Share

Bab 230

Author: Clarissa
Sean pernah menggunakan uang untuk memaksa Tiffany yang berasal dari keluarga miskin untuk menikahinya. Dia itu bajingan! Tiffany tidak boleh melahirkan anak dari seorang bajingan seperti dia!

Garry berpikir, selama anak di dalam kandungan Tiffany benar-benar sudah tiada, maka pukulan yang dia terima hari ini sepadan demi "menyelamatkan" Tiffany. Senyuman sinis Garry membuat Mark semakin marah.

Dia mengayunkan tinjunya tanpa ampun ke wajah Garry. "Seberapa besar dendammu sama Tiffany sampai tega melakukan ini padanya?!"

"Dia mau minum apa yang kamu berikan karena dia percaya sama kamu! Tapi, kamu gunakan kepercayaan itu untuk apa? Untuk sakiti dia?"

"Karena aku nggak bisa biarkan dia melahirkan anak dari seorang bajingan seperti Sean. Kalau itu terjadi, hidup Tiffany akan hancur selamanya!"

Garry menggertakkan giginya memelototi Mark dengan tatapan nanar. "Kalau kamu merasa puas, pukul saja aku! Nggak peduli seberapa kerasnya pun kamu mukul aku, anak di dalam kandungan Tiffany sudah ng
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
waaaahhh Garry...bener² kamu yah...tunggulah...kau akan menyesali semua tindakanmu
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 231

    Di rumah sakit.Tiffany bersandar di tempat tidur, wajahnya memerah saat menatap Sean yang duduk di dekat jendela sambil memijat kakinya. "Kakiku benar-benar nggak sakit lagi. Kamu nggak perlu melakukan ini ...."Sejak Julie pergi, Sean tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia terus memijat kakinya selama hampir satu jam. Dia tidak lelah memijat, tetapi Tiffany merasa sudah cukup lelah karena dipijat terus-menerus.Kakinya memang terasa sakit sebelumnya. Namun sekarang, kaki Tiffany tidak merasakan apa pun lagi selain terasa hangat."Sean," panggil Tiffany pelan, menggigit bibirnya.Sean tetap tidak menjawab. "Sayang," katanya lagi, kali ini dengan nada lebih lembut.Akhirnya Sean mengangkat matanya, meski tetap dengan ekspresi datar."Jangan diam saja," kata Tiffany dengan gugup sambil menggigit bibir bawahnya lebih erat. "Kalau kamu terus diam saja, aku jadi cemas ...."Dia menghela napas. "Aku tahu ini salahku. Nggak seharusnya aku menyembunyikan alasan kepulanganku ke desa, nggak se

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 232

    "Sebelum temani kamu ke desa, aku sudah minta Charles pergi ke luar negeri untuk hubungi tim spesialis mata terbaik. Aku ingin mereka memberikan rencana pengobatan dan alasan yang masuk akal agar 'kesembuhan' mataku tampak wajar," kata Sean dengan pelan."Tapi aku nggak mau bohongi kamu. Aku mau jujur sama kamu sebelum orang lain tahu bahwa mataku sembuh dan sebenarnya mataku nggak pernah bermasalah. Tapi akhirnya, aku kalah cepat dari Garry."Tiffany memeluknya dengan erat. Mendengar suara Sean yang sedih membuat hatinya terasa seperti ditusuk sesuatu yang tajam. Saat mereka bertengkar tadi malam, dia memang tidak memberikan Sean kesempatan untuk menjelaskan dan dia menganggap ucapan Sean tentang rencananya hanyalah alasan.Namun, sekarang dipikir-pikir ....Sebelum dia marah malam itu, Sean memang meminta Rika memasak banyak makanan kesukaannya dan benar-benar menyuruh semua staf pulang lebih awal. Sean tidak membohonginya.Malam itu, Sean memang berniat untuk membuka hatinya sepenuh

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 233

    Video Mark yang memukul Garry menjadi viral dalam semalam. Anak konglomerat tiduri istri teman, pukuli dokter setelah anaknya keguguran. Setiap elemen dalam judul itu cukup untuk membuat netizen menjadi heboh.Keesokan paginya, Tiffany sedang bersandar di tempat tidur sambil menikmati bubur yang disuapkan Sean ketika telepon berbunyi. Nama di layar membuat Tiffany tertegun. Itu panggilan dari kakek Sean, Darmawan.Tiffany melihat telepon itu dengan bingung, lalu menoleh ke arah Sean. "Kamu sudah kasih tahu Kakek soal keguguran ini?"Sean menggeleng. "Belum."Tiffany menghela napas lega dan menjawab panggilan itu. Namun, begitu telepon tersambung, Sean langsung meraih ponselnya dari tangan Tiffany. "Lanjutkan makanmu, biar aku yang bicara sama dia."Sebelum Tiffany sempat bereaksi, Sean telah keluar membawa ponselnya. Tiffany duduk bersandar di tempat tidur dan memakan buburnya, sambil diam-diam mendengarkan percakapan Sean dengan kakeknya dari luar."Dia lagi di rumah sakit, statusnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 234

    "Bahkan orang Keluarga Tanuwijaya saja nggak tahu, lalu gimana pengunggah video ini bisa tahu aku dan Mark bersahabat? Kalau bukan karena dikasih tahu sama Garry, mana mungkin pengunggah ini tahu hubunganku sama Mark?"Tiffany bersandar di tempat tidur, tubuhnya terasa dingin dan menggigil. Sejak kemarin hingga sekarang, Garry terus-menerus mendorong batas toleransinya. Dulu, dia tidak pernah melihat sisi Garry yang seperti ini.Saat di sekolah, Garry adalah siswa teladan dan panutan semua murid. Namun setelah bekerja, dia bisa melakukan hal-hal seperti ini ....Sebelumnya Tiffany selalu berpikir bahwa Garry hanya salah paham pada Sean. Namun dia tidak menyangka, salah paham itu bisa membuat Garry merencanakan jebakan seperti ini untuknya.Bahkan setelah Tiffany kehilangan anaknya, ketika Mark memukul Garry untuk membelanya, Garry masih menggunakan cara licik seperti ini untuk membalas dendam."Aku ngasih tahu kamu masalah ini," kata Sean sambil membereskan peralatan makan dengan tenan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 235

    Tiffany mengerutkan alis, menatap Lulu dengan tajam. "Bibi, apa maksud ucapanmu itu?""Apa maksudku?" Lulu tertawa dingin sambil membantu Darmawan masuk ke kamar. Matanya penuh dengan ejekan. "Kamu pikir kami bodoh bisa dibohongi begitu saja?""Sekarang seluruh dunia tahu hubunganmu sama pria yang diadopsi Keluarga Sanskara itu. Masih mau coba menutupinya dari kami?""Berlagak polos di hadapan kami, tapi mempermalukan Keluarga Tanuwijaya di belakang. Kalau kamu benar-benar menghormati Kakek, apa mungkin kamu keluar bersenang-senang sama pria lain sampai punya anak?"Tangan Tiffany mencengkeram selimut dengan erat, berusaha menahan diri. Namun, dia tetap mencoba tersenyum sopan ke arah Darmawan. "Kakek juga nggak percaya sama aku?"Darmawan mendengus keras sambil duduk di kursi yang telah disiapkan. "Kalau kamu mau kami percaya, tunjukkan bukti bahwa anak yang kamu gugurkan itu adalah anak Keluarga Tanuwijaya!"Tiffany menggigit bibirnya. "Kakek, kalau kubilang aku baru kenal Mark semin

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 236

    "Kalau kita nggak datang, mungkin dia sudah lupa dia masih punya kakek dan paman," jelas Lulu.Tatapan Darmawan menjadi suram mendengarnya."Aku memang salah soal ini." Sean menyunggingkan senyuman dingin. Dia perlahan-lahan masuk ke bangsal, lalu duduk di samping Tiffany. "Kemarin aku seharusnya menelepon orang rumah untuk mengabari juga."Sean mengambil apel di meja dan memotongnya dengan santai untuk Tiffany. "Kemarin Tiffany merengek karena keguguran. Aku terus merawatnya, makanya lupa."Wajah Darmawan menjadi pucat. Lulu mengerlingkan matanya dan membalas, "Apa maksudmu? Tiffany lebih penting daripada Keluarga Tanuwijaya?"Sean masih menunduk dan memotong apel. "Kalau Bibi memahaminya seperti itu, aku juga nggak keberatan."Lulu sontak murka. Dia menyalahkan Sean karena Sean tidak mengabari keluarganya, tetapi Sean malah mengatakan Tiffany lebih penting daripada keluarganya.Bukankah ini sangat jelas bahwa Sean melawannya? Si buta yang buta selama bertahun-tahun kini sudah bisa me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 237

    Begitu mendengar Sean membahas tentang Ronny, ekspresi Lulu sontak berubah."Sean, kenapa kamu memfitnah pamanmu sendiri? Pamanmu nggak mungkin melakukan hal seperti itu," ujar Lulu.Sean hanya tersenyum dingin menatapnya tanpa berbicara.Darmawan mengernyit, lalu menoleh dan melirik Lulu. "Sebenarnya siapa yang bicara jujur di sini?"Lulu menggertakkan gigi, merasa sangat panik. Bagaimana bisa Sean tahu tentang Sava Media? Lulu sudah berpesan kepada Sava Media untuk tidak terlalu terang-terangan supaya tidak ketahuan.Namun, hanya dalam semalam, Sean bukan hanya mengetahui nama perusahaan yang menyebarkan berita, tetapi juga menemukan bahwa Sava Media punya hubungan dengan Grup Ronny? Sebenarnya Sean sudah tahu sejak awal atau informasinya memang begitu luar biasa?Meskipun memiliki banyak keraguan di hati, Lulu tetap menatap Darmawan dengan tenang. "Ayah, Sean pasti salah. Mana mungkin Ronny melakukan hal seperti itu? Sean keluarganya. Kalau Sean kenapa-napa, Keluarga Tanuwijaya juga

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 238

    Sean mengangkat tangannya untuk menyeka bibir Tiffany. "Oh ya, itu berarti Bibi juga sangat sibuk sampai nggak punya waktu untuk meneleponku? Sepertinya nggak sulit untuk meneleponku dan menanyakan kebenaran, 'kan?"Ekspresi Lulu seketika menjadi masam. Darmawan melambaikan tangannya dan menegur, "Sudah, jangan ribut lagi!""Suruh orang-orangmu jangan macam-macam. Tutup perusahaan mediamu itu!" jelas Darmawan sambil melirik Lulu.Usai berbicara, Darmawan melirik Sean. "Kamu juga sama. Kalau sudah tahu itu rumor, kenapa nggak mengklarifikasinya? Aku nggak mau tahu kamu pakai cara apa. Pokoknya dalam 3 hari, aku mau masalah ini beres."Darmawan melambaikan tangannya dan meneruskan, "Kalian semua keluar. Aku mau mengobrol berdua dengan Tiffany."Lulu mengerlingkan matanya. "Apa yang bisa kamu bicarakan dengan wanita nakal seperti dia?"Darmawan sontak mengedarkan tatapan dingin. Pada akhirnya, Lulu hanya bisa keluar dengan enggan."Kamu nggak boleh bicara kasar padanya." Setelah mempering

Pinakabagong kabanata

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 761

    Kepala Lena langsung terpelintir ke samping karena tamparan itu. Dia menjilat darahnya yang amis dan manis di sudut bibirnya, lalu menatap Miska yang menamparnya dengan tatapan yang dingin. "Kamu pikir kamu ini siapa?"Miska menatap Lena dengan dingin dan berkata, "Aku ini tunangan pria yang di dalam. Karena kamu, tunanganku baru jadi seperti sekarang. Kalau terjadi apa-apa padanya, aku nggak akan memaafkanmu."Setelah menatap Miska dengan tatapan menyindir selama beberapa saat, Lena tertawa. "Kamu adalah tunangannya pria itu? Kalau begitu, kamu benar-benar kasihan. Kalau kamu nggak bilang, aku akan mengira kamu ini adiknya Tiffany. Kemungkinan besar, pria itu bersamamu karena menganggapmu sebagai pengganti Tiffany, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Lena melanjutkan sambil menggelengkan kepala dan ekspresinya terlihat kasihan. "Sayang sekali. Meskipun sudah ada kamu yang sebagai pengganti, hatinya tetap nggak bisa melupakan Tiffany. Kalau nggak, dia juga nggak akan menabrak truk itu demi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 760

    "Aku Miska, panggil aku Miska saja." Gadis itu meremas tali ranselnya dan bertanya dengan cemas, "Katanya dia mau datang duluan untuk kasih kamu kejutan. Kenapa tiba-tiba kecelakaan?"Tiffany memejamkan matanya, tidak tahu harus menjelaskan dari mana untuk sesaat. Namun, dia tetap menatap gadis itu dan berkata, "Miska, kamu ... harus menyiapkan mentalmu. Cedera Xavier kelihatannya cukup parah."Miska tertegun, baru menyadari betapa serius situasinya. Mata bulatnya yang hitam sontak menjadi suram. "Dia ... dia nggak apa-apa, 'kan? Kami baru saja ... tunangan."Kalau saja Miska tidak menyebut itu, mungkin Tiffany bisa menahan diri. Namun, begitu kalimat itu dilontarkan, rasa sakit langsung menyayat hatinya.Semua ini salahnya. Karena kebaikannya sendiri, dia memberi celah bagi kakak beradik itu untuk menyakitinya.Seandainya hari itu dia berbicara terus terang kepada Sean soal kejadian tiga tahun lalu, seandainya dia membongkar kebohongan Vivi, mungkin Xavier yang jauh-jauh datang untuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 759

    Di belakang mereka mulai terdengar teriakan, ada yang mulai menelepon polisi. Suara sirene mobil patroli dan ambulans pun terdengar bersahut-sahutan.Tiffany terdiam dalam pelukan Sean, matanya masih tertutup oleh telapak tangan pria itu. Dia seperti boneka yang kehilangan jiwanya, bersandar lemas di dadanya."Xavier ... dia baik-baik saja, 'kan?""Dia akan baik-baik saja." Sean memeluknya erat. "Dia sudah dibawa ambulans untuk mendapatkan pertolongan. Kita ke sana ya.""Ya ...." Tiffany masih bersandar di pelukannya, suaranya lirih. "Sean, kamu yakin nggak salah lihat? Dia bilang besok baru sampai dan bawa tunangannya ke sini .... Gimana mungkin .... Nggak mungkin. Dia seharusnya masih di luar negeri sekarang ...."Nada suaranya pilu.Sean memeluknya lebih erat. "Mungkin dia mau kasih kejutan untukmu." Suara berat Sean terdengar serak. "Tadi dia telepon aku, tanya kamu di mana.""Aku bilang kamu di lembaga penelitian. Setelah itu, dia langsung matiin telepon. Sepertinya dia datang leb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 758

    "Tiff ... kamu benaran cuma butuh dua hari untuk menyelesaikan makalah serumit ini?"Di dalam kantor Risyad, Tiffany tersenyum sambil menatapnya. "Ini semua berkat bimbingan Pak Risyad yang luar biasa. Aku tahu kamu sangat menghargaiku, jadi aku nggak berani menyepelekan tugasku. Makanya, aku buru-buru menyelesaikannya."Risyad yang memakai kacamata tebal itu pun memancarkan kebanggaan dan kekaguman. "Anak muda memang luar biasa! Penuh semangat, penuh energi, dan punya kemampuan!"Saking semangatnya, Risyad menahan Tiffany untuk mengobrol. Sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu dari luar, barulah Tiffany bisa terbebas dari pembicaraan panjang Risyad yang sangat antusias.Saat Tiffany keluar dari lembaga penelitian, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Matahari masih bersinar, tetapi cahayanya terasa lembut.Saat berdiri di depan gerbang lembaga penelitian, Tiffany meregangkan badan sambil menarik napas lega. Beban besar di hatinya akhirnya terangkat.Beberapa hari ke depan, tugasnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 757

    Xavier dan tunangannya dijadwalkan tiba di Kota Aven tiga hari lagi. Agar punya waktu untuk menemani tunangan Xavier jalan-jalan di Kota Aven, Tiffany sampai mengambil cuti beberapa hari dari lembaga penelitian.Untungnya, pihak lembaga cukup pengertian. Meskipun Tiffany baru bekerja di sana, setiap kali dia meminta cuti, atasan selalu menyetujui tanpa banyak tanya."Tapi, Tiff ...." Suara Risyad terdengar dari seberang telepon, diiringi batuk kecil. "Aku ingat kamu janji, selama beberapa hari ini di rumah, kamu bakal menyelesaikan jurnal penelitianmu, 'kan?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Tenang saja, Pak! Sebelum masa cuti habis, aku pasti akan kirim jurnal penelitianku ke lembaga! Aku nggak pernah ingkar janji kok!"Suaranya yang tegas dan meyakinkan membuat Risyad tertawa. "Oke, jangan sampai kamu ingkar janji ya!"Setelah mengobrol sebentar, Tiffany langsung merengek manja pada Sean untuk mengantarnya pulang agar bisa segera menulis jurnal.Meskipun mengatakan akan menyelesaikanny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 756

    Begitu selesai bicara, Xavier langsung mengakhiri panggilan.Di sisi lain, Tiffany masih memegang ponsel dengan perasaan yang menggebu-gebu. Xavier akhirnya menemukan cinta sejatinya! Bagi Tiffany, ini benar-benar adalah kabar bahagia!Selama lima tahun terakhir, Xavier selalu ada di sampingnya, menjaga janji yang pernah dia ucapkan pada mendiang ibunya. Tiffany bahkan sempat khawatir, apakah Xavier akan selamanya membujang demi merawatnya?Dia bahkan pernah berpikir, kalau dia akhirnya balikan dengan Sean dan meninggalkan Xavier begitu saja, bukankah itu terlalu kejam?Apalagi selama lima tahun ini, perhatian Xavier padanya benar-benar tak ada duanya. Bahkan, Xavier tidak sebaik itu terhadap adik kandungnya sendiri, Jayla.Tiffany benar-benar tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Xavier. Kini, karena Xavier sudah menemukan cinta sejatinya, dia akhirnya merasa lega.Tak lama kemudian, Sean kembali ke mobil. Tiffany yang kini sudah tidak mengantuk, bersandar di kursi sambil terse

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 755

    Tak lama kemudian, mobil sampai di taman kanak-kanak.Meskipun Sean sudah sangat berhati-hati, suara gaduh dari luar mobil saat parkir tetap saja membangunkan Tiffany dari tidurnya.Mata wanita itu masih terlihat mengantuk, tetapi tetap terlihat jernih dan indah. Dia menguap dan menoleh ke luar jendela. "Sudah sampai ya."Setelah itu, dia mengangkat tangan untuk membuka pintu mobil, tetapi segera dihentikan oleh Sean.Pria itu tersenyum tipis, tampak tak berdaya. "Kalau masih ngantuk, jangan turun dulu. Biar aku saja yang antar mereka masuk. Kamu tunggu di mobil saja."Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks menoleh menatap dua anak kecil di sampingnya. "Tapi ....""Sudahlah." Arlo menghela napas panjang. "Mama yang bodoh, istirahat saja di mobil. Kami turun dulu.""Betul! Mama istirahat saja ya!" Arlene ikut mengangguk sambil tersenyum lebar.Akhirnya, Tiffany pun ditinggal sendiri di dalam mobil, sementara ketiganya orang itu turun bersama.Bersandar di jok kulit mobil, Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 754

    "Juga bakal jadi anak kecil yang gendut nanti," ucap Arlo yang mengikuti di belakang Sean dengan cemberut."Sembarangan! Arlene nggak bakal gendut!""Kamu bakal gendut!"Arlo menarik napas dalam-dalam. "Nggak masalah kalau Pak Sean antar kita ke sekolah setiap hari. Tapi, Mama juga harus ikut."Tiffany tertegun dan refleks bertanya, "Kenapa begitu?"Dia baru saja berpikir, kalau nanti anak-anak diantar Sean setiap hari, dia bisa bermalas-malasan di rumah dong ....Jujur saja, selama beberapa tahun ini, kecuali dalam kondisi khusus, semua urusan antar jemput anak-anak ke sekolah diurus oleh Tiffany sendiri. Itu cukup melelahkan.Sekarang dia akhirnya mendapat kesempatan untuk bermalas-malasan, tetapi anaknya malah tidak memberinya izin?"Buat menunjukkan kepemilikan." Arlo mencebik dan berkata dengan suara rendah, "Soalnya para ibu-ibu terus melihat Pak Sean kayak mau diterkam. Jadi, Mama harus selalu ikut. Kalau nggak, para guru juga bisa jadi gila."Tiffany tidak bisa berkata-kata. Ay

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 753

    Tiffany keluar dari kamar Sean dengan pipi memerah. Di luar pintu, dua bocah kecil yang memakai setelan jas kecil dan gaun kecil sedang berdiri manis, dengan tas kecil di punggung mereka. Mereka bersandar di dinding koridor seperti dua murid SD yang sedang dihukum berdiri.Melihat Tiffany keluar, Arlo cemberut dan mengedipkan mata dengan nakal. "Mama ini nggak tahan godaan, cepat banget ditaklukkan."Wajah Tiffany langsung memerah.Arlene yang melihat itu buru-buru berlari ke depan Tiffany dan melindunginya. "Kakak nggak boleh bicara kayak gitu ke Mama ya! Mama itu kayak Arlene, suka sama pria ganteng!"Arlo memutar bola matanya dengan pasrah. "Kalian sama-sama bucin."Arlene membalas dengan percaya diri, "Hmph! Kata Guru, cewek yang bucin itu lebih disukai!"Suara polos kedua anak itu seketika membuat hati Tiffany hangat dan senang. Dia tersenyum tipis, lalu berjongkok sambil mengelus kepala Arlene. "Mana PR yang butuh tanda tangan Mama?"Arlene cemberut dan berjinjit mendekat ke teli

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status