga agar segera dikemas.Tidak in

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23

Bab terbaru

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    171. Pengantin Tercantik (End)

    Di bangsal rumah sakit.Saat ini Vella masih terbaring lemah, wajahnya pucat dan tidak berdaya.Lemparan kotak kayu itu ternyata mencederai otak kecil Vella hingga melumpuhkan fungsi motoriknya.Vella lumpuh tak bisa berdiri ataupun berjalan, saat duduk dia sangat mual dan pusing kemudian terjatuh tanpa mempunyai keseimbangan.Bersyukur tusukan di perut Vella tak sampai melukai janin yang dia kandung.Vella hanya bisa berbaring ditemani Samudera yang tak pernah lelah menggenggam tangannya memberi dukungan moral."Maaf, aku salah, aku lengah. Jika aku lebih waspada kamu tidak perlu mengalami hal semacam ini."Vella tersenyum lemah mendengar permintaan maaf Samudera yang entah kali keberapa."Kamu tidak lelah meminta maaf terus setiap waktu?"Samudera tersenyum samar. "Aku hanya tidak tahu bagaimana caraku menebus kelalaian?""Bantu aku duduk."Samudera menuruti keinginan Vella, dan memeluknya dari belakang agar Vella tidak jatuh.Sementara Vella memejamkan matanya, sembari menyandarkan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    170. Kakek Baswara Membalik Keadaan

    Sandra hampir putus asa ketika lima orang ingin memasukinya.Tapi entah kenapa lima orang tersebut tiba-tiba menghentikan aksi dan meninggalkannya begitu saja.Setelah termenung sesaat, tiba-tiba Sandra kembali tertawa ironi.Ternyata Samudera tak sungguh-sungguh membiarkannya ternoda.Hatinya semakin bangga."Bodoh, ternyata kamu tak sesadis yang aku pikirkan. Setelah apa yang aku lakukan pada gadismu ternyata kamu masih selemah ini."Sandra berhasil menghubungi seseorang setelah tangannya yang tertembak bersusah payah merogoh ponsel dari saku.Namun, tiba-tiba mobil yang membawanya ke rumah sakit mengalami kecelakaan.Sandra pingsan.Saat dia terbangun. Sandra mendapati dirinya di sebuah ruangan asing dengan pencahayaan minim.Di tengah ruangan sunyi.Suara pintu yang dibuka terdengar sangat nyaring.Siluet seseorang yang masuk terlihat kabur di mata Sandra yang baru saja terbuka.Namun, saat cahaya lampu menerpa tubuh itu. Sandra langsung mengenali siapa dia."Kakek …."Kakek Baswa

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    169. Aku Ingin Tidur Denganmu

    Bulan bersinar sangat indah menerpa tubuh gadis yang saat ini tengah tertawa mengerikan, sedingin udara malam ini. Cahayanya penuh kemenangan, tapi sedetik kemudian kilat matanya berubah menjadi tajam dan mempunyai hawa membunuh. Tatapan itu menghujani tubuh Vella yang terkulai tak berdaya di lantai beton. "Aku sudah mengatakan, jika aku tidak bisa memiliki Samudera. Maka kamu pun tak akan bisa memilikinya." Sandra beralih pada belati yang masih menancap di pahanya. Kemudian terdengar pekik kesakitan saat dia mencabut belati tersebut. Sandra tidak bisa berdiri tegak. Namun, dia tetap memaksa berjalan terseok-seok menuju ke arah Vella. Kembali bibir itu tersenyum. Namun, sama sekali tak terlihat indah, ketika matanya terarah pada perut Vella yang masih datar. "Aku membencimu, Vella. Aku membencimu karena Samudera sangat mencintaimu! Aku benci karena Samudera sangat menginginkanmu. Tidak seharusnya kamu mengandung anaknya, karena itu adalah hakku!" Sandra tahu Samudera tidak

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    168. Samudera Hanya Boleh Menyentuhku

    Vella tahu ini keadaan yang sangat buruk.Dia sedang hamil dan tidak boleh melakukan gerakan ekstrim.Tapi jika tidak melawan, ini akan berakhir mengenaskan untuknya.Zlak!Salah satu dari pria itu seperti tercekik ketika mendapat hantaman keras di lehernya.Pria yang lain tidak berdiam saja ketika melihat tuan putri ini memiliki sedikit kemampuan.Sejak Vella tahu ada orang yang mengincar nyawanya, dia memang tak ingin menjadi gadis manja yang hanya bisa bersembunyi di balik perlindungan Samudera.Bisa memanah dan menggunakan pistol itu tidak cukup.Dia mempelajari beberapa teknik dasar membela diri dari serangan jarak dekat.Tidak disangka, pengetahuan itu sangat berguna saat ini."Jangan biarkan dia lari!" Teriakan Sandra menggema.Vella memang ingin melarikan diri, tapi tangannya segera ditarik hingga dia mulai terpelanting ke belakang.Tapi nyatanya Vella tak kembali dengan tangan menganggur.Diacungkannya kepalan tangan yang langsung terarah pada wajah pria tersebut.Bam!Wajah

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    167. Dia Akan Senang Melihat Bagaimana Dia Akan Mati

    Byur!Vella tersedak dan langsung kembali pada akal sehat setelah merasakan guyuran air kasar menghantam wajah.Dia terbatuk, dan hawa dingin pun merambat menyelimuti tubuhnya yang basah.Bintang yang bertebaran di langit benar-benar telah mengembalikan kesadarannya setelah pingsan akibat obat bius.Sepertinya dia berada di atap gedung sekarang."Sudah sadar?"Pertanyaan itu membuat Vella menoleh.Seketika senyumnya melengkung dingin.'Sandra … tentu saja dia ….' batin Vella kecut."Apa yang kamu inginkan?" tanya Vella datar.Tawa mengerikan Sandra terdengar miris.Sikap nona muda yang bermartabat tak lagi terlihat.Berganti dengan wajah bengis yang mempunyai aura membunuh."Kamu masih bertanya apa yang aku inginkan? Yang aku inginkan adalah Samudera, Vella! Tapi kamu telah merebutnya, jadi kamu harus menanggung akibatnya!"Vella sama sekali tak terlihat takut. Dia malah tersenyum hambar. "Sudah aku katakan, salahkan takdirmu.""Takdir? Takdirku sangat baik sebelum kamu datang! Tapi k

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    166. Vella Hilang

    Entah sejak kapan Samudera berada di situ dengan aura mengerikan seperti hendak melenyapkan seseorang.Bagaimana Vella tidak suci?Leon yang dia tangkap sudah mengakui jika tidak sempat melakukan apapun pada Vella.Selain itu Samudera sendiri juga sudah membuktikan saat malam pertamanya dengan Vella di Paris.Noda darah keperawanan di seprai putih itu masih Samudera ingat dengan jelas di benaknya.Kata-kata kotor Sandra benar-benar membuat Samudera kehilangan kesabaran."Orang yang mempunyai mulut busuk sepertimu seharusnya tidak hidup di dunia ini."Samudera nyaris menghantam Sandra, jika tidak ada tarikan yang menghentikannya."Jaga martabatmu, Tuan Muda Baswara," tegas Brian, sembari mencengkeram kuat tangan putranya.Lantas kerlipan mata membuat dua orang pengawal menyeret Sandra keluar dari dalam venue.Gadis itu meronta-ronta dan berteriak seperti orang gila."Samudera kamu akan

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    165. Kelicikan Sandra Terbongkar

    Bukan hanya tamu undangan yang terlihat terguncang, tapi tuan Kuswara juga berkali-kali lipat merasakannya.Ia terus menyangkal perkataan nyonya Baswara untuk membela anak dan istrinya.Dan itu hanya membuat nyonya Baswara mencibir sengit. "Aku turut prihatin, ternyata kamu juga korban penipuan."Nyonya Kuswara memilih untuk diam, semakin banyak bicara semakin akan menunjukkan celah untuk membongkar kebohongan.Tuan Kuswara sangat mempercayainya itu adalah kekuatan terbesar seorang istri.Tapi tidak dengan Sandra yang mulai panik kedoknya akan terbongkar, ia pun terus-menerus berdalih untuk menutupi rahasianya."Bibi, aku tidak tahu salah apa yang pernah aku lakukan padamu, hingga kamu sangat membenciku. Aku hanya ingin berbakti padamu sebagai seorang menantu, tapi kamu malah menuduhku dengan yang tidak-tidak. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"Melihat raut wajah menyedihkan penuh derai air mata ini, orang akan mengir

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    164. Menikahkan Samudera dengan Mayat?

    Pertanyaan Vella membuat Sandra meraung dan kembali menggila ingin menyerang Vella.Tapi Virgon jelas tidak membiarkan itu terjadi, ia menarik Sandra menjauh untuk mengamankan Vella.Tak terkecuali tuan Kuswara yang juga memaki dengan sangat brutal di atas panggung.Alhasil dia pun diseret turun dan diperingatkan akan diseret keluar dari venue jika masih ingin membuat kegaduhan.Vella segera dipersilahkan menuju podium untuk memberi sedikit sambutan."Terima kasih atas kerjasama para investor yang sudah bergabung dengan proyek yang akan kami selenggarakan. Terutama pada Samudera dan Kakek Baswara yang sudah memberi dukungan yang sangat besar pada perusahaan kami, semoga kedepannya kita dapat meraih keuntungan bersama dan meraup pundi-pundi kemakmuran yang tidak terkira."Di bawah panggung suara tepuk tangan riuh tak terhingga mendengar penuturan Vella.Tapi tidak dengan kakek Baswara.Ia pun tercengang dan seper

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    163. Jatuh Itu Sakit

    Sandra langsung tertawa mencibir mendengar ujaran Vella yang semakin tak masuk akal.Perusahaan Kuswara adalah milik keluarga Kuswara, tapi mengatakan perusahaan akan tetap berdiri sementara keluarga Kuswara akan hancur.Bagaimana itu mungkin?Tapi Sandra memahami kenapa Vella berkata seperti itu.Tampaknya saingan cintanya ini masih terlalu percaya diri akan memiliki Samudera kedepannya."Aku tidak masalah jika Samudera ingin mengambil alih perusahaan ini, dia memang mempunyai saham terbesar di perusahaan kami. Tapi aku adalah tunangannya dan pada akhirnya kami akan menikah, milik Samudera juga akan menjadi milikku, seorang menantu keluarga Baswara."Ucapan Sandra diikuti tawa lembut yang sama sekali tak ramah.Sandra benar-benar sangat percaya diri ketika mengucapkan kata itu. Ia pun tersenyum mencela dan kembali mengejek."Vella, aku sudah mengatakan. Bermimpi terlalu tinggi itu adalah urusanmu, tapi jatuh it

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status