“Jangan mendekat! Keluar sekarang juga dari kamarku!” ancam Vivian. “Santai, Vi…”“Santai katamu?! Keluar!”“Ini enggak seperti yang kamu pikirkan,” Alex berujar santai.Vivian berdecak keras. “Bagaimana bisa kamu masuk kamarku, hah? Apa yang sudah kamu lakukan padaku?!”“Aku enggak melakukan apa-apa,” Alex mengedikkan bahunya. “Semalam kamu mabuk berat. Aku enggak mungkin meninggalkanmu begitu saja. Kamu bahkan hampir pingsan di selasar hotel. Aku menemukan kunci kamarmu di dalam tasmu. Itu saja.”Mata Vivian memicing tidak percaya.“Lihat saja, kamu masih memakai gaun yang semalam, bukan?” tandas Alex lagi.Cepat-cepat, Vivian menyibakkan selimutnya. Dan dia bernapas lega karena dirinya tidak telanjang. Gaunnya masih melekat di badannya.Lantas, Alex menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada di sudut kamar, mendengus pelan.“Kenapa kamu masih berada di kamarku?” desak Vivian.“Aku tidur semalaman di sofa ini, menjagamu.”“Kamu enggak perlu melakukan itu, Alex,” ucap Vivian sinis. “La
Read more