Share

Bab 484

Penulis: Patricia
Setibanya di restoran, pelayan langsung mengarahkan mereka berempat ke ruang VIP. Kemudian, mereka mulai memesan makanan, menyiapkan hotpot, dan memasukkan bahan-bahan ke dalamnya.

Tak heran Mikha sangat merekomendasikan tempat ini. Rasanya memang luar biasa, bahannya segar, tetapi juga benar-benar pedas.

Di tengah makan, Nadine pergi ke toilet sebentar. Saat kembali, ada semangkuk es di atas meja.

Arnold berkata, "Dingin, bisa mengurangi rasa pedas."

Nadine tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Dalam hati, dia merasa terharu. Arnold benar-benar baik dan perhatian.

Setelah makan, Arnold pergi membayar tagihan. Di sebelah restoran hotpot, ada pasar malam yang ramai.

Irene ingin pergi, jadi Jeremy menemaninya dengan senang hati. Nadine teringat bahwa Arnold belum keluar. Jika mereka bertiga pergi begitu saja, rasanya kurang sopan. Jadi, dia memutuskan untuk menunggunya di pintu.

Tak lama kemudian, Arnold keluar dengan membawa sebuah kantong kertas.

"Tadi kulihat kamu suka, jadi aku min
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 485

    "Selesai."Nadine menggerakkan lehernya, lalu menggoyangkan kepalanya sedikit. Harus diakui, jepitannya memang sangat kuat, sama sekali tidak terasa akan lepas."Eh! Pacarmu belajar cepat sekali, jepitannya bahkan lebih rapi daripada aku!" Pemilik kios tertawa.Arnold tersenyum tipis. Nadine mencoba menjelaskan, "Dia bukan ...."Pemilik kios sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya. "Di zaman dulu, ketika seorang wanita mengangkat rambutnya, itu berarti dia sudah menikah. Setelah menikah, kalau hubungan suami istri harmonis, suami akan membantu istrinya menata rambut.""Di kampung halamanku, seorang pria yang membantu wanita menyisir rambut melambangkan janji sehidup semati dan cinta yang abadi. Sayangnya, pria zaman sekarang, jangankan membantu menata rambut, menyisirkan sebentar saja pun malas. Sepanjang hari hanya bermalas-malasan.""Tapi, pacarmu ini luar biasa." Pemilik kios melirik Arnold dengan kagum. "Dia belajar cepat, yang terpenting adalah dia s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 486

    "Benar-benar nggak perlu, aku ...." Arnold terdiam sesaat, lalu meneruskan, "Aku sudah punya seseorang yang kusukai.""Apa?" Jeremy sontak dipenuhi antusiasme. "Serius? Sudah nembak belum? Kenapa masih belum jadian?"Tiga pertanyaan mematikan. Arnold membatin, 'Seharusnya aku nggak usah jawab tadi.'Di depan rumah, mereka berpisah.Arnold belok kiri dan masuk, sementara Irene, Jeremy, dan Nadine belok kanan. Sebelum masuk, Irene tersenyum dan berterima kasih, "Arnold, terima kasih atas traktirannya.""Sama-sama. Hari ini aku malah merasa untung karena bisa dapat tanda tangan Bibi." Satu kalimat itu langsung membuat Irene tersenyum lebar.Nadine pergi mandi. Seperti biasa, dia mengikat rambutnya ke belakang, lalu mengenakan kudung mandi agar tidak basah.Namun, saat tangannya meraih belakang kepala, dia sontak merasakan jepit rambut. Dia baru sadar bahwa rambutnya sudah tertata rapi.Melihat bayangannya di cermin, Nadine menggoyangkan kepalanya dengan kuat. Jepitannya tetap kokoh tanpa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 487

    Irene awalnya berkata, "Kalau nggak tahu mau makan apa, pilih saja yang paling mahal. Harga memang bukan segalanya, tapi setidaknya itu juga bentuk ketulusan."Benar saja, saat mendengar nama restoran, Teddy sedikit mengangkat alis. Namun, setelah dipikir-pikir, dia merasa ini bukan hal yang aneh.Karena ini sebagai bentuk terima kasih, sudah jelas makan malam ini pasti tidak murah.Jumat, sore hari. Teddy tiba 10 menit lebih awal, tetapi ternyata keluarga Nadine sudah lebih dulu sampai dan menunggu di ruang privat.Sebenarnya, Nadine juga mengundang Kelly. Namun, karena pekerjaannya sedang sibuk dan sudah lembur dua hari berturut-turut, Kelly benar-benar tidak sempat.Nadine bertanya, "Benaran nggak mau datang? Teddy juga ada lho."Kelly memutar bola matanya dan mendengus sombong. "Terus kenapa? Dia ada berarti aku harus datang?""Kalian 'kan pacaran. Habis makan, dia bisa jadi pangeran berkuda putih yang mengantarmu pulang.""Cih, siapa juga yang butuh dia antar? Aku bukan nggak puny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 488

    Mengingat kejadian beberapa waktu lalu, saat ibu Eva mengamuk di perusahaan Reagan, ditambah lagi dengan adiknya yang tukang buat onar ... Untung saja anak itu tidak jadi lahir. Kalau tidak ....Rebecca pasti sudah menangis pingsan di toilet, 'kan?Teddy berdecak pelan. Tak lama kemudian, sopir pengganti yang dia pesan tiba."Pak! Pak! Sebentar ...." Ketika Teddy baru saja membuka pintu belakang mobil dan hendak masuk, manajer restoran tiba-tiba berlari keluar memanggilnya."Ada apa?""Begini, tadi saat pelayan kami membersihkan ruang privat, mereka menemukan sebuah syal dengan bros terpasang di atasnya. Sepertinya milik salah satu tamu wanita tadi ...."Keluarga Nadine sudah pergi sejak lama. Manajer restoran hanya melihat Teddy, yang ikut dalam acara makan tadi, sehingga langsung menghentikannya."Kasih aku saja, nanti aku yang mengembalikannya ke mereka.""Baik, terima kasih."Teddy menerima syal itu dan meletakkannya di kursi belakang, berencana besok pagi memanggil kurir untuk men

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 489

    Begitu keluar, mereka bertiga mulai mencari sopir pengganti masing-masing karena sama-sama minum.Sambil menunggu, Philip ingin merokok. Dia menggigit sebatang rokok di bibirnya dan siap untuk menyalakan, tetapi tidak menemukan pemantik api.Dia bertanya kepada Teddy. Teddy hanya menunjuk ke mobilnya. "Di kursi belakang, ambil sendiri."Philip membuka pintu mobil, membungkuk, dan mulai mencari. "Heh, ketemu ...."Dia menyalakan rokoknya, lalu mengembalikan pemantik api kepada Teddy. Saat teringat pada syal yang dilihat, dia menyeringai sambil melirik ke kursi belakang, "Sejak kapan kamu mulai suka melakukannya di mobil?"Teddy menatapnya dengan heran. "Melakukan apa?""Kamu pikir sendiri. Kalau bukan karena itu, dari mana asal syal ini? Barang seperti ini cuma dipakai wanita, 'kan? Warnanya kuning pastel. Ayo jujur, siapa yang meninggalkannya?"Ujung bibir Teddy berkedut. "Jangan asal bicara.""Eh, masih nggak mau mengakui? Biasanya kamu nggak begini.""Mengakui apa? Itu milik ibu Nadi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 490

    "Apa?" Philip tertegun, tidak terlalu mengerti."Dulu saat aku putus dengan Nadine, apa aku melakukan kesalahan?""Kak ...." Philip menatapnya dengan ekspresi yang sulit diungkapkan. "Kamu baru menyadari ini sekarang?"Reagan tidak bisa berkata-kata."Kak Nadine itu wanita yang luar biasa! Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan menjaganya baik-baik. Aku ...."Eh! Menyadari ucapannya bisa disalahartikan, Philip buru-buru memperbaiki, "Tentunya, aku nggak punya maksud aneh apa pun. Aku cuma berandai. Kalau aku jadi kamu, aku pasti nggak akan melepaskan Kak Nadine."Wanita baik seperti itu, mana ada yang masih beredar di pasaran? Begitu dilepas, pasti ada banyak yang mengejar!"Jujur saja, waktu hari ulang tahunku, Kak Nadine datang dengan senang hati untuk merayakan. Tapi, kamu malah memilih momen itu untuk putus dengannya di depan semua orang! Aku sampai terkejut setengah mati!""Teddy juga! Setelah kejadian itu, dia diam-diam bilang padaku, cepat atau lambat kamu pasti akan menyesal."Sia

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 491

    Irene memperhatikan papan informasi dengan saksama, lalu menggeleng. "Nggak ada."Dia berjalan mendekat, berdiri di samping putrinya, dan menatap papan informasi dengan mata penuh pertimbangan. "Di sini tertulis bahwa setelah reformasi, Wahyudi Garden dikembalikan kepada keturunan Keluarga Wahyudi. Kalau dikembalikan, berarti taman ini seharusnya milik pribadi."Namun, kalau memang itu milik pribadi, kenapa taman ini dibuka untuk umum? Yang lebih aneh lagi, tidak ada tiket masuk sama sekali, seolah-olah ini proyek amal.Aneh sekali.Namun, Irene tidak terlalu memikirkan hal itu lebih jauh. Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju gerbang timur.Tak bisa disangkal, taman ini sangat luas. Mereka berjalan lebih dari sepuluh menit sebelum akhirnya sampai di sebuah bangunan paviliun berikutnya.Di samping paviliun, terdapat hutan bambu kecil. Jalan setapak berbatu membentang di sepanjang tepi hutan bambu, mengarah ke bagian yang lebih dalam.Tempat ini memberi kesan ketenangan dan miste

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 492

    Perlu diketahui, Irene adalah orang yang mudah tersesat.Bukan hanya di taman sebesar ini. Bahkan di gang kecil yang belum pernah dia kunjungi saja, dia sering kehilangan arah."Ibu, kok bisa nemuin jalan?" tanya Nadine penasaran.Irene tampak terdiam sejenak, lalu menjawab dengan ragu-ragu, "Aku ... aku juga nggak tahu. Rasanya kayak ada suara di dalam kepala yang membimbingku ke sini. Aku pikir, coba saja dulu ... eh, ternyata berhasil."Jeremy tertawa santai. "Percaya istri, hidup bahagia selamanya!"Ayah dan anak itu hanya menganggap Irene beruntung telah memilih jalur yang benar.Namun, Irene tanpa sadar menoleh ke belakang. Melihat taman yang indah dan gerbang kecil yang tersembunyi itu ... seolah-olah semua ini sudah ada dalam memorinya.....Di waktu yang sama, di bagian lain Wahyudi Garden.Stendy menemani kakek dan neneknya mengunjungi tempat ini lagi setelah bertahun-tahun. Sudah lebih dari 10 tahun sejak terakhir kali mereka menginjakkan kaki di sini.Melihat Bangunan Utama

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 506

    Pagi-pagi, sinar matahari menyinari masuk. Pakaian berserakan di lantai, dari sofa ruang tamu hingga depan ranjang kamar. Hampir semuanya adalah pakaian pria, hanya ada satu jubah tidur wanita.Teddy menggerakkan kelopak matanya dan terbangun. Ketika mengingat kembali kegilaan dan keintiman semalam, sudut bibirnya terangkat tanpa sadar.Teddy menoleh ke samping, melihat wanita yang masih terlelap. Ekspresinya lembut dan penuh kehangatan yang bahkan tidak disadarinya.Kelly masih tidur, matanya terpejam rapat dan napasnya stabil. Tatapan Teddy menyusuri wajah cantiknya, lalu turun ke leher. Kulit putihnya dipenuhi bekas yang ditinggalkan Teddy saat malam penuh gairah itu.Teddy bukan lagi anak muda yang mudah terpukau oleh tubuh wanita. Namun, semalam dia seperti binatang buas yang pertama kali merasakan daging. Sungguh liar dan tak kenal lelah. Pada akhirnya, Kelly harus menamparnya agar dia berhenti.Sakit? Ya, memang sakit. Namun, puas tidak? Benar-benar puas!Memikirkan itu, senyuma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 505

    Teddy kehabisan kata-kata."Selesai," katanya sambil mematikan pengering rambut.Kelly merapikan rambutnya dengan jari. Harus diakui, hasilnya halus tapi tetap lembut. Teddy menyeringai. "Gimana?"Untuk pertama kalinya, Kelly mengangguk puas. "Buka salon deh, aku langsung jadi member VIP."Teddy berpikir, 'Terima kasih, tapi nggak deh.'Kelly menguap, lalu berjalan ke tempat tidur. Setelah menjatuhkan diri dan berguling dua kali, dia membungkus dirinya dengan selimut. "Aku tidur dulu. Tolong matikan lampu, tutup pintu, lalu pulang. Bye-bye ...."Memangnya aku ini pembantunya?! Teddy menggerutu dalam hati, tapi tangannya tetap patuh. Dia mematikan lampu, menutup pintu dengan pelan, lalu keluar.Setelah minum anggur, Kelly tertidur dalam keadaan sedikit mabuk. Hanya dalam sekejap, dia telah tertidur nyenyakBegitu keluar, Teddy melihat botol anggur di wajan kaca yang masih tersisa. Setelah berpikir sejenak, dia mengambil gelas anggur dan menuangkan segelas untuk dirinya sendiri.Kemudian

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 504

    Kelly meletakkan gelas anggurnya dan berdiri. "Sudah cukup." Minum terlalu banyak bisa menimbulkan masalah, apalagi kalau di rumah ada seorang pria. Dia masih tahu batasannya.Teddy menghentikan gerakannya. "Belum habis, kenapa berhenti?""Kamu kira ini bar? Mau minum sampai pagi?""Anggurnya udah aku siapin, kalau nggak habis, sayang dong?""Sayang buat siapa? Aku bisa minum sendiri besok."Teddy terdiam.Kelly melirik jam dinding. "Sudah malam, pulang sana.""Tunggu, kenapa begitu sih?""Aku kenapa?""Waktu butuh aku, kamu terima. Setelah nggak butuh, langsung diusir. Begitu caramu?""Terus mau gimana? Mau aku suruh kamu nginap?""Pacar nginap di rumah pacar itu hal biasa. Walaupun kita cuma pura-pura, tapi setidaknya harus terlihat meyakinkan, 'kan?"Kelly mendengus. "Sok drama! Memangnya ada yang peduli kita tidur bareng atau nggak?"Baru saja dia selesai bicara, ponsel Teddy berdering. Panggilan video dari WhatsApp. Dia melirik layarnya dan menyeringai. "Tuh, ada yang peduli."Kel

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 503

    Kelly menegaskan, "Aku. Nggak. Makan. Mi."Teddy menatapnya dengan ekspresi "Kamu pikir aku bakal percaya?"Saat Kelly berbalik hendak masuk kamar, Teddy tiba-tiba berseru, "Nggak mau coba segelas?"Kelly menoleh, matanya melirik wajan kaca yang berembun di meja. Kebetulan sekali, ini jenis anggur favoritnya dan sudah didinginkan dengan sempurna ...."Baiklah, tuangkan satu untukku!" Godaan yang sulit ditolak.Teddy langsung sigap mengambil gelas. "Ini, coba deh! Aku yang dinginkan, dijamin puas!"Kelly menerima gelasnya dan tersenyum sinis. "Itu semua karena anggur yang aku beli bagus.""Iya, iya. Anggurnya bagus, tapi teknikku juga hebat. Kalau digabung, hasilnya luar biasa. Gimana?""Nggak usah bawa-bawa aku," kata Kelly sambil meneguk seteguk pertama.Teddy terdiam. Bahkan dalam obrolan santai, Kelly tetap tidak mau rugi sedikit pun. Baru satu tegukan, Kelly langsung harus mengakui bahwa Teddy benar-benar punya keterampilan."Gimana? Nggak mengecewakan, 'kan?" Teddy mengangkat dagu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 502

    "A-aku capek, jadi minggir sebentar buat istirahat, eh malah ketiduran ...."Kelly langsung memutar ke sisi lain mobil, menarik pintu kursi penumpang depan, dan duduk. "Kebetulan, antarin aku pulang."Teddy mendengus. "Kamu benaran nggak tahu malu, ya." Meskipun begitu, sudut bibirnya tetap melengkung ke atas."Oke deh, hari ini sekalian aku jadi malaikat baik hati. Pegangan yang kencang ...." Begitu dia menginjak gas, mobil melesat seperti anak panah yang dilepas dari busurnya.Kelly: "Gila! Pelan sedikit! Aku masih betah hidup, nggak mau ketemu malaikat maut bareng kamu!"Teddy: "Kenapa? Kita bisa dikubur dalam satu liang lahat, romantis, 'kan? Hehehe ...."Kelly hanya bisa memberikan tatapan menjijikkan kepadanya. Kalau pun mati, mereka pasti bakal dikubur di tempat terpisah!Dua puluh menit kemudian ....Kelly: "Berhenti di depan gerbang apartemen aja, aku jalan sendiri ke dalam.""Nggak bisa! Belum sampai depan pintu!"Dengan satu putaran setir, Teddy langsung mengarahkan mobil ma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 501

    Teddy langsung nyeletuk, "Aku traktir kamu makan!""Nggak perlu, sudah ada yang ngajak. Kamu tunggu kesempatan berikutnya aja."Selesai bicara, Kelly hendak berjalan melewatinya.Teddy buru-buru mengejar. "Kalau begitu, biar aku antar kamu!"Kelly langsung berhenti melangkah. "Kamu serius?""Banget!""Oke deh, tapi nyetirnya cepat, ya."Seminggu ini Kelly memang sengaja tidak bawa mobil sendiri, supaya bisa tidur sebentar di perjalanan pulang-pergi kerja. Teddy membukakan pintu depan mobil dengan sigap dan seramah mungkin.Sayangnya ....Kelly berkata, "Aku duduk di belakang saja. Lebih enak buat rebahan.""Oke deh."Di dalam mobil, Teddy menyetir sambil menarik napas panjang. Apa ada pacar yang lebih baik lagi dari dia di dunia ini? Menunggu pacarnya satu jam untuk pulang kerja, lalu mengantarkan dia untuk bertemu pria lain dengan sukarela.Namun, jika dia tidak mengantarkannya, Kelly pasti sudah pergi duluan. Selain itu, dia ingin melihat pria berengsek mana yang memikat pacarnya sam

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 500

    Banyak atau tidak, Nadine tidak tahu. Karena Arnold tidak membalas pesannya lagi.Saat semua bakpao kepiting selesai dikukus, Nadine mengambil sepuluh buah, memasukkannya ke dalam kantong plastik, dan berencana membawanya untuk Arnold. Namun, setelah mengetuk pintunya selama setengah menit, tetap tidak ada jawaban.Dia mengeluarkan ponselnya dan mengetik.[ Profesor, ada di rumah? ]Kali ini Arnold membalas dengan cepat:[ Sudah di laboratorium. ]Nadine mengetik lagi.[ Aku mengukus bakpao kepiting, aku sudah siapkan sepuluh untukmu. Nanti malam waktu kamu pulang, ambil di tempatku, ya? ]Arnold awalnya ingin membalas "Terima kasih, nggak usah", tetapi saat hampir mengetik selesai, dia merasa .... Seorang gadis bersusah payah membuat makanan sendiri dan bahkan ingin memberinya, kalau dia menolak mentah-mentah, sepertinya ....Sangat tidak sopan.Dan juga ... akan terlihat sangat mencurigakan.[ Oke. ]Nadine menyimpan ponselnya dan kembali ke rumah.Setelah selesai merapikan dapur, ba

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 499

    Melewati bagian perlengkapan rumah tangga, Arnold tiba-tiba berhenti. "Ada yang perlu dibeli?"Nadine teringat kalau sabun mandi dan deterjen di rumahnya hampir habis. "Ada."Saat memilih sabun mandi, dia melirik ke arah Arnold yang juga sedang memasukkan beberapa barang ke dalam troli belanja. Dia melirik sekilas dan melihat ada handuk, sandal rumah, gantungan, dan beberapa barang kecil lainnya ....Barang yang dibelinya cukup banyak, dan troli yang sudah hampir penuh kini makin menggunung.Saat tiba di kasir, Arnold berkata bahwa dia yang akan membayar. Nadine tidak terlalu mempermasalahkan, hanya mengingatkannya untuk menyimpan struk agar nanti mereka bisa membagi biayanya.Arnold mengangguk dan menyuruhnya menunggu di luar jalur kasir. "Di sini terlalu ramai.""Baik," kata Nadine, lalu keluar terlebih dahulu.Beberapa saat kemudian, Arnold selesai membayar dan keluar sambil membawa tiga kantong besar.Melihat itu, Nadine langsung mengulurkan tangan untuk membantu membawanya. Namun,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 498

    Setelah berkeliling taman dan menikmati kue kacang hijau, Irene merasa sangat puas. Keesokan harinya, dia dan Jeremy kembali ke Kota Linong. Nadine mengantar mereka ke stasiun kereta cepat.Hugo yang mendapat kabar langsung bergegas menyusul."Bu Irene, ini surat dari para penggemar yang dikirim ke penerbit. Mereka minta aku untuk menyerahkannya kepada Anda."Irene tampak terkejut dan senang. Ini pertama kalinya dia menerima surat dari penggemar. Dan jumlahnya cukup banyak, satu buntalan besar.....Setelah kembali ke rumah, Nadine memanfaatkan cuaca cerah untuk mencuci seprai dan sarung bantal dari dua kamar.Akhir Oktober, hawa panas musim panas perlahan memudar, digantikan dengan kesejukan musim gugur yang menyelinap diam-diam.Nadine kemudian merapikan lemari pakaian. Baju dan gaun yang sudah jarang dipakai dia simpan di bagian atas, sementara pakaian musim gugur dia pindahkan ke tempat yang lebih mudah dijangkau.Saat semuanya beres, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang dan dia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status