Home / Romansa / Dimanja Suami Pembawa Sial / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Dimanja Suami Pembawa Sial: Chapter 221 - Chapter 230

325 Chapters

Bab 222

Tiffany kelelahan.Sesampainya di gedung olahraga, dia menoleh ke arah pria di belakangnya yang menarik perhatian semua orang, "Setengah jam lagi aku ada kelas olahraga. Aku harus masuk kelas. Kalau ada pekerjaan, kamu kerjakan saja. Kalau nggak, ya pulang saja. Jangan ikuti aku terus!"Setelah berkata demikian, dia langsung berbalik dan masuk ke gedung olahraga. Namun, setelah berjalan beberapa langkah, dia merasa tidak tenang dan menoleh lagi. Pria itu berdiri di depan pintu dengan elegan sambil melipat payung. Tampaknya dia benar-benar tidak berniat mengikuti Tiffany lagi.Tiffany menghela napas lega dan berjalan menuju gedung olahraga dengan tenang. Di lapangan rumput dalam gedung, Julie sudah duduk di sana sejak lama. Melihat Tiffany masuk, dia langsung melambaikan tangan, "Di sini, di sini!"Tiffany yang sudah kelelahan, langsung berlari ke arahnya dan berbaring di samping Julie sembari menikmati aroma segar rumput, "Aku nggak tahu cewek-cewek di kampus kita ternyata seberani itu
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 223

Secara refleks, Tiffany mengangkat kepalanya. Benar saja, pria yang sedang berjalan mendekati barisan mereka dengan mengenakan pakaian olahraga abu-abu itu, siapa lagi kalau bukan Sean?Namun ....Tiffany menggigit bibirnya. Selain saat dia memakai baju latihan, mungkin ini adalah pertama kalinya Tiffany melihat Sean mengenakan pakaian olahraga. Ternyata, kalau wajahnya memang sudah tampan, bahkan memakai karung goni pun akan tetap terlihat menawan.Pakaian olahraga yang dia kenakan sama persis dengan milik guru olahraga botak di sebelahnya. Namun, kostum yang terlihat seperti baju rumahan di guru olahraga itu, malah tampak seperti pakaian model kelas dunia saat dipakai oleh Sean."Wow, guru pengganti ini ganteng banget!""Ganteng banget! Tubuhnya juga keren!""Matanya itu tajam banget! Eh, dia lihat aku, dia lihat aku! Aaaah!"Obrolan para mahasiswi di sekitarnya terus terdengar. Tiffany menggigit bibirnya, merasa memiliki suami tampan terkadang bukan hal yang menyenangkan ...."Halo
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 224

Sean terlihat lebih seperti kakak senior yang datang membantu daripada seorang guru yang sedang memimpin tes. Jantung Tiffany berdetak kencang. Melihat Tiffany menatapnya, Sean tersenyum lembut ke arahnya, "Bersiaplah."Tiffany tersadar dan segera mengalihkan pandangannya ke depan. Ketika peluit berbunyi, dia dan para peserta lainnya mulai berlari. Namun entah bagaimana, baru setengah putaran mengelilingi lapangan, kecepatan salah satu gadis di depannya mulai melambat.Tiffany yang masih mempertahankan kecepatannya, agak melamun memikirkan Sean. Akibatnya, dia bertabrakan dengan gadis itu. Karena dorongan momentum, tubuh Tiffany langsung jatuh ke tanah.Namun, pada detik terakhir sebelum dia benar-benar terjatuh, sepasang tangan pria yang panjang dan kuat menangkap bahunya. Kalau tidak, wajahnya pasti sudah mencium tanah!Meski wajahnya selamat, lututnya tetap terluka. Lututnya terbentur keras dengan lantai plastik lapangan hingga seluruh tubuhnya kesakitan. Wajah Tiffany meringis kesa
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 225

Julie melotot, matanya membesar karena terkejut. Para mahasiswi lain juga sama terkejutnya dan menatap dengan tidak percaya.Perlakuan seperti apa yang diterima Tiffany ini? Tadi dia hampir jatuh karena tidak memperhatikan jalan saat berlari. Namun sekarang, dia malah ditemani guru ganteng untuk lari?!Beberapa mahasiswi mulai bergumam dengan kesal."Kalau tahu begini, aku juga pura-pura jatuh tadi.""Iya, 'kan? Jatuh sekali, terus ditemani lari sama guru ganteng. Siapa juga yang nggak mau jatuh?"Julie mengerutkan alis, lalu menoleh sambil melotot ke arah para mahasiswi itu. "Kalian jatuh sampai patah kaki pun, Guru nggak bakal peduli sama kalian. Percaya, nggak?"Barulah para mahasiswi itu terdiam dengan wajah cemberut dan tidak lagi berkomentar. Tiffany melirik Sean dengan kening berkerut. "Kamu yakin bisa lari?"Meskipun dia tahu kaki Sean sekarang baik-baik saja, pria itu selalu menggunakan kursi roda sejak Tiffany mengenalnya. Bagaimana mungkin pria yang bertahun-tahun duduk di k
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 226

"Gimana kalau memang ini keguguran? Ke ruang kesehatan kampus saja nggak cukup ...."Julie belum selesai berbicara ketika Sean sudah menggendong Tiffany dan berlari keluar dari stadion tanpa ragu. Para mahasiswi di sekitar yang suka bergosip mulai bergerombol dan berbisik-bisik."Tiffany keguguran? Dia punya pacar? Sampai keguguran?""Siswi teladan, belum menikah, malah keguguran. Ini berita besar banget, hahaha ...."Julie yang mendengar komentar itu mendelik marah. Dia tidak ingin membuang waktu meladeni mereka. Setelah meletakkan barang-barangnya, dia membawa tas dan jaket Tiffany, lalu berlari mengejar Sean.Sean memeluk Tiffany dengan erat. Pelukan itu terasa hangat dan kuat.Tiffany yang kesakitan, membuka matanya perlahan-lahan. Dengan mata tertutup pun, dia bisa merasakan detak jantung Sean yang berdetak kencang di dadanya saat dia berlari.Angin bertiup kencang di telinganya, disertai napas Sean yang terdengar sedikit berat. Meskipun matanya terpejam, Tiffany bisa merasakan be
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 227

Tubuh Sean yang tinggi dan tegap terlihat goyah. Melihat kondisi itu, Tiffany merasa tidak tega. Dia mengangkat tangannya yang lemah dan menggenggam tangan Sean. "Ini bukan salahmu.""Hadap tembok dan renungkan kesalahanmu!" Julie melemparkan tatapan tajam pada Sean. Dia mendorong Sean ke samping dan membantu dokter membawa Tiffany kembali ke kamar perawatan.Tatapan Tiffany tidak pernah lepas dari wajah Sean. Ini adalah pertama kalinya dia melihat ekspresi keputusasaan dan kesedihan yang begitu mendalam di wajahnya. Tubuhnya yang tinggi tegap berdiri di pintu, tampak begitu kesepian dan sunyi.Pintu kamar rumah sakit itu seperti penghalang tak kasat mata yang memisahkan dunia mereka berdua. Melihat wajahnya yang penuh duka, hati Tiffany terasa sakit. Anak ini adalah sesuatu yang sama sekali tidak mereka duga. Dia tidak menjaga dirinya dengan baik.Sean yang sudah lama hidup sendirian, tidak mungkin tahu banyak soal hal-hal seperti ini. Tiffany bahkan tidak pernah memberitahunya soal t
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 228

Setelah berkata demikian, dokter menggelengkan kepala dan meninggalkan mereka. Tiffany merasa seperti tenggelam dalam kebingungan. Keguguran karena obat aborsi ....Dia mencoba mengingat kembali kejadian kemarin. Pagi itu, mereka berangkat dari Desa Maheswari, lalu tiba di Kota Aven sore harinya. Setelah itu, dia hanya tidur di rumah sebelum menerima ajakan dari Garry untuk bertemu ....Tiba-tiba, Tiffany mengerutkan kening.Kemarin, selain sarapan buatan bibinya dan makan malam yang disiapkan oleh Rika, dia hanya minum secangkir kopi yang dipesankan Garry. Kopi itu sudah diletakkan di tempat duduknya sebelum Tiffany tiba. Saat diminum, kopi itu sudah agak dingin.Rasa dingin yang menusuk tiba-tiba menjalar dari kakinya hingga ke kepalanya. Tiffany menggigil. Tidak, tidak mungkin .... Garry tidak mungkin melakukan itu .... Namun, selain Garry, dia tidak bisa memikirkan siapa lagi yang mungkin melakukannya.Bibinya tidak mungkin mencelakainya. Kak Rika juga tidak mungkin. Setelah semua
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 229

Pukul lima sore.Waktu jam pulang kerja di lembaga penelitian, Garry berdiri di lorong sambil terus mencoba menghubungi Tiffany melalui ponselnya. Aneh, kenapa panggilan teleponnya tidak bisa terhubung hari ini?Kalaupun ada sesuatu yang membuat Tiffany memblokir salah satu nomornya, dia masih punya nomor lain yang bahkan belum diketahui Tiffany. Tidak mungkin Tiffany sengaja tidak menjawab kedua nomor itu. Kenapa dua nomor sekaligus tidak bisa dihubungi?"Garry!"Saat Garry berusaha mencoba memahami situasinya, suara ramah direktur lembaga penelitian terdengar dari ujung lorong. Garry menoleh ke arah datangnya suara itu.Di ujung lorong, direktur sedang berdiri bersama seorang pria tinggi yang mengenakan kemeja putih. Direktur itu sedang berbicara sesuatu sambil sesekali melirik ke arahnya.Pria itu memiliki tubuh yang ramping, tetapi terlihat jelas bahwa fisiknya kokoh di balik kemeja putihnya. Dia mengenakan kacamata, tetapi alih-alih memancarkan kesan lembut dan intelektual, aurany
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 230

Sean pernah menggunakan uang untuk memaksa Tiffany yang berasal dari keluarga miskin untuk menikahinya. Dia itu bajingan! Tiffany tidak boleh melahirkan anak dari seorang bajingan seperti dia!Garry berpikir, selama anak di dalam kandungan Tiffany benar-benar sudah tiada, maka pukulan yang dia terima hari ini sepadan demi "menyelamatkan" Tiffany. Senyuman sinis Garry membuat Mark semakin marah.Dia mengayunkan tinjunya tanpa ampun ke wajah Garry. "Seberapa besar dendammu sama Tiffany sampai tega melakukan ini padanya?!""Dia mau minum apa yang kamu berikan karena dia percaya sama kamu! Tapi, kamu gunakan kepercayaan itu untuk apa? Untuk sakiti dia?""Karena aku nggak bisa biarkan dia melahirkan anak dari seorang bajingan seperti Sean. Kalau itu terjadi, hidup Tiffany akan hancur selamanya!"Garry menggertakkan giginya memelototi Mark dengan tatapan nanar. "Kalau kamu merasa puas, pukul saja aku! Nggak peduli seberapa kerasnya pun kamu mukul aku, anak di dalam kandungan Tiffany sudah ng
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 231

Di rumah sakit.Tiffany bersandar di tempat tidur, wajahnya memerah saat menatap Sean yang duduk di dekat jendela sambil memijat kakinya. "Kakiku benar-benar nggak sakit lagi. Kamu nggak perlu melakukan ini ...."Sejak Julie pergi, Sean tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia terus memijat kakinya selama hampir satu jam. Dia tidak lelah memijat, tetapi Tiffany merasa sudah cukup lelah karena dipijat terus-menerus.Kakinya memang terasa sakit sebelumnya. Namun sekarang, kaki Tiffany tidak merasakan apa pun lagi selain terasa hangat."Sean," panggil Tiffany pelan, menggigit bibirnya.Sean tetap tidak menjawab. "Sayang," katanya lagi, kali ini dengan nada lebih lembut.Akhirnya Sean mengangkat matanya, meski tetap dengan ekspresi datar."Jangan diam saja," kata Tiffany dengan gugup sambil menggigit bibir bawahnya lebih erat. "Kalau kamu terus diam saja, aku jadi cemas ...."Dia menghela napas. "Aku tahu ini salahku. Nggak seharusnya aku menyembunyikan alasan kepulanganku ke desa, nggak se
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
33
DMCA.com Protection Status