All Chapters of Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas : Chapter 11 - Chapter 20

70 Chapters

11. Mau Jadi Pecundang atau Pemenang?

Vella melonjak terkejut, refleks dia berdiri mendengar ujaran mendadak itu.Terlihat Samudera sedang berjalan mendekat ke arahnya dengan langkah ringan.Wajah tampan, keren, dan tenang itu membuat Vella malu dan segera menghapus air mata dengan punggung tangan. Dia tidak suka kesedihannya dilihat oleh orang lain.Tidak banyak ekspresi yang diperlihatkan Samudera setibanya di depan Vella."Jika kamu memainkannya seperti itu. Saat kamu berlari cinta tidak akan menemukanmu. Kamu memainkan nada berlari untuk ditinggalkan, bukan cinta untuk menemukanmu," ucap Samudera dengan suara rendahnya yang entah mengapa itu terasa hangat di hati vella.Vella diam sejenak dan menelan saliva secara perlahan. Kemudian berkata, "Aku tidak pernah berharap ada cinta tulus mendatangiku setelah hari ini."Samudera tersenyum hambar dan berkata, "Bodoh."Vella tak lagi menimpali, dia memang merasa bodoh sudah dipermainkan oleh ibu dan adik tirinya yang selama ini dia cintai segenap hati, dan Rino, Vella sunggu
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

12. Jangan Menjadi Jahat Karena Aku

Kelas sudah kembali dimulai, Vella menatap guru yang sedang menerangkan pelajaran sosiologi dengan tatapan kosong.Pikirannya masih tertuju pada ucapan Samudera yang memotivasi untuk tidak menyerah.'Mau menjadi pemenang ataupun pecundang adalah pilihanmu. Mau mendapatkan cinta atau hinaan juga pilihanmu. Suaramu tidak buruk, jika kamu hanya menyia-nyiakan bakat emasmu untuk menangis, hanya ada kekecewaan yang datang padamu.'Kata itu terus terngiang di benak Vella, dia pikir itu benar. Diri kita sendirilah yang akan menentukan bagaimana orang lain akan memandang kita.Vella sudah gagal membuktikan diri di ajang kompetisi model, dan malah mendapatkan hinaan lantaran fitnah yang dia terima. Sekarang pintu lain terbuka, haruskah dia menyia-nyiakan kesempatan itu?'Sangat boboh!' gumam Vella dalam hati kala ingat dia hampir mengabaikan kesempatan yang ada di depan mata.'Kompetisi ajang menyanyi itu, aku tak akan melewatkannya.''Aku bukan kabut suram yang tidak mempunyai masa depan sepe
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

13. Mama Menjualku?

Vella meninggalkan ruang musik dengan langkah santai untuk bergegas pulang. Dia berpikir harus mencari guru vokal lain, di mana tidak ada orang yang mengenalnya agar dia bisa belajar dengan nyaman.Sampai di pelataran sekolah, mata Vella memicing tajam begitu melihat wanita paruh baya sedang berdiri di samping mobil mewah keluarganya.'Untuk apa dia di sini? Apa dia ingin membuat perhitungan denganku setelah papa mengetahui kejahatannya?' batin Vella sembari menatap ibu tiri yang hadir di hadapannya."Vella, mama yang menjemputmu hari ini," ucap Indina dengan suara lembut yang khas.Vella tersenyum sengit, dan bertanya, "Kamu pikir aku mau?""Edgar ingin berbicara denganmu."Perlahan kelopak mata Vella terangkat, ada kejanggalan pada ucapan Indina barusan.'Kenapa wanita jahat ini masih berhubungan dengan papa? Seharusnya papa mengusirnya setelah mengetahui perselingkuhannya dengan laki-laki jahat yang ingin melecehkanku.'Vella mengangkat sedikit dagu dengan arogan kemudian berkata s
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

14. Aku Tidak Akan Mati

"Kamu mengenalku?" tanya Vella dingin."Sayangnya tidak. Tapi sejak pertama kali wanita itu membawamu ke sini aku menyukaimu." Mata pemuda itu tiba-tiba mengunci mata Vella dengan kilat tajam.Namun, Vella sama sekali tak terlihat gentar, membuat tatapan pemuda itu sedikit meredup, dan berkata, "Sepertinya kamu cukup berani.""Kalian tidak akan mendapatkan kesenangan apa pun dariku. Aku akan bunuh diri sebelum kalian mencoba mengambil keuntungan dariku."Binar wajah pemuda itu seketika menggelap, memancarkan emosi yang tidak biasa di wajah tampannya."Kamu pikir aku akan membiarkanmu melakukan itu? Saat ayahku mengatakan kamu akan dikirim pada milyader yang berlibur di kapal pesiar, rasanya aku hampir gila, dan langsung menghampirimu kemari, bagaimana bisa aku membiarkanmu menghabisi dirimu sendiri?"Alis Vella semakin berkerut memikirkan setiap perkataan pemuda itu. 'Apa yang barusan aku dengar?' batinnya.Tapi detik berikutnya kerutan di alis Vella memudar, juga ada sedikit napas ke
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

15. Periksa CCTV Sekolah

Kabut putih baru saja tersapu mentari pagi yang hangat, mengetarakan bangunan luas pada dataran tinggi nan hijau, namun juga dekat dengan perkotaan.SMA Pucak Langit, nama yang sombong untuk ukuran tempat mengenyam pendidikan. Begitu pula siswa siswi yang ada di dalamnya, sepertinya memang tak ada kalangan biasa yang bersekolah di sana.Dengan gaya elegan tanpa meninggalkan kesan imut khas anak remaja, mereka berjalan masuk menuju kelas masing-masing setelah mendengar suara lonceng berbunyi.Begitu juga dengan Rino, kini dia berjalan sendiri masuk ke dalam kelas, siap menyambut pelajaran pertama.Beberapa kali dia melirik bangku kosong di sebelahnya, hatinya sedikit tidak nyaman. Kemarin dia tidak menemukan Vella di kelas musik, sekarang dia malah tidak masuk sekolah.Sebenarnya Rino memang kesal, lantaran Vella meninggalkannya tanpa pesan.Dia bertekad tidak akan menghubungi Vella sampai gadis itu menghubunginya terlebih dulu.Tapi, ditungguin sejak tadi malam, tak ada satu pun pesan
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

16. Itu adalah Caraku

"Periksa CCTV sekolah, aku ingin tahu tentang mereka."Di lorong yang sepi, pria dewasa berpakaian rapi serba hitam mengangguk setelah menerima titah dari Samudera. Dia berbalik dan bergegas pergi. Namun, langkahnya terhenti kala Samudera kembali bersuara."Siapkan mobil, aku ingin pulang."Laki-laki tersebut menoleh dan tersenyum tipis. Anggukan samar terlihat saat Samudera berjalan santai melewatinya. Dia adalah Virgon, asisten sekaligus pengawal pribadi Samudera.Samudera Baswara sendiri sebenarnya adalah ahli waris pemilik yayasan Pucak Langit, tak heran jika dia bisa pulang pergi dan membawa pengawalnya masuk ke lingkup sekolahan dengan seenak jidat.Samuel sempat bertanya heran ketika mendapati Samudera berjalan tenang sembari membawa tas ranselnya menuju ke pelataran sekolah, tapi yang dia dapat hanya senyum hambar dari bibir SamuderaSamuel tidak terkejut, sikap menyebalkan Samudera sudah menjadi makanan mengenyangkan setiap harinya, dia pun tersenyum acuh tak acuh dan bergabu
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

17. Panggil Aku, Aku selalu Ada Untukmu

Seberapa kencang Vella berteriak, Samudera sama sekali tak mengindahkan suara yang tepat berada dalam gendongannya.Paras tampan itu hanya sedikit menarik senyum tipis dari kedua sudut bibir.Kaki panjang itu juga melangkah santai membawa Vella menuju kamar mandi, membuat gadis yang ada di gendongannya jengkel, kemudian mengomel melalui mulut kecil yang bergerak-gerak."Sam, apakah kamu terlalu sombong? Bisakah kamu menghargai orang lain dengan mendengarkan apa yang dia ucapkan?"Samudera masih terlihat tak peduli dengan teriakan Vella, sampai di kamar mandi dengan tenang dia mendudukkan Vella pada meja granit yang memiliki pola batik dekat wastafel warna putih berbahan porselen."Apa kamu benar-benar orang yang sangat menyebalkan? Pantas saja anak-anak di sekolah takut padamu."Vella masih mengomel meluapkan rasa jengkel di hati, wajahnya yang cantik menunjukan rona gelap akibat marah.Tapi entah mengapa, kali ini tak terlihat dingin seperti biasanya, saat ini wajah suram Vella layak
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

18. Bagian dari Samudera?

Perlahan pintu kamar mandi terbuka menunjukan sosok Vella yang sudah terlihat segar mengenakan handuk kimono yang membalut tubuh rampingnya.Mata kecil Vella segera menemukan Samudera yang duduk tenang di sofa, sesekali laki-laki itu berdecak samar, Vella yakin saat ini Samudera sedang bermain game online.Vella mencebik sesaat, kemudian dia berjalan keluar dengan langkah yang tak sempurna."Di mana kamu menyembunyikan bajuku?" tanya Vella pelan yang membuat Samudera mendongak sekilas dan meletakkan ponselnya.Samudera tak segera menjawab, dengan tenang dia berdiri dan menghampiri Vella."Hei ...." Vella memekik kala Samudera kembali mengangkat tubuhnya dan membawa ke tempat tidur.Rasa gugup kembali mendera Vella, namun, dia tak berucap apa-apa, hanya memperhatikan Samudera yang mendudukkannya di tempat tidur dengan sangat hati-hati, kemudian Samudera sendiri duduk di sebelahnya sebelum membuka kotak obat di atas nakas. Segera Samudera mengoleskan salep pada setiap luka di leher dan
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

19. Jadilah Anak yang Baik

Vella tertegun di dalam mobil yang tengah melaju membawanya pulang ke rumah, pikirannya masih tertuju pada kata-kata Samudera sebelum dia masuk mobil.Namun, setelah waktu berlalu beberapa detik, dia pun tersenyum ironi dan bergumam pelan. "Tentu saja."Vella merasa sangat terlambat begitu menyadari arti dari namanya, dalam bahasa Finlandia, Vella berarti laut, tak ayal jika Samudera mengatakan bahwa dia adalah bagian dari samudera.'Sangat kebetulan,' batin Vella sembari tersenyum tipis, menyadari kecocokan nama yang dia sandang dengan anak laki-laki yang baru tiga hari ini bertegur sapa.Pipinya seketika merona dan terasa sedikit panas manakala ingat kejadian di kamar mandi beberapa jam yang lalu.Sungguh tak akan ada yang berani berpikir, jika Samudera yang biasanya terlihat dingin dan sangat luar biasa, dapat berubah menjadi sangat nakal seperti itu.Namun, senyum Vella tiba-tiba runtuh manakala mobil tersebut sudah tiba di pelataran rumahnya.Vella berpikir keras menerka situasi
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

20. Jangan Menjadi Landak Beracun

Ancaman Indina sangat jelas. Namun, Vella hanya menanggapinya dengan tatapan datar dan tenang. "Bukan kamu, tapi aku yang akan menghancurkanmu."Indina tersenyum mencibir, kemudian berkata, "Coba saja kalau bisa."Lantas Indina berlenggang santai keluar dari kamar Vella dengan binar wajah yang sangat meremehkan.Embusan napas samar kembali terdengar di ruangan sunyi, kala Vella menatap batu giok mutiara di atas bufet. "Aku tidak akan mengecewakan mama."Vella hendak berbaring untuk beristirahat. Namun, begitu melihat pepper bag warna putih, dia langsung teringat ucapan Virgon. Garis bibirnya pun melengkung samar.Diraihnya pepper bag tersebut, dan terlihat secarik kertas dengan beberapa kalimat yang tertera di atasnya.[Ingatlah kamu adalah bagian dari Samudera, hubungi aku jika kamu memerlukan bantuan.]Alis Vella terangkat, senyum tipis belum pergi dari bibirnya. Diambilnya barang yang ada di dalam pepper bag. Sebuah ponsel mewah dengan softcase bertatahkan diamond langsung membuat
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status