All Chapters of Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket: Chapter 81 - Chapter 90

115 Chapters

Bab 81 : Jonathan, Sang Idola

Hari berlalu dengan cepat. Setiap hari bertemu, membuat hubungan keduanya menjadi sangat dekat. Apalagi Jonathan rutin mengunjungi rumah Rachel setiap pulang sekolah untuk belajar bersama.Dalam waktu satu bulan ke depan, mereka akan menghadapi ujian kelulusan. Tentunya Jonathan akan giat belajar untuk bisa membuktikan pada Jeremy jika dirinya mampu.Jonathan membuka lembaran-lembaran kertas yang berisi nilai dari hasil simulasi ujian yang sudah dilakukan selama satu minggu ini. Hasilnya tidak buruk, bahkan di atas Kriteria Ketuntasan Minimal, meskipun belum sempurna namun cukup membuat teman-temannya takjub melihat nilai Jonathan. Tak hanya teman-temannya, para guru pun ikut salut melihat hasil nilai itu.Hampir rata-rata teman main Jonathan yang tergabung dalam tim basket, mendapatkan nilai dibawah standar KKM.“Hebat lu, Jo! Lagian kok bisa sih?” tanya Ray yang sedari tadi ikut melirik pada kertas jawaban Jonathan. Hampir semua nilai Jonathan di atas enam puluh. Tidak seperti hasi
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 82 : Ajakan Jalan

“Sini lu!” ucap Jonathan sembari menarik kerah baju Nolan dari belakang. Hingga membuat pemuda berkacamata itu beranjak dari bangkunya.Nolan sangat terkejut melihat kehadiran Jonathan, begitu pun Rachel. Perhatiannya teralihkan oleh suara pemuda yang sangat ia kenali.“Lu duduk di kursi lain, gue mau duduk di sini!” perintah Jonathan seenak jidatnya sendiri. Dia pun segera menduduki kursi bekas Nolan. Mengabaikan raut wajah Nolan yang terlihat tak terima.“Jo? Ngapain ke sini?” tanya Rachel dengan wajah bingung. Menatap pada Jonathan dengan dahi mengerut.“Memang ada peraturan kalau gue dilarang masuk sini? Gak kan?” jawab Jo dengan senyum simpul. Sudut matanya masih mengawasi keberadaan Nolan.Saat melihat Nolan membawa kursi ke arah meja Rachel, Jonathan mengusirnya dengan mengibaskan tangan.“Cari tempat lain, jangan di sini!” perintahnya tanpa suara namun mampu mencuri perhatian Rachel yang ikut melihat ke arah pandang Jonathan.Rachel menjadi tidak enak hati melihat raut wajah N
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 83 : Pesta Ulang Tahun

“Bagaimana hubungan kalian, Jo? Apa sudah ada perkembangan?” tanya Jacob pada calon menantunya. Saat ini mereka tengah duduk di ruang tengah, Jacob dan nenek Maria menemani Jonathan menunggu Rachel.“Mungkin, om. Jo masih ingin mengenal Rachel lebih dalam,” jawab Jonathan dengan senyum simpul.“Papa yakin kalian akan sangat cocok. Sering-seringlah mengajak putri papa keluar jalan. Mungkin itu bisa mendekatkan hubungan kalian,” ucap Jacob sembari menepuk pelan bahu Jonathan.“Benar itu Jo, apalagi hanya tinggal beberapa bulan lagi kalian akan menikah. Kalian harus terbiasa bersama,” timpal nenek Maria yang ikut mendengar percakapan dua laki-laki beda usia itu.Jo tersenyum seraya mengangguk.“Bagaimana sekolah kalian? Papa dengar dari nenek, jika kalian sering belajar bersama, apa benar?” tanya Jacob hendak memastikan.“Benar Om, hampir setiap hari kami belajar bareng. Dan karena Rachel, hasil ujian tryout Jo dapat nilai bagus,” jawab Jo dengan senyum lebar.“Bagus itu, hubungan kalian
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 84 : Pertengkaran Rachel dan Jessi

“Mau kemana Jo?” tanya Theo penasaran melihat wajah kebingungan temannya itu.“Bentar, gue tadi ke sini bareng cewek,” jelas Jonathan sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling.“Cewek lu? Jessi maksud lu? Tuh dia ada di dalam.” “Bukan! Rachel, gue kesini barengan Rachel.” Jonathan pun segera melangkah untuk mencari keberadaan Rachel yang tiba-tiba menghilang.“Si Cupu? Serius lu, Jo?” Raut wajah Theo terkejut mendengar jawaban Jonathan. Sungguh di luar dari dugaannya. Selama ini dia mengira temannya itu memacari teman sekelasnya, Jessi. Bukan Rachel, si gadis Cupu.Jonathan tetap melangkah, mengabaikan pertanyaan Theo. Rachel adalah tanggung jawabnya. Bagaimana mungkin dia bisa kehilangan Rachel hanya dalam waktu sekejap.Jonathan membelah kerumunan, mengabaikan sapaan teman-temannya. Untung saja para tamu memakai baju dress code berwarna hitam, tentu tidak akan mempersulit pencariannya. Karena hanya Rachel yang mengenakan baju putih.Pencariannya berakhir di parkiran. Dari amba
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 85 : Lumayan Berisi

Dari kejauhan Jonathan bisa melihat kedua gadis yang tengah beradu mulut. Entah masalah apa yang membuat mereka bertengkar, Jo ingin segera mengakhirinya agar tidak menjadi bahan tontonan.“Jessi!! Apa-apaan sih lu!!” sentak Jonathan yang kini sudah berdiri di depan mereka. Melihat Jessi yang tengah menarik rambut Rachel hingga wajah gadis itu mendongak. Tangan kanan Rachel masih mencengkram tangan Jessi yang tadinya hendak menamparnya. Sementara tangan kirinya berusaha menggapai tangan Jessi yang mencengkeram erat rambutnya.Jessi terkesiap lalu segera melepaskan tangannya dari rambut Rachel.“Jo, ngapain sih elu bawa si Cupu ke sini? Dia selalu nyari masalah!” ucap Jessi mendahului, sebelum Rachel mengadu ke Jonathan.Rachel hanya terdiam, tak berniat untuk membela diri. Dia segera beranjak dari tempatnya, mencari keberadaan ponsel yang dilempar oleh Jessi tadi. Setelah menemukannya, Rachel pun melangkah cepat menuju pintu gerbang dengan hati yang masih memanas.Melihat Rachel yang
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 86 : Senyum Mahal Rachel

Tangan Rachel terayun ke depan, dengan sigap Jonathan menangkapnya sebelum tangan Rachel mendarat di pipinya.“Gue cuma bercanda lagi, serius amat sih!” ucapnya sembari mengerlingkan satu matanya.Wajah Rachel memerah seperti kepiting rebus. Godaan Jonathan begitu frontal, membuatnya kembali mengingat akan kejadian tidak sengaja saat Jonathan menyentuh dadanya.“Dasar mesum! Cowok tengil!” gerutu Rachel dengan bibir mengerucut.Namun akhirnya dia pun keluar dari mobil. Jaket Jonathan yang berukuran besar, membungkus tubuh atasnya. Bahkan panjang jaket itu hampir sama dengan panjang dress yang Rachel kenakan.Jonathan memimpin langkah mereka menuju salah satu pedagang makanan yang menyediakan beraneka ragam jenis masakan.“Lu mau makan apa?” tanya Jonathan sebelum dirinya memesan makanan.Rachel melihat pada menu yang ditempel di sisi etalase kaca. Dan menyebutkan satu menu yang memang jarang dia makan.“Mie pangsit.”Jonathan segera mengucapkan pesanannya pada pedagang makanan. Lalu b
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 87 : Jangan Ngambek

Kini mereka sudah berada di dalam mobil. Rachel sengaja membuang pandangannya ke arah jendela untuk menghindari tatapan Jonathan. “Ngambek? Gitu aja ngambek, gue cuma bercanda kali,” ucap Jonathan. Namun Rachel masih bergeming tak menjawab. Jonathan segera menyalakan mesin mobil. Saat hendak memasangkan sabuk pengaman di tubuh Rachel, gadis itu menolak dan memilih untuk memasangnya sendiri. Mobil pun melaju. Keduanya sama-sama terdiam selama di perjalanan. Hingga tiba di rumah, Rachel tak juga mengucapkan sepatah katapun meskipun Jonathan terus mengajaknya berbicara. “Mau masuk dulu mas Jonathan?” sapa Prasetyo ketika Jo keluar dari mobilnya. Niatnya untuk mengantar Rachel hingga ke dalam rumah pun dia urungkan. “Kayaknya enggak, Pak. Saya sampai sini saja. Om Jacob di rumah?” “Tuan dan nyonya baru saja pergi. Apa mas Jonathan mau menunggu di dalam?” tanya satpam itu lagi. Jo menggeleng, “tidak pak, mungkin lain kali. Saya mau langsung pulang.” “Lagi marahan ya mas sama
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 88 : Ponsel Baru

Garis bibir Rachel melengkung, membaca isi pesan itu. Siapa lagi jika bukan Jonathan pengirimnya?Nenek Maria yang sedari tadi merasa penasaran, ikut melirik untuk membaca isi pesan itu.Namun beliau tampak kesusahan membaca tulisan yang terlihat amburadul itu. Belum sempat nenek membaca seluruh isi pesan, Rachel sudah menutup kertas itu dan menyimpannya.“Ponselmu rusak? Siapa nama pengirimnya, Chel? Apa dia menuliskan namanya?” tanya nenek Maria yang baru sempat membaca kalimat pertama.Rachel mengangguk lalu menjawab, “ponsel Rachel tak sengaja jatuh kemarin, nek.”“Kok bisa? Terus, siapa yang mengirim ponsel baru itu?” ucap nenek Maria mengulangi pertanyaannya.“Jonathan,” jawab Rachel singkat.“Benarkah? Wah memang calon suamimu itu orang yang baik dan bertanggung jawab. Apa Jonathan yang merusak ponselmu?”Rachel menggeleng, “bukan dia, tapi temannya.”“Sekarang hubungi tunanganmu itu, dan ajak dia makan siang bersama,” perintah nenek Maria. “Tapi nek..” Rachel masih mencoba un
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 89 : Makan Siang Bersama

“Hai Tante apa kabar?” tanya Jessi mengulas senyum ramah.Debora yang sudah mengenal Jessi, membalas sapaan teman putranya itu dengan senyum tipis.“Baik, kok tumben kamu ke sini?”“Aku mau bertemu Jonathan. Jo nya ada, Tan?” tanya Jessi seraya menatap sinis ke arah Rachel. Namun Rachel sengaja membuang mukanya.“Jo sedang tidak di rumah,” jawab Debora, lalu dia kembali menatap pada Rachel. “Apa kamu datang bersamanya?”Rachel menggeleng pelan sebagai jawaban.“Kebetulan aja Tante kita datang barengan. Kemana Jonathan, Tan?” sahut Jessi sok ramah. Dia bahkan sengaja menyenggol lengan Rachel agar gadis Cupu itu sedikit menyingkir.Rachel hanya mampu diam tak membalas, tentu dia tahu sikap Jessi disengaja. Namun Rachel tahu posisinya saat ini. Dengan adanya mama Jonathan, Rachel harus bersabar untuk tidak terpancing amarah karena sikap Jessi yang seenaknya.“Tadi Jo bilang sih ke bengkel mau benerin motor. Sudah dari tadi sih, cuma lebih baik kamu pulang. Takutnya Jonathan lama,” jelas
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 90 : Seperti Lintah

Jessi tampak bahagia melihat kehadiran pemuda yang dinanti-nanti. Berbeda dengan Rachel yang terlihat sedikit panik. Andai saja mempunyai kekuatan menghilang, tentu Rachel memilih menghilang dari rumah ini. Sayangnya dia tak memilikinya dan hanya bisa menyesali niatnya untuk datang ke rumah Jonathan. Harusnya dia mengikuti saran neneknya. Lebih baik Jo sendiri yang datang ke rumahnya, sehingga dia tidak mungkin terjebak dalam situasi ini. “Jo, akhirnya lu datang juga. Gue hubungi lu dari kemarin malam, lu gak jawab sama sekali. Makanya gue ke sini, nyariin lu langsung. Dan mami ngajak gue makan siang bareng,” ucap Jessi dengan rasa bangga. Jessi beranjak dari kursi, lalu menarik tangan Jonathan untuk duduk di sampingnya. Jo hanya pasrah, namun tatapannya tertuju pada Rachel. Gadis berkacamata itu sengaja menghindari kontak mata dengannya. Makan dengan lahap seakan mengabaikan kehadiran Jonathan di sana. Sementara itu, Debora memandang putranya dengan tajam. Andai dia tak ingat ak
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status