Home / Romansa / Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 121 - Chapter 130

481 Chapters

Seranjang

“Kamu keberatan?” tanya Aksa ketika melihat ekspresi wajah Alina panik.“Ti-tidak,” jawab Alina tergagap.Aksa tak membalas ucapan Alina. Dia pergi ke kamar karena ingin mengganti pakaian.Alina langsung memegangi dada. Apa benar dia harus seranjang dengan Aksa? Ini benar-benar aneh? Alina menangkup kedua pipi, mencoba menyadarkan dirinya jika ini mimpi, tetapi ini nyata dan Alina harus menghadapinya.“Hanya tidur, ingat sebelumnya juga pernah satu ranjang.” Alina berpikir positif.Alina dan Aksa sudah berada di ranjang yang sama. Namun, Alina belum bisa memejamkan mata, dia masih memandang langit-langit kamar sambil memainkan telunjuknya.Alina kembali merasa canggung. Dulu mereka seranjang tetapi belum memiliki perasaan apa-apa, sedangkan sekarang mereka sudah saling menerima status sebagai suami-istri yang entah kenapa membuat Alina sangat gugup atau sebenarnya dia takut?“Kenapa kamu belum tidur?” tanya Aksa.Alina terkejut. Dia menjawab, “Entah.”Aksa menoleh pada Alina dan melih
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Meminta Bantuan

Ilham baru saja sampai di lantai ruangan Aksa berada. Dia menunggu atasannya itu datang, lalu beberapa saat kemudian Aksa keluar dari lift dan kini berjalan ke arahnya. Ilham merasa ada yang berbeda. Apa di wajah atasannya itu sebuah senyum? Kenapa aura Aksa terlihat berbeda? Ini aneh. “Pagi, Pak,” sapa Ilham saat Aksa sudah sampai di hadapannya. “Pagi.” Ilham tertegun. Apa itu? Aksa membalas sapaannya? Ilham melongo, ini luar biasa, dia sampai menatap tak percaya pada Aksa yang sedang berjalan masuk ruang kerja. Ilham penasaran lalu segera menyusul Aksa. “Apa ada kabar baik, Pak? Sepertinya perasaan Anda hari ini sedang sangat baik?” tanya Ilham nekat karena sangat penasaran. Aksa memasang wajah datar ketika menatap pada Ilham. Ilham menelan ludah melihat ekspresi wajah Aksa berubah. Dia berusaha tersenyum meski sedikit dipaksakan. “Bagaimana kalau aku seharian ini membuat masalah agar kamu lelah?” “Jangan!” Ilham panik. “Saya hanya bertanya dan memuji, Pak. Ya, ikut
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Banyak Tekanan

Aksa memijat pangkal hidung beberapa kali. Dia pusing karena mendapat tekanan agar datang ke pesta ulang tahun Karissa, juga sekarang diminta untuk melakukan kencan buta dengan putri salah satu pebisnis besar.Aksa menghela napas kasar. Andai dia bisa mengatakan jika sudah menikah, dia mungkin akan melakukan itu. Namun, tidak pernah ada kabar kalau dia sudah menikah, tentu membuatnya kesulitan memberitahu sebab orang-orang pasti tidak akan percaya. Dan, ketika dia jujur ke semua orang, itu sama saja dengan mengungkap statusnya di depan Alina. Aksa belum siap.Ilham baru saja masuk ruangan Aksa. Dia melihat atasannya itu seperti sedang sangat pusing sampai tidak sadar kalau Ilham masuk ruangan itu.“Anda baik-baik saja, Pak?” tanya Ilham hati-hati.Aksa menatap pada Ilham, tetapi tidak menjawab pertanyaan asistennya itu. Terdengar helaan napas kasar dari mulutnya.Ilham memilih tidak bertanya lagi daripada salah ucap. Dia meletakkan berkas yang harus ditandatangani di meja Aksa.“Pak R
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Masih Trauma

“Kamu benar-benar tidak akan pergi kalau aku melarang?” tanya Alina memastikan, jangan sampai Aksa berkata seperti itu hanya untuk menyenangkan hatinya, tetapi di belakang tetap pergi. Alina tidak boleh besar kepala duluan. “Ya,” jawab Aksa singkat. Nada suaranya cukup meyakinkan. Alina dan Aksa saling tatap. Tiba-tiba saja jantung Alina berdegup dengan cepat. Meski ucapan Aksa singkat dan padat, tapi nada bicara dan cara Aksa menatap padanya sudah sangat meyakinkan. Jangan lupakan, kata ‘ya’ itu, mampu membuat Alina berbunga-bunga karena merasa dihargai. “Kamu benar-benar yakin?” tanya Alina sekali lagi, “aku tidak mau dianggap mengaturmu,” imbuh Alina. “Yakin.” Alina menunduk sambil mengulum bibir. Rasanya aneh saat Aksa menuruti kemauannya padahal pria itu lebih berhak memutuskan, apalagi Alina menyadari kalau Aksa otoriter. Aksa menatap pada Alina yang menunduk. Dia gemas dengan segala sikap Alina yang ternyata tak sedewasa seperti yang terlihat, semakin lama Alina menu
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Tidak Pergi

Pesta ulang tahun Karissa pun tiba. Pesta itu diadakan di hotel bintang lima milik keluarga Aksa.Karissa berdiri di depan cermin dengan gaun sangat indah. Dia memandangi bayangannya dari pantulan cermin, lalu tersenyum tipis.“Apa wartawan yang aku undang sudah datang?” tanya Karissa saat managernya masuk ke kamar tempat Karissa istirahat.“Sudah, aku mengundang sesuai dengan yang kamu inginkan,” jawab manager bernama Flo itu.Karissa membalikkan badan, lalu menatap Flo sambil tersenyum. “Baguslah, semoga mereka tidak mengecewakan.”Flo hanya mengangguk.Karissa pergi ke ballroom hotel yang sudah penuh dengan tamu undangannya. Di sana Karissa mulai mencari-cari di mana Aksa, kenapa belum kelihatan.“Pa, Kak Aksa pasti datang, kan?” tanya Karissa memastikan.“Papa sudah menghubunginya dan memintanya datang langsung, kamu jangan cemas. Mungkin dia sedang di jalan, lagi pula acaranya juga belum akan dimulai,” jawab Rudi.Karissa mengangguk.Karissa duduk menunggu sambil menyapa beberapa
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Kencan Buta

Hari berikutnya. Alina sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan seperti biasa. Dia terlihat bahagia karena harinya berjalan dengan lancar.“Aku tidak tahu sesibuk apa kamu di perusahaan dan apa kamu makan dengan teratur di sana. Jadi, apa kamu mau aku buatkan bekal? Jadi kalau kamu lapar tapi tidak sempat makan di luar, kamu bisa makan bekalnya?” tanya Alina tanpa menatap pada Aksa yang baru saja masuk dapur.Aksa agak terkejut. Akan tetapi tetap tenang. “Ya, buatkan saja.” Aksa tidak mau mengecewakan Alina, jadi dia menuruti apa yang dikatakan oleh istrinya itu.Alina menoleh pada Aksa. Dia tersenyum lebar karena senang.**Aksa pergi ke perusahaan membawa bekal yang disiapkan Alina. Aneh memang, seumur-umur baru kali ini dia membawa kotak bekal makanan. Bahkan saat sekolah, dia tidak pernah membawa bekal karena ada yang akan mengantarnya sendiri.Aksa menenteng tas bekal menuju ruang kerjanya, meski dia menyadari kalau para staff menatapnya aneh. Akan tetapi, apa mereka berani meneg
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Hampir Ketahuan

Aksa mengemudikan mobil menuju restoran. Sesampainya di sana dia melihat Ilham yang sudah menunggu.“Kamu yakin itu Alina?” tanya Aksa ketika bertemu Ilham.“Yakin, Pak. Mana mungkin saya salah lihat,” jawab Ilham, “memang awalnya tidak yakin, apalagi penampilan Bu Alina sangat … norak.” Ilham bicara agak lirih di akhir kata karena takut diamuk atasannya.Aksa langsung melotot. Apa benar Alina berpenampilan norak? Rasanya aneh, jangan-jangan Ilham salah melihat.“Coba, Anda lihat sendiri saja,” kata Ilham saat melihat Aksa ragu.Aksa benar-benar penasaran. Dia masuk restoran lalu menuju ke meja yang sudah disiapkan. Saat sampai di meja itu, Aksa sangat terkejut melihat penampilan Alina. Apa benar wanita itu istrinya?“Aksa?” Alina terkejut sampai langsung berdiri saat melihat Aksa di sini. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Alina dengan ekspresi wajah panik.“Kamu sendiri? Apa yang kamu lakukan di sini dengan penampilan ….” Aksa malu sendiri sampai tak bisa melanjutkan ucapannya.
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Apa Salah Alina?

Aksa dan Alina duduk berdua di ruang televisi, keduanya diam dan larut dalam pikiran masing-masing.“Sebenarnya Kaira itu kasihan. Dia dituntut harus menikah dengan pria kaya yang setara dengan keluarganya. Sekarang kamu tahu, kan? Kenapa aku juga tidak mau kalau menikah dengan pria kaya, karena keluarganya pasti menuntut hal sama, sama-sama kaya.”Aksa diam. Dia tidak berani menanggapi ucapan Alina yang bisa menimbulkan kecurigaan.“Aku sangat kasihan pada Kaira, karena itu tidak sungkan membantunya. Dia hanya mau mencari pasangan yang benar-benar sesuai dengan pilihannya, tapi papanya tidak mau tahu,” ujar Alina lagi.Di saat Alina begitu bersimpati pada Kaira, Aksa malah panik karena hampir saja Kaira tahu kalau dia kaya. Jika Aksa datang begitu saja tadi, mungkin bukan Kaira tetapi Alina yang langsung mengetahui status dia yang sebenarnya.“Kalau memang Kaira menyukai Ilham dan tak ingin dijodohkan, lebih baik Kaira jujur saja pada ayahnya,” ucap Aksa memberi solusi.Alina menoleh
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Sudah Ketahuan

Aksa baru saja rapat dengan para staff. Dia memberi instruksi pada Ilham agar segera melaksanakan perencanaan yang tadi dilaporkan.“Pastikan semua berjalan dengan baik,” perintah Aksa.“Baik, Pak” balas Ilham.Saat Aksa dan Ilham akan masuk lift. Ponsel Aksa berdering dan langsung dijawab oleh pria itu.“Halo, ada apa?” tanya Aksa saat menjawab panggilan dari Alina.“Aksa!”Bola mata Aksa membulat sempurna mendengar Alina berteriak dengan suara sesenggukan.“Ada apa, Al?” tanya Aksa panik.Ilham yang melihat Aksa terkejut ikut pen
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Apa Pun Demi Istri

Keesokan harinya. Aksa sudah bersiap ke kantor dan sekarang sedang menemui Alina di kamar.“Aku harus ke kantor. Kamu jangan ke mana-mana dan tetap di apartemen. Jika kamu membutuhkan sesuatu, hubungi aku.” Aksa tidak mau terjadi sesuatu pada Alina, sehingga dia memastikan Alina tetap di apartemen karena hanya di sana Alina akan aman.Alina mengangguk-angguk. Kedua matanya masih terlihat bengkak karena semalam kebanyakan menangis.Aksa pergi ke perusahaan. Saat sampai di sana, Ilham langsung menghadap seperti biasa.“Cek slot toko di Radja Mall, apa ada toko kosong di sana!” perintah Aksa.Ilham terkejut. “Toko kosong?”
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
49
DMCA.com Protection Status