Vivian mondar-mandir di kamarnya.“Bisa-bisanya Thomas memilih wanita rendahan itu daripada diriku!” Geram Vivian. “Argh!”Dia melempar bantal itu ke sembarang arah. “Apa yang kurang dariku, hah?” Vivian menatap penuh amarah pantulan dirinya di kaca.Dia wanita bersahaja, datang dari keluarga kaya yang terpandang, cantik, pintar. Dan Thomas malah memilih Kirana?Seketika, Vivian tertawa. Bisa-bisa dirinya cemas seperti ini.Thomas pasti akan mempertahankannya dan menceraikan Kirana. Dia yakin, Thomas tidak mau kehilangan semuanya, jabatannya, hartanya, dirinya, juga anaknya.“Ya, enggak seharusnya aku khawatir begini…” Vivian coba meyakinkan dirinya sendiri.Tapi apa yang dilihatnya tadi di kamar Al, kembali terngiang di pikirannya.“Aku mencintaimu, Kirana.”Ucapan Thomas itu terus menggantung di kepala Vivian.Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Thomas pun muncul.“Kita harus bicara, Vi.”“Enggak usah! Ceraikan aku, kalau kamu memang memilih untuk mengungkapkan hubunganmu dengan wa
Baca selengkapnya