All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 71 - Chapter 80

300 Chapters

Perhatian atau Kasihan?

Aksa diam di ruang televisi setelah makan malam. Dia menoleh pada Alina yang masih ada di dapur sedang mencuci piring. Kemarin Alina menangis sampai sembab, tetapi sekarang Alina begitu bahagia bahkan mencuci piring pun bisa sambil tersenyum.Kenapa Alina bisa cepat sekali melupakan kesedihan yang menimpa? Apa karena Alina sudah terbiasa menghadapi masalah, sehingga kejadian seperti kemarin tidak membuatnya sampai sedih berlarut-larut?Tunggu! Kenapa Aksa harus peduli?Dahi Aksa berkerut halus, dia bingung dengan pikirannya sendiri yang terkadang berubah-ubah. Dia merasa itu bukan dirinya, Aksa tidak pernah memikirkan apa pun yang sama sekali tak ada sangkut-pautnya dengan dirinya. Apa mungkin karena Aksa kasihan? Bisa jadi seperti itu.Aksa menolak untuk peduli, tetapi tanpa sadar dia sudah melakukan banyak hal untuk Alina. Lalu, apa sebenarnya tujuan dari yang dilakukannya itu?Saat Aksa masih diam, dia tidak sadar jika Alina ternyata sudah berdiri di hadapannya. Tentu saja hal itu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Hubungan Membaik

Alina dan Aksa kembali ke apartemen. Sepanjang berada di lift sampai masuk apartemen, Alina merasa was-was dan takut kalau terkena amuk juga ceramah dari Aksa seperti biasanya. Namun, ternyata kecemasannya tidak terbukti, Aksa hanya diam seolah tidak terjadi sesuatu. “Aku buatkan kopi dulu,” ucap Alina karena Aksa tidak bicara sepatah kata pun.Alina melihat Aksa menoleh padanya, tiba-tiba dia terkejut dan kembali was-was. Namun, lagi-lagi kecemasannya tidak terbukti, Alina melihat Aksa mengangguk. Alina bernapas lega.“Mau kubuatkan mie sekalian?” tanya Alina lagi.“Kopi saja,” jawab Aksa sambil menatap pada Alina.Alina tertegun. Rasanya aneh saat melihat Aksa tidak marah-marah seperti biasanya setelah bertemu Bima, bukankah ini malah bagus?Alina pergi ke dapur lalu membuat kopi, setelahnya dia menyajikan di meja depan Aksa.“Aku ke kamar dulu, aku harus membuat desain buat pesanan,” pamit Alina sambil menunjuk ke belakang menggunakan jempol.Aksa hanya mengangguk.**Beberapa har
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Sangat Senang

Alina tiba-tiba sedih melihat Dani seperti ini. Dia mengusap lengan Dani lalu berkata, “Nanti kalau kamu sudah balik dari luar kota, aku akan main ke rumah mengajak kakak iparmu.”Alina tersenyum hangat menatap adiknya yang selalu saja tampak seperti anak-anak baginya. Sesayang itu Alina pada Dani sampai tidak pernah bisa menyakiti hati adiknya itu dan selalu memenuhi apa pun yang Dani inginkan dan butuhkan.Dani langsung tersenyum senang sambil mengangguk. Dia kemudian memeluk kakaknya itu.Alina terkejut dan bingung, kenapa Dani menjadi sangat manja sekali seperti ini? Tetapi dia juga tetap membalas pelukan sang adik agar lebih bersemangat.“Aku akan mengabari Kak Alina kalau sudah pulang. Aku di luar kota sekitar lima harian,” ucap Dani.“Iya,” jawab Alina sambil menganggukkan kepala.**Siang hari di kantor Aksa. Pria itu memandang ponselnya yang tergeletak di meja. Tangannya terulur ingin mengambil benda pipih itu, tetapi urung lalu ditarik lagi.Aksa terlihat seperti orang bingu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Mendadak Cemas

Wanita yang ditabrak menatap datar pada Alina. Dia melepas kacamata hitamnya ketika Alina memandangnya. Wanita itu ternyata Karissa, mengetahui kalau yang menabraknya Alina, Karissa langsung memperhatikan penampilan Alina dari ujung kepala hingga kaki lalu dia menatap menghina karena penampilan Alina benar-benar tidak modis sama sekali.Karissa berpikir, bagaimana bisa Aksa dekat dengan wanita seperti ini? Apa benar Aksa ada hubungan dengan wanita ini? Karissa benar-benar merasa ini tak masuk akal dan mustahil.Alina merasa jika ditatap aneh padahal dia sudah minta maaf.“Maaf, saya tidak sengaja,” ucap Alina sekali lagi karena merasa dia lalai.Karissa tidak membalas ucapan Alina. Dia memilih memakai kembali kacamata hitamnya. Alina merasa aneh, kenapa wanita itu menatapnya begitu, padahal dia juga sudah beretikad baik minta maaf. Alina melihat wanita itu hendak pergi dan mengabaikan ucapan maafnya.“Karissa!”Alina terkejut mendengar ada orang yang berteriak menyebut nama itu. Dia
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Apa Dia Punya Pacar?

Alina duduk sambil memangku tangan. Dia melirik seseorang yang duduk di sampingnya. Alina hanya bisa diam tanpa berkata-kata, salah kata bisa-bisa habis riwayatnya.Mobil yang dinaiki akhirnya sampai di apartemen, Alina menoleh pada Sasmita yang duduk di sampingnya. Sasmita langsung turun, membuat Alina buru-buru turun.Sasmita tiba-tiba datang ke butik, lalu mengajak Alina ke apartemen karena mau bicara berdua. Alina sendiri tak berkutik dan ikut saja.Sepanjang jalan menuju apartemen hingga sampai di sana, Sasmita tidak berkata sepatah kata pun, membuat Alina hanya diam menunduk daripada salah ucap.“Kalian tinggal di sini?” tanya Sasmita sambil memandang gedung itu. Tatapannya meremehkan.Alina merasa aneh dengan pertanyaan Sasmita, memangnya kenapa jika di situ? Bahkan menurutnya, gedung itu bagus, jika beli atau sewa juga sepertinya lumayan mahal. Memangnya, mertuanya itu mau mereka tinggal di tempat seperti apa?“Iya, Ma.” Alina menjawab sopan.Sasmita menatap tak senang, lalu di
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Karissa Curiga

Ilham sangat terkejut dan panik, tetapi dia berusaha tenang dan profesional mengemban mandat atasannya. Ilham tetap tersenyum pada Karissa.“Saya tidak tahu.” Ilham menjawab dengan sangat meyakinkan.Karissa menyipitkan mata, curiga.“Kamu hampir dua puluh empat jam bersama Kak Aksa, kamu juga yang menyusun jadwal kegiatannya, masa kamu tidak tahu?” tanya Karissa tak percaya begitu saja.Ilham menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Karissa. Dia tidak mau bicara dan keceplosan yang bisa berakibat fatal.Karissa kesal. Dia lalu mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubungi Aksa. Namun, panggilannya tidak dijawab sama sekali.“Ke mana Kak Aksa? Apa susahnya menjawab panggilanku?” Karissa kesal karena sudah beberapa kali Aksa mengabaikan panggilan darinya.‘Apa Kak Aksa sibuk dengan wanita itu? Tapi masa Kak Aksa memilih wanita itu ketimbang pekerjaannya? Rasanya ini bukan Kak Aksa,’ batin Karissa.Ilham masih memperhatikan karissa yang hanya diam. Dalam hatinya berdoa agar Karissa segera
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Terpesona

Ilham mengemudikan mobil menuju apartemennya. Saat melewati jalanan yang agak sepi, dia melihat mobil dengan kap terbuka. Menyadari jika yang berdiri di depan mobil seorang wanita, Ilham pun menepikan mobil untuk membantu.Ilham keluar dari mobil, lalu menghampiri wanita yang sudah memandang ke arahnya.Kaira terkejut melihat Ilham di sana, tetapi juga senang karena bertemu dengan pria itu.“Ada yang bisa saya bantu? Mobilnya kenapa?” tanya Ilham sopan.“Mobilku mogok,” jawab Kaira, “kamu temannya suami Alina, kan?” tanya Kaira langsung mengingatkan.Ilham mengerutkan dahi mendengar pertanyaan Kaira. Ternyata dia lupa jika pernah bertemu Kaira.“Alina siapa?” tanya Ilham dengan polosnya.Kaira mengerutkan alis mendengar pertanyaan Ilham.“Alina. Alina yang suaminya bernama Aksa. Kita pernah bertemu di mall waktu itu,” jawab Kaira menjelaskan.“Oh, istrinya Pak … iya, iya.” Ilham hampir saja keceplosan kalau Aksa adalaha atasannya.Kaira tersenyum. Dia merasa Ilham sangat imut dan lucu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Sama-sama Curiga

Saat malam hari. Alina sudah ada di apartemen dan menyiapkan makan malam seperti biasa. Dia melepas apron yang dipakai, lalu memanggil Aksa yang ada di ruang televisi.“Makan malamnya sudah siap,” ucap Alina sambil memulas senyum.Aksa sudah mulai terbiasa dengan sikap ramah Alina. Dia langsung berdiri lalu makan bersama Alina. Aksa membawa ponselnya karena baru saja berbalas pesan dengan Ilham yang membahas soal pekerjaan. Alina dan Aksa makan malam bersama, lalu beberapa saat kemudian ponsel Aksa berdering membuat Alina melirik ke benda pipih yang tergeletak di meja.Aksa menoleh ke ponselnya, tetapi bukannya menjawab, Aksa malah membalikkan layar hingga menghadap ke meja, tanpa menolak atau menjawab panggilan itu.“Kenapa tidak dijawab?” tanya Alina.Aksa menatap pada Alina lalu menjawab, “Tidak penting.”Alina mengangguk dan ingin mengabaikan, tetapi ponsel Aksa kembali berdering membuatnya menatap Aksa yang masih fokus makan.“Tidak penting tapi berdering terus. Apa kamu benar-be
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Melihat Seseorang

Siang hari itu. Alina menemui Jia di kantor. Alina kagum karena ternyata kantor Jia besar dan memang berkecimpung di bisnis fashion. Alina sendiri masih tak menyangka dan penasaran, kenapa Jia malah memakai jasa desainnya padahal sekelas perusahaan Jia, pasti mampu menyewa desainer terkenal.Namun, Alina mengesampingkan rasa penasaran itu. Dia fokus jika penawaran yang Jia berikan adalah rezeki untuknya.“Aku sangat senang bisa bekerjasama denganmu. Ini royalti awal yang aku janjikan,” ucap Jia setelah mereka selesai menandatangani perjanjian kontrak.Alina sangat senang bisa bekerjasama dan mendapatkan bayaran. Meski dia juga sering mendesain pesanan orang, tetapi ini sangat luar biasa karena bisa untuk jangka panjang selama Jia menggunakan desainnya untuk pakaian yang diproduksi.“Terima kasih, Bu Jia.” Alina berucap sopan.“Panggil Jia saja tidak apa-apa, apalagi kita hampir seumuran,” ucap Jia karena merasa sangat tua jika dipanggil ‘Bu’ oleh Alina.Alina tersenyum kecil lalu meng
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Imut

Alina sudah pulang saat sore hari. Dia duduk di meja makan, sambil memikirkan yang dilihatnya siang tadi. Alina mau menyangkal dan merasa tak percaya, tetapi dia juga sepertinya tidak salah lihat, mana mungkin dia salah orang sedangkan matanya masih sehat.Aksa pulang dan tidak mendengar suara Alina sibuk di dapur. Dia pergi ke dapur dan melihat Alina yang ternyata duduk menyangga dagu, melamun.“Apa kamu tidak masak?” tanya Aksa.Alina terkejut mendengar suara Aksa. Dia menoleh pada suaminya yang ternyata baru saja pulang.“Tidak, kan kita mau ke tempat Kaira,” jawab Alina.Aksa baru ingat.“Aku mandi dulu,” kata Aksa.Alina hanya mengangguk.Setelah Aksa mandi. Aksa masih melihat Alina melamun, tentu saja hal itu membuat dahi Aksa berkerut halus.“Ada masalah apa lagi sekarang?” tanya Aksa karena Alina kebanyakan melamun sejak tadi.Alina menoleh pada Aksa, lantas memanyunkan bibir.“Apa aku ini biang masalah? Sampai kamu dari siang tanyanya begitu terus?” tanya Alina sebal.Aka mena
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
678910
...
30
DMCA.com Protection Status