MasukShare
62. Keputusan Thomas
Bab terkait
Bayi 5 Miliar sang Presdir 63. Pergi
Brak!Tiba-tiba pintu kamar Al terbuka. Kirana terkesiap dan menoleh. Dia pun langsung mendapati Melinda, berdiri di ambang pintu dengan tampang yang masam.Melinda bergegas masuk dan meraih Al dari dekapan Kirana dengan kasar.“Apa yang sudah kamu lakukan pada Thomas?” Kedua bola mata Melinda melotot, seolah akan keluar dari rongga matanya. “Kamu pasti menghasutnya kan?”Kirana menggeleng dengan bingung.“Oh, atau kamu pakai guna-guna agar Thomas meninggalkan Vivian dan memilih dirimu,” lanjut Melinda lagi.“Aku enggak melakukan apa-apa, Nyonya. Aku juga kaget dengan keputusan Thomas itu,” Kirana berusaha membela diri.Namun Melinda tetap memandangnya sinis. “Enggak mungkin. Kamu pasti senang dengan semua ini. Aku menyesal setengah mati karena membawamu masuk ke dalam keluarga ini. Kupikir kamu wanita baik-baik, Kirana. Tapi ternyata kamu culas.”Kirana merasa tidak terima dengan tuduhan itu. Dia pun berdeham dan menatap Melinda dengan tajam. “Nyonya, aku bahkan sudah pergi dari sini
Bayi 5 Miliar sang Presdir 64. Kirana atau Vivian
Kedua pelayan di Kediaman Winarta menurunkan koper-koper besar itu dari bagasi mobil Vivian. Sementara Vivian melangkah cepat ke dalam rumah orangtuanya.Sandra sudah menunggu putri kesayangannya di ruang tengah.Sejak Vivian menghubunginya, Sandra tahu ada yang tidak beres.Pertengkaran apa lagi yang terjadi? Pikir Sandra dalam hati.“Oh, cucuku sayang…” Sandra langsung menggendong Al. “Ada masalah apa, Vi? Bertengkar lagi dengan Thomas?” Tanya Sandra penasaran.“Aku mau cerai.”“Hah? Apa Mama enggak salah dengar?”Vivian menghempaskan tubuhnya di sofa. Lalu dia menceritakan rencana Thomas yang hendak mengumumkan hubungannya dengan Kirana ke publik.“Apa yang mendorong Thomas melakukan hal itu?” Kedua ujung alis Sandra bertautan.“Karena wanita sialan itu hamil lagi, Ma.” Vivian memutar kedua bola matanya dengan jengkel.Sandra menurunkan Al ke atas karpet dan membiarkan bayi itu bergerak bebas.“Mama curiga, jangan-jangan wanita itu sudah menghasut Thomas. Sejak pertama kali bertemu
Bayi 5 Miliar sang Presdir 65. Kaki Tangan
Matahari siang bersinar menembus tirai di apartemen milik Vivian.Wanita itu sudah terbangun, duduk seorang diri di ruang tengah sambil membiarkan pintu geser itu membuka. Angin sepoi-sepoi berembus masuk menyapu wajahnya. Sudah lama dia tidak merokok, merasakan asap itu mengisi paru-parunya.Kepalanya masih terasa pening karena mabuk semalam sekaligus karena kebenciannya pada Kirana yang semakin memupuk.“Kamu yakin cerai dari Thomas dan membiarkan Kirana menang?” Ucapan Sandra kembali terngiang di benaknya.“Astaga, apa yang harus kulakukan?” gumam Vivian. Saat dia sedang berpikir keras, tiba-tiba Roman muncul bertelanjang dada.Pria muda itu tersenyum padanya setelah menguap lebar. “Aku lapar…”“Cari saja makanan di dapur. Sepertinya aku punya beberapa mi instan,” balas Vivian.Vivian memperhatikan gerak-gerik Roman di dapurnya. Mungkin dia bisa memanfaatkan pria itu, pikirnya lagi. Vivian pun mulai merajut rencana untuk memberi Kirana pelajaran karena sudah merebut Thomas darinya
Bayi 5 Miliar sang Presdir 66. Bertemu Kembali
Hujan di luar membuat udara dingin berembus masuk melalui celah jendela.Sesekali terdengar suara gemuruh petir dari kejauhan. Suasana yang mendung seakan mempengaruhi suasana hati Kirana yang semakin muram.Ratna tahu apa yang sedang dipikirkan putrinya itu.Sapuan pelan tangan Ratna di bahu Kirana, membuat pikiran Kirana buyar.“Lagi mikirin apa, Nak?” tanya Ratna dengan suara serak.“Aku memikirkan Al, Bu. Apa dia di sana baik-baik saja?” Kirana menghela napas pelan. Tawa, tangisan serta gumaman anaknya itu terus memenuhi benaknya.Rasanya begitu berat bagi Kirana untuk berpisah dengan Al. Ikatan mereka seolah sudah terjalin erat.“Ibu rasa Al pasti baik-baik saja di sana.”“Tetap saja, aku sudah terbiasa melihat Al setiap hari…” Binar di mata Kirana nampak sendu.“Kalau kamu kepikiran begini terus, kasihan janin di perutmu, Kirana. Janin itu bisa merasakan kesedihan pada ibunya,” terang Ratna, mengusap perut putrinya yang belum membesar.“Menurut Ibu, apa keputusanku sudah tepat?”
Bayi 5 Miliar sang Presdir 67. Berita Perceraian
Suara musik yang menghentak menggema di setiap sudut kelab VIP itu.Lampu berwarna-warni bergerak-gerak, menerangi suasana kelab yang temaram. Di meja yang ada di sudut ruangan, Vivian mengangkat gelasnya tinggi-tinggi.“Cheers!” pekiknya.Para teman sosialita Vivian juga mengangkat gelas mereka.Malam ini, Vivian tertawa lepas. Dia berdansa dengan heboh di tengah lantai dansa, meraih setiap orang yang ditemuinya dan mengajak mereka menari.“Kurasa Vivian benar-benar lepas kendali malam ini,” ungkap salah satu dari mereka.“Yeah, lihat saja. Dia mulai naik ke atas meja bar. Astaga, dia hampir terjungkal!”Untungnya salah satu bartender dengan sigap menahan tubuh Vivian agar tidak terjatuh. Beberapa teman Vivian mulai menyeret kembali wanita itu ke meja mereka.“Vi, kamu mabuk berat. Sebaiknya kita pulang.”Telunjuk Vivian bergerak-gerak. “No, no, no. Aku ingin berpesta sampai pagi!”“Astaga, ada apa sih dengan dirimu?” ucap salah satu dari mereka.Vivian menyeringai lalu menenggak mi
Bayi 5 Miliar sang Presdir 68. Sang Target
Wajah Melinda nampak sumringah melihat kedatangan menantu kesayangannya.Senyum lebar membingkai dengan kedua tangan yang membuka lebar.“Mama senang kamu kembali, Vivian…” Melinda memeluk erat Vivian. “Terima kasih sudah memaafkan Thomas.”“Aku melakukan ini demi Al, Ma,” balas Vivian datar.“Cucuku!” Melinda langsung mengambil Al dari dekapan pengasuh. Lantas mereka menuju ke teras belakang.Melinda sudah menyiapkan pesta penyambutan kecil-kecilan untuk Vivian dan Al.Balon-balon biru nampak menghiasi teras belakang. Sebuah kolam pasir kecil juga dibuat khusus oleh Melinda.Al na
Bayi 5 Miliar sang Presdir 69. Bimbang
Roman masih dilanda syok. Dia membiarkan foto Kirana terjatuh begitu saja.Vivian menyadari ekspresi Roman yang gundah. Namun, wanita itu tidak punya banyak waktu untuk mencari pengganti Roman. Lagi pula, dia sudah terlanjur percaya pada pria muda itu.“Roman?” tukas Vivian. “Roman!”Roman terkesiap. “Y-Ya?”“Fotonya jatuh,” terang Vivian heran. “Di amplop itu juga ada kartu akses masuk ke gedung, paham?”“Se-sepertinya aku enggak bisa melakukan ini,” ucap Roman masih tergagap.Kening Vivian langsung mengernyit. “Kenapa? Kamu sudah menyetujuinya, Roman! Seratus juta! Apa kamu mau menolak uang sebanyak it
Bayi 5 Miliar sang Presdir 70. Rencana yang Berantakan
Vivian berdiri dengan gelisah. Diliriknya jam tangannya berkali-kali.Seharusnya Thomas sudah berada di ruangan ini bersamanya. Dan dalam waktu lima belas menit ke depan mereka akan menghadapi para wartawan yang sudah menunggu di ballroom gedung ini.“Kemana dia?” Gumam Vivian sedikit jengkel.Lantas, sekretaris Thomas mulai berbicara di telepon dan tampangnya pun langsung pucat.“Ada apa?” Tanya Vivian seketika sesaat setelah sekretarisnya Thomas memutuskan sambungan telepon. Vivian merasa ada hal yang buruk terjadi.Apa Roman sudah melancarkan aksinya? Atau pria suruhannya itu ketahuan? Segala pikiran mulai berdatangan yang membuat Vivian tambah senewen.“Ada masalah, Nyonya,” ucap sekretarisnya Thomas.“Masalah?” Kedua alis Vivian bertautan.“Sepertinya, konferensi pers kali ini harus dibatalkan karena Tuan Thomas terluka. Dia ada di basement,” terangnya.Kedua mata Vivian membelalak. Di basement? Tidak seharusnya Thomas berada di sana! Pekik Vivian dalam hati. Karena di sanalah Ro
Bab terbaru
Bayi 5 Miliar sang Presdir 77. Maukah Menikah Denganku?
Bayi 5 Miliar sang Presdir 76. Curahan Hati
Bayi 5 Miliar sang Presdir 75. Selamat Tinggal
Bayi 5 Miliar sang Presdir 74. Setelah Sekian Lama
Bayi 5 Miliar sang Presdir 73. Berita yang Bocor
Bayi 5 Miliar sang Presdir 72. Menyingkirkan Kirana
Bayi 5 Miliar sang Presdir 71. Pengakuan Romi
Bayi 5 Miliar sang Presdir 70. Rencana yang Berantakan
Bayi 5 Miliar sang Presdir 69. Bimbang
