Semua Bab Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas : Bab 41 - Bab 50

70 Bab

41. Kakak Ipar Memang Keren

Plak!Tamparan Vella terdengar keras, usai menarik Andin di pelataran sekolah keesokan harinya."Kak, sakit! Apa yang kamu lakukan? Ah!"Andin memekik kesakitan kala Vella menyerangnya dengan sangat mendadak."Non, hentikan! Nona Andin bisa sakit." Sang sopir yang baru saja keluar dari dalam mobil mencoba menarik Vella untuk mencegah pertikaian kakak beradik ini.Namun, ketika sang sopir menariknya, Vella juga menarik rambut Andin hingga gadis itu kembali memekik kesakitan."Kak, lepaskan rambutku! Ah, ini sangat sakit!""Non, lepaskan rambut nona Andin, dia bisa botak!" Kembali sang sopir memekik sembari melepaskan tangan Vella dari rambut Andin.Seketika pertikaian kakak beradik pagi ini menjadi pusat perhatian para siswa siswi lain yang baru saja tiba di sekolah."Ada apa lagi dengan mereka?""Entahlah, sepertinya pertikaian mereka tiada akhir."Cuitan siswa siswi lain bisa didengar dengan jelas oleh telinga Vella. Tapi dia tidak peduli."Kak, lepaskan!" Andin terus memekik kesakit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

42. Sam, Aku Menerima Tawaramu

Vella menempelkan ponsel di dekat telinganya, dan segera kemarahan Edgar menusuk gendang telinga."Vella, apa yang kamu lakukan pada adikmu? Kamu ini benar-benar sangat keterlaluan! Aku sudah mengabaikan kesalahanmu saat menginjak tangan Andin. Sekarang kamu semakin keterlaluan seperti ini!""Aku hanya membalas apa yang dia lakukan, Pa. Dia menyuruh orang untuk merusak rambut temanku. Aku rasa apa yang aku lakukan setimpal," jawab Vella enteng."Vella, kamu semakin keterlaluan! Kamu pikir papa tidak tahu hari pertama masuk asrama kamu sudah melakukan tindak kekerasan terhadap temanmu? Sampai papa mendengar kamu masih berlaku anarkis, papa tidak akan mengirim uang padamu. Itu adalah hukuman untukmu!"Telepon terputus, dan Vella segera menendang bak sampah yang tak jauh dari tempatnya berdiri."Shit!" umpatnya dengan begitu banyak kekesalan. Entah yang dilakukannya benar atau tidak, tetap saja dia yang akan menerima getahnya.Apa dia harus diam saja ketika temannya ditindas karena kelic
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

43. Aku Masih Ingat Norma dan Etika Seorang Perempuan

Pintu segera terbuka setelah Samudera menekan tombol kombinasi, dan memang sangat sepi saat Vella tiba di apartemen Permata Hijau, tak ada satupun asisten yang menyambut."Masuk," ajak Samudera dengan suaranya yang rendah dan datar seperti biasanya.Ada sedikit keraguan. Tapi akhirnya Vella masuk juga."Mandilah dulu," ucap Samudera, lagi-lagi dengan suara datar dan rendah.Vella tak bergerak, dia malah tampak linglung.Samudera akhirnya mendesah kasar. "Apa aku harus menggendongmu ke kamar mandi seperti dulu?"Vella langsung terkesiap dan menggaruk kepala yang tidak gatal. 'Memangnya boleh, menjadi asisten yang tidak tahu diri seperti itu?' batinnya.Samudera mulai duduk di atas sofa, sementara matanya menatap Vella dengan tidak biasa, membuat gadis tersebut sedikit gugup."Apa kamarku adalah yang sempat aku tempati dulu?" tanya Vella pelan dan juga kaku."Hmm ....""Oh, oke. Terima kasih." Vella segera pergi dari hadapan Samudera takut melakukan sesuatu yang memalukan saat tak bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

44. Dia yang Memicu Kenakalan Vella

Andin baru saja menutup telepon dan tersenyum licik di balik wajah imut. Dia sangat puas dengan apa yang terjadi pada Vella. Dia berharap kakaknya akan terpuruk, jika Vella menjadi gelandangan itu malah lebih baik, pikirnya.Dengan gaya imut dan ceria dia berlari kecil menuju kamar mamanya. Tapi segera alisnya yang halus mengernyit kala mendengar percakapan mamanya dengan seseorang melalui gawai yang menempel di telinga."Aku tidak bisa mengirim uang kepadamu lagi, Leon. Aku tidak ingin Edgar curiga, jika aku terus mengirim uang ke luar negeri dengan jumlah yang tidak sedikit," wajah Indina kini terlihat sedikit keruh."Bukankah kamu bilang, kamu ingin mengambil dari milik Vita?""Kamu pikir semudah itu? Kemarin aku pergi ke kantor pengacara Vita. Tapi nyatanya aku hanya mendapat malu dan juga ancaman gadis ingusan itu, entah bagaimana dia bisa tahu aku pergi ke sana?""Lalu aku harus bagaimana? Aku tidak mungkin terus terlunta-lunta di luar negeri.""Begini saja, lebih baik kamu kemb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

45. Saat Aku Bertindak, Mentalmu yang Akan Terganggu

Seragam sekolah sudah melekat rapi pada tubuh dua remaja yang duduk tenang di dalam mobil, di mana mobil  tersebut tengah mengantar mereka ke sekolah. Tampan dan cantik dengan kulit putih tanpa noda, postur tubuh mereka juga sama-sama tinggi dan terlihat sangat serasi. Namun, saat ini hanya ada keheningan di antara mereka.Pesona dingin berpendar mengitari raut wajah yang sama-sama mempunyai aura mulia yang kuat.Sebenarnya keheningan adalah suasana yang paling nyaman bagi Vella kala dekat dengan Samudera. Saat laki-laki di sampingnya bertingkah dan menggoda, jelas dia akan mati kutu dan kehilangan gaya.Tapi, saat ini ada yang mengusik ketenangan batinnya, hingga alis yang sebelumya halus kini terliat berkerut.Vella berpikir lebih baik dia keluar dari dalam mobil Samudera sebelum sampai di sekolah. Ini hanya akan menciptakan gosip miring yang menyerbar jika semua orang melihat dia keluar dari mobil Samudera.Vella benar-benar tak ingin menye
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

46. Aku Datang untuk Memutus

Angin berembus tenang, sama sekali tak menggolakkan lautan di tengah samudera, itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan Vella selama sepekan tinggal bersama Samudera.Tak ada satupun yang mengusiknya, tiga gadis menyebalkan pembuat onar di asrama juga tidak menunjukkan gerakan untuk melaporkannya ke polisi. Vella yakin itu berkat campur tangan Samudera.Andin juga cukup tenang setelah dia mengultimatumnya lima hari yang lalu. Vella menikmati hari-harinya yang tentram selama seminggu ini.Tidak banyak berinteraksi dengan Samudera saat disekolah, di rumah pun juga begitu. Samudera sendiri memang jarang di rumah, setelah mengantar Vella pulang, dia langsung pergi dan kembali larut malam, Vella yang merasa tidak mempunyai kepentingan apapun, jadi enggan bertanya Samudera pergi ke mana?Terlebih itu adalah hal yang sangat menguntungkan bagi Vella. Dia tidak bisa memasak, jadi dia tidak perlu memperlihatkan betapa payahnya dia saat menyajikan maka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

47. Tidak Matre, tapi Tidak Bodoh

Ketenangan di toko perhiasan akhirnya terusik. Wajah Vella menggelap saat melihat dua gadis yang tiba-tiba hadir dan merebut barang yang hendak dia beli. Siapa lagi kalau bukan Andin dan Feli?"Apakah orang tuamu tidak pernah mengajari apa itu namanya sopan santun?" tanya Vella dingin.Feli menunjukkan wajah yang sangat menyebalkan, bahkan dia terlihat mencibir Vella. "Aneh sekali dia berkata masalah sopan santun di hadapanku, apa dia tidak pernah berkaca selama ini?"Diam-diam Andin tersenyum mendengar ujaran yang tidak mengenakkan dari mulut Feli. Gadis itu selalu mewakilinya mengungkapkan kekesalan saat di depan umum, hingga dia tetap dipandang sebagai gadis lembut yang seakan tak mungkin sanggup menyakiti kakaknya sendiri.Vella hanya sedikit menegakkan wajah melihat dua gadis yang sengaja mencari masalah dengannya.Feli tersenyum mengejek dan menyodorkan barang yang dia rebut pada pelayan toko dengan bangga agar segera dikemas.Tidak in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

48. Aku Harap Air Matamu Tidak Habis

Vella menaikkan alis dan berucap, "Katakan."Andin tersenyum dan berkata tanpa keraguan. "Kamu harus memberikan gaun yang dibelikan kak Rino padaku."Seketika mata Vella melebar, terjadi keheningan sesaat ketika dia terdiam melihat raut wajah adiknya.Andin sendiri semakin merasa bangga kala melihat keterkejutan di wajah Vella. Namun, dia sedikit bingung ketika tawa Vella tiba-tiba meledak.Selama ini Vella tahu, Andin memang tidak begitu cerdas dalam akademi sekolah. Tapi tidak menyangka jika dia juga sebodoh ini saat memperhitungkan sesuatu.Menukar perhiasan dengan harga ratusan juta dengan satu gaun, bukankah itu benar-benar kebodohan mutlak?Tadinya Vella memang menyembunyikan sedikit kekhawatiran kala melihat semburat kelicikan di wajah Andin, tapi begitu melihat kenyataan yang terjadi sepertinya dunia sedang berpihak padanya.Dan sekarang pun Vella jadi tahu jika Andin menguping pembicaraannya dengan Rino sepulang sekolah. Tapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

49. Kamu Sudah Memutuskan Siapa Mertuamu?

Namun, Vella segera tersenyum manakala seseorang menyapa, "Aish ... menantu mama ... senang sekali bertemu denganmu di sini. Hari ini kamu harus menemani mama berbelanja."Bahkan nyonya Baswara tak memberi kesempatan Vella untuk bersuara ataupun menolak, dia langsung ditarik begitu saja masuk ke dalam toko pakaian.Sementara di apartemen Permata Hijau, Samudera sedang duduk sembari mendengarkan musik melalui headset. Dia perlahan membuka mata setelah mendengar Virgon bersuara."Tuan ...."Samudera mendongak. Dan mendapati Virgon dengan kotak di tangannya."Apa itu?" tanya Samudera."Nona Vella sepertinya memborong perhiasan."Samudera tersenyum samar setelah melihat logo Start Jewelry, bukankah itu salah satu toko miliknya?Samudera membuka kotak tersebut dan matanya mulai memicing.'Dia benar-benar boros, baru minta gaji tapi sudah merampok di tokoku,' batinnya geli.Tapi cukup aneh, tentu saja Samudera tahu jika
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

50. Seharusnya Membantu, Bukan Mengambil Miliknya

Langit malam terlihat begitu cerah, bulatan bulan menebar cahaya terang pada hamparan berbintang, awan putih bergelombang menampilkan dua sisi, sisi terang dan kelabu, di mana sinar rembulan tak mampu menembus rona putih bagaikan kabut pekat dan juga tebal.Di atas bumi, mobil Maybach hitam baru saja berhenti di tempat keluarga Mahendra menggelar acara ulang tahun.Pasangan suami istri dengan pakaian terbaik baru saja keluar dari mobil tersebut, diikuti gadis imut bergaun biru muda yang sedikit kepanjangan.Postur tubuh Andin yang mungil dan lebih pendek dari Vella tentu saja harus memerlukan permak lebih banyak jika memaksa mengenakan pakaian Vella. Tapi waktu terdesak hingga dia hanya bisa sedikit mempermak gaun yang dia kenakan.Beruntung dia mempunyai wajah yang sangat cantik hingga kekurangan itu bisa tertutupi dengan baik. Hanya saja matanya terlihat sedikit sembab, jelas dia baru saja menangis. Sudut matanya melirik sang papa dengan tatapan lemah d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status