Warisan Istriku yang Mengejutkan

Warisan Istriku yang Mengejutkan

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Oleh:  Dewanu  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8.7
10 Peringkat. 10 Ulasan-ulasan
207Bab
151.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karena wanita desa dan pewaris tanah tak seberapa di lereng gunung desanya, Mira selalu direndahkan dan dianggap sebelah mata oleh Denny, sang suami. Tak hanya itu, keluarga Denny pun sama saja! Mereka menghina Mira di setiap kesempatan walaupun mereka sendiri tengah "kesulitan". Diam-diam, Mira pun menyusun rencana. Dia akan membuka mata mereka semua bahwa roda bisa berputar kapan saja. Tentu saja, dengan harta karun di bawah warisan "tanah tak seberapa itu" dan sedikit bantuan orang terdekat!

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Masalah Uang

BRAKK!"Kamu ngerti nggak sih? Aku ini lagi susah! Kalau kamu mau beli, beli saja pakai uang sendiri!" bentak Denny pada Mira dengan menggebrak almari.Mira, istri Denny, hanya bisa menatap pria itu dengan gamang. Padahal, Mira hanya meminta pendapat tentang seperangkat alat sholat yang mulai ditumbuhi jamur. Alat sholat itu adalah salah satu barang hadiah dari pernikahan mereka tiga tahun lalu, jadi Mira membicarakannya dengan sang suami."Tapi Mas...""Sudahlah, aku mau tidur! Uang kemarin, kamu harus memakainya dengan hemat untuk biaya makan kita. Mengerti?!"Mira termenung, dilihat wajah suaminya yang terlihat letih. Akan tetapi, sebenarnya ia hanya menceritakan bahwa mukena itu sudah usang, bukan berarti minta dibelikan.Pakai uang sendiri?Itu lebih tidak mungkin, karena Denny selalu memberinya uang "pas-pasan", dan ia sudah berusaha maksimal untuk berhemat.Melihat Mira yang masih diam termenung di tepi tempat tidur, Denny justru semakin emosi."Kamu ini, sudah miskin tapi bany

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Mustika Dyah S
Bagus . Menarik . Hebat . Aplaus . Pelajaran .
2024-04-27 08:30:44
1
default avatar
Aveline
Ya ampun ini cerita aq bngt nama laki nya sama kaya suamiku, nama kaka ipar nya sama kaya adek ipar ku, cuma nama istri nya aja bukan nama ku. Mana aq juga menantu terbabu, untung nya punya anak.. Walaupun mertuhe gak terang2 an gak suka nya kaya disini. Baca ini cerita jadi baru 3 bab, jadi nangis
2023-08-22 10:01:19
2
user avatar
Novel Online Official
keren Kak.
2023-05-17 12:48:48
1
default avatar
Kiyowo Girl
Sukaaaa sekali buku ini... Cuss masuk rak buku jadi favoritku setelah novel punya Kak Qeqe yang Istri pilihan pewaris lumpuh.
2023-02-09 16:12:09
1
user avatar
Sal Ma
up rutin jadi bisa baca terus
2023-01-15 10:28:39
2
user avatar
Dewanu
Terimakasih buat yang masih setia dengan cerita ini. Author mau kasih info bahwa author salah publish bab terakhir ya... Buat readers semua mohon maaf atas kesalahan ini dan hanya bisa diperbaiki setelah hari kerja............
2023-01-14 15:43:27
2
user avatar
Dewanu
Terimakasih sudah mampir di cerita author... update setiap hari jam sebelas malam, ditunggu supportnya ya.... mohon maaf kalau banyak typo ya... Terimakasih.
2023-01-13 08:32:36
2
user avatar
Gio Kiswanto
lumayan....
2023-01-12 21:23:28
1
user avatar
Sepriyadi Yadi
lumayan ceritanya
2023-01-13 16:12:53
0
user avatar
Bogem
tambah seru
2022-12-20 06:57:57
1
207 Bab

Masalah Uang

BRAKK!"Kamu ngerti nggak sih? Aku ini lagi susah! Kalau kamu mau beli, beli saja pakai uang sendiri!" bentak Denny pada Mira dengan menggebrak almari.Mira, istri Denny, hanya bisa menatap pria itu dengan gamang. Padahal, Mira hanya meminta pendapat tentang seperangkat alat sholat yang mulai ditumbuhi jamur. Alat sholat itu adalah salah satu barang hadiah dari pernikahan mereka tiga tahun lalu, jadi Mira membicarakannya dengan sang suami."Tapi Mas...""Sudahlah, aku mau tidur! Uang kemarin, kamu harus memakainya dengan hemat untuk biaya makan kita. Mengerti?!"Mira termenung, dilihat wajah suaminya yang terlihat letih. Akan tetapi, sebenarnya ia hanya menceritakan bahwa mukena itu sudah usang, bukan berarti minta dibelikan.Pakai uang sendiri?Itu lebih tidak mungkin, karena Denny selalu memberinya uang "pas-pasan", dan ia sudah berusaha maksimal untuk berhemat.Melihat Mira yang masih diam termenung di tepi tempat tidur, Denny justru semakin emosi."Kamu ini, sudah miskin tapi bany
Baca selengkapnya

Ibu Mertua

"Mas, ayo sarapan dulu…."Mira membangunkan suaminya setelah menyiapkan bubur ayam untuk Denny. Meskipun tadi malam dia kecewa dengan Denny, tetapi dia tidak tega meninggalkan suaminya begitu saja.Tak lama, Denny pun terbangun. Meskipun sedikit pusing, ia harus bangun dan bekerja siang ini. Sedikit lemah, ia berusaha untuk menegakkan punggungnya. Lalu, mengambil semangkuk bubur ayam yang diberikan Mira. Lagipula, perusahaannya saat ini sangat membutuhkan kehadiran Denny.Namun, pagi keduanya yang tenang berakhir begitu cepat saat Nyonya Magdalena--ibu Denny--datang dan segera mengambil posisi duduk di hadapan putranya."Mira, buatkan teh untuk Ibu," perintah Magdalena tiba-tiba. Mendengar itu, Mira pun segera melangkah pergi. Memang, Ibu Mertuanya selalu begitu–memperlakukan Mira selayaknya pembantu.Namun, kali ini Mira tidak serta-merta menurut. Dia sebenarnya menguping di depan pintu untuk mendengar pembicaraan Ibu dan anak itu."Denny, bagaimana dengan urusan kantor? Apa sudah
Baca selengkapnya

Telepon Nenek

“Hufft….” Mira menghela nafas panjang. Perempuan itu kini asyik merajut sebuah tempat tissue dari benang nilon biru muda. Rencananya, akan ditaruh di mobil Denny.Sayangnya, pikiran Mira tidak begitu fokus karena memikirkan percakapan sang suami dan Ibu Mertuanya. Jujur saja, dia khawatir sekali dengan keadaan sang suami.Kring!Ponsel Mira tiba-tiba berdering. Terlihat sebuah panggilan dari Mbok, nama kontak untuk neneknya di desa.“Halo, Nduk.”"Halo, Mbok. Apa kabarnya? Si mbok sehat, kan?" tanya Mira dengan tersenyum lebar setelah mendengar suara neneknya yang terlihat ceria."Iya, Nduk. Ada hal mendesak yang ingin si mbok katakan, tapi kamu jangan banyak tanya dulu. Ini Nduk ... tanah kebun orang tuamu–""--Mbok, biarkan saja. Itu memang tanah milikku, tapi hasilnya buat mbok saja. Aku sudah cukup dengan hasil suamiku di sini. Tunggu, apa ada yang maksa mau beli lagi?" potong Mira dengan cepat. Akhir-akhir ini, banyak sekali orang yang menginginkan tanah itu. Padahal, dulu tana
Baca selengkapnya

Kembali ke Rumah Nenek

Keesokan harinya, Mira telah siap dengan barang yang akan dibawa pulang kampung, iapun beranjak dari tempat duduknya hendak menyeret koper. Ia juga mengabaikan Denny yang sedang duduk memperhatikannya."Mira? Mau ke mana?" tanya Magdalena tiba-tiba. Entah kapan ibu mertuanya itu tiba. Mira sendiri begitu terkejut. Namun, dia berhasil mengendalikan ekspresinya."Saya mau pulang kampung, Bu. Nenek mau saya pulang, ada yang mau sewa tanah kebun katanya.""Oooh, tanah warisan ibumu, ya? Kenapa nggak dijual aja? Kan lumayan buat renovasi rumah ini, paling juga lakunya nggak seberapa," kata wanita itu dengan nyinyir, seolah uang yang ia miliki tak akan mungkin bisa membuatnya melakukan sesuatu yang berarti, melainkan hanya sekadar lewat saja. Yah, sekadar beli cat untuk merapikan teras rumah yang sedikit pudar warnanya."Ehm, iya sih, Bu. Tapi sepertinya, Mas Danu mau pinjam untuk biaya beli suntik insulin, Bu. Lebih baik, uang itu walaupun tak seberapa, saya akan meminjamkan uang itu."
Baca selengkapnya

Memastikan Sesuatu

Mira gegas kembali dengan perasaan tak menentu. Bahkan, ia tak berani untuk bercerita kepada neneknya tentang apa yang dilihatnya."Mbok, besok Mira mau pergi ke rumah teman dulu ya. Ada sesuatu yang sangat penting untuk Mira bicarakan."Neneknya itu hanya mengangguk setuju.Benar saja! esok harinya, Mira bergegas menuju rumah Faza, temannya waktu kuliah dulu. Selain itu, ia bekerja di sebuah perusahaan tambang emas. Ia harus mencari tahu apakah benar di dalam lahan kebunnya banyak mengandung logam mulia."Mira, kamu masih seperti yang dulu," kata Faza menggombal. "Dan kamu, masih saja betah membujang. Kenapa nggak cepet cari istri? Kalau kelamaan nanti nyesel loh," seloroh Mira."Kamu aja yang nggak peka, Mir. Ditungguin malah nikah sama orang lain."Mereka saling tertawa, mengenang masa sekolah dulu yang penuh kenangan."Jadi, aku akan memintamu seperti yang aku katakan melalui telepon kemarin, Faza."Seketika, temannya berubah menjadi serius."Tentu saja, Mir. Aku bisa mengusah
Baca selengkapnya

Tantangan Denny

Wajah Mira makin cemberut melihat suaminya ternyata benar-benar meremehkannya.Ia memang sedikit berbohong, tapi bukan berarti tega membiarkan suaminya kesusahan. Namun, ia meneguhkan hatinya untuk tetap tenang. Ia tak akan menceritakan apa yang terjadi kepada keluarga Denny sebelum sikap mereka yang suka merendahkannya berubah!"Baiklah, aku akan meminjam sekarang juga, tapi perhatikan baik-baik berapa aku berhasil mencari pinjaman." "Hahaha, kau ini semakin lucu Mira. Terserah saja, ayo cepat! Aku sudah mengingatkanmu, jangan mempermalukan diri sendiri, Mira." Mira menghubungi Faza dengan cepat. "Faza, aku mau pinjam uang lima ratus," katanya di hadapan Denny. Lagi-lagi Denny tergelak. Apa menurut Mira uang yang ia butuhkan sekecil itu? Lima ratus ribu? Ah, yang ada ada saja, gerutunya. Dalam dua menit percakapan Mira selesai, lima buah notifikasi transaksi dari beberapa bank yang berbeda masuk ke ponsel Denny. Nominalnya setiap transaksi adalah 100 juta rupiah, sehingga to
Baca selengkapnya

Showroom Mobil

"Oh iya, Mira. Apa sudah ada yang menawar?" tanya Denny penasaran. “Kita lihat nanti, berapa mereka berani membeli mobilmu." Melihat betapa santainya Mira, Magdalena menatapnya kesal. Sejak awal, ia memang tidak setuju Denny menikahi Mira gadis kampung itu. Wajahnya juga tidak secantik Imas Gayatri, putri konglomerat itu. Menikahi Mira, Magdalena seperti dibuat malu. Apalagi waktu pernikahan, tamu-tamu yang berasal dari keluarga Mira adalah keluarga kampung dengan penampilan yang sangat mencolok. Magdalena ingat, tamu undangan tertawa mengejek kedatangan mereka saat itu karena mereka datang dengan pakaian yang sangat murahan dan norak. Make-up belepotan dan tidak berkelas sama sekali. Sejak itu, ia menyadari bahwa menantu perempuannya berasal dari kelas rendahan. ***** Sementara itu, keduanya lalu pergi ke sebuah dealer mobil, tempat yang dimaksud Mira. Keduanya masuk. Mata Mira melihat banyak sekali mobil mewah dan mengkilap. Ia tak pernah melihat mobil terbaru yang masih ber
Baca selengkapnya

Siapa Dia?

Nia tidak dapat menyembunyikan kekesalannya. Bukan urusan Mira mengetahui mobil jenis apa yang hendak mereka beli. Tapi, mengapa ucapannya seakan sangat merendahkan Danu dan dirinya?"Lah, kamu dan Denny, mau apa ke sini?" Nia kini mengalihkan pandangannya pada Denny yang sedang memijat pelipisnya.Denny sendiri masih bingung dengan semua kelakuan Mira. Pria itu gelisah, bagaimana kalau ternyata Mira sedang membuat lelucon dan mempermalukan dirinya?"Oh, begini, Mbak. Aku sedang menawarkan mobilku untuk dijual. Mbak tahu sendiri kan, kalau perusahaan hampir saja kolaps, sehingga butuh banyak suntikan dana."Wajah Danu sedikit cemas. Ia melirik ke arah Mira yang sedang membelai permukaan sebuah mobil mewah. Mereka baru saja menerima uang pinjaman dan Denny mengatakan membutuhkan uang untuk perusahaan?"Tapi, kenapa istrimu berlagak? Apa dia tahu berapa harga mobil yang dia pegang pegang itu? Makanya Denny, kalau mau ke tempat seperti ini sebaiknya tidak usah bawa-bawa istrimu yang udi
Baca selengkapnya

Begitu Mudah?

"Gampang, Mas! Itu soal gampang. Sekarang ini, yang aku pikirkan adalah mencari seorang investor yang akan menyelamatkan perusahaanmu. Apa menurutmu perusahaan itu masih layak untuk dipertahankan? Mengingat, bidang usaha di zaman sekarang yang terus berkembang, kau pasti membutuhkan pembaruan."Denny merenung. Perkataan Mira berhasil mengalihkan fokusnya. Perusahaannya saat ini memang mulai kalah bersaing. Di era teknologi sekarang ini, mereka masih saja memakai sistem konvensional dalam pemasaran yang telah digunakan sejak zaman ayahnya. Padahal, pesaing mereka sudah berlari melaju ke depan."Menurutmu, perombakan semacam apa yang harus kita lakukan?" tanya Denny akhirnya."Uhmm ... tenaga profesional, Mas. Kau harus mencari seorang tenaga profesional dan memiliki kemampuan membaca pasar sekarang ini.""Bukankah itu berarti pengeluaran buat perusahaan?"Mira menggelengkan kepalanya. Prinsip ekonomi semacam "dengan modal sekecil-kecilnya maka mendapatkan untung sebesar besarnya", hany
Baca selengkapnya

Terlanjur

"Sekarang, selesaikan pembayaran mobil itu, Mas. Aku sudah tidak sabar untuk menaiki mobil mewah milikmu," kata Mira bersemangat, hingga menyadarkan Denny dari lamunannya.Sementara itu, Denny merasa semakin kesal. Ia tak mengerti mengapa sekarang ia merasa masalah keuangannya semakin menggunung?"Waah... ternyata mobil yang lebih bagus memang lebih enak rasanya, Mas! Jarang-jarang loh aku dibawa Mas Denny naik mobil, apalagi mobil sebagus ini," kata Mira dengan menunjukkan ekspresi kegirangan. Fakta bahwa Denny memang tidak pernah membawanya berkendara memang sangat jelas.Sejak menikah, Mira hanya berkutat di rumah saja. Kalau ia ingin bepergian ke pasar, Denny pasti menyuruhnya naik taksi atau ojek."Aku masih tak mengerti, aku butuh uang untuk perusahaan tapi kau malah meminjam uang untuk membeli mobil mewah. Sekarang, bagaimana cara mendapatkan investor dengan mobil ini? Coba tunjukkan padaku, apa gunanya mobil mewah ini?" tanya Denny pada akhirnya."Oooh, masalah itu? Tapi...aku
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status