Share

Bab 487

Penulis: Patricia
Irene awalnya berkata, "Kalau nggak tahu mau makan apa, pilih saja yang paling mahal. Harga memang bukan segalanya, tapi setidaknya itu juga bentuk ketulusan."

Benar saja, saat mendengar nama restoran, Teddy sedikit mengangkat alis. Namun, setelah dipikir-pikir, dia merasa ini bukan hal yang aneh.

Karena ini sebagai bentuk terima kasih, sudah jelas makan malam ini pasti tidak murah.

Jumat, sore hari. Teddy tiba 10 menit lebih awal, tetapi ternyata keluarga Nadine sudah lebih dulu sampai dan menunggu di ruang privat.

Sebenarnya, Nadine juga mengundang Kelly. Namun, karena pekerjaannya sedang sibuk dan sudah lembur dua hari berturut-turut, Kelly benar-benar tidak sempat.

Nadine bertanya, "Benaran nggak mau datang? Teddy juga ada lho."

Kelly memutar bola matanya dan mendengus sombong. "Terus kenapa? Dia ada berarti aku harus datang?"

"Kalian 'kan pacaran. Habis makan, dia bisa jadi pangeran berkuda putih yang mengantarmu pulang."

"Cih, siapa juga yang butuh dia antar? Aku bukan nggak puny
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 488

    Mengingat kejadian beberapa waktu lalu, saat ibu Eva mengamuk di perusahaan Reagan, ditambah lagi dengan adiknya yang tukang buat onar ... Untung saja anak itu tidak jadi lahir. Kalau tidak ....Rebecca pasti sudah menangis pingsan di toilet, 'kan?Teddy berdecak pelan. Tak lama kemudian, sopir pengganti yang dia pesan tiba."Pak! Pak! Sebentar ...." Ketika Teddy baru saja membuka pintu belakang mobil dan hendak masuk, manajer restoran tiba-tiba berlari keluar memanggilnya."Ada apa?""Begini, tadi saat pelayan kami membersihkan ruang privat, mereka menemukan sebuah syal dengan bros terpasang di atasnya. Sepertinya milik salah satu tamu wanita tadi ...."Keluarga Nadine sudah pergi sejak lama. Manajer restoran hanya melihat Teddy, yang ikut dalam acara makan tadi, sehingga langsung menghentikannya."Kasih aku saja, nanti aku yang mengembalikannya ke mereka.""Baik, terima kasih."Teddy menerima syal itu dan meletakkannya di kursi belakang, berencana besok pagi memanggil kurir untuk men

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 489

    Begitu keluar, mereka bertiga mulai mencari sopir pengganti masing-masing karena sama-sama minum.Sambil menunggu, Philip ingin merokok. Dia menggigit sebatang rokok di bibirnya dan siap untuk menyalakan, tetapi tidak menemukan pemantik api.Dia bertanya kepada Teddy. Teddy hanya menunjuk ke mobilnya. "Di kursi belakang, ambil sendiri."Philip membuka pintu mobil, membungkuk, dan mulai mencari. "Heh, ketemu ...."Dia menyalakan rokoknya, lalu mengembalikan pemantik api kepada Teddy. Saat teringat pada syal yang dilihat, dia menyeringai sambil melirik ke kursi belakang, "Sejak kapan kamu mulai suka melakukannya di mobil?"Teddy menatapnya dengan heran. "Melakukan apa?""Kamu pikir sendiri. Kalau bukan karena itu, dari mana asal syal ini? Barang seperti ini cuma dipakai wanita, 'kan? Warnanya kuning pastel. Ayo jujur, siapa yang meninggalkannya?"Ujung bibir Teddy berkedut. "Jangan asal bicara.""Eh, masih nggak mau mengakui? Biasanya kamu nggak begini.""Mengakui apa? Itu milik ibu Nadi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 490

    "Apa?" Philip tertegun, tidak terlalu mengerti."Dulu saat aku putus dengan Nadine, apa aku melakukan kesalahan?""Kak ...." Philip menatapnya dengan ekspresi yang sulit diungkapkan. "Kamu baru menyadari ini sekarang?"Reagan tidak bisa berkata-kata."Kak Nadine itu wanita yang luar biasa! Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan menjaganya baik-baik. Aku ...."Eh! Menyadari ucapannya bisa disalahartikan, Philip buru-buru memperbaiki, "Tentunya, aku nggak punya maksud aneh apa pun. Aku cuma berandai. Kalau aku jadi kamu, aku pasti nggak akan melepaskan Kak Nadine."Wanita baik seperti itu, mana ada yang masih beredar di pasaran? Begitu dilepas, pasti ada banyak yang mengejar!"Jujur saja, waktu hari ulang tahunku, Kak Nadine datang dengan senang hati untuk merayakan. Tapi, kamu malah memilih momen itu untuk putus dengannya di depan semua orang! Aku sampai terkejut setengah mati!""Teddy juga! Setelah kejadian itu, dia diam-diam bilang padaku, cepat atau lambat kamu pasti akan menyesal."Sia

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 491

    Irene memperhatikan papan informasi dengan saksama, lalu menggeleng. "Nggak ada."Dia berjalan mendekat, berdiri di samping putrinya, dan menatap papan informasi dengan mata penuh pertimbangan. "Di sini tertulis bahwa setelah reformasi, Wahyudi Garden dikembalikan kepada keturunan Keluarga Wahyudi. Kalau dikembalikan, berarti taman ini seharusnya milik pribadi."Namun, kalau memang itu milik pribadi, kenapa taman ini dibuka untuk umum? Yang lebih aneh lagi, tidak ada tiket masuk sama sekali, seolah-olah ini proyek amal.Aneh sekali.Namun, Irene tidak terlalu memikirkan hal itu lebih jauh. Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju gerbang timur.Tak bisa disangkal, taman ini sangat luas. Mereka berjalan lebih dari sepuluh menit sebelum akhirnya sampai di sebuah bangunan paviliun berikutnya.Di samping paviliun, terdapat hutan bambu kecil. Jalan setapak berbatu membentang di sepanjang tepi hutan bambu, mengarah ke bagian yang lebih dalam.Tempat ini memberi kesan ketenangan dan miste

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 492

    Perlu diketahui, Irene adalah orang yang mudah tersesat.Bukan hanya di taman sebesar ini. Bahkan di gang kecil yang belum pernah dia kunjungi saja, dia sering kehilangan arah."Ibu, kok bisa nemuin jalan?" tanya Nadine penasaran.Irene tampak terdiam sejenak, lalu menjawab dengan ragu-ragu, "Aku ... aku juga nggak tahu. Rasanya kayak ada suara di dalam kepala yang membimbingku ke sini. Aku pikir, coba saja dulu ... eh, ternyata berhasil."Jeremy tertawa santai. "Percaya istri, hidup bahagia selamanya!"Ayah dan anak itu hanya menganggap Irene beruntung telah memilih jalur yang benar.Namun, Irene tanpa sadar menoleh ke belakang. Melihat taman yang indah dan gerbang kecil yang tersembunyi itu ... seolah-olah semua ini sudah ada dalam memorinya.....Di waktu yang sama, di bagian lain Wahyudi Garden.Stendy menemani kakek dan neneknya mengunjungi tempat ini lagi setelah bertahun-tahun. Sudah lebih dari 10 tahun sejak terakhir kali mereka menginjakkan kaki di sini.Melihat Bangunan Utama

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 493

    Terlebih lagi, saat Aileen menghilang, dia sudah berusia 22 tahun. Meskipun saat itu mungkin dia tidak punya pilihan, tetapi sekarang lebih dari 20 tahun telah berlalu. Jika dia benar-benar masih hidup, seharusnya dia sudah menemukan cara untuk menghubungi orang tuanya.Namun, tidak ada satu pun telepon ataupun kabar. Akan tetapi, kedua orang tua itu tetap tidak mau menyerah. Di usia yang seharusnya bisa menikmati masa tua dengan damai, mereka justru harus berkelana ke negeri asing.Hati Stendy tersentuh, tetapi dia hanya berkata, "Ayo, kita ke halaman belakang.""Oke! Dulu Aileen paling suka ayunan di halaman belakang dan bunga wisteria di sana ...."Stendy menggandeng neneknya dan berjalan masuk. Di tengah perjalanan, ponselnya bergetar. Dia melirik layar dan melihat nama penelepon. Ekspresinya tetap tenang, tetapi dia sengaja menggenggam ponsel lebih erat agar neneknya tidak melihat."Nenek, aku keluar sebentar untuk menerima telepon.""Baik."Setelah keluar dari bangunan utama, Ste

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 494

    Inez menatap ponselnya yang baru saja diputus dengan penuh amarah, lalu dengan geram membalikkan nampan di depannya.Nampan berisi sarang burung walet yang baru saja dimasak itu pun terbalik dan tumpah ke lantai. Mangkuk porselen jatuh dan pecah dengan suara nyaring yang menggema di ruangan."Nyonya ...." Para pelayan menatap kejadian itu dengan ketakutan."Keluar! Semuanya keluar dari sini ...." Inez menunjuk ke arah pintu, ekspresi yang biasanya terawat dengan baik kini tampak penuh amarah.Para pelayan buru-buru berjalan keluar dan tidak berani membantah.Inez mundur dua langkah lalu jatuh terduduk di sofa. Dadanya naik turun dengan cepat, napasnya memburu karena emosi yang meluap.Selama bertahun-tahun, dia sudah berusaha keras untuk memperbaiki hubungannya dengan kedua orang tuanya. Meski awalnya ayahnya sangat dingin dan menyalahkannya, lambat laun mulai bersikap lebih tenang. Meskipun hubungan mereka tidak sehangat dulu, setidaknya masih bisa dikatakan cukup baik.Namun, ibunya

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 495

    "Hah …. Aku tahu, kalian semua menyalahkanku! Ayah, Ibu, dan juga kamu! Kalian semua merasa bahwa saat itu aku pergi bersama Aileen, tapi dia menghilang sementara aku kembali, jadi aku yang harus menanggung semua ini, bukan?""Kalian pasti berharap aku nggak pernah kembali! Lebih baik aku mati bersamanya!""Diam ...!" Paulus tiba-tiba menunjukkan ekspresi dingin, tatapannya menjadi tajam. "Coba saja kamu ucapkan kata 'mati' lagi!""Hahaha .... Dua puluh delapan tahun sudah berlalu. Kalian benar-benar pikir dia masih hidup? Ayah dan Ibu nggak mau menyerah, aku nggak heran. Aileen adalah anak kesayangan mereka. Kalau mereka nggak berpegang pada harapan, bagaimana mereka bisa terus hidup?""Tapi yang sama sekali nggak aku sangka, Paulus, ternyata kamu juga masih nggak bisa melupakannya!""Kita sudah menikah lebih dari 20 tahun! Anak kita hampir berkeluarga! Tapi kamu masih terus mengingatnya?! Hahaha ... lucu sekali! Menjijikkan sekali!"Plak!Paulus mengangkat tangan dan menamparnya. Ger

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 502

    "A-aku capek, jadi minggir sebentar buat istirahat, eh malah ketiduran ...."Kelly langsung memutar ke sisi lain mobil, menarik pintu kursi penumpang depan, dan duduk. "Kebetulan, antarin aku pulang."Teddy mendengus. "Kamu benaran nggak tahu malu, ya." Meskipun begitu, sudut bibirnya tetap melengkung ke atas."Oke deh, hari ini sekalian aku jadi malaikat baik hati. Pegangan yang kencang ...." Begitu dia menginjak gas, mobil melesat seperti anak panah yang dilepas dari busurnya.Kelly: "Gila! Pelan sedikit! Aku masih betah hidup, nggak mau ketemu malaikat maut bareng kamu!"Teddy: "Kenapa? Kita bisa dikubur dalam satu liang lahat, romantis, 'kan? Hehehe ...."Kelly hanya bisa memberikan tatapan menjijikkan kepadanya. Kalau pun mati, mereka pasti bakal dikubur di tempat terpisah!Dua puluh menit kemudian ....Kelly: "Berhenti di depan gerbang apartemen aja, aku jalan sendiri ke dalam.""Nggak bisa! Belum sampai depan pintu!"Dengan satu putaran setir, Teddy langsung mengarahkan mobil ma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 501

    Teddy langsung nyeletuk, "Aku traktir kamu makan!""Nggak perlu, sudah ada yang ngajak. Kamu tunggu kesempatan berikutnya aja."Selesai bicara, Kelly hendak berjalan melewatinya.Teddy buru-buru mengejar. "Kalau begitu, biar aku antar kamu!"Kelly langsung berhenti melangkah. "Kamu serius?""Banget!""Oke deh, tapi nyetirnya cepat, ya."Seminggu ini Kelly memang sengaja tidak bawa mobil sendiri, supaya bisa tidur sebentar di perjalanan pulang-pergi kerja. Teddy membukakan pintu depan mobil dengan sigap dan seramah mungkin.Sayangnya ....Kelly berkata, "Aku duduk di belakang saja. Lebih enak buat rebahan.""Oke deh."Di dalam mobil, Teddy menyetir sambil menarik napas panjang. Apa ada pacar yang lebih baik lagi dari dia di dunia ini? Menunggu pacarnya satu jam untuk pulang kerja, lalu mengantarkan dia untuk bertemu pria lain dengan sukarela.Namun, jika dia tidak mengantarkannya, Kelly pasti sudah pergi duluan. Selain itu, dia ingin melihat pria berengsek mana yang memikat pacarnya sam

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 500

    Banyak atau tidak, Nadine tidak tahu. Karena Arnold tidak membalas pesannya lagi.Saat semua bakpao kepiting selesai dikukus, Nadine mengambil sepuluh buah, memasukkannya ke dalam kantong plastik, dan berencana membawanya untuk Arnold. Namun, setelah mengetuk pintunya selama setengah menit, tetap tidak ada jawaban.Dia mengeluarkan ponselnya dan mengetik.[ Profesor, ada di rumah? ]Kali ini Arnold membalas dengan cepat:[ Sudah di laboratorium. ]Nadine mengetik lagi.[ Aku mengukus bakpao kepiting, aku sudah siapkan sepuluh untukmu. Nanti malam waktu kamu pulang, ambil di tempatku, ya? ]Arnold awalnya ingin membalas "Terima kasih, nggak usah", tetapi saat hampir mengetik selesai, dia merasa .... Seorang gadis bersusah payah membuat makanan sendiri dan bahkan ingin memberinya, kalau dia menolak mentah-mentah, sepertinya ....Sangat tidak sopan.Dan juga ... akan terlihat sangat mencurigakan.[ Oke. ]Nadine menyimpan ponselnya dan kembali ke rumah.Setelah selesai merapikan dapur, ba

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 499

    Melewati bagian perlengkapan rumah tangga, Arnold tiba-tiba berhenti. "Ada yang perlu dibeli?"Nadine teringat kalau sabun mandi dan deterjen di rumahnya hampir habis. "Ada."Saat memilih sabun mandi, dia melirik ke arah Arnold yang juga sedang memasukkan beberapa barang ke dalam troli belanja. Dia melirik sekilas dan melihat ada handuk, sandal rumah, gantungan, dan beberapa barang kecil lainnya ....Barang yang dibelinya cukup banyak, dan troli yang sudah hampir penuh kini makin menggunung.Saat tiba di kasir, Arnold berkata bahwa dia yang akan membayar. Nadine tidak terlalu mempermasalahkan, hanya mengingatkannya untuk menyimpan struk agar nanti mereka bisa membagi biayanya.Arnold mengangguk dan menyuruhnya menunggu di luar jalur kasir. "Di sini terlalu ramai.""Baik," kata Nadine, lalu keluar terlebih dahulu.Beberapa saat kemudian, Arnold selesai membayar dan keluar sambil membawa tiga kantong besar.Melihat itu, Nadine langsung mengulurkan tangan untuk membantu membawanya. Namun,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 498

    Setelah berkeliling taman dan menikmati kue kacang hijau, Irene merasa sangat puas. Keesokan harinya, dia dan Jeremy kembali ke Kota Linong. Nadine mengantar mereka ke stasiun kereta cepat.Hugo yang mendapat kabar langsung bergegas menyusul."Bu Irene, ini surat dari para penggemar yang dikirim ke penerbit. Mereka minta aku untuk menyerahkannya kepada Anda."Irene tampak terkejut dan senang. Ini pertama kalinya dia menerima surat dari penggemar. Dan jumlahnya cukup banyak, satu buntalan besar.....Setelah kembali ke rumah, Nadine memanfaatkan cuaca cerah untuk mencuci seprai dan sarung bantal dari dua kamar.Akhir Oktober, hawa panas musim panas perlahan memudar, digantikan dengan kesejukan musim gugur yang menyelinap diam-diam.Nadine kemudian merapikan lemari pakaian. Baju dan gaun yang sudah jarang dipakai dia simpan di bagian atas, sementara pakaian musim gugur dia pindahkan ke tempat yang lebih mudah dijangkau.Saat semuanya beres, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang dan dia

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 497

    Nadine bertanya lagi, "Nenek, mau coba dulu kue kacang hijau ini? Aku ambilkan satu untuk Anda."Safir baru hendak berbicara, tetapi saat itu juga ponsel Stendy berdering. Tak lama setelah mendengar isi panggilan, ekspresinya langsung berubah dingin. "Baik, aku mengerti. Stabilkan dulu situasinya, aku akan segera ke sana ...."Setelah menutup telepon, dia menoleh ke Nadine sambil meminta maaf. "Maaf, ada masalah mendesak di kantor. Aku harus pergi sekarang."Lalu, dia berpaling kepada kedua orang tua itu. "Kakek, Nenek, aku antar kalian pulang dulu. Lain kali kalau ada waktu, kita jalan-jalan lagi, ya?"Corwin mengangguk, tetapi sempat melirik ke Nadine. "Tapi kami belum sempat bertemu orang tuamu ...."Nadine segera menjawab, "Nggak masalah, pasti akan ada kesempatan lain.""Baiklah."Ketika Irene dan Jeremy mendekat, Stendy sudah membawa kedua orang tua itu keluar dari kedai teh dan langsung mengantar mereka pulang.Irene melihat sekilas ke luar, lalu bertanya, "Siapa dua orang tua t

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 496

    Saat melewati toko ini, Irene tiba-tiba berhenti dan berkata ingin makan kue kacang hijau.Nadine melihat sekeliling. Toko ini tampak sangat tua, dekorasinya sudah ketinggalan zaman, tidak ada poster promosi di sekitarnya, dan seseorang harus masuk lebih dalam untuk bisa melihat daftar kue yang dijual di papan menu.Ternyata memang ada kue kacang hijau!Jadi, bagaimana ibunya bisa tahu bahwa toko ini menjual kue kacang hijau hanya dengan berdiri di depan pintu? Dan kue kacang hijau ini ternyata juga menjadi menu andalan di sini.Irene berkata, "Nggak tahu. Aku cuma merasa mereka seharusnya menjualnya, dan mungkin rasanya cukup enak."Jeremy menimpali, "Kamu kacang tahu kalau ibumu ini punya hidung yang sangat tajam? Makanan enak atau nggak, cukup dengan mencium baunya, dia sudah tahu."Nadine mengangguk. "Oh begitu .... Wah, benar-benar luar biasa!"Di saat yang sama, Stendy juga muncul di antrean. "Kebetulan sekali, aku juga ke sini untuk membeli kue kacang hijau."Nadine menoleh ke a

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 495

    "Hah …. Aku tahu, kalian semua menyalahkanku! Ayah, Ibu, dan juga kamu! Kalian semua merasa bahwa saat itu aku pergi bersama Aileen, tapi dia menghilang sementara aku kembali, jadi aku yang harus menanggung semua ini, bukan?""Kalian pasti berharap aku nggak pernah kembali! Lebih baik aku mati bersamanya!""Diam ...!" Paulus tiba-tiba menunjukkan ekspresi dingin, tatapannya menjadi tajam. "Coba saja kamu ucapkan kata 'mati' lagi!""Hahaha .... Dua puluh delapan tahun sudah berlalu. Kalian benar-benar pikir dia masih hidup? Ayah dan Ibu nggak mau menyerah, aku nggak heran. Aileen adalah anak kesayangan mereka. Kalau mereka nggak berpegang pada harapan, bagaimana mereka bisa terus hidup?""Tapi yang sama sekali nggak aku sangka, Paulus, ternyata kamu juga masih nggak bisa melupakannya!""Kita sudah menikah lebih dari 20 tahun! Anak kita hampir berkeluarga! Tapi kamu masih terus mengingatnya?! Hahaha ... lucu sekali! Menjijikkan sekali!"Plak!Paulus mengangkat tangan dan menamparnya. Ger

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 494

    Inez menatap ponselnya yang baru saja diputus dengan penuh amarah, lalu dengan geram membalikkan nampan di depannya.Nampan berisi sarang burung walet yang baru saja dimasak itu pun terbalik dan tumpah ke lantai. Mangkuk porselen jatuh dan pecah dengan suara nyaring yang menggema di ruangan."Nyonya ...." Para pelayan menatap kejadian itu dengan ketakutan."Keluar! Semuanya keluar dari sini ...." Inez menunjuk ke arah pintu, ekspresi yang biasanya terawat dengan baik kini tampak penuh amarah.Para pelayan buru-buru berjalan keluar dan tidak berani membantah.Inez mundur dua langkah lalu jatuh terduduk di sofa. Dadanya naik turun dengan cepat, napasnya memburu karena emosi yang meluap.Selama bertahun-tahun, dia sudah berusaha keras untuk memperbaiki hubungannya dengan kedua orang tuanya. Meski awalnya ayahnya sangat dingin dan menyalahkannya, lambat laun mulai bersikap lebih tenang. Meskipun hubungan mereka tidak sehangat dulu, setidaknya masih bisa dikatakan cukup baik.Namun, ibunya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status