Semua Bab Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan: Bab 481 - Bab 490

703 Bab

Bab 481

Namun, sejak putri mereka menghilang ....Semuanya pun berubah.Sebenarnya, hal ini juga berkaitan langsung dengan keputusan kakek dan neneknya untuk menetap di luar negeri.Mengingat bibinya yang hingga kini masih belum ditemukan, tak diketahui apakah masih hidup atau sudah tiada, Stendy tak bisa menahan diri untuk melirik ke arah kedua orang tua itu.Jika selamanya tidak ditemukan, rasa penyesalan ini mungkin akan terbawa hingga akhir hayat mereka."Stendy, aku agak haus." Nenek tiba-tiba membuka suara."Nenek, tunggu sebentar ya. Aku pergi beli air ...." Kemudian, dia menoleh ke arah Nadine. "Kamu sibuk nggak?""Nggak juga, ada yang bisa kubantu?""Kamu temani mereka sebentar, aku mau beli air.""Biar aku saja yang beli deh?" Toh dia juga turun untuk beli air.Stendy menggeleng. "Kesehatan Nenek agak lemah, biasanya cuma minum air alkali ringan dari merek tertentu. Di sekitar sini nggak ada, aku harus ke supermarket impor di seberang jalan.""Begitu ya .... Ya sudah, kamu pergi saja
Baca selengkapnya

Bab 482

Nadine merasa agak malu karena ketahuan, tetapi dia tidak merasa canggung. Bagaimanapun, ini adalah pertemuan pertama mereka. Memiliki sedikit kewaspadaan adalah hal yang wajar.Lagi pula, kedua orang tua ini pasti telah mengalami lebih banyak hal dibanding dirinya. Seharusnya mereka bisa memahaminya.Benar saja, Safir menepuk tangan Nadine. "Nak, terutama yang secantik kamu, punya kewaspadaan itu hal yang baik. Mencegah lebih baik daripada mengobati, agar bisa melindungi diri dengan lebih baik.""Mm, mm.""Nenek bilang suaraku terdengar begitu familier. Aku besar di Kota Linong dan baru pindah ke Kota Juanin setelah lulus SMA. Sebelum itu, seharusnya kita nggak pernah bertemu.""Itu juga benar." Safir tersenyum. Namun entah mengapa, Nadine melihat dalam senyuman itu ada sedikit kekecewaan dan kesedihan.Corwin tertawa untuk mencairkan suasana. "Meskipun sebelumnya nggak pernah bertemu, sekarang sudah bertemu. Ini adalah takdir."Nadine tersenyum dan mengangguk. Tidak lama kemudian, St
Baca selengkapnya

Bab 483

Ting tong ....Pintu lift terbuka. Nadine keluar dari dalam."Pak.""Kamu ke mana saja?"Keduanya berbicara bersamaan, hanya saja suasana hati mereka sangat berbeda. Nadine terdengar santai, sementara Arnold terdengar agak gelisah dan cemas."Tadi ketemu Stendy di bawah, makanya agak lama. Nih ... minumlah."Nadine mengambil sebotol air dari kantong belanjaan dan menyerahkannya. Arnold melirik logo di tas itu, supermarket impor yang ada di jalan seberang, Nadine sepertinya tidak akan pergi sejauh itu, jadi pasti ...."Stendy yang beli?""Hmm. Aku bantu dia jaga kakek dan neneknya, jadi dia pergi ke supermarket seberang beli air. Kakek dan neneknya cuma minum merek ini."Arnold mengambilnya.Nadine melirik ke dalam lokasi acara. "Gimana? Sudah selesai?"Arnold menggeleng. "Belum. Orang yang antre masih banyak, mungkin akan lama lagi."Kejadian memalukan tadi masih jelas diingat olehnya. Dia tidak ingin masuk lagi dan didorong orang. Namun ....Nadine melihat buku di tangan pria itu. "Ka
Baca selengkapnya

Bab 484

Setibanya di restoran, pelayan langsung mengarahkan mereka berempat ke ruang VIP. Kemudian, mereka mulai memesan makanan, menyiapkan hotpot, dan memasukkan bahan-bahan ke dalamnya.Tak heran Mikha sangat merekomendasikan tempat ini. Rasanya memang luar biasa, bahannya segar, tetapi juga benar-benar pedas.Di tengah makan, Nadine pergi ke toilet sebentar. Saat kembali, ada semangkuk es di atas meja.Arnold berkata, "Dingin, bisa mengurangi rasa pedas."Nadine tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Dalam hati, dia merasa terharu. Arnold benar-benar baik dan perhatian.Setelah makan, Arnold pergi membayar tagihan. Di sebelah restoran hotpot, ada pasar malam yang ramai.Irene ingin pergi, jadi Jeremy menemaninya dengan senang hati. Nadine teringat bahwa Arnold belum keluar. Jika mereka bertiga pergi begitu saja, rasanya kurang sopan. Jadi, dia memutuskan untuk menunggunya di pintu.Tak lama kemudian, Arnold keluar dengan membawa sebuah kantong kertas."Tadi kulihat kamu suka, jadi aku min
Baca selengkapnya

Bab 485

"Selesai."Nadine menggerakkan lehernya, lalu menggoyangkan kepalanya sedikit. Harus diakui, jepitannya memang sangat kuat, sama sekali tidak terasa akan lepas."Eh! Pacarmu belajar cepat sekali, jepitannya bahkan lebih rapi daripada aku!" Pemilik kios tertawa.Arnold tersenyum tipis. Nadine mencoba menjelaskan, "Dia bukan ...."Pemilik kios sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya. "Di zaman dulu, ketika seorang wanita mengangkat rambutnya, itu berarti dia sudah menikah. Setelah menikah, kalau hubungan suami istri harmonis, suami akan membantu istrinya menata rambut.""Di kampung halamanku, seorang pria yang membantu wanita menyisir rambut melambangkan janji sehidup semati dan cinta yang abadi. Sayangnya, pria zaman sekarang, jangankan membantu menata rambut, menyisirkan sebentar saja pun malas. Sepanjang hari hanya bermalas-malasan.""Tapi, pacarmu ini luar biasa." Pemilik kios melirik Arnold dengan kagum. "Dia belajar cepat, yang terpenting adalah dia s
Baca selengkapnya

Bab 486

"Benar-benar nggak perlu, aku ...." Arnold terdiam sesaat, lalu meneruskan, "Aku sudah punya seseorang yang kusukai.""Apa?" Jeremy sontak dipenuhi antusiasme. "Serius? Sudah nembak belum? Kenapa masih belum jadian?"Tiga pertanyaan mematikan. Arnold membatin, 'Seharusnya aku nggak usah jawab tadi.'Di depan rumah, mereka berpisah.Arnold belok kiri dan masuk, sementara Irene, Jeremy, dan Nadine belok kanan. Sebelum masuk, Irene tersenyum dan berterima kasih, "Arnold, terima kasih atas traktirannya.""Sama-sama. Hari ini aku malah merasa untung karena bisa dapat tanda tangan Bibi." Satu kalimat itu langsung membuat Irene tersenyum lebar.Nadine pergi mandi. Seperti biasa, dia mengikat rambutnya ke belakang, lalu mengenakan kudung mandi agar tidak basah.Namun, saat tangannya meraih belakang kepala, dia sontak merasakan jepit rambut. Dia baru sadar bahwa rambutnya sudah tertata rapi.Melihat bayangannya di cermin, Nadine menggoyangkan kepalanya dengan kuat. Jepitannya tetap kokoh tanpa
Baca selengkapnya

Bab 487

Irene awalnya berkata, "Kalau nggak tahu mau makan apa, pilih saja yang paling mahal. Harga memang bukan segalanya, tapi setidaknya itu juga bentuk ketulusan."Benar saja, saat mendengar nama restoran, Teddy sedikit mengangkat alis. Namun, setelah dipikir-pikir, dia merasa ini bukan hal yang aneh.Karena ini sebagai bentuk terima kasih, sudah jelas makan malam ini pasti tidak murah.Jumat, sore hari. Teddy tiba 10 menit lebih awal, tetapi ternyata keluarga Nadine sudah lebih dulu sampai dan menunggu di ruang privat.Sebenarnya, Nadine juga mengundang Kelly. Namun, karena pekerjaannya sedang sibuk dan sudah lembur dua hari berturut-turut, Kelly benar-benar tidak sempat.Nadine bertanya, "Benaran nggak mau datang? Teddy juga ada lho."Kelly memutar bola matanya dan mendengus sombong. "Terus kenapa? Dia ada berarti aku harus datang?""Kalian 'kan pacaran. Habis makan, dia bisa jadi pangeran berkuda putih yang mengantarmu pulang.""Cih, siapa juga yang butuh dia antar? Aku bukan nggak puny
Baca selengkapnya

Bab 488

Mengingat kejadian beberapa waktu lalu, saat ibu Eva mengamuk di perusahaan Reagan, ditambah lagi dengan adiknya yang tukang buat onar ... Untung saja anak itu tidak jadi lahir. Kalau tidak ....Rebecca pasti sudah menangis pingsan di toilet, 'kan?Teddy berdecak pelan. Tak lama kemudian, sopir pengganti yang dia pesan tiba."Pak! Pak! Sebentar ...." Ketika Teddy baru saja membuka pintu belakang mobil dan hendak masuk, manajer restoran tiba-tiba berlari keluar memanggilnya."Ada apa?""Begini, tadi saat pelayan kami membersihkan ruang privat, mereka menemukan sebuah syal dengan bros terpasang di atasnya. Sepertinya milik salah satu tamu wanita tadi ...."Keluarga Nadine sudah pergi sejak lama. Manajer restoran hanya melihat Teddy, yang ikut dalam acara makan tadi, sehingga langsung menghentikannya."Kasih aku saja, nanti aku yang mengembalikannya ke mereka.""Baik, terima kasih."Teddy menerima syal itu dan meletakkannya di kursi belakang, berencana besok pagi memanggil kurir untuk men
Baca selengkapnya

Bab 489

Begitu keluar, mereka bertiga mulai mencari sopir pengganti masing-masing karena sama-sama minum.Sambil menunggu, Philip ingin merokok. Dia menggigit sebatang rokok di bibirnya dan siap untuk menyalakan, tetapi tidak menemukan pemantik api.Dia bertanya kepada Teddy. Teddy hanya menunjuk ke mobilnya. "Di kursi belakang, ambil sendiri."Philip membuka pintu mobil, membungkuk, dan mulai mencari. "Heh, ketemu ...."Dia menyalakan rokoknya, lalu mengembalikan pemantik api kepada Teddy. Saat teringat pada syal yang dilihat, dia menyeringai sambil melirik ke kursi belakang, "Sejak kapan kamu mulai suka melakukannya di mobil?"Teddy menatapnya dengan heran. "Melakukan apa?""Kamu pikir sendiri. Kalau bukan karena itu, dari mana asal syal ini? Barang seperti ini cuma dipakai wanita, 'kan? Warnanya kuning pastel. Ayo jujur, siapa yang meninggalkannya?"Ujung bibir Teddy berkedut. "Jangan asal bicara.""Eh, masih nggak mau mengakui? Biasanya kamu nggak begini.""Mengakui apa? Itu milik ibu Nadi
Baca selengkapnya

Bab 490

"Apa?" Philip tertegun, tidak terlalu mengerti."Dulu saat aku putus dengan Nadine, apa aku melakukan kesalahan?""Kak ...." Philip menatapnya dengan ekspresi yang sulit diungkapkan. "Kamu baru menyadari ini sekarang?"Reagan tidak bisa berkata-kata."Kak Nadine itu wanita yang luar biasa! Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan menjaganya baik-baik. Aku ...."Eh! Menyadari ucapannya bisa disalahartikan, Philip buru-buru memperbaiki, "Tentunya, aku nggak punya maksud aneh apa pun. Aku cuma berandai. Kalau aku jadi kamu, aku pasti nggak akan melepaskan Kak Nadine."Wanita baik seperti itu, mana ada yang masih beredar di pasaran? Begitu dilepas, pasti ada banyak yang mengejar!"Jujur saja, waktu hari ulang tahunku, Kak Nadine datang dengan senang hati untuk merayakan. Tapi, kamu malah memilih momen itu untuk putus dengannya di depan semua orang! Aku sampai terkejut setengah mati!""Teddy juga! Setelah kejadian itu, dia diam-diam bilang padaku, cepat atau lambat kamu pasti akan menyesal."Sia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4748495051
...
71
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status