Share

Bab 101 : Ujian Akhir

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 21:41:32

Selama lima hari, para murid melaksanakan Ujian Akhir Nasional. Meskipun Jonathan merasa mampu menyelesaikan dengan baik soal-soal di lembar ujian, namun berada di kelas baru membuatnya tak nyaman. Apalagi posisi duduknya bersebelahan dengan anak sang Kepala Sekolah, Jessi Aurora.

Guru pengawas sudah mengatur tempat duduk mereka sesuai urutan abjad.

“Jo, kok bisa sih lu pindah ke kelas ini? Gue seneng deh, makin semangat jadinya!” ucap Jessi setengah berbisik.

Jonathan hanya meliriknya sekilas tanpa berniat menanggapi ucapan Jessi. Gadis itu memang tidak tahu situasi dan kondisi, mengajaknya berbicara saat proses ujian berlangsung.

“Jo, ntar pulang gue nebeng ya, please!” ujar Jessi lagi sembari menopang dagunya ke samping. Raut wajahnya terlihat bahagia, meskipun dia baru saja menyelesaikan satu lembar soal dan masih ada lima lembar lagi yang belum dia selesaikan.

Jonathan masih bergeming, mencoba fokus pada soal-soal matematika yang tengah dia kerjakan. Dia harus segera menyelesaika
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 102 : Universitas Favorit

    “Hiyaaaaaaaa… Mau ngapain lu?” Teriakan Rachel terdengar nyaring. Membuat Jonathan panik dan segera bergerak menjauh.“Sstttt! Apaan sih lu teriak-teriak?! Norak!” cetus Jonathan sembari mengusap daun telinganya. Teriakan gadis itu hampir saja membuat gendang telinganya pecah.“Lu ngapain deket-deket? Hah? Mau aneh-aneh lagi lu ya?” cecar Rachel sembari merebut kacamata dari tangan Jonathan.“Memangnya lu pikir gue mau ngapain?”“Lu pasti mau nyuri ciuman lagi!? Ngaku lo!” sentak Rachel dengan tatapan tajam.“Hah? Siapa juga yang mau nyium cewek aneh kayak lu. Yang ada bibir gue bakal gatel-gatel nanti. Huh!” Rachel terkesiap mendengar jawaban Jonathan. Ucapan pemuda itu sedikit melukai hatinya. Dia pun kembali terdiam dengan wajah cemberut. Mengenakan kacamatanya kembali, dan melihat ke sekeliling posisi mereka saat ini.Tiba-tiba mata Rachel membola ketika melihat nama universitas favorit yang menjadi tujuan hidupnya selama ini.“Kok lu ngajak gue ke sini, Jo?” Raut wajah Rachel ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 103 : Asyiknya Nikah Muda

    Rachel terlebih dulu mencari keberadaan sumber suara. Hingga dia menjumpai seorang wanita yang kemungkinan umurnya satu tahun di atas usia Rachel. Penampilan perempuan itu seperti anak kuliahan pada umumnya. Baju blouse biru muda, dipadukan dengan celana jeans panjang. Rambut panjang lurus semampai, dengan dua jepit di sisi kanan dan kiri membuat penampilannya terlihat cantik meski sederhana. “Aluna?” Raut wajah Jonathan tampak terkejut dengan kehadiran gadis yang cukup lama tidak dijumpai, semenjak lulus dari Sekolah Menengah Pertama. Jonathan beranjak dari kursi, meninggalkan makanannya yang masih tersisa setengah. “Hay, apa kabar? Udah lama kita gak ketemu,” ucap Jonathan sembari mengulurkan tangannya ke arah gadis yang memiliki tubuh sama pendeknya dengan Rachel. “Baik Jo, kamu apa kabar?” balas Luna seraya membalas uluran Jonathan. Keduanya terlibat obrolan, seperti seorang sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Dari posisinya, Rachel bisa melihat begitu akrabnya gadis itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 104 : Calon Istri

    Rachel menarik tangannya dari genggaman Jonathan, hendak kembali ke bangkunya yang tadi. Namun pemuda itu justru mencengkeram baju seragamnya.“Jo, apaan sih! Lepasin gak?!”Jonathan tak menggubris, bahkan tersenyum melihat Aluna yang tengah melangkah ke arah mereka.“Lu kalau mau pacaran, jangan ajak-ajak gue! Lepasin gak?” bentak Rachel lagi, tentunya dengan suara setengah berbisik. Karena dia tahu keberadaan mereka dimana. Kalau dia teriak, tentu petugas perpustakaan tak segan mengusirnya.Jonathan masih tak menjawab, namun tak melepaskan cekalannya dari baju Rachel.“Hay, udah selesai kelasnya?” tanya Jonathan sekedar basa-basi, ketika Aluna telah sampai di hadapan mereka.Rachel bergeming di posisinya, bahkan tak berniat untuk menatap pada gadis yang telah membuatnya kesal.“Kamu sama siapa, Jo?” tanya Aluna dengan wajah penasaran.Dalam hati Rachel menunggu akan jawaban Jonathan, entah pemuda itu akan memperkenalkan dirinya sebagai apa. Namun jauh dalam hatinya, dia berharap Jon

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 105 : Menyusul Rachel?

    “Makasih, Jo. Udah nganter aku pulang. Hati-hati di jalan!” ucap Aluna saat mereka tiba di depan rumah yang terlihat sederhana.“Sama-sama, Lun. Gue pulang ya!” Jonathan pun pamit pulang. Memutar mobilnya dan mulai memacunya ke jalanan.Dari spion, Rachel bisa melihat gadis itu masih berdiri di depan rumah sembari melambaikan tangannya. “Lu laper gak? Mau beli makan dulu atau mau langsung pulang?” tanya Jonathan menoleh sekilas ke samping.“Pulang! Gue mau makan di rumah!” jawab Rachel dengan nada ketus.“Masih marah?” tanya Jonathan sembari mengurangi kecepatan laju mobilnya.Rachel bergeming tak menjawab. Meskipun dia menjawab tidak, belum tentu Jonathan akan percaya. Lihatlah wajah Rachel yang tampak cemberut dengan bibir mengerucut. Tentu tanpa bertanya sekalipun Jonathan tahu jika gadisnya tengah merajuk.“Gue sama Luna cuma temen waktu SMP,” ucap Jonathan hendak menjelaskan agar Rachel tak salah paham.“Gak perlu lu jelasin, gak penting juga!”“Lu cemburu kan? Gue tahu, gak usa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 106 : Kampung Nenek

    Jonathan tampak resah, berbaring di atas kasur menatap ke atas langit-langit kamar dengan pikiran yang terus tertuju pada gadis cupunya. Sesampainya di rumah, memang dia sempat ragu untuk menyusul Rachel. Alasan apa yang akan dikatakan pada orang tuanya nanti? Berkali-kali menghubungi Rachel, namun gadis itu tak kunjung menjawab. Bahkan pesan yang dia kirim pun tak dibaca sama sekali. Haruskah dia menghubungi om Jacob untuk menanyakan keadaan Rachel? Nomor telepon Jacob sudah tertera di layar ponsel, namun lagi-lagi Jonathan urung menghubunginya. Andai saja Rachel membalas satu saja pesannya, mungkin itu sudah mampu sedikit menghapus rasa gelisahnya. Saat tengah berpikir, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Debora muncul dari ambang pintu. Jonathan hanya menoleh sekilas, sebelum mengubah posisinya menelungkup. “Malam ini, papi ngajak mami pergi ke puncak. Besok pagi harus menghadiri undangan pernikahan dari saudara sepupu. Apa gak masalah jika kamu tinggal di rumah sendiri? Mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 107 : Ngobrol atau Berdebat?

    “Serius? Lu di depan? Ngapain?” cecar Rachel yang merasa terkejut. Melihat ke sekeliling, keadaan di rumah memang sudah sepi bahkan Jacob tadinya hanya memberikan ponsel lalu kembali ke kamar. “Ya seriuslah! Kalau gak percaya keluar deh! Gue udah di depan!” Rachel tak menjawab, menoleh ke belakang terlebih dulu untuk memastikan neneknya masih terlelap. Lalu segera menutup pintu kamar dan mulai melangkah. Sebelum keluar, dia ingin memastikan jika omongan Jonathan bukanlah bualan semata. Menyingkap tirai jendela untuk melihat keluar rumah. Hingga matanya menangkap bayangan pemuda tinggi yang duduk di atas motor butut. “Lu beneran di situ? Gue gak salah lihat, kan? Coba lu lambaikan tangan!” perintah Rachel. Takutnya yang di depan bukanlah Jonathan melainkan sosok hantu penunggu jalan. Cahaya di luar memang sangat terbatas, sehingga wajah Jonathan tak nampak jelas di penglihatan Rachel. “Iya ini gue! Cepetan keluar!” jawab Jonathan sembari melambaikan tangan ke arah Rachel.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 108 : Ciuman Tanpa Sadar

    Rachel segera merebut gelas tehnya dari tangan Jonathan. Namun hal itu justru membuat gelas terjatuh dan tumpah, mengenai baju Jonathan. Untungnya pemuda itu memakai jaket tebal, sehingga panasnya teh tidak sampai mengenai kulit dadanya. “Aduh.. Sorry, gue gak sengaja, Jo!” ucap Rachel dengan rasa bersalah. Memungut gelas kosong itu dan menaruhnya di atas nampan. Lalu tangannya bergerak mengusap dada Jonathan yang terlihat sangat basah. “Gak masalah, Chel. Tenang aja lagi!” balas Jonathan sembari memperhatikan wajah Rachel yang terlihat panik. Gadis itu berusaha mengeringkan jaketnya dengan cara meniup-niup. “Panas ya?” tanya Rachel di sela-sela kegiatannya. Jonathan menggeleng pelan. Memperhatikan gadis itu dari jarak dekat, membuat dadanya berdebar. Dia bisa merasakan aroma nafas Rachel yang terasa hangat. Tangan Jonathan terulur menggenggam pergelangan tangan Rachel. Membuat gadis itu terkejut, sontak menatap ke arahnya. “Gak apa, biarin aja basah,” ucapnya setengah berbisik.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 109 : Membangunkan Calon Istri

    Rachel masih tak sadar dengan apa yang terjadi. Bahkan setiap detik yang berlalu, membuatnya semakin hanyut dalam perasaan asing yang dia sendiri tak mampu memahaminya.Mata Jonathan terpejam, telapak tangannya menekan bagian belakang kepala Rachel. Sedangkan mata Rachel semakin melebar.Ketika Rachel tersadar, secepatnya dia menekan dada Jonathan dengan sebelah tangannya. Sementara tangan kirinya masih terjepit.Nafas Rachel tersengal, wajahnya tampak sangat memerah. Dia pun segera membebaskan tangan kirinya dan bergerak menjauh.Menyadari tak ada suara apapun dari mulut Jonathan, membuat Rachel kembali penasaran. Sehingga dia kembali melangkah ke arah sofa dan melihat Jonathan yang masih memejamkan mata.Apakah yang barusan terjadi, dilakukan secara tidak sadar? Tapi bagaimana Rachel bisa terima, jika ciuman pertamanya sudah direnggut paksa oleh pemuda tengil itu.Rachel mengusap kasar bibirnya, lalu melangkah ke kamarnya dengan perasaan tak menentu. Harusnya dia tak perlu mengkhawa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13

Bab terbaru

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 218 : Istri Paling Bahagia

    “Auwwwhh.. sakit, Bae!” ucap Jonathan dengan wajah meringis sembari menatap lengannya yang terdapat bekas gigitan Rachel.“Jangan ngomong yang enggak-enggak deh, Jo! Mana ada nenek bilang gitu?” elak Rachel seraya membuang pandangannya agar Jonathan tak melihat wajahnya yang sudah memerah itu.“Masak sih nenek gak bilang gitu? Apa gue salah denger ya?”‘Astaga, nenek! Kenapa sih pakai acara ngomong yang enggak-enggak?’ gerutu Rachel dalam hati.“Jangan mikir yang enggak-enggak deh. Buruan ganti baju!” perintah Rachel seraya mendorong punggung Jonathan menuju kamar mandi.Blam!Rachel sendiri yang menutup pintu kamar mandi. Mengalihkan perhatian Jonathan agar tak lagi membicarakan sesuatu yang bisa memancing hal yang mengancam ketenangannya.Selama Jonathan berada di kamar mandi, Rachel segera menyelesaikan rutinitasnya. Membersihkan wajah dan mengoleskan skincare di wajahnya. Lalu segera berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutup seluruh tubuhnya.Rasa was-was masih menggan

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 217 : Mencoba Yang Kedua?

    “Uhuukkk.. uhuukkk..!” Jonathan bergegas mengambil air mineral dan memberikannya pada Rachel. Merasa bersalah telah membuat istrinya itu tersedak karena kata-kata yang keluar dari mulutnya. Suara bel pintu terdengar menyentak perhatian Rachel dan Jonathan. Sontak keduanya pun menoleh ke arah pintu. “Ck, siapa sih?! Ganggu aja!” gerutu Jonathan sebelum akhirnya melangkah ke arah pintu. Membuka pintu untuk melihat siapa yang datang. Salah satu staf hotel membawakan koper milik Rachel. “Maaf mengganggu, tuan Jonathan. Kami hanya mengantarkan barang milik nona Rachel,” ucap staf hotel seraya menyerahkan koper itu. Setelah staf hotel pamit pergi, Jonathan segera menutup kembali pintu kamar. Menarik koper ke lemari penyimpanan. Lalu kembali melangkah menuju meja makan. Rachel beranjak dari kursi. Meskipun makanan di piringnya masih tersisa setengah, namun perutnya sudah terasa kenyang. “Mau kemana, Bae? Kok gak dihabisin makanannya?” tanya Jonathan dengan raut bingung. “Gue mau gant

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 216 : Mandi Bareng?

    Rachel melangkah mundur kala menyadari langkah Jonathan semakin mendekat. Namun baru beberapa langkah ke belakang, punggungnya sudah membentur dinding membuat langkahnya terhenti di tempat. Pengaruh alkohol itu sudah hilang sejak Rachel bangun tidur tadi. Jadi dalam keadaan sadar seperti ini, akal sehat Rachel kembali bekerja. Rachel menyilangkan kedua tangan di depan dada, sebagai isyarat agar Jonathan jangan mendekat. Namun sepertinya suaminya itu tak memahami maksudnya. Langkah Jonathan semakin mendekat, mengunci tubuh mungil istrinya di antara kedua tangannya yang diletakkan di sisi tubuh Rachel. Lagi dan lagi Rachel dibuat diam tak berkutik. Wajah tampan sang kapten basket yang telah berstatus menjadi suaminya, begitu membuat gadis cupu itu terpesona. Dalam jarak sedekat ini, Rachel bisa merasakan hembusan nafas Jonathan yang beraroma mint. Tatapan Jonathan yang begitu tajam namun ada kelembutan di dalamnya, membuat Rachel semakin hanyut dalam rasa nyaman. Bibir merah Jonath

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 215 : Panjang dan Keras seperti Terong

    “Mohon maaf tuan Jonathan, mengganggu waktu istirahat anda. Saya diminta nyonya Debora untuk membawakan sarapan ini,” ucap seorang wanita yang merupakan staf hotel. “Astaga mami! Ngapain sih pakai suruh orang buat bawa sarapan segala. Mengganggu aja!” gerutu Jonathan dengan suara kecil, namun masih bisa didengar oleh staf wanita yang masih berdiri di hadapannya dengan membawa nampan berisi sarapan. “Maaf tuan Jonathan, bolehkah saya masuk untuk menaruh makanan ini?” “Gak perlu, biar aku sendiri yang menaruhnya!” Jonathan meraih paksa nampan itu. “Sekarang pergilah!” perintah Jonathan lalu kembali masuk. Menutup pintu dengan kakinya. Meletakkan nampan di atas meja, kemudian melangkah menuju kamar. Berdiri di sisi ranjang dengan pandangan tertuju pada wanita yang masih tertidur lelap. Jonathan sedikit membungkukkan badan. Tangannya terulur memindahkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Rachel. Garis bibir Jonathan melengkung, membentuk sebuah senyuman. Pagi pertama yang menj

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 214 : Can I come in?

    Jonathan kembali memagut bibir manis sang istri. Tangannya bergerak mengusap lembut dada Rachel sebelum memulai permainan inti. Rasa takut yang sempat bersarang di hati Rachel saat melihat milik Jonathan yang panjang dan keras itu, kini perlahan memudar. Desahan tertahan dari bibir Rachel, kembali terdengar. Mengiringi permainan yang akan Jonathan mulai, sesaat lagi. Jonathan mengusap lembut ujung miliknya sebelum mempertemukannya pada milik sang istri. Mata Rachel terpejam, bibirnya terus mengeluarkan suara yang semakin memancing hasrat sang suami. “Can I come in?” Suara Jonathan menyentak kesadaran Rachel. Perlahan mata lentik itu terbuka. Sorot mata Rachel terlihat sayu. Ada rasa ingin, penasaran, juga rasa takut yang bercampur aduk dalam hatinya. Namun sudah kepalang tanggung. Pengaruh alkohol masih menguasai tubuh Rachel dan keinginan Jonathan pun sudah tidak bisa ditahan lagi. Tanpa mendengar dahulu jawaban dari mulut sang istri, Jonathan memasukkan miliknya ke dalam liang

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 213 : Malam Pertama

    Posisi Rachel kini berada di atas tubuh Jonathan. Kedua kakinya diletakkan di kedua sisi pinggang Jonathan. Posisi yang sama seperti sedang naik kuda. Jonathan menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk menghindari ciuman Rachel. Karena dia tahu, jika istrinya itu sedang mabuk. “Astaga, Bae.. mphhhh..” Posisi Jonathan yang terjepit, membuatnya sulit untuk menghindar. Apalagi kedua tangan Rachel kini mencengkeram erat pipinya, hingga membuat Jo tak bisa menghindar lagi. Ciuman yang tak pernah Jonathan rasakan sebelumnya. Jika dalam keadaan sadar, istrinya itu sangatlah pasif. Beda halnya dalam keadaan mabuk, ciuman Rachel terasa begitu liar dan panas. Jo bisa merasakan lidah basah Rachel yang mulai membasahi permukaan bibirnya yang tertutup. Dengan mata terpejam, Jo berusaha mempertahankan diri agar tidak tergoda. Sungguh istrinya ini benar-benar menguji pertahanannya. Haruskah Jo meladeni Rachel dalam keadaannya yang setengah sadar? Jonathan tak ingin dianggap sengaja mema

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 212 : Sebuah Godaan

    Jonathan meraih cardlock dari dalam dompet. Membuka pintu kamar dengan perasaan campur aduk. Mengingat kondisi Rachel terakhir kali ditinggal dalam keadaan takut. Mana mungkin dia bisa melakukan keinginan papi untuk membuatkan cucu? “Bae, udah tidur?” Jonathan menutup kembali pintu. Ruangan masih dalam keadaan setengah redup, sama persis dengan yang terakhir kali dia lihat. Dia tak menyadari akan keberadaan Rachel di ruang tamu, hingga melewatinya menuju kamar tidur. Kondisi ranjang yang masih rapi, namun selimut terlihat sedikit berantakan. Jonathan tak menemukan keberadaan istrinya di dalam kamar. Menduga jika istrinya masih mandi atau mungkin melanjutkan acara berendam. Tetapi, bukankah ini sudah terlalu lama? Jonathan menghitung sudah sejam lebih dia meninggalkan Rachel. Mendadak rasa takut bersarang dalam pikiran Jonathan. Takut akan hal buruk terjadi pada istrinya ketika berada di kamar mandi. Bergegas Jonathan melangkah ke kamar mandi guna memastikan. Namun di sana, juga t

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 211 : Buatkan Kami Cucu!

    Kini tubuh sepasang pengantin baru saling melekat tanpa penghalang. Jonathan telah berhasil membuat Rachel tak berdaya dan tak menyadari jika dirinya kini sudah telanjang. Kesadaran Rachel kembali, ketika dia merasakan sesuatu yang keras menyundul pangkal paha bagian belakang. Perlahan mata lentik itu terbuka, pandangannya langsung tertuju pada wajah Jonathan yang tampak sedikit memerah. Ketika menyadari posisinya telah berubah, bahkan tangan lebar Jonathan mulai menangkup bagian sensitif di dadanya, Rachel pun menjadi panik. Segera meraih pergelangan tangan Jonathan dan berusaha menjauhkan dari tubuhnya. “Mphhhh…” Rachel berusaha berteriak, namun ciuman itu menahan suaranya. Pikiran Jonathan sudah dikuasai oleh hawa nafsu, membuat pemuda itu buta dan tuli akan reaksi sang istri yang mulai menolak. Saat dirasa kekuatannya tak akan mampu melawan tenaga Jonathan, Rachel pun menggigit lidah Jonathan. “Akhhhh..!” desis Jonathan seraya melepaskan pagutan bibirnya. Rasa ngilu pada lida

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 210 : Pura-pura Pingsan

    Kini posisi Jonathan duduk di belakang Rachel tanpa penghalang, membuat tubuh mereka saling bersentuhan. Mata Rachel semakin melebar kala tanpa sengaja Jonathan menyentuh bagian kenyal miliknya di depan dada. “Mpphhhh..” Rachel berusaha berteriak namun tangan lebar Jonathan menutup hampir setengah dari wajahnya. Sontak Rachel berusaha menepis tangan Jonathan dari dadanya. “Please, jangan banyak gerak Bae! Gue..” Ucapan Jonathan terhenti ketika mulai merasakan miliknya yang semakin mengeras. Keinginan Jo untuk menyentuh gadis yang sudah berstatus sebagai istrinya semakin kuat. Namun langkahnya terhalang oleh sikap Rachel yang terlihat jelas menolak. Seakan tak kehabisan akal, Rachel sekuat tenaga menggerakkan siku tangan kanannya ke belakang. Duagh!! Ujung siku Rachel yang runcing tepat mengenai perut Jonathan. Membuat pemuda itu meringis kesakitan dan akhirnya melepaskan tangannya dari mulut Rachel. Tak menyia-nyiakan waktu, Rachel pun berpindah posisi. Duduk di ujung bath-up,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status