Semua Bab Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan: Bab 471 - Bab 480

705 Bab

Bab 471

Perbedaan antara cara Jeremy memperlakukan Arnold dengan ramah dan bagaimana dia bersikap dingin terhadap Reagan begitu mencolok. Sisa percakapan tidak lagi terdengar oleh Reagan. Dia sudah turun dua lantai.Samar-samar, dia mendengar suara pintu ditutup. Mungkin Arnold telah masuk ke dalam rumah Nadine. Dengan membawa tumpukan hadiah yang tidak pernah tersampaikan, Reagan kembali ke vilanya.Rumah itu sunyi. Bibi Julia telah selesai membersihkan dan sudah pergi. Tidak ada seorang pun di sana. Sama sepinya seperti saat Nadine pergi meninggalkannya.Reagan naik ke lantai atas dan masuk ke kamar utama. Di sudut ruangan, meja rias yang dulunya sering digunakan kini tampak terabaikan. Di atasnya masih ada beberapa produk perawatan kulit yang belum habis dipakai.Namun, pemiliknya sudah tidak membutuhkannya lagi. Sama seperti Nadine yang tidak lagi menginginkannya.Reagan menarik laci di bawah meja rias. Dulu, di dalamnya ada selembar cek, surat perjanjian tanah, dan satu gelang berlian.Ge
Baca selengkapnya

Bab 472

"Pak, sudah selesai?" Begitu Nadine membuka suara, Arnold baru tersadar dari lamunannya."Sudah selesai.""Terima kasih."Arnold kembali melirik ke arah pinggangnya. Bukan karena ada pikiran aneh, tetapi .... Dia terlalu kurus! Apa dia selama ini tidak makan dengan baik?Reagan duduk di depan meja rias dari siang, hingga matahari terbenam, sampai akhirnya fajar menyingsing keesokan harinya. Bukan karena tidak ingin tidur, tapi karena dia benar-benar tidak bisa.Pikirannya terus-menerus menggali kenangan lama, tanpa lelah dan tak kendali. Kenangan indah dan penuh kebahagiaan .... juga semua kesalahannya yang menyakiti Nadine.Hingga akhirnya, saat fajar mulai menyingsing, Reagan tersadar dari kilasan memori yang menyiksanya.Pukul delapan pagi. Waktu puncak orang berangkat kerja. Dia mengenakan pakaian bersih, lalu mengemudi ke toko kue paling laris. Biasanya, perjalanan hanya memakan waktu setengah jam, tetapi hari ini dia menghabiskan satu jam penuh di jalan."Saya mau satu kue lapis
Baca selengkapnya

Bab 473

"Begitu dong, ngomong dari tadi kan enak!" Lalu, Mikha langsung merangkul lengan Darius dengan penuh semangat dan berlari kecil ke luar kampus.Ekspresi Darius menegang dan berusaha menarik tangannya. Namun, Mikha langsung mempererat genggamannya. "Aduh, jangan malu-malu, kita ini sahabat!"Setelah berkata demikian, dia malah berlari lebih cepat.Darius terkejut. Tidak bisa lepas! Kenapa dia kuat sekali?!Begitu mereka melangkah keluar dari gerbang kampus, tiba-tiba mereka melihat Reagan keluar dari mobil sportnya sambil membawa sekotak kue di tangan.Uh-oh.Mikha mengerutkan kening. "Kenapa dia selalu parkir pas di depan gerbang kampus? Dia nggak tahu itu bikin macet?"Darius berpikir sejenak. "Mungkin dia pikir itu terlihat keren.""Keren gimana? Maksudnya keluar dari mobil Porsche, terus bikin semua orang menoleh?""Mungkin?"Mikha menatapnya dengan penuh keterkejutan. "Jangan bilang kamu juga merasa itu keren?"Darius menggeleng. "Di keluargaku, mobil Audi yang paling keren."Mikha
Baca selengkapnya

Bab 474

Jinny menatap punggung Reagan yang perlahan menjauh. Baru hari ini dia menyadari, mobilnya adalah Porsche. Bajunya Armani edisi khusus. Di pergelangan tangannya ada jam Patek Philippe ....Lalu, dia menundukkan kepala menatap kue di tangan Reagan. Tatapannya semakin dalam.....Sementara itu, Nadine tidak pergi ke kampus hari ini karena menemani Irene berbelanja. Dia sudah meminta izin kepada dosen mata kuliah profesinya. Untungnya, hari ini tidak ada materi baru. Hanya presentasi laporan proyek kelompok minggu lalu.Karena Mikha serta Darius bisa menangani presentasi itu, izin Nadine langsung disetujui.Besok adalah hari acara tanda tangan buku. Sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali Irene menghadiri acara formal seperti ini.Sejak pagi, dia membongkar lemari pakaian. Namun, setelah berkali-kali mencoba, dia tetap merasa tidak ada yang cocok."Sebenarnya bisa saja dipakai, tapi ... rasanya ada yang kurang."Jeremy berkata dengan penuh ketulusan, "Istriku pakai apa pun tetap cantik,
Baca selengkapnya

Bab 475

Gen dalam Keluarga Wicaksono tidak bisa disangkal. Jeremy memiliki postur tinggi dan meskipun sudah di usia paruh baya, tubuhnya tetap terjaga dengan baik tanpa tanda-tanda kegemukan.Setelah mencoba beberapa setelan jas, semuanya terlihat pas dan elegan. Dia bertanya kepada Irene, "Sayang, menurutmu yang mana yang paling bagus?"Nadine juga refleks menoleh ke ibunya. Irene berpikir sejenak, lalu berkata, "Semuanya bagus."Jeremy mengerutkan kening. "Kalau semuanya bagus, gimana milihnya?""Nggak perlu milih.""Hah?""Beli saja semuanya."Jeremy terkejut."Jangan, jangan! Mahal sekali! Satu setelan saja harganya sudah beberapa juta, aku cukup pakai satu, di rumah juga masih ada."Namun, Irene sudah lebih dulu menyerahkan kartu banknya ke pramuniaga. "Ambil ketiga setelan ini, tolong bungkus semuanya. Terima kasih.""Baik! Terima kasih banyak!" Pramuniaga itu segera bergegas ke kasir dengan senyum lebar.Sementara itu, Jeremy tampak seperti seorang istri yang sedang malu-malu sambil men
Baca selengkapnya

Bab 476

Namun, adegan selanjutnya ternyata tidak seperti yang dibayangkan oleh pramuniaga ....Terlihat Yenny berjalan ke sisi Irene, mengamati dari atas ke bawah, lalu berkomentar, "Gaun ini sangat cocok untukmu."Yenny sendiri sudah mencobanya dan merasa cukup bagus, tetapi jelas Irene lebih cocok memakainya. Bukan hanya dari segi ukuran, tetapi juga dari segi aura yang lebih sesuai.Yenny sendiri memiliki aura yang terlalu tegas dan kurang lembut, sementara Irene justru sebaliknya. Wajahnya lembut, senyumannya lembut. Ini adalah tipe wajah yang disukai semua orang.Sebenarnya, Yenny tidak terlalu menyukai wanita yang berpenampilan terlalu lembut, seperti Natasha atau Nadine yang mengenakan gaun tradisional di kelas teh sebelumnya. Namun, Irene yang berdiri di hadapannya justru membuatnya merasa nyaman.Pramuniaga di samping terlihat ragu-ragu ingin berbicara, sementara Irene yang peka segera menyadari situasi ini. Dia tersenyum santai kepada Yenny. "Benaran? Terima kasih."Irene menunjuk se
Baca selengkapnya

Bab 477

Beberapa kali bertemu, Nadine bisa merasakan bahwa pihak lain tidak menyukainya. Jika benar begitu, lebih baik pura-pura tidak mengenalnya. Lagi pula, selain beberapa kali kebetulan bertemu, mereka memang tidak punya hubungan apa pun.Namun, Yenny secara refleks mengerutkan kening. Gadis ini bukan hanya wajahnya tidak sesuai dengan seleranya, bahkan sopan santun dasar pun kurang.Keduanya berpapasan, Yenny segera berjalan menjauh."Nadine, ke mana saja? Cepat sini, aku sudah memilihnya," panggil Irene."Secepat itu? Aku cuma ke toilet sebentar, bahkan belum melihatmu mencoba apa pun ....""Nanti di rumah aku pakai buat kamu lihat.""Oke, oke."Irene berkata, "Tadi aku ketemu seorang kakak dan bantu dia memilih beberapa gaun. Dia bilang anaknya sedang membaca Seven Days ...."Pada saat yang sama, jauh di dalam laboratorium, Arnold bersin beberapa kali berturut-turut.Melihat itu, Calvin dengan menggoda, "Arnold, kamu bersin dari tadi. Kira-kira ada berapa wanita yang sedang memikirkanmu
Baca selengkapnya

Bab 478

Acara diadakan di lantai tiga Toko Buku Gramilia. Belum sampai waktu masuk, sudah ada banyak pembaca yang menunggu di luar. Belasan satpam bekerja sama untuk menjaga ketertiban.Di dekat pintu, terdapat sebuah rak pajangan besar yang tertata rapi dengan novel baru karya Irene, Seven Days. Selain itu, ada juga papan iklan besar yang menampilkan sampul buku serta beberapa karakter utama dalam bentuk ilustrasi kartun."Ya ampun, seramai ini?" Seorang gadis muda baru saja melangkah masuk dan langsung terkejut.Pacarnya mengikuti dari belakang. Melihat kerumunan itu, dia langsung menggerutu, "Ini 'kan cuma acara tanda tangan buku, kenapa suasananya kayak acara dukungan buat idol?"Gadis itu adalah seorang fangirl sejati. Biasanya idolanya selalu berganti-ganti, begitu juga dengan daftar artis yang disukainya. Selama bertahun-tahun mengejar idola, dia tidak pernah sekalipun mengikuti novel.Minggu lalu, dia tiba-tiba melihat ayahnya membaca sebuah novel misteri dengan sampul yang cukup menye
Baca selengkapnya

Bab 479

Barisan depan dipenuhi oleh para paman dan bibi seusia ayah dan ibunya."Apa ... apa-apaan ini?"Pacarnya juga bingung dan langsung menyeletuk, "Kok isinya kakek nenek semua?"Sekejap, dia langsung jadi musuh bersama."Kakek nenek kenapa? Kamu ada masalah?"Pacarnya buru-buru mencoba menjelaskan, "Bukan ... di umur segini kalian masih mengejar idola?""Kami bukan mengejar idola, kami mengejar novel! Kenapa memangnya?""Ya, betul!"Pacarnya melongo. "Pembaca Irene seluas ini pasarnya?""Hmph! Kami sudah jadi penggemar Irene sejak 10 tahun lalu. Setelahnya, kami sibuk menikah, punya anak, kerja cari uang. Memang jarang aktif di internet, nggak seperti anak muda yang suka buat trending dan main algoritma, tapi kami beli bukunya pakai uang sungguhan.""Ya, ya! Kami cuma sibuk, bukan mati!"Gadis itu melayangkan pandang ke sekitar. Benar saja, para penggemar yang hadir terdiri dari berbagai usia.Tak lama kemudian, pembawa acara naik ke panggung dan menyampaikan kata pembuka. Setelah itu, I
Baca selengkapnya

Bab 480

Sungguh memalukan!Akhirnya, Arnold membawanya melewati kerumunan hingga sampai ke bagian luar. Kali ini, tidak ada lagi yang mendorong."Fiuh ...." Nadine menghela napas panjang. Namun, begitu mendongak, tatapannya sontak bertemu pandang dengan mata pria yang dipenuhi senyuman tipis."Maaf, Pak ... aku ...."Arnold menunjuk ke sisi wajahnya. "Rambutmu nempel di pipi.""Hah?"Nadine refleks mengangkat tangan, tetapi tidak menemukan posisi yang tepat. Akhirnya, Arnold langsung membantunya membetulkan.Meskipun sudah sangat hati-hati, ujung jarinya tetap tak bisa menghindari sentuhan dengan kulit gadis itu yang lembut dan hangat.Dia berusaha menenangkan diri. "Sudah."Nadine menyelipkan helaian rambut itu ke belakang telinganya dengan canggung. Sial, gara-gara desak-desakan tadi, rambutnya jadi berantakan.Ditambah lagi ... karena keringat, beberapa helai rambut jadi menempel di wajahnya. Malu sekali.Mengingat kejadian tadi saat tubuhnya menabrak Arnold, wajah Nadine langsung memanas.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4647484950
...
71
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status