Semua Bab Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Bab 81 - Bab 90

477 Bab

Tak Punya Muka

Alina sangat terkejut melihat siapa yang ada di hadapannya sekarang. Tatapan matanya tidak teralihkan, bahkan suaranya sampai tidak bisa keluar dari tenggorokan karena keterkejutan yang menguasai dirinya.Aksa menatap datar pada dua manusia di depannya. Perselingkuhan? Aksa benci itu!Aksa menoleh pada Alina yang hanya diam. Dia lalu menggandeng tangan Alina agar keluar dari lift, sementara orang yang mereka temui bisa masuk.Karin diam saat Alina dan Aksa melewatinya begitu saja. Dia juga terkejut saat bertemu dengan kedua iparnya di sana. Karin di sana bersama seorang pria, bahkan pundaknya dirangkul mesra, membuatnya panik saat melihat Alina. Apalagi sikap Alina yang hanya diam, tidak bertanya atau mengamuknya, malah membuat Karin begitu was-was.“Ayo, Sayang.”Alina mendengar suara pria itu memanggil ‘sayang’ pada Karin. Serius? Karin berselingkuh?Saat pintu lift hampir tertutup. Karin tiba-tiba menekan tombol yang membuat pintu kembali terbuka. Dia berjalan cepat mengejar Alina
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Takut Diadukan

Setelah kejadian malam itu. Akhirnya Dani pulang dari luar kota dan sangat senang saat sampai rumah.Ketika baru saja masuk rumah, Karin langsung menyambutnya dengan senyum merekah. Dia harus terlihat biasa saja meski pikirannya masih ketakutan karena ketahuan berselingkuh. Dia melihat Dani yang bersikap biasa, membuatnya berpikir mungkin Alina tidak berani mengadu.“Bagaimana acaranya?” tanya Karin sambil merangkul leher Dani dengan manja.Dani memulas senyum sambil memegangi pinggang Karin.“Semua berjalan dengan lancar,” jawab Dani, “harusnya kamu ikut, di sana ada pesta kembang api juga,” ujar Dani menceritakan keseruan di acara perusahaan.“Benarkah? Sayang sekali, harusnya aku ikut,” balas Karin terlihat menyesal lalu bersikap biasa seolah tak terjadi apa-apa.“Oh ya, malam ini Kak Alina dan Kak Aksa mau datang makan malam. Aku sudah memesan makanan buat nanti, jadi kamu tidak usah repot-repot membuat sesuatu untuk mereka,” ucap Dani memberitahu rencana makan malamnya dengan Alin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Kelas Menenangkan Wanita

Dani sangat terkejut ketika mendengar sesuatu terjatuh, apalagi dia mendengar teriakan Karin yang membuat Dani langsung masuk dapur. Dani terkesiap melihat Karin terduduk di lantai sambil memegangi lengan dan menangis.“Karin.” Dani langsung mendekat.Alina masih belum bisa menelaah apa yang terjadi, tiba-tiba kembali dikejutkan dengan kedatangan Dani. Dia memandang sang adik yang kini sedang membantu Karin berdiri.“Ada apa ini?” tanya Dani.“Aku tahu kalau salah karena tidak sopan sama Kak Alina, tapi apa Kak Alina harus mendorongku seperti ini?” Karin mengadu tak sesuai fakta. Dia memasang wajah memelas dengan air mata palsunya.Alina sangat terkejut. Bisa-bisanya Karin menuduhnya seperti itu.“Aku tidak melakukannya,” ucap Alina membela diri.“Aku salah, Kak. Aku minta maaf,” ucap Karin memelas seolah dirinya yang paling teraniaya.Dani diam mendengar pembelaan Alina dan rengekan Karin. Dia melihat Karin yang menangis sambil memeluk lengannya. Alina sampai menggeleng, kenapa Karin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Rapuh Urusan Keluarga

Di rumah Dani. Dia hanya duduk diam sambil sesekali menghela napas kasar.Karin menatap Dani yang sedang menahan emosi. Dia duduk di samping Dani, lalu menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Maaf karena sudah membuat makan malam ini kacau. Aku benar-benar nggak tahu, kenapa Kak Alina seperti itu kepadaku. Apa mungkin Kak Alina sedang ada masalah, karena itu dia jadi sensitif,” ucap Karin masih memperlihatkan kesedihan pada Dani.Dani menoleh pada Karin, lalu bertanya, “Apa benar kalau Kak Alina yang mendorongmu? Kamu tahu, itu tidak seperti Kak Alina!”Karin terkejut mendengar pertanyaan Dani, lalu terlihat tak senang.“Kamu nggak percaya padaku?” tanya Karin langsung marah.“Aku hanya tanya, kenapa kamu marah?” tanya balik Dani.Karin gelagapan, lalu menjawab, “Ya, gimana aku nggak marah? Kamu seperti lebih percaya pada Kak Alina ketimbang aku. Untuk apa juga aku bohong? Kak Alina benar-benar mendorongku.”Dani diam menatap datar pada Karin. Dia kemudian berdiri hingga membuat Kari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

Mencemaskan Dani

Alina pergi ke butik di hari berikutnya. Hari itu butiknya lumayan ramai yang datang dan itu membuat Alina sangat lega.“Selamat datang.” Alina menyapa seorang pelanggan lama yang datang ke butiknya.“Apa kamu punya desain baru? Aku mau ada acara kondangan dan butuh baju yang kelihatan beda,” kata pelanggan itu.Alina tersenyum lalu menunjukkan koleksi baju di butiknya.Pelanggan itu memilih dan Alina berdiri di dekat wanita itu.“Oh ya, waktu itu aku lihat videomu yang viral itu. Tapi aku nggak percaya, kamu itu baik masa seperti itu,” ucap pelanggan itu.Alina tersenyum canggung. Jadi benar, sepertinya pembelinya sempat tidak pernah datang karena kasus itu.“Itu hanya salah paham dan sudah diselesaikan,” balas Alina ramah merasa perlu menanggapi agar sopan.Pelanggan itu menoleh pada Alina, lalu kembali bicara. “Iya, aku juga percaya kamu. Apalagi ada kok akun yang klarifikasi soal kasus itu. Intinya sih minta maaf sudah nyebar video tanpa izin dan ternyata itu fitnah. Terus ada fot
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

Sudah Tahu

Dani baru saja sampai di rumah. Saat dia baru masuk, Dani tidak melihat Karin di ruang tengah seperti biasanya. Dani pergi ke kamar untuk mencari Karin, hingga dia mendengar suara dari kamar mandi.Dani berjalan pelan, suaranya semakin jelas seperti mual dan tidak bisa muntah. Tentu saja Dani tahu suara milik siapa itu. Dia membuka sedikit pintu kamar mandi yang tidak tertutup dan melihat Karin berjongkok di depan closet sambil berusaha muntah.Dani tiba-tiba diam. Bahkan sama sekali tidak bereaksi melihat Karin seperti orang sakit.Karin tidak sadar kalau Dani sudah pulang. Dia baru selesai muntah dan menyiram kloset, saat berjalan menuju pintu kamar mandi, Karin terkejut melihat Dani berdiri di depan pintu.“Kamu baru pulang? Kenapa tidak ada suara manggil sama sekali?” tanya Karin lalu bersikap biasa, bahkan masih bisa tersenyum.“Aku baru saja datang,” ucap Dani bersikap biasa, seolah tak melihat apa yang terjadi pada Karin.Karin mengangguk-angguk.“Apa kamu sakit?” tanya Dani tet
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

Panik Ketahuan

Alina turun dari bus sambil tersenyum. Dia memandang rantang yang dibawanya lalu berjalan menuju perusahaan Dani dan membawakan makan siang untuk adiknya itu. Dia merasa perlu memberikan dukungan ke sang adik, sebelum Alina benar-benar memberitahukan tentang Karina.Alina sudah sampai di lobby, berdiri di sana menunggu Dani keluar menemuinya.“Kak.” Dani terkejut Alina berkata ada di perusahaannya, tetapi dia juga senang bisa melihat sang kakak di sana.Alina melebarkan senyum melihat Dani. Dia memperlihatkan rantang yang dibawa.“Aku membawakan makan siang buatmu, mau makan bersama?”Dani mengangguk senang.Mereka makan bersama di kantin perusahaan. Dani makan dengan lahap sehingga membuat Alina begitu senang.“Kamu sangat kangen masakanku, ya?” tanya Alina sambil terus memandang Dani makan.Dani mengangguk dan terus menyantap makanan buatan kakaknya itu.“Kalau senggang, mainlah ke apartemenku, nanti aku masak makanan yang lebih banyak agar kamu kenyang,” ucap Alina penuh perhatian.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Marah Lagi

Saat sore hari. Alina pulang membawa beberapa barang belanjaan kebutuhan dapur. Saat akan menuju lobby, kantong belanja Alina jebol sehingga beberapa barangnya jatuh.“Kok bisa jebol?” Alina sangat terkejut. Dia langsung berjongkok untuk memungut barang belanjaan yang jatuh.Namun, tiba-tiba ada yang membantunya memungut belanjaannya, membuat Alina mengangkat pandangan dan terkejut melihat siapa yang sekarang berjongkok di dekatnya.“Biar aku bantu,” ucap Bima.“Tidak usah!” tolak Alina lalu berusaha memungut semuanya sendiri tetapi ternyata kesusahan.Beberapa hari ini Alina lega karena tidak pernah bertemu Bima lagi, tetapi sekarang kenapa harus bertemu dengan pria itu lagi?Bima menatap Alina yang kesusahan membawa belanjaan itu, bahkan mau berdiri saja ada yang jatuh lagi.“Apa kamu sebenci itu padaku, sampai-sampai kamu tidak mau menerima bantuan dariku, padahal kamu kesusahan?” tanya Bima sambil menatap pada Alina.Alina menatap pada Bima. Lalu menjawab, “Iya.”“Aku tidak tahu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Permintaan Absurd

Alina meremas jemarinya. Dia menoleh pada Aksa yang masih menyetir tanpa bicara sepatah kata pun sejak tadi.“Sebenarnya kita mu ke mana?” tanya Alina sekali lagi.Aksa masih diam, tidak menjawab.Alina memasang wajah memelas. Aksa pasti marah karena dia bertemu lagi dengan Bima, kan? Ah, kenapa Aksa selalu saja marah kalau berurusan dengan Bima, apa yang sebenarnya membuat Aksa marah? Alina bingung.“Aku minta maaf. Aku juga tidak tahu kalau bakal ketemu Bi … maksudku manusia itu.” Alina meralat ucapan dengan tak memanggil nama Bima, takut kalau Aksa sensitif lagi.Aksa mencengkram erat setir, lalu membalas, “Bukankah kamu janji mau mentraktirku? Aku mau menagihnya.”Alina mengangguk-angguk meski aneh karena mendadak sekali Aksa tiba-tiba minta ditraktir.Aksa menoleh Alina, lantas berkata, “Ya sudah.”Ya sudah? Ya sudah apa? Ya sudah, diam saja karena tahu jawabannya? Alina benar-benar harus banyak bersabar.Suaminya itu jelas-jelas kesal karena bertemu Bima, tetapi tiba-tiba saja m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Ada Perkembangan?

Alina dan Aksa sudah berada di kamar hotel. Alina masih kesal, kenapa harus menginap di hotel?“Kamu tuh boros sekali,” gerutu Alina, “padahal uang segitu bisa buat yang lain yang lebih manfaat.”Aksa tidak menanggapi. Dia langsung masuk kamar.Alina menghela napas kasar, bingung. Mau apa di sana?Alina memandang dua ranjang di sana. Ini bukan pertama kalinya mereka satu kamar, jadi Alina tidak perlu cemas. Dia hanya duduk di tepian ranjang sambil mengecek ponsel. Setelah beberapa saat. Alina mendengar suara pintu kamar mandi terbuka dan langsung bicara tanpa menoleh Aksa dulu.“Kita tidak membawa pakaian ganti, masa mau tidur pakai baju yang sudah seharian dipakai?” tanya Alina kemudian baru menoleh pada Aksa.Namun, Alina terkejut lalu segera memalingkan muka ketika melihat penampilan Aksa.Aksa hanya memakai bathrobe, rambutnya basah, bahkan kaki panjangnya terlihat kokoh menopang tubuh pria itu.Alina berdeham karena merasa canggung, sekarang otaknya benar-benar tidak bisa digunak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
48
DMCA.com Protection Status