“Dari mana saja?”Suara itu sontak menghentikan langkah Vivian. Seketika lampu kamar tidurnya menyala. Thomas duduk di sofa yang ada di sudut ruangan itu.Pria itu bersedekap sambil menatap istrinya tajam.“Dua hari kamu menghilang, meninggalkan Baby Al begitu saja,” lanjut Thomas.Vivian mendengus, membalas tatapan Thomas. “Apa pedulimu? Bukannya wanita murahan itu bisa mengurus Al dengan baik, hah?”“Aku minta maaf,” tandas Thomas.“Bahkan nada suaramu terdengar seperti robot,” sindir Vivian.Thomas bangkit dan bergerak mendekat. “Sungguh, aku sudah membuatmu kecewa… Tapi, satu hal yang perlu kamu tahu, Vi. Aku menyayangimu. Sedari awal, aku enggak berniat untuk menyakitimu.”Vivian menyibakkan rambutnya, menatap lurus ke bola mata Thomas yang nampak sayu. “Kalau begitu, jujur padaku. Apa kamu menyukai Kirana?”Keheningan menggantung sesaat.“Apa kamu mencintai wanita itu, Thomas? Jawab pertanyaanku,” desak Vivian.Namun, bibir Thomas malah terkatup rapat.“Ha, kamu bahkan enggak bi
Read more