Share

Bab 231

Penulis: Clarissa
Di rumah sakit.

Tiffany bersandar di tempat tidur, wajahnya memerah saat menatap Sean yang duduk di dekat jendela sambil memijat kakinya. "Kakiku benar-benar nggak sakit lagi. Kamu nggak perlu melakukan ini ...."

Sejak Julie pergi, Sean tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia terus memijat kakinya selama hampir satu jam. Dia tidak lelah memijat, tetapi Tiffany merasa sudah cukup lelah karena dipijat terus-menerus.

Kakinya memang terasa sakit sebelumnya. Namun sekarang, kaki Tiffany tidak merasakan apa pun lagi selain terasa hangat.

"Sean," panggil Tiffany pelan, menggigit bibirnya.

Sean tetap tidak menjawab.

"Sayang," katanya lagi, kali ini dengan nada lebih lembut.

Akhirnya Sean mengangkat matanya, meski tetap dengan ekspresi datar.

"Jangan diam saja," kata Tiffany dengan gugup sambil menggigit bibir bawahnya lebih erat. "Kalau kamu terus diam saja, aku jadi cemas ...."

Dia menghela napas. "Aku tahu ini salahku. Nggak seharusnya aku menyembunyikan alasan kepulanganku ke desa, nggak se
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
kasian Sean🥹
goodnovel comment avatar
Retna Sari
kesal aja sm tifani, padahal sean mencintainya dg tulus..eh malah percaya sm geri...seharusnya diamkan aja tu tifani, krn sudH menyia2kan kepercayaan sean. dan dampak sampai kehilangin bayi, klu perlu biar tifani yg ngemis maaf sm sean..bohongnya udah kelewat batas...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 232

    "Sebelum temani kamu ke desa, aku sudah minta Charles pergi ke luar negeri untuk hubungi tim spesialis mata terbaik. Aku ingin mereka memberikan rencana pengobatan dan alasan yang masuk akal agar 'kesembuhan' mataku tampak wajar," kata Sean dengan pelan."Tapi aku nggak mau bohongi kamu. Aku mau jujur sama kamu sebelum orang lain tahu bahwa mataku sembuh dan sebenarnya mataku nggak pernah bermasalah. Tapi akhirnya, aku kalah cepat dari Garry."Tiffany memeluknya dengan erat. Mendengar suara Sean yang sedih membuat hatinya terasa seperti ditusuk sesuatu yang tajam. Saat mereka bertengkar tadi malam, dia memang tidak memberikan Sean kesempatan untuk menjelaskan dan dia menganggap ucapan Sean tentang rencananya hanyalah alasan.Namun, sekarang dipikir-pikir ....Sebelum dia marah malam itu, Sean memang meminta Rika memasak banyak makanan kesukaannya dan benar-benar menyuruh semua staf pulang lebih awal. Sean tidak membohonginya.Malam itu, Sean memang berniat untuk membuka hatinya sepenuh

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 233

    Video Mark yang memukul Garry menjadi viral dalam semalam. Anak konglomerat tiduri istri teman, pukuli dokter setelah anaknya keguguran. Setiap elemen dalam judul itu cukup untuk membuat netizen menjadi heboh.Keesokan paginya, Tiffany sedang bersandar di tempat tidur sambil menikmati bubur yang disuapkan Sean ketika telepon berbunyi. Nama di layar membuat Tiffany tertegun. Itu panggilan dari kakek Sean, Darmawan.Tiffany melihat telepon itu dengan bingung, lalu menoleh ke arah Sean. "Kamu sudah kasih tahu Kakek soal keguguran ini?"Sean menggeleng. "Belum."Tiffany menghela napas lega dan menjawab panggilan itu. Namun, begitu telepon tersambung, Sean langsung meraih ponselnya dari tangan Tiffany. "Lanjutkan makanmu, biar aku yang bicara sama dia."Sebelum Tiffany sempat bereaksi, Sean telah keluar membawa ponselnya. Tiffany duduk bersandar di tempat tidur dan memakan buburnya, sambil diam-diam mendengarkan percakapan Sean dengan kakeknya dari luar."Dia lagi di rumah sakit, statusnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 234

    "Bahkan orang Keluarga Tanuwijaya saja nggak tahu, lalu gimana pengunggah video ini bisa tahu aku dan Mark bersahabat? Kalau bukan karena dikasih tahu sama Garry, mana mungkin pengunggah ini tahu hubunganku sama Mark?"Tiffany bersandar di tempat tidur, tubuhnya terasa dingin dan menggigil. Sejak kemarin hingga sekarang, Garry terus-menerus mendorong batas toleransinya. Dulu, dia tidak pernah melihat sisi Garry yang seperti ini.Saat di sekolah, Garry adalah siswa teladan dan panutan semua murid. Namun setelah bekerja, dia bisa melakukan hal-hal seperti ini ....Sebelumnya Tiffany selalu berpikir bahwa Garry hanya salah paham pada Sean. Namun dia tidak menyangka, salah paham itu bisa membuat Garry merencanakan jebakan seperti ini untuknya.Bahkan setelah Tiffany kehilangan anaknya, ketika Mark memukul Garry untuk membelanya, Garry masih menggunakan cara licik seperti ini untuk membalas dendam."Aku ngasih tahu kamu masalah ini," kata Sean sambil membereskan peralatan makan dengan tenan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 235

    Tiffany mengerutkan alis, menatap Lulu dengan tajam. "Bibi, apa maksud ucapanmu itu?""Apa maksudku?" Lulu tertawa dingin sambil membantu Darmawan masuk ke kamar. Matanya penuh dengan ejekan. "Kamu pikir kami bodoh bisa dibohongi begitu saja?""Sekarang seluruh dunia tahu hubunganmu sama pria yang diadopsi Keluarga Sanskara itu. Masih mau coba menutupinya dari kami?""Berlagak polos di hadapan kami, tapi mempermalukan Keluarga Tanuwijaya di belakang. Kalau kamu benar-benar menghormati Kakek, apa mungkin kamu keluar bersenang-senang sama pria lain sampai punya anak?"Tangan Tiffany mencengkeram selimut dengan erat, berusaha menahan diri. Namun, dia tetap mencoba tersenyum sopan ke arah Darmawan. "Kakek juga nggak percaya sama aku?"Darmawan mendengus keras sambil duduk di kursi yang telah disiapkan. "Kalau kamu mau kami percaya, tunjukkan bukti bahwa anak yang kamu gugurkan itu adalah anak Keluarga Tanuwijaya!"Tiffany menggigit bibirnya. "Kakek, kalau kubilang aku baru kenal Mark semin

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 236

    "Kalau kita nggak datang, mungkin dia sudah lupa dia masih punya kakek dan paman," jelas Lulu.Tatapan Darmawan menjadi suram mendengarnya."Aku memang salah soal ini." Sean menyunggingkan senyuman dingin. Dia perlahan-lahan masuk ke bangsal, lalu duduk di samping Tiffany. "Kemarin aku seharusnya menelepon orang rumah untuk mengabari juga."Sean mengambil apel di meja dan memotongnya dengan santai untuk Tiffany. "Kemarin Tiffany merengek karena keguguran. Aku terus merawatnya, makanya lupa."Wajah Darmawan menjadi pucat. Lulu mengerlingkan matanya dan membalas, "Apa maksudmu? Tiffany lebih penting daripada Keluarga Tanuwijaya?"Sean masih menunduk dan memotong apel. "Kalau Bibi memahaminya seperti itu, aku juga nggak keberatan."Lulu sontak murka. Dia menyalahkan Sean karena Sean tidak mengabari keluarganya, tetapi Sean malah mengatakan Tiffany lebih penting daripada keluarganya.Bukankah ini sangat jelas bahwa Sean melawannya? Si buta yang buta selama bertahun-tahun kini sudah bisa me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 237

    Begitu mendengar Sean membahas tentang Ronny, ekspresi Lulu sontak berubah."Sean, kenapa kamu memfitnah pamanmu sendiri? Pamanmu nggak mungkin melakukan hal seperti itu," ujar Lulu.Sean hanya tersenyum dingin menatapnya tanpa berbicara.Darmawan mengernyit, lalu menoleh dan melirik Lulu. "Sebenarnya siapa yang bicara jujur di sini?"Lulu menggertakkan gigi, merasa sangat panik. Bagaimana bisa Sean tahu tentang Sava Media? Lulu sudah berpesan kepada Sava Media untuk tidak terlalu terang-terangan supaya tidak ketahuan.Namun, hanya dalam semalam, Sean bukan hanya mengetahui nama perusahaan yang menyebarkan berita, tetapi juga menemukan bahwa Sava Media punya hubungan dengan Grup Ronny? Sebenarnya Sean sudah tahu sejak awal atau informasinya memang begitu luar biasa?Meskipun memiliki banyak keraguan di hati, Lulu tetap menatap Darmawan dengan tenang. "Ayah, Sean pasti salah. Mana mungkin Ronny melakukan hal seperti itu? Sean keluarganya. Kalau Sean kenapa-napa, Keluarga Tanuwijaya juga

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 238

    Sean mengangkat tangannya untuk menyeka bibir Tiffany. "Oh ya, itu berarti Bibi juga sangat sibuk sampai nggak punya waktu untuk meneleponku? Sepertinya nggak sulit untuk meneleponku dan menanyakan kebenaran, 'kan?"Ekspresi Lulu seketika menjadi masam. Darmawan melambaikan tangannya dan menegur, "Sudah, jangan ribut lagi!""Suruh orang-orangmu jangan macam-macam. Tutup perusahaan mediamu itu!" jelas Darmawan sambil melirik Lulu.Usai berbicara, Darmawan melirik Sean. "Kamu juga sama. Kalau sudah tahu itu rumor, kenapa nggak mengklarifikasinya? Aku nggak mau tahu kamu pakai cara apa. Pokoknya dalam 3 hari, aku mau masalah ini beres."Darmawan melambaikan tangannya dan meneruskan, "Kalian semua keluar. Aku mau mengobrol berdua dengan Tiffany."Lulu mengerlingkan matanya. "Apa yang bisa kamu bicarakan dengan wanita nakal seperti dia?"Darmawan sontak mengedarkan tatapan dingin. Pada akhirnya, Lulu hanya bisa keluar dengan enggan."Kamu nggak boleh bicara kasar padanya." Setelah mempering

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 239

    "Ya." Tiffany menceritakan segala yang terjadi kepada Darmawan. "Sebenarnya semua ini salahku. Aku tahu dia punya prestasi yang baik, makanya mengira dia juga orang yang baik. Aku terlalu percaya padanya ....""Percaya pada orang bukan kesalahanmu." Darmawan menggeleng dan mengembuskan napas. "Biar aku yang memberinya pelajaran."Tiffany terbelalak. "Kakek ...." Bukannya tadi Darmawan bilang dia sudah tua dan tidak bisa mengurus masalah mereka lagi? Kenapa tiba-tiba mau memberi Garry pelajaran?"Aku memang nggak bisa apa-apa lagi." Seolah-olah mengetahui isi pikiran Tiffany, Darmawan terkekeh-kekeh. "Tapi, aku bisa menyuruh orang yang turun tangan. Orang itu pasti mau."Darmawan menghela napas sebelum melanjutkan, "Pertempuran besar akan segera dimulai. Sudah waktunya dia pulang."Tiffany tidak tahu siapa orang yang disebut Darmawan. Darmawan bangkit dan berpesan, "Istirahat dengan baik. Wanita paling lemah di saat seperti ini."Tiffany menggigit bibirnya. "Ya, aku ngerti.""Kalau begi

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 613

    Keesokan harinya, setelah mengantar Arlo dan Arlene ke taman kanak-kanak, Tiffany langsung mengemudikan mobilnya menuju kota tempat tinggal Zion sesuai alamat yang diberikan Morgan.Dari pusat kota yang ramai, dia melewati pinggiran kota, masuk ke jalan tol, lalu berbelok ke jalan pedesaan yang semakin sepi.Sepanjang perjalanan, sebuah Land Rover hitam terus mengikutinya dari belakang. Dari kaca spion, Tiffany bisa melihat dengan jelas bahwa mobil itu memiliki pelat nomor dari Kota Aven.Orang dari Kota Aven.Tiffany bahkan tidak perlu berpikir lama untuk tahu siapa yang ada di dalam mobil itu. Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri lagi. Tiffany memasang earphone bluetooth dan langsung menelepon Sean. "Kamu ngikutin aku?"Pria di ujung telepon terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab, "Kamu sadar ya?"Tiffany terdiam.Mengikuti seseorang secara terang-terangan dengan Land Rover yang mencolok baik dari segi ukuran maupun model, bukankah itu memang sengaja ingin ketahuan?"Aku cuma mau

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 612

    Tiffany sangat memahami Sean. Dia tidak mungkin berbicara dengan nada seperti itu kepada seorang pria. Kalau perempuan .... Satu-satunya wanita yang paling dekat dengannya, Sanny, masih dirawat di Rumah Sakit Kintan.Tiffany merasa sedikit jengkel. Dia mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Julie meliriknya sekilas, seakan ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya memilih diam.Setelah beberapa saat, dia menepuk bahu Tiffany pelan. "Aku sudah cari tahu. Dalam lima tahun terakhir, dia memang nggak pernah dekat sama wanita mana pun.""Tapi ... wanita yang mengincarnya sih nggak sedikit.""Tenang saja."Tiffany mengangguk, tapi beberapa detik kemudian, dia menyadari ada yang janggal. "Kenapa aku harus tenang?" Dia bahkan belum berniat untuk kembali bersama Sean."Cepat atau lambat," sahut Julie.Dia menghela napas panjang sebelum menambahkan, "Lagian, setelah kalian bersama lagi, masih ada satu hal yang harus kalian selesaikan."Tiffany mengernyit. "Apa itu?""Nanti juga kamu akan tahu."

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 611

    Tiffany kembali ke rumah sakit dan mendapati Julie sudah menunggunya di kantor dengan tangan bersedekap."Aku sudah lihat beritanya," ucap Julie.Dengan jas putih yang membalut tubuh tinggi semampainya, Julie bersandar di kursi sambil menatap Tiffany dengan sorot mata dingin. "Cuma pergi ngajar sebentar saja bisa bikin heboh begini."Tanpa perlu ditanyakan sekalipun, Tiffany sudah bisa memahami apa yang sedang dibicarakan Julie.Tiffany berjalan ke mejanya dengan tenang dan duduk, "Masalah tentang Zion sudah kuselidiki dan kujelaskan semuanya dua tahun lalu. Aku nggak perlu takut."Julie mengangkat alis dan menatapnya dengan sorot mata yang tetap tenang. "Kamu kira aku lagi membicarakan tentang Zion?""Soal itu sudah lama diselesaikan. Tim investigasi rumah sakit melakukan penyelidikan menyeluruh waktu itu. Apa lagi yang bisa dia lakukan sekarang?""Ini yang kubicarakan!" Julie mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto.Di dalamnya, Tiffany tampak memeluk sebuket besar mawar m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 610

    "Turun dari mobil." Tiffany mengernyit. "Sekarang sudah jam 3 sore. Aku harus ke rumah sakit untuk absen. Nanti sore harus menjemput anak di sekolah."Sean menggigit bibirnya, memasang ekspresi keras kepala. "Aku harus melindungimu. Jadi, ke mana pun kamu pergi, aku akan ikut."Tiffany mendengus. "Melindungiku? Apa kamu juga mempelajarinya dari novel?"Wanita itu menoleh, menatap Sean dengan sorot mata penuh ejekan. "Lemah sekali, yang suka membaca novel romansa itu aku yang lima tahun lalu. Sekarang aku cuma suka membaca jurnal medis."Sean mengangguk. "Kalau begitu, lain kali aku akan meneliti jurnal medis."Tiffany termangu sesaat. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menekan tombol pintu mobil. "Aku nggak peduli apa yang ingin kamu teliti. Tapi, sekarang aku butuh kamu turun dari mobil."Sean mengernyit menatap Tiffany lekat-lekat. "Dok Tiff, kamu harus tahu satu hal, aku ini punya kebiasaan buruk. Aku orangnya cukup pemberontak. Kalau kamu menyuruhku turun, justru aku nggak akan tu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 609

    "Aku mengenalmu lebih baik dari siapa pun."Ketika kalimat itu diucapkan dengan suara rendah oleh Sean, hati Tiffany tak kuasa bergetar. Baik lima tahun yang lalu maupun sekarang, kalimat ini selalu membawa kehangatan aneh setiap kali mendengar Sean mengatakannya.Terutama di saat seperti ini. Mereka telah terpisah selama lima tahun penuh. Lima tahun sudah cukup untuk mengubah banyak hal, cukup lama untuk membuat seseorang menjadi pribadi yang benar-benar berbeda.Namun, setelah bertemu lagi dan di saat dirinya difitnah, Sean masih bisa duduk dengan tenang di kursi belakang mobilnya dan berkata, "Aku mengenalmu lebih baik dari siapa pun."Perasaan dan ketulusan seperti ini membuatnya tersentuh. Tiffany menarik napas dalam-dalam. Senyuman tipis terukir di sudut bibirnya. "Kalau begitu, terima kasih, Pak Sean.""Sama-sama, Dok Tiff." Sean menyandarkan kedua lengannya di belakang kepala. "Tapi, kulihat tadi ada beberapa mahasiswa yang mengambil foto di kelas. Aku rasa masalah ini nggak ak

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 608

    "Malam ini aku masih ingin makan pangsit buatanmu."Tiffany memutar matanya. "Nggak mood buat."Dia benar-benar tidak mengerti kenapa tiba-tiba muncul seseorang yang ingin memperjuangkan keadilan untuk Zion, seolah-olah dia adalah orang jahat di sini.Cedera tangan Tiffany sangat parah dulu. Setiap beberapa waktu, dia harus pergi ke Elupa untuk menjalani perawatan.Suatu kali, saat dia sedang dalam perjalanan untuk berobat, rumah sakit menerima pasien dengan kondisi medis yang sangat kompleks.Tanpa mengabari Tiffany, Zion merasa kondisi pasien sangat mirip dengan salah satu kasus yang pernah dia tangani bersama Tiffany sebelumnya.Demi membuktikan kemampuannya, dia nekat mengajukan diri untuk menangani operasi, bahkan berbohong kepada rumah sakit bahwa rencana operasinya adalah hasil arahan Tiffany.Saat itu, kondisi pasien cukup mendesak. Karena pihak rumah sakit tidak dapat menghubungi Tiffany, mereka pun memercayai Zion.Akibatnya, terjadi insiden medis yang cukup besar. Jika bukan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 607

    Quinn tertegun sejenak, baru menyadari bahwa Sean sedang menyindirnya dengan kata-katanya sendiri. Wajahnya langsung memerah karena marah. "Aku hanya nggak tahan melihat ini terjadi!""Kalau begitu, ada satu pertanyaan." Sean tersenyum tipis. "Bahkan kamu, seorang mahasiswa biasa, bisa nggak tahan dan tahu soal 'kebenaran' ini. Tapi anehnya, rahasia sebesar ini bisa tersembunyi begitu dalam, sampai-sampai seluruh dunia medis Kota Kintan nggak mengetahuinya dan butuh mahasiswa sepertimu menegakkan keadilan?"Wajah Quinn langsung pucat pasi. Dia menggigit bibirnya, ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi Tiffany sudah melangkah naik ke podium dengan ekspresi tenang. Hanya alisnya yang berkerut sedikit."Tentang insiden malapraktik Zion, aku jarang membicarakannya. Dia adalah murid pertamaku dan dulu adalah rekan terbaikku. Saat insiden itu terjadi, aku benar-benar sedih dan terpukul.""Aku nggak ingin orang lain menghakimi dirinya dan aku juga memahami perasaannya saat itu. Tapi, dia mema

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 606

    Semakin berbicara, Quinn semakin emosi. Hingga akhirnya, dia langsung menangis tersedu-sedu.Dia menepis tangan satpam yang menahannya, suaranya penuh dengan isak tangis. "Tiffany! Jangan kira aku nggak tahu rahasiamu! Kamu punya dua anak! Kamu juga punya seorang suami!""Tapi, pria yang selalu ada di sisimu ini sudah mengejarmu sejak lama! Kamu bukan hanya tidak menolaknya, tapi bahkan pernah masuk hotel bersamanya!"Setelah berkata demikian, Quinn langsung menunjukkan sebuah foto dari ponselnya. Di foto itu, terlihat Tiffany sedang membantu Sean masuk ke hotel setelah makan malam di restoran. Saat itu, Sean mengalami sakit perut karena makan makanan yang terlalu pedas.Karena sudut pengambilan gambar, foto itu tampak seperti Tiffany tersenyum bahagia sambil menggandeng lengan Sean dengan mesra.Foto itu ditambah dengan tuduhan yang dilontarkan Quinn, membuat seluruh kelas langsung gempar!Di Kota Kintan, Tiffany adalah ahli bedah jantung nomor satu. Dia adalah sosok yang dihormati da

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 605

    Menghadapi tuduhan tak berdasar dari Quinn, Tiffany tersenyum dingin. Tak ada lagi kelembutan di matanya seperti sebelumnya.Tiffany tahu bahwa bersikap terlalu baik hanya akan membuat seseorang dimanfaatkan dan dirugikan.Dia menatap Quinn dengan tatapan dingin. "Aku bermain dengan banyak orang? Aku bahkan nggak ingat aku pernah 'bermain' denganmu. Apa aku perlu membuktikan dengan fakta bahwa aku sudah punya anak untuk memberitahumu aku ini bukan lesbian?"Kata-kata Tiffany membuat seluruh ruangan kelas tiba-tiba sunyi. Sesaat kemudian, para mahasiswa mulai tertawa terbahak-bahak.Quinn tertegun, mungkin dia tidak menyangka Tiffany akan menanggapinya dengan kalimat seperti itu.Namun, dia segera tersenyum sinis, menatap Tiffany dengan dingin. "Akhirnya kamu menunjukkan sisi aslimu. Aku sudah berkali-kali bilang pada Kak Zion kalau kamu ini munafik, tapi dia nggak percaya!""Sekarang akhirnya kamu memperlihatkan wajah aslimu, 'kan? Kamu sama sekali nggak baik, nggak manis, dan cuma wan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status