Home / Romansa / Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 101 - Chapter 110

478 Chapters

Memohon

Aksa masih menatap Karissa. Bagaimana bisa Karissa tahu soal Alina? Apa Karissa menyelidiki Alina? Mungkinkah Karissa tahu sesuatu?Aksa melihat Karissa tersenyum, lalu wanita itu berkata, “Tidak ada maunya, aku hanya mau kenal saja. Memangnya salah?”Aksa diam. Dia menatap curiga meski Karissa tidak bicara lagi. Senyum wanita di depannya itu, kenapa membuatnya merasa gelisah?“Saya pamit lebih dulu jika sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi,” ucap Aksa langsung berdiri saat Rudi kembali ke ruangan itu.Rudi agak terkejut. Dia menatap Karissa yang masih makan dengan santai.“Tentu,,” balas Rudi.Aksa mengangguk lalu meninggalkan ruangan it
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

Teman Bergosip

Ilham sedang berada di minimarket. Dia berdiri di deretan rak khusus mie instan, sedang berpikir mau membeli mie apa untuk makan malam hari ini.“Bagaimana kalau rasa ini? Bukannya sedang hits? Tapi bagaimana kalau rasanya tidak sesuai lidahku?” Ilham kembali berpikir.“Ilham.”Saat sedang menimbang, Ilham mendengar suara Kaira memanggilnya, membuat Ilham menoleh pada Kaira yang sedang berjalan menghampirinya.“Hai, kebetulan sekali bertemu di sini,” kata Kaira dengan senyum merekah.Ilham hanya mengangguk-angguk.“Kamu mau beli apa?” tanya Kaira sambil menatap pada Ilham, lalu menoleh pada deretan mie instan yang berjejer di sana.
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

Mulai Goyah

Keesokan harinya. Aksa sudah berangkat ke perusahaan dan kini masuk ke ruang kerjanya diikuti Ilham. “Weekend ini kosongkan jadwalku. Aku mau pergi jadi semua jadwal di luar jam kerja minggu ini dibatalkan!” perintah Aksa sambil melepas satu kancing jas lalu duduk di kursi kerjanya. Ilham terkejut, lalu bertanya, “Anda mau ke mana?” “Liburan,” jawab Aksa tanpa memandang pada Ilham. “Liburan? Ah … apa Anda mau honeymoon? Akhirnya,” ledek Ilham sambil tersenyum-senyum senang padahal bukan dia yang akan pergi. Aksa menatap datar pada Ilham. “Oh ya, Pak. Semalam saya bertemu Kaira, teman Bu Alina. Dia menceritakan banyak hal tentang Bu Alina. Anda mau tau?” tanya Ilham agak membungkuk ke arah Aksa, memperhatikan ekspresi wajah atasannya itu apakah penasaran dengan informasi yang dimilikinya. “Apa?” tanya Aksa datar. “Ternyata Anda sudah salah paham pada Bu Alina,” jawb Ilham. Dahi Aksa berkerut halus. Ilham menceritakan semua, apa niatan Alina mau menikah dengan Aksa meski tidak
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Sebatas Status

Sebelum pulang, Alina pergi menemui Kaira. Ternyata dia datang untuk mengembalikan lingerie yang dibawa Kaira tempo hari.“Kamu ini memang keterlaluan, bagaimana bisa kamu membawakanku pakaian kurang bahan seperti ini, hah?” Alina langsung mengomel sambil melempar paper bag ke arah Kaira yang duduk.Bukannya marah atau merasa bersalah, Kaira malah tertawa.“Bagaimana, hm? Aksa pasti terpesona, kan?” tanya Kaira penasaran.Kedua pipi Alina merona.“Aku tidak memakainya,” balas Alina lalu duduk di samping Kaira.“Lho, kok?” Kaira kaget. Dia menggeser posisi duduk hingga menghadap Alina. “Kenapa? Bukankah kalian ke hotel karena mau … itu?” tanya Kaira ambigu dengan rasa penasaran yang tinggi.Alina menatap datar.“Bukan,” jawab Alina, “Hubungan kami tidak seperti yang kamu pikirkan, jadi jangan berpikiran macam-macam,” imbuh Alina.Alina tersenyum getir. Entah kenapa dia sedih saat mengatakan jika hubungannya dengan Aksa hanya sebatas status, tidak lebih.Kaira melihat Alina yang terliha
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Jangan Macam-macam

Hari itu Alina dan Aksa akhirnya pergi berlibur. Mereka baru saja sampai di bandara dan kini berada di mobil yang menjemput mereka menuju resort yang sudah disiapkan Nenek Agni. “Bahkan Nenek menyiapkan mobil untuk menjemput kita?” tanya Alina tidak menyangka semua sudah disiapkan. Aksa tidak menjawab. Dia diam memandang jalanan. Mereka akhirnya sampai di resort. Alina sangat senang melihat pantai. Mereka pergi ke resort dengan kamar dan kolam renang mini pribadi. Alina terkagum-kagum memandangi kamar itu sangat luas dan cantik, tetapi bingung karena ranjangnya hanya ada satu. Bagaimana ini? Tetapi sepertinya tidak apa-apa, waktu itu satu ranjang juga Aksa tidak melakukan apa-apa. Jika Aksa macam-macam, nanti Alina tinggal menendang saja. Ah, itu benar. Alina mengedikkan kedua bahu. Aksa menatap pada Alina yang sedang mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dia melihat bagaimana Alina mengagumi tempat itu seperti tidak pernah pergi liburan. “Apa kamu pernah berlibur ke sini se
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Takut Digoda atau Menggoda?

Aksa hanya menatap tetapi tidak menjawab. Dia langsung berjalan meninggalkan resort.Kedua bahu Alina terangkat melihat sikap Aksa. Dia menyusul, sehingga mereka sekarang berjalan berdua.Baik Aksa maupun Alina sama-sama diam saat berjalan menyusuri pantai dengan pemandangan yang sangat indah. Air laut begitu jernih dengan pasir putih yang bersih.“Ternyata liburan tidak buruk juga, aku bisa cuci mata,” ucap Alina ketika melihat beberapa pria sedang melakukan surfing.Aksa menatap ke arah Alina memandang. Apa maksud Alina melihat tubuh pria lain adalah hiburan? Aksa tersenyum mengejek, tubuhnya tak kalah seksi dari para pria yang sekarang ini sedang berselancar. Kenapa Aksa peduli? Apa dia tidak senang karena Alina memuji pria lain? Tetapi kenapa?Aksa masih berjalan, sampai tidak sadar kalau Alina tidak ada di sampingnya. Dia menghentikan langkah, lalu menoleh pada Alina berdiri. Aksa tiba-tiba kesal, kenapa Alina sangat suka memandangi tubuh pria. Dia menghampiri istrinya itu lalu
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Gantian Cemburu

“Kita mau makan apa malam ini?” tanya Alina.Alina merasa aneh, biasanya jam segini sudah memasak dan siap makan malam, tetapi malam ini masih di kamar dan belum menentukan apa yang akan disantap.“Ayo!” ajak Aksa tanpa memberitahu mau mengajak makan apa.Alina ikut saja. Dia berjalan di samping Aksa, lalu mereka sampai di kafe yang dekat dengan resort. Aksa dan Alina mengambil tempat duduk di luar dengan pemandangan laut. Mereka bisa mendengar deburan ombak kecil memecah pantai dari tempat duduk mereka saat ini.Alina menyukai suasana di tempat itu. Dia terus tersenyum sambil memandang ombak yang berlomba bergulung ke pantai, sebelum akhirnya pecah menjadi buih kecil.Tanpa sadar, Aksa terus memandang Alina. Meski di rumah Alina sering tersenyum, tetapi sekarang semakin bertambah dan terkesan berbeda.Alina menoleh pada Aksa setelah puas melihat ombak, lalu dia menyadari jika Aksa ternyata sedang menatapnya.“Kenapa?” tanya Alina merasa aneh.Aksa terlihat tenang, tetapi dalam hatiny
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Usaha Sia-sia

Ada apa lagi dengan Alina? Aksa benar-benar dibuat pusing dengan sikap istrinya itu. Dulu Alina tidak seperti ini, tetapi kenapa sekarang berubah mudah marah? Ke mana hilangnya kesabaran Alina?Aksa mencoba mengingat apakah dia punya salah? Sampai dahinya berkerut lalu ingat dengan dua gadis yang tadi menghampirinya. Dia pun akhirnya sadar dengan maksud ucapan Alina.Aksa mengejar Alina yang sudah keluar dari resort. Dia tidak mungkin membiarkan Alina pergi sendirian di malam hari. Aksa melihat Alina yang berjalan di pantai. Dia langsung mengejar.“Al, berhenti!” perintah Aksa.Aksa melihat Alina masih berjalan, sepertinya panggilannya tidak didengarkan Alina.Aksa memperlebar langkah, sampai akhirnya berhasil mengejar lalu menarik tangan Alina.Alina terkejut sampai tertarik ke belakang dan membentur dada suaminya itu. Dia terdiam saling tatap dengan Aksa, satu tangannya masih digenggam pria itu.Alina mendengar suara detak jantung cukup keras. Milik siapa itu? Alina tiba-tiba panik
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Tidak Mau Jadi Cinderella

Alina bergeming melihat tangan Aksa sangat dekat dengannya. Tatapan matanya tak teralihkan dari wajah pria itu. Detak jantung Alina tiba-tiba berdegup semakin cepat, ada apa ini? Apa Alina gugup?Alina sangat bingung dan panik. Saat Alina hendak memundurkan kepala, tangan Aksa sudah menyentuh ujung bibirnya. Tunggu, kenapa?“Kebiasaan, kalau makan seperti anak kecil. Belepotan.” Aksa bicara sambil mengusap ujung bibir Alina dengan permukaan jempol.Setelah melakukan itu, Aksa kembali memakan es krimnya.Alina sudah menahan napas, tetapi ternyata hanya membersihkan ujung bibirnya. Alina merasa aneh, kenapa dia harus panik? Sedangkan Alina tahu Aksa tidak mungkin tertarik padanya. Kenapa tiba-tiba hati Alina merasa sakit membayangkan itu?Mereka masih duduk di sana cukup lama, bahkan es krim sudah habis tetapi mereka masih diam menatap deburan ombak.Aksa diam merenung. Dia akhirnya tahu kebenarannya dan itu membuat Aksa tiba-tiba merasa bersalah.“Apa kamu pernah memiliki keinginan unt
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Jangan Diceraikan

Aksa berbaring menatap langit-langit kamar. Malam semakin larut, tetapi Aksa masih belum bisa memejamkan mata. Dia menggeser posisi berbaring hingga miring, lalu menatap Alina yang sudah tidur dengan pulas.Sejenak, Aksa terdiam. Tidak tahu kenapa, Aksa tiba-tiba diserang rasa cemas yang berlebihan. Perasaan apa ini? Apa Aksa takut kalau Alina tahu jika dia kaya? Bukan karena Aksa takut Alina menginginkan hartanya, tetapi takut kalau Alina pergi ketika tahu status mereka berbeda.Aksa benar-benar tidak tenang. Dia tidak mengerti, kenapa dirinya sangat gelisah. Aksa akhirnya turun dari ranjang. Dia kemudian keluar dan berdiri di dekat kolam renang, lalu menghubungi Ilham.“Ada apa, Pak? Ini jam berapa? Kenapa Anda menghubungi saya tengah malam begini?” Suara Ilham terdengar parau dari seberang panggilan.“Aku sudah memastikan langsung tentang informasi yang kamu berikan tentang Alina,” kata Aksa tak peduli jika sudah mengganggu jam tidur
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more
PREV
1
...
910111213
...
48
DMCA.com Protection Status