Home / Romansa / Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket: Chapter 111 - Chapter 120

161 Chapters

Bab 111 : Hal Termanis

Akhirnya Natasya berhasil mengubah penampilan Rachel. Awalnya Rachel menolak, namun berkat kegigihannya membujuk, sampai akhirnya Rachel tampil cantik dan menarik dengan dandanan minimalis yang terlihat sangat natural.Jonathan tengah menunggu di depan teras rumah. Kemeja hitam dengan motif batik serta celana kain hitam dilengkapi sepatu pantofel hitam mengkilat. Baju dan sepatu peninggalan mendiang kakek Thomas, kini sudah melengkapi penampilannya. Dan benar, ukurannya sama dengan Jonathan.Terdengar dering dari ponselnya. Panggilan masuk dari Debora.“Jo, dimana kamu? Kok lama? Mami sama papi udah nunggu dari tadi.”“Tunggu, Mi! Jo masih nunggu Rachel siap-siap.”“Rachel ikut? Baiklah mami tunggu ya, sepuluh menit lagi usahakan kembali!” pinta Debora. Lalu panggilan pun berakhir.Tepat saat itu, Rachel keluar bersama Natasya.“Maaf ya, Jo. Nunggu lama. Biasa, perempuan pasti butuh waktu lama untuk bersiap-siap," ujar Natasya menjelaskan.“Tidak ma…” ucapan Jonathan terhenti saat mat
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 112 : Tentang Kita

Kejadian semalam mendadak berputar dalam pikiran Rachel. Membuat wajahnya memerah lantas memalingkan mukanya untuk menghindari kontak mata dengan pemuda tengil itu. Rachel sangat malu, tidak menyangka jika Jonathan akan membahas hal itu.Mendengar ucapan Jonathan, tentu tak perlu ditanya pun Rachel tahu, jika ternyata pemuda itu melakukan hal semalam dalam keadaan sadar.Jonathan pun kembali terdiam. Merasakan tangan Rachel yang berkeringat dalam genggamannya. Namun dia urung melepaskannya, saat dilihat gadis itu hanya pasrah.Hubungan mereka memang sudah dituliskan oleh garis takdir sebagai calon pasangan masa depan. Akan tetapi hingga sekarang pun Jonathan tak pernah mendengar isi hati Rachel. Padahal gadis itu sudah tahu akan perasaannya.Haruskah Jonathan menanyakan langsung perasaan gadis itu padanya? Untuk mendapatkan kepastian jika saat ini dia tak merasa terpaksa dengan perjodohan ini.Setelah acara prosesi pernikahan usai, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama. Keduany
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 113 : Momen Romantis

“Maksud lu?” Rachel masih tak mengerti, membalas tatapan Jonathan dengan raut wajah bingung.“Gue sudah pernah bilang ke lu. Inget waktu yang di mobil?” tanya Jonathan mengingatkan.Rachel memutar bola mata, mencoba mengingat.“Waktu kita pulang dari makan malam sama mami papi, gue antar lu pulang pakai mobil Tante Natasya,” imbuh Jonathan. Namun Rachel masih tak mengerti.Jonathan menghela nafas panjang.“Kalau pelajaran aja diinget, hal penting masak gak inget sih!” gerutunya dengan wajah kecewa. Padahal hari itu dia begitu mempersiapkan diri untuk menyatakan perasaannya pada gadisnya ini.“Memangnya harus diinget ya, kejadian memalukan itu!? Huh..” Rachel mendesah.“Memalukan? Maksud lu?”“Gimana gak malu-maluin, sampai kita didatengi pak RT,” jawab Rachel sembari memalingkan wajahnya. Malu rasanya jika mengingat kejadian itu.Garis bibir Jonathan melengkung, senang rasanya Rachel mengingat akan hal itu. Hal penting yang menjadi momen terindah dalam hidupnya.“Lu inget? Terus giman
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 114 : Jodoh Terbaik

Jonathan menepikan motornya di sisi jalan. Suasana yang begitu sepi dan jauh dari rumah penduduk, bahkan tak ada satu kendaraan pun yang melintas. “Coba lu turun dulu, gue periksa motornya!” pinta Jonathan yang langsung dituruti oleh Rachel. “Kok bisa mogok sih, Jo? Memang tadi gak lu periksa dulu sebelum jalan?” tanya Rachel dengan raut wajah panik. Bayangkan saja, hanya berdua berada di tempat asing yang hanya ada pepohonan. Dengan siapa mereka akan meminta pertolongan? “Gue juga gak paham Chel, ini kan bukan motor gue!” jawab Jonathan sembari membuka penutup tangki bensin. “Terus kita gimana dong?” Rachel melirik jam di pergelangan tangan, “hari sudah semakin sore, Jo!” lanjutnya memberitahu. Bensin masih terisi, Jonathan pun tak paham dengan jenis motor tua yang usianya bahkan lebih tua darinya. Jonathan masih berusaha menyalakan mesin motor, menekan stater kaki hingga berulang kali. Namun hasilnya masih sama, motor tak kunjung menyala. “Jo, mana ponsel lu? Kita hubungi ora
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 115 : Hantu Penunggu Rumah?

Mata Rachel tak berkedip melihat wajah Jonathan yang terlihat sangat serius. Dan ucapan Jonathan terdengar romantis, sampai dirinya kehilangan kata-kata.Tanpa sadar, tangannya membalas genggaman Jonathan. Sebuah balasan perasaan yang tak mampu terucap di bibirnya, namun hanya dengan bahasa tubuhnya menyambut perasaan itu.Kedua pasang mata saling beradu, terkunci dalam tatapan yang menghanyutkan keduanya dalam momen romantis.“Gimana perasaanmu? Apa kamu merasakan hal yang sama?” tanya Jonathan ketika tak mendengar jawaban dari bibir gadis pujaannya.“A-aku..” Rachel menelan ludahnya. “Aku bingung, Jo. Harus jawab apa,” jawab Rachel sembari tersenyum kaku.“Astaga!” Jonathan memejamkan mata. Betapa polosnya calon istrinya ini.“Jo, hujannya udah reda. Kita gak pulang? Sebelum langit semakin gelap?” Rachel coba mengalihkan pembicaraan, menarik tangannya dari genggaman Jonathan, lalu segera beranjak dari tempat duduknya. Melangkah ke sisi jalan sembari menengadahkan tangannya ke atas.
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 116 : Kejutan Jonathan

“Jo, ngapain sih di sini?” ucap Rachel setelah membuka penutup jendela, dan yang terlihat memang benar Jonathan.“Keluar dong! Temenin gue! Gue tunggu di sini!” pinta pemuda yang tengah mengenakan sweater putih dengan bahan tebal.Rachel menghela nafas panjang, dipandanginya Jonathan dengan tatapan ragu. Bagaimana tidak? Tengah malam seperti ini, pemuda itu menyuruhnya keluar rumah.“Please, bentar aja!” ucap Jonathan lagi sembari menangkupkan kedua tangannya di depan dada.Tanpa menjawab, Rachel segera menutup kembali jendela kamar. Melihat pada jam yang bertengger di dinding atas ranjang. Hampir jam dua belas malam. Haruskah Rachel keluar menemui Jonathan? Apalagi yang dimau pemuda itu padanya?Otaknya terus berputar, namun tubuhnya seakan mengikuti perintah hatinya yang menginginkan untuk menuruti permintaan Jonathan.Rachel meraih cardigan putih yang digantung di dalam lemari pakaian. Lalu segera mengenakannya.Sebelum keluar kamar, Rachel kembali melihat nenek Maria. Memastikan j
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 117 : Ciuman Tulus

Saat Rachel terbuai dalam perasaan yang sulit untuk dijelaskan, Jonathan mencondongkan wajahnya semakin dekat.Detik-detik berlalu tanpa kata, namun bahasa tubuh mereka sudah menjelaskan perasaan masing-masing.Rachel merasakan permukaan lembut yang menempel di dahinya, sontak dia pun membuka matanya.Bibir Jonathan sudah mendarat tepat di dahinya. Sebuah ciuman tulus yang menyatakan bagaimana dalamnya perasaan Jonathan pada Rachel.Rachel masih diam tak berkutik, wangi maskulin yang menguar dari tubuh pemuda itu mulai memanjakan indera penciumannya. Membuat Rachel semakin hanyut dalam perasaan nyaman.Apakah ini rasanya dicintai? Seumur hidupnya, baru kali ini Rachel merasakan kenyamanan berada bersama lawan jenis, selain ayahnya. Membuat akal sehatnya pergi entah kemana. Setelah beberapa detik berlalu, Jonathan pun menjauhkan bibirnya dari wajah Rachel. Tangannya terulur membenarkan posisi kacamata Rachel yang sedikit melorot. Lalu menangkupkan kedua tangannya di pipi Rachel yang l
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 118 : Gue Cemburu!

Begitu tiba di kantin, Jonathan segera menghampiri meja Rachel, lalu mencengkram kerah seragam Nolan.“Ikut gue!!”“Jonathan, tapi makananku..” Nolan berusaha menolak karena makanannya masih tersisa banyak.Jonathan pun mengambil mangkuk soto milik Nolan, dan membawanya ke meja yang lebih jauh.“Lu duduk di sini! Jangan genit deh lu! Sok jadi playboy, gak pantes tahu!!” sentak Jonathan memaksa Nolan untuk duduk di kursi lain. “Lanjutin makannya! Selesai ini, lu cabut dari sini! Paham?”Nolan yang sedikit takut melihat perangai Jonathan, hanya bisa mengangguk. Lalu segera melanjutkan acara makannya.Sementara itu, Rachel masih terkesiap melihat kedatangan Jonathan yang tiba-tiba. Matanya terus menatap ke arah Jonathan dan Nolan berada.Sedangkan Mila tampak senang melihat kehadiran kekasihnya di sana.“Kok lu susulin kita ke sini sih, Ray?” tanya Mila, lalu meminta Ray untuk duduk di sebelahnya.“Gue ngikutin Jonathan. Tadinya kita ke perpus, gue kira kalian di sana. Ternyata di sini,”
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 119 : Bodyguard Butuh Asupan!

“Ya, gue cemburu, Chel!”Mata Rachel melebar setelah mendengar ucapan Jonathan dengan wajahnya yang serius itu. Lidahnya mendadak kelu, tak mampu berkata-kata.“Lu milik gue, dan gue gak ijinin siapapun deketin lu! Gue harap lu paham,” lanjut Jonathan. Diraihnya tangan Rachel yang terkulai di atas meja. Lalu menggenggamnya erat, seraya mengusapnya dengan kedua ibu jarinya.Rachel menelan salivanya dengan susah payah, mendadak tenggorokannya terasa kering. Degup jantungnya terus berpacu.“Kalau gue gak boleh dekat sama Nolan, lalu lu sendiri kenapa masih dekat sama Jessi,” balas Rachel sembari membuang pandangannya ke samping.“Lu kan tahu sendiri, bukan gue yang deketin Jessi. Tapi dia yang terus deketin gue.” Jonathan coba menjelaskan.“Tapi kalian cocok kok, sama-sama tinggi dan idola,” sahut Rachel dengan suara lirih. Wajahnya terlihat kesal, bibirnya pun mengerucut. Hal itu terlihat di pandangan Jonathan, meskipun gadis itu berusaha menghindari kontak mata dengannya.“Lu cemburu?”
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 120 : Dag, Dig, Dug!

Rachel menekan dada Jonathan untuk menjauhkan tubuhnya, namun supir bus mengerem mendadak. Membuat tubuh Rachel malah semakin melekat, hingga pipinya menempel pada dada Jonathan.Dag, Dig, Dug!Bunyi detak jantung Jonathan begitu jelas terdengar di telinganya. Rachel sedikit mendongakkan kepala, terlihat pemuda itu menahan nafas dengan wajah memerah.Terdengar beberapa murid perempuan yang berteriak histeris, bahkan ada beberapa yang beranjak dari bangku untuk melihat ke depan. Untuk melihat, hal apa yang membuat bus berhenti mendadak.Tangan Jonathan terulur memegang kedua bahu Rachel, lalu mendorong agar gadis itu kembali duduk di posisinya. Tentunya dengan gerakan lembut dan sangat hati-hati.“Gue bisa kehilangan akal sehat, kalau posisi lu terlalu dekat,” ujarnya setengah berbisik, membuat Rachel tersadar dan segera membuang pandangannya ke samping.Jonathan pun beranjak dari kursi, melihat ke depan. Ternyata bus berhenti karena ada seekor anjing melintas. Setelah hewan berkaki em
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status