Share

Teman Bergosip

last update Last Updated: 2024-10-16 17:01:40

Ilham sedang berada di minimarket. Dia berdiri di deretan rak khusus mie instan, sedang berpikir mau membeli mie apa untuk makan malam hari ini.

“Bagaimana kalau rasa ini? Bukannya sedang hits? Tapi bagaimana kalau rasanya tidak sesuai lidahku?” Ilham kembali berpikir.

“Ilham.”

Saat sedang menimbang, Ilham mendengar suara Kaira memanggilnya, membuat Ilham menoleh pada Kaira yang sedang berjalan menghampirinya.

“Hai, kebetulan sekali bertemu di sini,” kata Kaira dengan senyum merekah.

Ilham hanya mengangguk-angguk.

“Kamu mau beli apa?” tanya Kaira sambil menatap pada Ilham, lalu menoleh pada deretan mie instan yang berjejer di sana.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Ya ampun Kaira langsung nanya Aksa punya pacar blm haha
goodnovel comment avatar
wardah
buset kai to the points sekali kai ,,,,gas pool Poko e
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Ilham nabung buat nikah kali ya, haha. Itu seandainya Aksa & Alina ikut nimbrung obrolan mereka bakal seru sih. Biar kebongkar semua sekalian. Cepetan bikin laporan ya Ilham, kalo aja nanti dapat bonus dari Aksa. Kaira kasih rem dikit donk, kayaknya Ilham masih 'polos', wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mulai Goyah

    Keesokan harinya. Aksa sudah berangkat ke perusahaan dan kini masuk ke ruang kerjanya diikuti Ilham. “Weekend ini kosongkan jadwalku. Aku mau pergi jadi semua jadwal di luar jam kerja minggu ini dibatalkan!” perintah Aksa sambil melepas satu kancing jas lalu duduk di kursi kerjanya. Ilham terkejut, lalu bertanya, “Anda mau ke mana?” “Liburan,” jawab Aksa tanpa memandang pada Ilham. “Liburan? Ah … apa Anda mau honeymoon? Akhirnya,” ledek Ilham sambil tersenyum-senyum senang padahal bukan dia yang akan pergi. Aksa menatap datar pada Ilham. “Oh ya, Pak. Semalam saya bertemu Kaira, teman Bu Alina. Dia menceritakan banyak hal tentang Bu Alina. Anda mau tau?” tanya Ilham agak membungkuk ke arah Aksa, memperhatikan ekspresi wajah atasannya itu apakah penasaran dengan informasi yang dimilikinya. “Apa?” tanya Aksa datar. “Ternyata Anda sudah salah paham pada Bu Alina,” jawb Ilham. Dahi Aksa berkerut halus. Ilham menceritakan semua, apa niatan Alina mau menikah dengan Aksa meski tidak

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sebatas Status

    Sebelum pulang, Alina pergi menemui Kaira. Ternyata dia datang untuk mengembalikan lingerie yang dibawa Kaira tempo hari.“Kamu ini memang keterlaluan, bagaimana bisa kamu membawakanku pakaian kurang bahan seperti ini, hah?” Alina langsung mengomel sambil melempar paper bag ke arah Kaira yang duduk.Bukannya marah atau merasa bersalah, Kaira malah tertawa.“Bagaimana, hm? Aksa pasti terpesona, kan?” tanya Kaira penasaran.Kedua pipi Alina merona.“Aku tidak memakainya,” balas Alina lalu duduk di samping Kaira.“Lho, kok?” Kaira kaget. Dia menggeser posisi duduk hingga menghadap Alina. “Kenapa? Bukankah kalian ke hotel karena mau … itu?” tanya Kaira ambigu dengan rasa penasaran yang tinggi.Alina menatap datar.“Bukan,” jawab Alina, “Hubungan kami tidak seperti yang kamu pikirkan, jadi jangan berpikiran macam-macam,” imbuh Alina.Alina tersenyum getir. Entah kenapa dia sedih saat mengatakan jika hubungannya dengan Aksa hanya sebatas status, tidak lebih.Kaira melihat Alina yang terliha

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jangan Macam-macam

    Hari itu Alina dan Aksa akhirnya pergi berlibur. Mereka baru saja sampai di bandara dan kini berada di mobil yang menjemput mereka menuju resort yang sudah disiapkan Nenek Agni. “Bahkan Nenek menyiapkan mobil untuk menjemput kita?” tanya Alina tidak menyangka semua sudah disiapkan. Aksa tidak menjawab. Dia diam memandang jalanan. Mereka akhirnya sampai di resort. Alina sangat senang melihat pantai. Mereka pergi ke resort dengan kamar dan kolam renang mini pribadi. Alina terkagum-kagum memandangi kamar itu sangat luas dan cantik, tetapi bingung karena ranjangnya hanya ada satu. Bagaimana ini? Tetapi sepertinya tidak apa-apa, waktu itu satu ranjang juga Aksa tidak melakukan apa-apa. Jika Aksa macam-macam, nanti Alina tinggal menendang saja. Ah, itu benar. Alina mengedikkan kedua bahu. Aksa menatap pada Alina yang sedang mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dia melihat bagaimana Alina mengagumi tempat itu seperti tidak pernah pergi liburan. “Apa kamu pernah berlibur ke sini se

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Takut Digoda atau Menggoda?

    Aksa hanya menatap tetapi tidak menjawab. Dia langsung berjalan meninggalkan resort.Kedua bahu Alina terangkat melihat sikap Aksa. Dia menyusul, sehingga mereka sekarang berjalan berdua.Baik Aksa maupun Alina sama-sama diam saat berjalan menyusuri pantai dengan pemandangan yang sangat indah. Air laut begitu jernih dengan pasir putih yang bersih.“Ternyata liburan tidak buruk juga, aku bisa cuci mata,” ucap Alina ketika melihat beberapa pria sedang melakukan surfing.Aksa menatap ke arah Alina memandang. Apa maksud Alina melihat tubuh pria lain adalah hiburan? Aksa tersenyum mengejek, tubuhnya tak kalah seksi dari para pria yang sekarang ini sedang berselancar. Kenapa Aksa peduli? Apa dia tidak senang karena Alina memuji pria lain? Tetapi kenapa?Aksa masih berjalan, sampai tidak sadar kalau Alina tidak ada di sampingnya. Dia menghentikan langkah, lalu menoleh pada Alina berdiri. Aksa tiba-tiba kesal, kenapa Alina sangat suka memandangi tubuh pria. Dia menghampiri istrinya itu lalu

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gantian Cemburu

    “Kita mau makan apa malam ini?” tanya Alina.Alina merasa aneh, biasanya jam segini sudah memasak dan siap makan malam, tetapi malam ini masih di kamar dan belum menentukan apa yang akan disantap.“Ayo!” ajak Aksa tanpa memberitahu mau mengajak makan apa.Alina ikut saja. Dia berjalan di samping Aksa, lalu mereka sampai di kafe yang dekat dengan resort. Aksa dan Alina mengambil tempat duduk di luar dengan pemandangan laut. Mereka bisa mendengar deburan ombak kecil memecah pantai dari tempat duduk mereka saat ini.Alina menyukai suasana di tempat itu. Dia terus tersenyum sambil memandang ombak yang berlomba bergulung ke pantai, sebelum akhirnya pecah menjadi buih kecil.Tanpa sadar, Aksa terus memandang Alina. Meski di rumah Alina sering tersenyum, tetapi sekarang semakin bertambah dan terkesan berbeda.Alina menoleh pada Aksa setelah puas melihat ombak, lalu dia menyadari jika Aksa ternyata sedang menatapnya.“Kenapa?” tanya Alina merasa aneh.Aksa terlihat tenang, tetapi dalam hatiny

    Last Updated : 2024-10-18
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Usaha Sia-sia

    Ada apa lagi dengan Alina? Aksa benar-benar dibuat pusing dengan sikap istrinya itu. Dulu Alina tidak seperti ini, tetapi kenapa sekarang berubah mudah marah? Ke mana hilangnya kesabaran Alina?Aksa mencoba mengingat apakah dia punya salah? Sampai dahinya berkerut lalu ingat dengan dua gadis yang tadi menghampirinya. Dia pun akhirnya sadar dengan maksud ucapan Alina.Aksa mengejar Alina yang sudah keluar dari resort. Dia tidak mungkin membiarkan Alina pergi sendirian di malam hari. Aksa melihat Alina yang berjalan di pantai. Dia langsung mengejar.“Al, berhenti!” perintah Aksa.Aksa melihat Alina masih berjalan, sepertinya panggilannya tidak didengarkan Alina.Aksa memperlebar langkah, sampai akhirnya berhasil mengejar lalu menarik tangan Alina.Alina terkejut sampai tertarik ke belakang dan membentur dada suaminya itu. Dia terdiam saling tatap dengan Aksa, satu tangannya masih digenggam pria itu.Alina mendengar suara detak jantung cukup keras. Milik siapa itu? Alina tiba-tiba panik

    Last Updated : 2024-10-18
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Mau Jadi Cinderella

    Alina bergeming melihat tangan Aksa sangat dekat dengannya. Tatapan matanya tak teralihkan dari wajah pria itu. Detak jantung Alina tiba-tiba berdegup semakin cepat, ada apa ini? Apa Alina gugup?Alina sangat bingung dan panik. Saat Alina hendak memundurkan kepala, tangan Aksa sudah menyentuh ujung bibirnya. Tunggu, kenapa?“Kebiasaan, kalau makan seperti anak kecil. Belepotan.” Aksa bicara sambil mengusap ujung bibir Alina dengan permukaan jempol.Setelah melakukan itu, Aksa kembali memakan es krimnya.Alina sudah menahan napas, tetapi ternyata hanya membersihkan ujung bibirnya. Alina merasa aneh, kenapa dia harus panik? Sedangkan Alina tahu Aksa tidak mungkin tertarik padanya. Kenapa tiba-tiba hati Alina merasa sakit membayangkan itu?Mereka masih duduk di sana cukup lama, bahkan es krim sudah habis tetapi mereka masih diam menatap deburan ombak.Aksa diam merenung. Dia akhirnya tahu kebenarannya dan itu membuat Aksa tiba-tiba merasa bersalah.“Apa kamu pernah memiliki keinginan unt

    Last Updated : 2024-10-18
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jangan Diceraikan

    Aksa berbaring menatap langit-langit kamar. Malam semakin larut, tetapi Aksa masih belum bisa memejamkan mata. Dia menggeser posisi berbaring hingga miring, lalu menatap Alina yang sudah tidur dengan pulas.Sejenak, Aksa terdiam. Tidak tahu kenapa, Aksa tiba-tiba diserang rasa cemas yang berlebihan. Perasaan apa ini? Apa Aksa takut kalau Alina tahu jika dia kaya? Bukan karena Aksa takut Alina menginginkan hartanya, tetapi takut kalau Alina pergi ketika tahu status mereka berbeda.Aksa benar-benar tidak tenang. Dia tidak mengerti, kenapa dirinya sangat gelisah. Aksa akhirnya turun dari ranjang. Dia kemudian keluar dan berdiri di dekat kolam renang, lalu menghubungi Ilham.“Ada apa, Pak? Ini jam berapa? Kenapa Anda menghubungi saya tengah malam begini?” Suara Ilham terdengar parau dari seberang panggilan.“Aku sudah memastikan langsung tentang informasi yang kamu berikan tentang Alina,” kata Aksa tak peduli jika sudah mengganggu jam tidur

    Last Updated : 2024-10-18

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal

    Malam itu Daniel berkumpul dengan Aksa dan Alina di rumah. Mereka berada di ruang keluarga membahas soal Edwin.“Edwin memang ditangguhkan penahanannya, tapi proses hukum tetap berjalan. Pengacaraku juga sudah mengajukan semua berkas laporan dan bukti untuk menjerat pria itu agar mendapatkan hukuman maksimal. Tidak akan kubiarkan dia mendapat hukuman hanya setahun dua tahun,” ujar Aksa.“Ya, pria itu memang layak mendapat hukuman yang berat. Banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukannya,” timpal Alina.“Ini juga bagus untuk mempercepat proses perceraian Jia karena kelakuan buruk Edwin semuanya sudah terekspos,” ujar Aksa lagi.Alina mengangguk-angguk. Dia kemudian menoleh pada Daniel yang sejak tadi tak bersuara.“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Alina.Daniel terkejut. Dia baru menyadari kalau kakak dan kakak iparnya kini sedang menatapnya.“Tidak,” jawab Daniel seraya menggeleng pelan.Alina menaikkan kedua sudut alis.“Apanya yang tidak? Aku perhatikan seharian ini kamu banyak

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Akhirnya Baik-baik Saja

    Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Akhirnya Jia sudah diperbolehkan pulang. “Papamu sudah menunggu di rumah lama kalian, jadi kami akan mengantarmu ke sana,” ucap Daniel.“Iya, terima kasih,” balas Jia.Akhirnya Jia harus kembali ke rumah keluarganya karena dia tidak mau tinggal di apartemen atau rumah milik Edwin yang penuh dengan kenangan pahit.Alina datang menemani Jia keluar dari rumah sakit sekalian membantu Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.Daniel mengangguk.Alina mendorong kursi roda yang Jia duduki. Mereka pergi menuju pintu depan lobby rumah sakit karena mobil yang akan membawa mereka sudah menunggu di sana.“Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot menjemput,” ucap Jia.“Apanya yang repot? Aku tidak pernah merasa repot,” balas Alina, “kita sudah kenal lama, bahkan dulu kamu membantuku memasarkan desainku, jadi anggap saja kita ini saling melengkapi dan menguntungkan,” imbuh Alina.Mereka sampai di depan lobby. Jia dibantu Alina dan Daniel masuk mobil, lalu

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sosok Anak

    Anya masih berada di rumah sakit bersama Daniel. Dia ingin menemani Jia sebelum dijemput Alina saat sore hari. Anya akan bersama Alina sampai Jia keluar dari rumah sakit.“Mama mau ke mana?” tanya Anya saat melihat Jia bergerak ingin menurunkan kaki.“Ke kamar mandi,” jawab Jia agak kesusahan turun karena tubuhnya yang masih kaku dan tangan masih terpasang selang infus.Anya menoleh pada Daniel yang baru saja menerima telepon.“Paman, Mama mau ke kamar mandi tapi tidak bisa bawa infusnya,” kata Anya.Jia terkejut karena Anya sampai memanggil Daniel. Dia menoleh pada pria itu yang sudah memandangnya.“Aku bisa sendiri, kamu selesaikan saja urusanmu,” kata Jia karena tak enak hati jika terus merepotkan Daniel.Namun, ternyata Daniel tetap mendekat. Dia berjalan menghampiri Jia dan Anya.Jia menatap Anya yang tersenyum lebar. Sungguh dia merasa sangat sungkan karena hampir semua bantuan yang dibutuhkannya, Daniel yang mencukupi.“Kamu bisa jalan?” tanya Daniel memastikan lebih dulu.Jia

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Agak Canggung

    Di rumah sakit. Daniel menyiapkan sarapan untuk Jia yang tadi diberikan oleh perawat.“Kamu bisa makan sendiri?” tanya Daniel memastikan karena Jia terlihat masih lemah.Jia tersenyum kecil, lalu menjawab, “Bisa, kamu tenang saja.”Daniel mengangguk pelan. Dia kembali duduk menunggu Jia sarapan, siapa tahu Jia membutuhkan bantuannya.Jia berusaha makan sendiri meski seluruh tubuhnya terasa sakit karena lebam di sekujur tubuh. Dia memasukkan suapan pertama, lalu tatapannya tertuju pada Daniel. Dia melihat pria itu hanya diam menunggunya makan, membuat Jia merasa sedikit sungkan.“Kamu tidak sarapan?” tanya Jia.Sejak kemarin Daniel terus menunggunya di sana, bahkan tak terlihat sekalipun keluar dari kamar itu, kecuali saat kedatangan orang tua Edwin.“Kak Alina bilang akan datang membawakan sarapan, jadi aku akan menunggunya,” ujar Daniel.Jia mengangguk-angguk pelan. Dia agak canggung karena makan sendiri, sedangkan Daniel hanya duduk mengamatinya.“Makanlah dan minum obatmu. Kamu har

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Izin Cuti

    Alina menemui Anya yang baru saja selesai mandi dibantu pelayan.“Biar aku saja yang membantunya ganti baju, kamu keluarlah,” kata Alina pada pelayan.Pelayan mengangguk lalu keluar dari kamar itu.Alina memulas senyum pada Anya. Dia mendekat lalu duduk di tepian ranjang dan membantu Anya memakai pakaian.“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Alina.Semalam Anya dan Arlo tidur satu kamar atas permintaan Arlo, tetapi disediakan dua ranjang terpisah.Anya mengangguk seraya menatap pada Alina yang sedang memakaikan bajunya.“Kata Arlo, semalam kamu mimpi buruk sampai menangis. Apa benar?” tanya Alina memastikan apakah cerita putranya benar atau tidak.Anya terdiam. Dia menunduk tak menjawab pertanyaan Alina.Alina melihat ekspresi sedih di wajah Anya. Dia tidak bertanya lagi, tetapi memilih segera menyelesaikan membantu Anya memakai baju. Setelah itu dia juga menyisir rambut Anya.“Bagaimana kabar Mama?” tanya Anya.“Mama sudah baik. Hari ini kita ke sana untuk menjenguknya, ya.” Alina bicara ser

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saingan Anak Sendiri

    Jia menatap Daniel yang sedang merapikan ranjang khusus penunggu. Dia merasa tak enak hati karena sudah merepotkan pria itu.“Kamu bisa tidur di tempat kakakmu. Aku tidak apa-apa tidur di sini sendiri, lagi pula ada perawat yang bisa aku panggil jika butuh sesuatu,” ujar Jia karena tak ingin terus menerus merepotkan Daniel.Daniel menoleh ke arah Jia, lalu dia duduk di tepian ranjang khusus penunggu seraya menatap pada Jia.“Aku sudah berjanji pada Anya untuk menjagamu, jadi aku akan tetap di sini,” ujar Daniel.Jia berbaring seraya menatap pada Daniel.“Kak Alina bilang kalau besok akan membawa Anya ke sini, jadi sekarang istirahatlah. Kamu harus terlihat baik-baik saja agar Anya tidak sedih,” ujar Daniel.Jia hanya mengangguk. Dia tidak memaksa jika memang Daniel tetap mau tinggal, meski sebenarnya Jia canggung berada di satu ruangan berdua dengan pria, terlebih dia dan Daniel tidak ada hubungan apa pun.“Selamat malam,” ucap Daniel lalu naik ke atas ranjang. Dia membaringkan tubuhn

DMCA.com Protection Status