Home / Romansa / Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 111 - Chapter 120

481 Chapters

Suami Seksi

Alina mulai membuka mata saat sinar matahari berhasil mengusik lelapnya. Dia melihat jika sudah pagi dan sepertinya dia bangun kesiangan. Saat menggeliat untuk melemaskan tubuh, Alina baru ingat kalau semalam tidur seranjang dengan Aksa, sehingga dia buru-buru menoleh ke sisi ranjang, tetapi ternyata sudah tidak ada Aksa di sana.“Di mana dia?” Alina berpikir kalau Aksa tidur di sofa lalu menoleh ke sofa, tetapi suaminya itu juga tidak ada di sana.“Apa di sudah bangun lebih dulu?” Alina bergumam.Dia turun dari ranjang ingin mencari Aksa, dan ternyata suaminya itu sedang berenang. Saat akan menghampiri, Alina melihat Aksa yang bertelanjang dada sampai membuatnya tertegun sesaat.Ini bukan pertam
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Punya Utang?

“Anda ikutlah kami!”Kaira panik karena kemunculan dua pria itu. Dia memberikan kode dengan mengedipkan mata agar dua pria itu pergi, tetapi sepertinya keduanya memang tidak peka.Ilham merasa aneh karena dua pria itu menatap pada Kaira. Saat Ilham menoleh pada Kaira, wanita itu tampak meringis kesakitan. Ilham malah curiga, kenapa ada yang mau membawa Kaira.“Dia sedang sakit, jika kalian memiliki urusan dengannya, lebih baik datang lagi nanti,” kata Ilham dengan suara tegas.Dua pria itu hendak mendekat untuk membawa paksa Kaira, tetapi karena Kaira terus memberi kode lewat mata bahkan bibirnya seperti mengancam, membuat dua pria itu berhenti.“Aku akan menemui kalian, tapi nanti. Sekarang kaki
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Meminta Izin

Nenek Agni sudah mendapat kabar tentang Aksa dan Alina yang berlibur. Dia sangat senang, bahkan sekarang sedang duduk memandangi foto Aksa dan Alina saat ada di pantai. Jangan tanya kenapa Nenek Agni bisa tahu, tentu saja dari orang-orang kepercayaannya di tempat itu. “Mereka ini memang sangat serasi,” gumam Nenek Agni sambil memandangi foto Aksa dan Alina yang diambil sembunyi-sembunyi. Sasmita melihat mertuanya yang sedang tersenyum-senyum sendiri. Dia mendekat, lalu duduk di singel sofa yang ada di dekat Nenek Agni. “Apa ada kabar baik sampai membuat Mama sangat senang?” tanya Sasmita berbasa-basi. Nenek Agni memandang pada Sasmita, lalu membalas, “Akhirnya Aksa dan Alina berbulan madu. Lihatlah, mereka terlihat sangat cocok,” jawab Nenek Agni sambil memperlihatkan foto Alina dan Aksa. Sasmita tersenyum, tetapi dalam hatinya tidak senang. “Aku sebenarnya masih bingung, apa sebenarnya yang Mama harapkan pada istri Aksa itu?” tanya Sasmita setelah melihat foto Aksa dan A
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Mulai Posesif

“Silakan, Non.” Kaira memberengut. Dia dipaksa ikut oleh dua orang suruhan papanya karena tidak mau pulang. Dia diculik dari perusahaan, lalu dibawa ke rumah. Kaira keluar dari mobil dengan rasa malas. Dua orang suruhan ayahnya langsung berjaga, takut jika Kaira kabur lagi. “Menyebalkan!” gerutu Kaira. Kaira akhirnya masuk rumah. Dia melihat papanya duduk di ruang keluarga sambil menikmati kopi. “Apa Papa harus menyuruh dua orang itu untuk menculikku?” tanya Kaira sebal. Dia duduk di dekat sang papa sambil melipat kedua tangan di dada. “Bukan salah papa melakukan itu. Kamu sendiri yang terus kabur,” balas Dimas–ayah Kaira. Kaira memasang wajah kesal. “Besok, ikut papa ke pesta rekan bisnis papa!” perintah Dimas. “Malas,” balas Kaira. “Kaira!” Dimas bicara dengan nada tinggi. “Aku tuh benar-benar lagi malas ke pesta, Pa? Papa jangan maksa terus,” ujar Kaira melawan perintah papanya. Dimas mendengkus kasar. “Kamu ini juga kenapa, hah? Mendadak pindah rumah dan tinggal di apa
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Ajang Perjodohan

Aksa menuruni anak tangga di rumahnya setelah berganti pakaian. Ilham sudah menunggunya di bawah, bahkan beberapa pelayan bersiap di sana untuk berjaga kalau Aksa membutuhkan sesuatu. “Anda sudah siap?” tanya Ilham memastikan. Aksa hanya mengangguk, lalu berjalan melewati para pelayannya. Dia keluar dari rumah menuju mobil yang sudah menunggu di depan, disusul Ilham di belakangnya. Mobil mewah Aksa melaju di jalanan kota menuju tempat pesta yang diadakan di hotel bintang lima. Sesampainya di sana, sudah terlihat banyak mobil-mobil mewah milik para pengusaha besar berdatangan. “Ingat, Pak. Anda jangan minum alkohol, jika diminta bersulang ganti saja dengan jus,” kata Ilham memperingatkan. “Itu tugasmu untuk memastikan aku tidak minum,” balas Aksa. Ilham terhenyak, dia lagi yang kena. Padahal sangat sulit mencegah para rekan bisnis agar tidak mengajak Aksa bersulang. Ucapan Ilham pasti tidak akan dianggap, apalagi dia hanya pegawai biasa. Mereka turun dari mobil. Aksa berjalan ber
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Kenapa Mabuk?

Alina menghela napas kasar menatap siapa yang ada di apartemennya saat ini. Dia benar-benar tidak habis pikir, kenapa punya teman sebandel ini.“Papamu pasti akan marah besar karena kamu kabur,” ucap Alina sambil menatap pada Kaira yang sedang makan camilan.Kaira menatap pada Alina.“Aku sebenarnya lelah. Apalagi pesta ini mau dijadikan Papa sebagai ajang perjodohan, makanya aku kabur ke sini,” balas Kaira.“Kenapa kamu tidak jujur saja kalau sudah punya pilihan?” tanya Alina. Dia hanya merasa kalau Kaira akan merasa lebih baik jika mau jujur.“Ilham tidak kasih kepastian,” jawab Kaira.Alina terkejut.“Memangnya kamu sudah mengungkap perasaan?” tanya Alina penasaran.“Belum sih, tapi aku tanya apa Ilham sudah punya pacar, dia tidak jawab. Lalu setelah bertemu dengannya lagi, sikapnya biasa saja, seperti pertanyaanku sebelumnya tidak mengganggunya,” jawab Kaira menjelaskan, “lagi pula, aku tidak yakin Papa akan setuju, apalagi Ilham tidak punya jabatan dan hanya seorang karyawan bias
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Istri Marah

Keesokan harinya. Aksa mulai membuka mata dan merasa kepalanya sangat pusing. Dia menekan kepalanya begitu kuat, lalu tiba-tiba terkejut dan langsung duduk. Aksa panik karena sudah ada di apartemen, dia menyentuh pakaiannya masih utuh, hanya jas dan sepatu yang terlepas.Aksa mengumpat, harusnya dia mengganti pakaian sebelum pulang, kenapa sudah di apartemen masih dengan pakaian pesta? Apa Alina akan curiga?Aksa mendadak panik. Dia menoleh ke dapur dan melihat Alina yang sedang menyiapkan sarapan seperti biasa. Aksa mencoba tenang, dia harus memikirkan alasan tepat jika Alina bertanya soal pakaiannya.Aksa berjalan ke dapur untuk mengambil minum sekalian melihat respon Alina. Dia melihat Alina sudah menyadari kedatangannya, tetapi istrinya itu bahkan tidak menyapa atau bertanya.“Semalam siapa yang mengantarku?” tanya Aksa berbasa-basi apalagi Alina seperti menghindari tatapan matanya.“Ilham,” jawab Alina singkat tanpa memandang pada Aksa.Aksa merasa aneh. Apa Alina marah?“Aku sud
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Jangan Memaksa

Saat sore hari. Aksa baru saja pulang dan kini masih ada di basement apartemen. Dia berpikir sejenak, jika Alina masih bersikap seperti tadi, maka dia harus segera meluruskan masalah yang terjadi.Aksa akhirnya turun dari mobil. Dia masuk lift dan menuju ke lantai delapan tempat unitnya berasa. Saat sampai di apartemen, Aksa melihat Alina sibuk di dapur. Alina benar-benar bersikap aneh dan tak acuh seperti pagi tadi.Alina bahkan tidak menyapa atau tersenyum seperti biasa, hal ini benar-benar membuat Aksa keheranan.Mungkin Alina masih kesal? Lebih baik Aksa membersihkan diri dulu, lalu baru kemudian kembali bertanya pada Alina.Setelah mandi. Aksa mencoba mengajak bicara Alina lagi. “Bisa kita bicara.” Aksa bicara dengan nada tegas.Alina menoleh pelan ke arah Aksa.Aksa mengajak Alina duduk di meja makan, tetapi Alina tidak mau menatap pada Aksa sama sekali.“Aku minta maaf kalau semalam mabuk, sepertinya aku dikerjai orang,” ujar Aksa berpikir jika kesalahannya hanya mabuk.Alina
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Mulai Dari Awal

Semalam. Alina terkejut saat Aksa menyentuh pipinya. Apalagi pria itu menatapnya begitu dalam dan tak teralihkan. Jantung Alina berdegup cepat, tetapi dia berusaha untuk tenang.“Biar aku lepas dasinya, lalu kembalilah tidur,” ucap Alina dengan suara lembut.Namun, siapa sangka Aksa tiba-tiba menekan tengkuk Alina hingga mendekat ke wajahnya lalu dia menyentuhkan bibir mereka.Bola mata Alina membulat lebar, kenapa Aksa tiba-tiba menciumnya. Tak cukup dengan itu, Aksa menarik tubuh Alina hingga jatuh di ranjang sempit itu, lalu terus melumat bibir Alina berulang kali. Keduanya dalam posisi berbaring saling berhadapan.Alina mencoba memberontak, dia mendorong tubuh Aksa tetapi gagal. Dia sangat panik, Alina tiba-tiba saja ketakutan. Saat pagutan bibir mereka sedikit melonggar, Alina buru-buru mendorong dada Aksa, hingga pria itu jatuh ke samping. Alina bangun dengan cepat, dia benar-benar panik lalu lari ke kamar.**“Memaksa apa?” Aksa kembali bertanya karena Alina masih diam.Alina b
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Sejak Kapan?

Alina diam dengan wajah merona. Sesekali dia melirik Aksa yang duduk di sampingnya, Alina merasa sangat canggung dan salah tingkah, apalagi sekarang tangannya sedang digenggam erat oleh suaminya itu.Ini aneh! Apa benar pria yang di sampingnya ini sang suami? Kenapa sangat berbeda dengan Aksa yang dulu. Apa jangan-jangan pantai bisa mengubah kepribadian orang? Nyatanya, Aksa bersikap berbeda setelah pulang dari pantai.Entahlah, kenapa Alina merasa bingung karena apa yang baru saja terjadi semua berlangsung sangat cepat.Alina menoleh pada Aksa. Dia melihat ekspresi datar tidak bisa didefinisikan dari wajah pria itu. Ternyata tetap saja mukanya seperti itu, padahal genggaman tangannya sangat lembut.“Apa kamu yakin mau menerimaku? Aku wanita sederhana yang sama sekali tidak modis?” tanya Alina. Ya, meski dia seorang desainer, tetapi tak serta-merta membuat Alina berpenampilan berlebihan.“Ya,” jawab Aksa singkat.“Ya, apa? Jawabnya pelit sekali?” tanya Alina kesal.Aksa menoleh pada A
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
49
DMCA.com Protection Status