Semua Bab Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket: Bab 101 - Bab 110

113 Bab

Bab 101 : Ujian Akhir

Selama lima hari, para murid melaksanakan Ujian Akhir Nasional. Meskipun Jonathan merasa mampu menyelesaikan dengan baik soal-soal di lembar ujian, namun berada di kelas baru membuatnya tak nyaman. Apalagi posisi duduknya bersebelahan dengan anak sang Kepala Sekolah, Jessi Aurora.Guru pengawas sudah mengatur tempat duduk mereka sesuai urutan abjad.“Jo, kok bisa sih lu pindah ke kelas ini? Gue seneng deh, makin semangat jadinya!” ucap Jessi setengah berbisik.Jonathan hanya meliriknya sekilas tanpa berniat menanggapi ucapan Jessi. Gadis itu memang tidak tahu situasi dan kondisi, mengajaknya berbicara saat proses ujian berlangsung.“Jo, ntar pulang gue nebeng ya, please!” ujar Jessi lagi sembari menopang dagunya ke samping. Raut wajahnya terlihat bahagia, meskipun dia baru saja menyelesaikan satu lembar soal dan masih ada lima lembar lagi yang belum dia selesaikan.Jonathan masih bergeming, mencoba fokus pada soal-soal matematika yang tengah dia kerjakan. Dia harus segera menyelesaika
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya

Bab 102 : Universitas Favorit

“Hiyaaaaaaaa… Mau ngapain lu?” Teriakan Rachel terdengar nyaring. Membuat Jonathan panik dan segera bergerak menjauh.“Sstttt! Apaan sih lu teriak-teriak?! Norak!” cetus Jonathan sembari mengusap daun telinganya. Teriakan gadis itu hampir saja membuat gendang telinganya pecah.“Lu ngapain deket-deket? Hah? Mau aneh-aneh lagi lu ya?” cecar Rachel sembari merebut kacamata dari tangan Jonathan.“Memangnya lu pikir gue mau ngapain?”“Lu pasti mau nyuri ciuman lagi!? Ngaku lo!” sentak Rachel dengan tatapan tajam.“Hah? Siapa juga yang mau nyium cewek aneh kayak lu. Yang ada bibir gue bakal gatel-gatel nanti. Huh!” Rachel terkesiap mendengar jawaban Jonathan. Ucapan pemuda itu sedikit melukai hatinya. Dia pun kembali terdiam dengan wajah cemberut. Mengenakan kacamatanya kembali, dan melihat ke sekeliling posisi mereka saat ini.Tiba-tiba mata Rachel membola ketika melihat nama universitas favorit yang menjadi tujuan hidupnya selama ini.“Kok lu ngajak gue ke sini, Jo?” Raut wajah Rachel ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 103 : Asyiknya Nikah Muda

Rachel terlebih dulu mencari keberadaan sumber suara. Hingga dia menjumpai seorang wanita yang kemungkinan umurnya satu tahun di atas usia Rachel. Penampilan perempuan itu seperti anak kuliahan pada umumnya. Baju blouse biru muda, dipadukan dengan celana jeans panjang. Rambut panjang lurus semampai, dengan dua jepit di sisi kanan dan kiri membuat penampilannya terlihat cantik meski sederhana. “Aluna?” Raut wajah Jonathan tampak terkejut dengan kehadiran gadis yang cukup lama tidak dijumpai, semenjak lulus dari Sekolah Menengah Pertama. Jonathan beranjak dari kursi, meninggalkan makanannya yang masih tersisa setengah. “Hay, apa kabar? Udah lama kita gak ketemu,” ucap Jonathan sembari mengulurkan tangannya ke arah gadis yang memiliki tubuh sama pendeknya dengan Rachel. “Baik Jo, kamu apa kabar?” balas Luna seraya membalas uluran Jonathan. Keduanya terlibat obrolan, seperti seorang sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Dari posisinya, Rachel bisa melihat begitu akrabnya gadis itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

Bab 104 : Calon Istri

Rachel menarik tangannya dari genggaman Jonathan, hendak kembali ke bangkunya yang tadi. Namun pemuda itu justru mencengkeram baju seragamnya.“Jo, apaan sih! Lepasin gak?!”Jonathan tak menggubris, bahkan tersenyum melihat Aluna yang tengah melangkah ke arah mereka.“Lu kalau mau pacaran, jangan ajak-ajak gue! Lepasin gak?” bentak Rachel lagi, tentunya dengan suara setengah berbisik. Karena dia tahu keberadaan mereka dimana. Kalau dia teriak, tentu petugas perpustakaan tak segan mengusirnya.Jonathan masih tak menjawab, namun tak melepaskan cekalannya dari baju Rachel.“Hay, udah selesai kelasnya?” tanya Jonathan sekedar basa-basi, ketika Aluna telah sampai di hadapan mereka.Rachel bergeming di posisinya, bahkan tak berniat untuk menatap pada gadis yang telah membuatnya kesal.“Kamu sama siapa, Jo?” tanya Aluna dengan wajah penasaran.Dalam hati Rachel menunggu akan jawaban Jonathan, entah pemuda itu akan memperkenalkan dirinya sebagai apa. Namun jauh dalam hatinya, dia berharap Jon
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Bab 105 : Menyusul Rachel?

“Makasih, Jo. Udah nganter aku pulang. Hati-hati di jalan!” ucap Aluna saat mereka tiba di depan rumah yang terlihat sederhana.“Sama-sama, Lun. Gue pulang ya!” Jonathan pun pamit pulang. Memutar mobilnya dan mulai memacunya ke jalanan.Dari spion, Rachel bisa melihat gadis itu masih berdiri di depan rumah sembari melambaikan tangannya. “Lu laper gak? Mau beli makan dulu atau mau langsung pulang?” tanya Jonathan menoleh sekilas ke samping.“Pulang! Gue mau makan di rumah!” jawab Rachel dengan nada ketus.“Masih marah?” tanya Jonathan sembari mengurangi kecepatan laju mobilnya.Rachel bergeming tak menjawab. Meskipun dia menjawab tidak, belum tentu Jonathan akan percaya. Lihatlah wajah Rachel yang tampak cemberut dengan bibir mengerucut. Tentu tanpa bertanya sekalipun Jonathan tahu jika gadisnya tengah merajuk.“Gue sama Luna cuma temen waktu SMP,” ucap Jonathan hendak menjelaskan agar Rachel tak salah paham.“Gak perlu lu jelasin, gak penting juga!”“Lu cemburu kan? Gue tahu, gak usa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 106 : Kampung Nenek

Jonathan tampak resah, berbaring di atas kasur menatap ke atas langit-langit kamar dengan pikiran yang terus tertuju pada gadis cupunya. Sesampainya di rumah, memang dia sempat ragu untuk menyusul Rachel. Alasan apa yang akan dikatakan pada orang tuanya nanti? Berkali-kali menghubungi Rachel, namun gadis itu tak kunjung menjawab. Bahkan pesan yang dia kirim pun tak dibaca sama sekali. Haruskah dia menghubungi om Jacob untuk menanyakan keadaan Rachel? Nomor telepon Jacob sudah tertera di layar ponsel, namun lagi-lagi Jonathan urung menghubunginya. Andai saja Rachel membalas satu saja pesannya, mungkin itu sudah mampu sedikit menghapus rasa gelisahnya. Saat tengah berpikir, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Debora muncul dari ambang pintu. Jonathan hanya menoleh sekilas, sebelum mengubah posisinya menelungkup. “Malam ini, papi ngajak mami pergi ke puncak. Besok pagi harus menghadiri undangan pernikahan dari saudara sepupu. Apa gak masalah jika kamu tinggal di rumah sendiri? Mungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 107 : Ngobrol atau Berdebat?

“Serius? Lu di depan? Ngapain?” cecar Rachel yang merasa terkejut. Melihat ke sekeliling, keadaan di rumah memang sudah sepi bahkan Jacob tadinya hanya memberikan ponsel lalu kembali ke kamar. “Ya seriuslah! Kalau gak percaya keluar deh! Gue udah di depan!” Rachel tak menjawab, menoleh ke belakang terlebih dulu untuk memastikan neneknya masih terlelap. Lalu segera menutup pintu kamar dan mulai melangkah. Sebelum keluar, dia ingin memastikan jika omongan Jonathan bukanlah bualan semata. Menyingkap tirai jendela untuk melihat keluar rumah. Hingga matanya menangkap bayangan pemuda tinggi yang duduk di atas motor butut. “Lu beneran di situ? Gue gak salah lihat, kan? Coba lu lambaikan tangan!” perintah Rachel. Takutnya yang di depan bukanlah Jonathan melainkan sosok hantu penunggu jalan. Cahaya di luar memang sangat terbatas, sehingga wajah Jonathan tak nampak jelas di penglihatan Rachel. “Iya ini gue! Cepetan keluar!” jawab Jonathan sembari melambaikan tangan ke arah Rachel. Rachel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab 108 : Ciuman Tanpa Sadar

Rachel segera merebut gelas tehnya dari tangan Jonathan. Namun hal itu justru membuat gelas terjatuh dan tumpah, mengenai baju Jonathan. Untungnya pemuda itu memakai jaket tebal, sehingga panasnya teh tidak sampai mengenai kulit dadanya. “Aduh.. Sorry, gue gak sengaja, Jo!” ucap Rachel dengan rasa bersalah. Memungut gelas kosong itu dan menaruhnya di atas nampan. Lalu tangannya bergerak mengusap dada Jonathan yang terlihat sangat basah. “Gak masalah, Chel. Tenang aja lagi!” balas Jonathan sembari memperhatikan wajah Rachel yang terlihat panik. Gadis itu berusaha mengeringkan jaketnya dengan cara meniup-niup. “Panas ya?” tanya Rachel di sela-sela kegiatannya. Jonathan menggeleng pelan. Memperhatikan gadis itu dari jarak dekat, membuat dadanya berdebar. Dia bisa merasakan aroma nafas Rachel yang terasa hangat. Tangan Jonathan terulur menggenggam pergelangan tangan Rachel. Membuat gadis itu terkejut, sontak menatap ke arahnya. “Gak apa, biarin aja basah,” ucapnya setengah berbisik.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab 109 : Membangunkan Calon Istri

Rachel masih tak sadar dengan apa yang terjadi. Bahkan setiap detik yang berlalu, membuatnya semakin hanyut dalam perasaan asing yang dia sendiri tak mampu memahaminya.Mata Jonathan terpejam, telapak tangannya menekan bagian belakang kepala Rachel. Sedangkan mata Rachel semakin melebar.Ketika Rachel tersadar, secepatnya dia menekan dada Jonathan dengan sebelah tangannya. Sementara tangan kirinya masih terjepit.Nafas Rachel tersengal, wajahnya tampak sangat memerah. Dia pun segera membebaskan tangan kirinya dan bergerak menjauh.Menyadari tak ada suara apapun dari mulut Jonathan, membuat Rachel kembali penasaran. Sehingga dia kembali melangkah ke arah sofa dan melihat Jonathan yang masih memejamkan mata.Apakah yang barusan terjadi, dilakukan secara tidak sadar? Tapi bagaimana Rachel bisa terima, jika ciuman pertamanya sudah direnggut paksa oleh pemuda tengil itu.Rachel mengusap kasar bibirnya, lalu melangkah ke kamarnya dengan perasaan tak menentu. Harusnya dia tak perlu mengkhawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Bab 110 : Ajakan Jonathan

“Aneh-aneh gimana? Gue disuruh nenek buat bangunin elu! Gue gak aneh-aneh kali, Chel! Lu tuh yang aneh, dibangunin baik-baik malah marah-marah gak jelas!”Rachel berusaha menelan saliva yang terasa berat, karena tenggorokannya yang kering.“Keluar!!” perintah Rachel dengan wajah menunduk. Semalaman kesulitan tidur karena pemuda tengil ini, dan pagi ini kembali diganggu dengan kehadiran pemuda tidak sopan ini.“Galak amat! Ya deh, gue keluar!!” jawab Jonathan. Sebelum keluar, pemuda itu kembali menoleh. “Inget jangan tidur lagi!”Rachel menatap kesal pada Jonathan yang bertindak seolah-olah berani memerintahnya.“Gimana Jo? Sudah bangun calon istrimu?” tanya nenek Maria ketika melihat Jonathan yang berjalan ke arahnya.Jonathan mengangguk.“Kenapa dagumu?” tanya nenek Maria saat melihat pemuda itu terus mengusap dagunya.“Insiden kecil nek,” jawabnya dengan wajah nyengir.Tepat saat itu, terdengar suara ponsel berdering. Jonathan kembali melangkah menuju ruang tengah untuk mengambil po
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status