Share

Bab 104 : Calon Istri

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 21:15:27

Rachel menarik tangannya dari genggaman Jonathan, hendak kembali ke bangkunya yang tadi. Namun pemuda itu justru mencengkeram baju seragamnya.

“Jo, apaan sih! Lepasin gak?!”

Jonathan tak menggubris, bahkan tersenyum melihat Aluna yang tengah melangkah ke arah mereka.

“Lu kalau mau pacaran, jangan ajak-ajak gue! Lepasin gak?” bentak Rachel lagi, tentunya dengan suara setengah berbisik. Karena dia tahu keberadaan mereka dimana. Kalau dia teriak, tentu petugas perpustakaan tak segan mengusirnya.

Jonathan masih tak menjawab, namun tak melepaskan cekalannya dari baju Rachel.

“Hay, udah selesai kelasnya?” tanya Jonathan sekedar basa-basi, ketika Aluna telah sampai di hadapan mereka.

Rachel bergeming di posisinya, bahkan tak berniat untuk menatap pada gadis yang telah membuatnya kesal.

“Kamu sama siapa, Jo?” tanya Aluna dengan wajah penasaran.

Dalam hati Rachel menunggu akan jawaban Jonathan, entah pemuda itu akan memperkenalkan dirinya sebagai apa. Namun jauh dalam hatinya, dia berharap Jon
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 105 : Menyusul Rachel?

    “Makasih, Jo. Udah nganter aku pulang. Hati-hati di jalan!” ucap Aluna saat mereka tiba di depan rumah yang terlihat sederhana.“Sama-sama, Lun. Gue pulang ya!” Jonathan pun pamit pulang. Memutar mobilnya dan mulai memacunya ke jalanan.Dari spion, Rachel bisa melihat gadis itu masih berdiri di depan rumah sembari melambaikan tangannya. “Lu laper gak? Mau beli makan dulu atau mau langsung pulang?” tanya Jonathan menoleh sekilas ke samping.“Pulang! Gue mau makan di rumah!” jawab Rachel dengan nada ketus.“Masih marah?” tanya Jonathan sembari mengurangi kecepatan laju mobilnya.Rachel bergeming tak menjawab. Meskipun dia menjawab tidak, belum tentu Jonathan akan percaya. Lihatlah wajah Rachel yang tampak cemberut dengan bibir mengerucut. Tentu tanpa bertanya sekalipun Jonathan tahu jika gadisnya tengah merajuk.“Gue sama Luna cuma temen waktu SMP,” ucap Jonathan hendak menjelaskan agar Rachel tak salah paham.“Gak perlu lu jelasin, gak penting juga!”“Lu cemburu kan? Gue tahu, gak usa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 106 : Kampung Nenek

    Jonathan tampak resah, berbaring di atas kasur menatap ke atas langit-langit kamar dengan pikiran yang terus tertuju pada gadis cupunya. Sesampainya di rumah, memang dia sempat ragu untuk menyusul Rachel. Alasan apa yang akan dikatakan pada orang tuanya nanti? Berkali-kali menghubungi Rachel, namun gadis itu tak kunjung menjawab. Bahkan pesan yang dia kirim pun tak dibaca sama sekali. Haruskah dia menghubungi om Jacob untuk menanyakan keadaan Rachel? Nomor telepon Jacob sudah tertera di layar ponsel, namun lagi-lagi Jonathan urung menghubunginya. Andai saja Rachel membalas satu saja pesannya, mungkin itu sudah mampu sedikit menghapus rasa gelisahnya. Saat tengah berpikir, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Debora muncul dari ambang pintu. Jonathan hanya menoleh sekilas, sebelum mengubah posisinya menelungkup. “Malam ini, papi ngajak mami pergi ke puncak. Besok pagi harus menghadiri undangan pernikahan dari saudara sepupu. Apa gak masalah jika kamu tinggal di rumah sendiri? Mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 107 : Ngobrol atau Berdebat?

    “Serius? Lu di depan? Ngapain?” cecar Rachel yang merasa terkejut. Melihat ke sekeliling, keadaan di rumah memang sudah sepi bahkan Jacob tadinya hanya memberikan ponsel lalu kembali ke kamar. “Ya seriuslah! Kalau gak percaya keluar deh! Gue udah di depan!” Rachel tak menjawab, menoleh ke belakang terlebih dulu untuk memastikan neneknya masih terlelap. Lalu segera menutup pintu kamar dan mulai melangkah. Sebelum keluar, dia ingin memastikan jika omongan Jonathan bukanlah bualan semata. Menyingkap tirai jendela untuk melihat keluar rumah. Hingga matanya menangkap bayangan pemuda tinggi yang duduk di atas motor butut. “Lu beneran di situ? Gue gak salah lihat, kan? Coba lu lambaikan tangan!” perintah Rachel. Takutnya yang di depan bukanlah Jonathan melainkan sosok hantu penunggu jalan. Cahaya di luar memang sangat terbatas, sehingga wajah Jonathan tak nampak jelas di penglihatan Rachel. “Iya ini gue! Cepetan keluar!” jawab Jonathan sembari melambaikan tangan ke arah Rachel. Rachel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 108 : Ciuman Tanpa Sadar

    Rachel segera merebut gelas tehnya dari tangan Jonathan. Namun hal itu justru membuat gelas terjatuh dan tumpah, mengenai baju Jonathan. Untungnya pemuda itu memakai jaket tebal, sehingga panasnya teh tidak sampai mengenai kulit dadanya. “Aduh.. Sorry, gue gak sengaja, Jo!” ucap Rachel dengan rasa bersalah. Memungut gelas kosong itu dan menaruhnya di atas nampan. Lalu tangannya bergerak mengusap dada Jonathan yang terlihat sangat basah. “Gak masalah, Chel. Tenang aja lagi!” balas Jonathan sembari memperhatikan wajah Rachel yang terlihat panik. Gadis itu berusaha mengeringkan jaketnya dengan cara meniup-niup. “Panas ya?” tanya Rachel di sela-sela kegiatannya. Jonathan menggeleng pelan. Memperhatikan gadis itu dari jarak dekat, membuat dadanya berdebar. Dia bisa merasakan aroma nafas Rachel yang terasa hangat. Tangan Jonathan terulur menggenggam pergelangan tangan Rachel. Membuat gadis itu terkejut, sontak menatap ke arahnya. “Gak apa, biarin aja basah,” ucapnya setengah berbisik.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 109 : Membangunkan Calon Istri

    Rachel masih tak sadar dengan apa yang terjadi. Bahkan setiap detik yang berlalu, membuatnya semakin hanyut dalam perasaan asing yang dia sendiri tak mampu memahaminya.Mata Jonathan terpejam, telapak tangannya menekan bagian belakang kepala Rachel. Sedangkan mata Rachel semakin melebar.Ketika Rachel tersadar, secepatnya dia menekan dada Jonathan dengan sebelah tangannya. Sementara tangan kirinya masih terjepit.Nafas Rachel tersengal, wajahnya tampak sangat memerah. Dia pun segera membebaskan tangan kirinya dan bergerak menjauh.Menyadari tak ada suara apapun dari mulut Jonathan, membuat Rachel kembali penasaran. Sehingga dia kembali melangkah ke arah sofa dan melihat Jonathan yang masih memejamkan mata.Apakah yang barusan terjadi, dilakukan secara tidak sadar? Tapi bagaimana Rachel bisa terima, jika ciuman pertamanya sudah direnggut paksa oleh pemuda tengil itu.Rachel mengusap kasar bibirnya, lalu melangkah ke kamarnya dengan perasaan tak menentu. Harusnya dia tak perlu mengkhawa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 110 : Ajakan Jonathan

    “Aneh-aneh gimana? Gue disuruh nenek buat bangunin elu! Gue gak aneh-aneh kali, Chel! Lu tuh yang aneh, dibangunin baik-baik malah marah-marah gak jelas!”Rachel berusaha menelan saliva yang terasa berat, karena tenggorokannya yang kering.“Keluar!!” perintah Rachel dengan wajah menunduk. Semalaman kesulitan tidur karena pemuda tengil ini, dan pagi ini kembali diganggu dengan kehadiran pemuda tidak sopan ini.“Galak amat! Ya deh, gue keluar!!” jawab Jonathan. Sebelum keluar, pemuda itu kembali menoleh. “Inget jangan tidur lagi!”Rachel menatap kesal pada Jonathan yang bertindak seolah-olah berani memerintahnya.“Gimana Jo? Sudah bangun calon istrimu?” tanya nenek Maria ketika melihat Jonathan yang berjalan ke arahnya.Jonathan mengangguk.“Kenapa dagumu?” tanya nenek Maria saat melihat pemuda itu terus mengusap dagunya.“Insiden kecil nek,” jawabnya dengan wajah nyengir.Tepat saat itu, terdengar suara ponsel berdering. Jonathan kembali melangkah menuju ruang tengah untuk mengambil po

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 111 : Hal Termanis

    Akhirnya Natasya berhasil mengubah penampilan Rachel. Awalnya Rachel menolak, namun berkat kegigihannya membujuk, sampai akhirnya Rachel tampil cantik dan menarik dengan dandanan minimalis yang terlihat sangat natural.Jonathan tengah menunggu di depan teras rumah. Kemeja hitam dengan motif batik serta celana kain hitam dilengkapi sepatu pantofel hitam mengkilat. Baju dan sepatu peninggalan mendiang kakek Thomas, kini sudah melengkapi penampilannya. Dan benar, ukurannya sama dengan Jonathan.Terdengar dering dari ponselnya. Panggilan masuk dari Debora.“Jo, dimana kamu? Kok lama? Mami sama papi udah nunggu dari tadi.”“Tunggu, Mi! Jo masih nunggu Rachel siap-siap.”“Rachel ikut? Baiklah mami tunggu ya, sepuluh menit lagi usahakan kembali!” pinta Debora. Lalu panggilan pun berakhir.Tepat saat itu, Rachel keluar bersama Natasya.“Maaf ya, Jo. Nunggu lama. Biasa, perempuan pasti butuh waktu lama untuk bersiap-siap," ujar Natasya menjelaskan.“Tidak ma…” ucapan Jonathan terhenti saat mat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 112 : Tentang Kita

    Kejadian semalam mendadak berputar dalam pikiran Rachel. Membuat wajahnya memerah lantas memalingkan mukanya untuk menghindari kontak mata dengan pemuda tengil itu. Rachel sangat malu, tidak menyangka jika Jonathan akan membahas hal itu.Mendengar ucapan Jonathan, tentu tak perlu ditanya pun Rachel tahu, jika ternyata pemuda itu melakukan hal semalam dalam keadaan sadar.Jonathan pun kembali terdiam. Merasakan tangan Rachel yang berkeringat dalam genggamannya. Namun dia urung melepaskannya, saat dilihat gadis itu hanya pasrah.Hubungan mereka memang sudah dituliskan oleh garis takdir sebagai calon pasangan masa depan. Akan tetapi hingga sekarang pun Jonathan tak pernah mendengar isi hati Rachel. Padahal gadis itu sudah tahu akan perasaannya.Haruskah Jonathan menanyakan langsung perasaan gadis itu padanya? Untuk mendapatkan kepastian jika saat ini dia tak merasa terpaksa dengan perjodohan ini.Setelah acara prosesi pernikahan usai, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama. Keduany

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16

Bab terbaru

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 113 : Momen Romantis

    “Maksud lu?” Rachel masih tak mengerti, membalas tatapan Jonathan dengan raut wajah bingung.“Gue sudah pernah bilang ke lu. Inget waktu yang di mobil?” tanya Jonathan mengingatkan.Rachel memutar bola mata, mencoba mengingat.“Waktu kita pulang dari makan malam sama mami papi, gue antar lu pulang pakai mobil Tante Natasya,” imbuh Jonathan. Namun Rachel masih tak mengerti.Jonathan menghela nafas panjang.“Kalau pelajaran aja diinget, hal penting masak gak inget sih!” gerutunya dengan wajah kecewa. Padahal hari itu dia begitu mempersiapkan diri untuk menyatakan perasaannya pada gadisnya ini.“Memangnya harus diinget ya, kejadian memalukan itu!? Huh..” Rachel mendesah.“Memalukan? Maksud lu?”“Gimana gak malu-maluin, sampai kita didatengi pak RT,” jawab Rachel sembari memalingkan wajahnya. Malu rasanya jika mengingat kejadian itu.Garis bibir Jonathan melengkung, senang rasanya Rachel mengingat akan hal itu. Hal penting yang menjadi momen terindah dalam hidupnya.“Lu inget? Terus giman

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 112 : Tentang Kita

    Kejadian semalam mendadak berputar dalam pikiran Rachel. Membuat wajahnya memerah lantas memalingkan mukanya untuk menghindari kontak mata dengan pemuda tengil itu. Rachel sangat malu, tidak menyangka jika Jonathan akan membahas hal itu.Mendengar ucapan Jonathan, tentu tak perlu ditanya pun Rachel tahu, jika ternyata pemuda itu melakukan hal semalam dalam keadaan sadar.Jonathan pun kembali terdiam. Merasakan tangan Rachel yang berkeringat dalam genggamannya. Namun dia urung melepaskannya, saat dilihat gadis itu hanya pasrah.Hubungan mereka memang sudah dituliskan oleh garis takdir sebagai calon pasangan masa depan. Akan tetapi hingga sekarang pun Jonathan tak pernah mendengar isi hati Rachel. Padahal gadis itu sudah tahu akan perasaannya.Haruskah Jonathan menanyakan langsung perasaan gadis itu padanya? Untuk mendapatkan kepastian jika saat ini dia tak merasa terpaksa dengan perjodohan ini.Setelah acara prosesi pernikahan usai, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama. Keduany

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 111 : Hal Termanis

    Akhirnya Natasya berhasil mengubah penampilan Rachel. Awalnya Rachel menolak, namun berkat kegigihannya membujuk, sampai akhirnya Rachel tampil cantik dan menarik dengan dandanan minimalis yang terlihat sangat natural.Jonathan tengah menunggu di depan teras rumah. Kemeja hitam dengan motif batik serta celana kain hitam dilengkapi sepatu pantofel hitam mengkilat. Baju dan sepatu peninggalan mendiang kakek Thomas, kini sudah melengkapi penampilannya. Dan benar, ukurannya sama dengan Jonathan.Terdengar dering dari ponselnya. Panggilan masuk dari Debora.“Jo, dimana kamu? Kok lama? Mami sama papi udah nunggu dari tadi.”“Tunggu, Mi! Jo masih nunggu Rachel siap-siap.”“Rachel ikut? Baiklah mami tunggu ya, sepuluh menit lagi usahakan kembali!” pinta Debora. Lalu panggilan pun berakhir.Tepat saat itu, Rachel keluar bersama Natasya.“Maaf ya, Jo. Nunggu lama. Biasa, perempuan pasti butuh waktu lama untuk bersiap-siap," ujar Natasya menjelaskan.“Tidak ma…” ucapan Jonathan terhenti saat mat

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 110 : Ajakan Jonathan

    “Aneh-aneh gimana? Gue disuruh nenek buat bangunin elu! Gue gak aneh-aneh kali, Chel! Lu tuh yang aneh, dibangunin baik-baik malah marah-marah gak jelas!”Rachel berusaha menelan saliva yang terasa berat, karena tenggorokannya yang kering.“Keluar!!” perintah Rachel dengan wajah menunduk. Semalaman kesulitan tidur karena pemuda tengil ini, dan pagi ini kembali diganggu dengan kehadiran pemuda tidak sopan ini.“Galak amat! Ya deh, gue keluar!!” jawab Jonathan. Sebelum keluar, pemuda itu kembali menoleh. “Inget jangan tidur lagi!”Rachel menatap kesal pada Jonathan yang bertindak seolah-olah berani memerintahnya.“Gimana Jo? Sudah bangun calon istrimu?” tanya nenek Maria ketika melihat Jonathan yang berjalan ke arahnya.Jonathan mengangguk.“Kenapa dagumu?” tanya nenek Maria saat melihat pemuda itu terus mengusap dagunya.“Insiden kecil nek,” jawabnya dengan wajah nyengir.Tepat saat itu, terdengar suara ponsel berdering. Jonathan kembali melangkah menuju ruang tengah untuk mengambil po

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 109 : Membangunkan Calon Istri

    Rachel masih tak sadar dengan apa yang terjadi. Bahkan setiap detik yang berlalu, membuatnya semakin hanyut dalam perasaan asing yang dia sendiri tak mampu memahaminya.Mata Jonathan terpejam, telapak tangannya menekan bagian belakang kepala Rachel. Sedangkan mata Rachel semakin melebar.Ketika Rachel tersadar, secepatnya dia menekan dada Jonathan dengan sebelah tangannya. Sementara tangan kirinya masih terjepit.Nafas Rachel tersengal, wajahnya tampak sangat memerah. Dia pun segera membebaskan tangan kirinya dan bergerak menjauh.Menyadari tak ada suara apapun dari mulut Jonathan, membuat Rachel kembali penasaran. Sehingga dia kembali melangkah ke arah sofa dan melihat Jonathan yang masih memejamkan mata.Apakah yang barusan terjadi, dilakukan secara tidak sadar? Tapi bagaimana Rachel bisa terima, jika ciuman pertamanya sudah direnggut paksa oleh pemuda tengil itu.Rachel mengusap kasar bibirnya, lalu melangkah ke kamarnya dengan perasaan tak menentu. Harusnya dia tak perlu mengkhawa

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 108 : Ciuman Tanpa Sadar

    Rachel segera merebut gelas tehnya dari tangan Jonathan. Namun hal itu justru membuat gelas terjatuh dan tumpah, mengenai baju Jonathan. Untungnya pemuda itu memakai jaket tebal, sehingga panasnya teh tidak sampai mengenai kulit dadanya. “Aduh.. Sorry, gue gak sengaja, Jo!” ucap Rachel dengan rasa bersalah. Memungut gelas kosong itu dan menaruhnya di atas nampan. Lalu tangannya bergerak mengusap dada Jonathan yang terlihat sangat basah. “Gak masalah, Chel. Tenang aja lagi!” balas Jonathan sembari memperhatikan wajah Rachel yang terlihat panik. Gadis itu berusaha mengeringkan jaketnya dengan cara meniup-niup. “Panas ya?” tanya Rachel di sela-sela kegiatannya. Jonathan menggeleng pelan. Memperhatikan gadis itu dari jarak dekat, membuat dadanya berdebar. Dia bisa merasakan aroma nafas Rachel yang terasa hangat. Tangan Jonathan terulur menggenggam pergelangan tangan Rachel. Membuat gadis itu terkejut, sontak menatap ke arahnya. “Gak apa, biarin aja basah,” ucapnya setengah berbisik.

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 107 : Ngobrol atau Berdebat?

    “Serius? Lu di depan? Ngapain?” cecar Rachel yang merasa terkejut. Melihat ke sekeliling, keadaan di rumah memang sudah sepi bahkan Jacob tadinya hanya memberikan ponsel lalu kembali ke kamar. “Ya seriuslah! Kalau gak percaya keluar deh! Gue udah di depan!” Rachel tak menjawab, menoleh ke belakang terlebih dulu untuk memastikan neneknya masih terlelap. Lalu segera menutup pintu kamar dan mulai melangkah. Sebelum keluar, dia ingin memastikan jika omongan Jonathan bukanlah bualan semata. Menyingkap tirai jendela untuk melihat keluar rumah. Hingga matanya menangkap bayangan pemuda tinggi yang duduk di atas motor butut. “Lu beneran di situ? Gue gak salah lihat, kan? Coba lu lambaikan tangan!” perintah Rachel. Takutnya yang di depan bukanlah Jonathan melainkan sosok hantu penunggu jalan. Cahaya di luar memang sangat terbatas, sehingga wajah Jonathan tak nampak jelas di penglihatan Rachel. “Iya ini gue! Cepetan keluar!” jawab Jonathan sembari melambaikan tangan ke arah Rachel. Rachel

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 106 : Kampung Nenek

    Jonathan tampak resah, berbaring di atas kasur menatap ke atas langit-langit kamar dengan pikiran yang terus tertuju pada gadis cupunya. Sesampainya di rumah, memang dia sempat ragu untuk menyusul Rachel. Alasan apa yang akan dikatakan pada orang tuanya nanti? Berkali-kali menghubungi Rachel, namun gadis itu tak kunjung menjawab. Bahkan pesan yang dia kirim pun tak dibaca sama sekali. Haruskah dia menghubungi om Jacob untuk menanyakan keadaan Rachel? Nomor telepon Jacob sudah tertera di layar ponsel, namun lagi-lagi Jonathan urung menghubunginya. Andai saja Rachel membalas satu saja pesannya, mungkin itu sudah mampu sedikit menghapus rasa gelisahnya. Saat tengah berpikir, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Debora muncul dari ambang pintu. Jonathan hanya menoleh sekilas, sebelum mengubah posisinya menelungkup. “Malam ini, papi ngajak mami pergi ke puncak. Besok pagi harus menghadiri undangan pernikahan dari saudara sepupu. Apa gak masalah jika kamu tinggal di rumah sendiri? Mungkin

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 105 : Menyusul Rachel?

    “Makasih, Jo. Udah nganter aku pulang. Hati-hati di jalan!” ucap Aluna saat mereka tiba di depan rumah yang terlihat sederhana.“Sama-sama, Lun. Gue pulang ya!” Jonathan pun pamit pulang. Memutar mobilnya dan mulai memacunya ke jalanan.Dari spion, Rachel bisa melihat gadis itu masih berdiri di depan rumah sembari melambaikan tangannya. “Lu laper gak? Mau beli makan dulu atau mau langsung pulang?” tanya Jonathan menoleh sekilas ke samping.“Pulang! Gue mau makan di rumah!” jawab Rachel dengan nada ketus.“Masih marah?” tanya Jonathan sembari mengurangi kecepatan laju mobilnya.Rachel bergeming tak menjawab. Meskipun dia menjawab tidak, belum tentu Jonathan akan percaya. Lihatlah wajah Rachel yang tampak cemberut dengan bibir mengerucut. Tentu tanpa bertanya sekalipun Jonathan tahu jika gadisnya tengah merajuk.“Gue sama Luna cuma temen waktu SMP,” ucap Jonathan hendak menjelaskan agar Rachel tak salah paham.“Gak perlu lu jelasin, gak penting juga!”“Lu cemburu kan? Gue tahu, gak usa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status