Home / Romansa / Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 421 - Chapter 430

All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 421 - Chapter 430

477 Chapters

Mulai Dari Awal

[Aku dan Papa sudah berdamai. Papa meminta kami tinggal di rumah lagi dan Ilham sudah setuju.]Alina tersenyum membaca pesan dari Kaira. Dia lega karena sahabatnya itu akhirnya bisa berdamai dengan masa lalu.[Aku sudah menyelesaikan urusanku, lalu bagaimana denganmu? Kamu masih tidak mau jujur pada Aksa? Bukankah akan lebih melegakan kalau kamu jujur?]Alina diam membaca pesan itu. Dia bingung dan sebenarnya ingin menjaga perasaan Aksa. Jika suaminya tahu kalau dia sudah ingat semuanya, akankah Aksa merasa sangat bersalah?Saat Alina masih melamun. Dia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka yang membuatnya menoleh ke arah Aksa yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Kenapa kamu terkejut seperti itu?” tanya Aksa sambil menatap heran pada Alina.“Tidak,” jawab Alina seraya menghampiri Aksa. Dia mengajak Aksa duduk di sofa.“Kamu mau minum jus atau makan sesuatu?” tanya Alina menawari.“Tidak,” jawab Aksa.Alina mengangguk-angguk pelan, lalu berkata, “Kaira baru saja menghubungiku.
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Kata Kunci

Aksa memeluk Alina dengan satu tangan, sesekali dia menciumi pucuk kepala Alina, melimpahkan kelegaan yang tiada tara karena akhirnya bisa mendapatkan maaf sepenuhnya dari Alina.“Pantas dua hari masakannya berbeda, aku ingin bertanya tapi takut menyinggung,” ucap Aksa lalu menghela napas lega.“Berbeda bagaimana?” tanya Alina seraya melirik Aksa.“Aku sangat hafal dengan rasa masakanmu, aku yakin makanan yang disajikan beberapa hari ini adalah masakanmu, tapi aku tidak berani menanyakannya,” ucap Aksa.Alina bangun dari sandaran bahu Aksa, lantas menatap pada pria itu.“Padahal sudah tiga tahun kamu tidak merasakan masakanku, bagaimana bisa kamu masih hafal?” tanya Alina penasaran.“Karena aku tidak pernah bisa menikmati makanan selain masakanmu. Jadi ketika aku kembali makan masakanmu, aku merasa kembali mendapatkan selera makanku,” jawab Aksa menjelaskan.Alina melebarkan senyum, lalu kembali bersandar pada bahu Aksa.“Al.”“Hm ….”“Apa kamu benar-benar tidak marah dan tidak akan p
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Tidak Mau Resign

Alina benar-benar ikut Aksa ke perusahaan. Dia tidak akan pernah membiarkan suaminya bekerja sendiri padahal masih dalam kondisi sakit.Saat sampai di perusahaan. Alina berjalan di samping Aksa yang terus menggandeng tangannya.Ilham yang melihat juga sampai keheranan, tidak menyangka Alina akan ikut ke perusahaan.Para staff semuanya syok dan langsung menunduk. Mereka seperti melihat hantu ketika Alina berjalan di samping Aksa.“Mereka sepertinya ketakutan, apa mengira aku ini arwah gentayangan?” Alina berbisik di telinga Aksa.“Ilham juga awalnya mengira kamu arwah gentayangan. Tapi tidak masalah, meski jadi arwah pun kamu tetap cantik.”Alina melotot mendengar balasan Aksa, bisa-bisanya suaminya itu berkata demikian.Aksa menahan senyum, dia melirik Alina yang memasang wajah cemberut karena ucapannya.Mereka sudah sampai di ruang kerja. Seperti biasa Ilham akan membacakan jadwal Aksa meski tidak sepadat biasanya karena masih sakit.“Apa ada yang ingin Anda ubah, Pak?” tanya Ilham s
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Daniel Duda?

Naya pulang bersama Bams karena Daniel berkata ingin melakukan sesuatu sebelum pergi ke rumah Aksa.“Kamu dan Daniel belum pernah bertemu, kan? Lalu, bagaimana kalian kenal? Dan, sejak kapan Daniel jadi adik iparnya Pak Aksa? Apa Nona Mira sudah menikah dengan Pak Aksa tanpa sepengetahuanku?” tanya Naya begitu bingung.Bams menoleh sekilas pada Naya, lalu kembali fokus ke jalanan.“Bu Alina belum memberitahumu, ya. Nanti saja kalau ketemu dia, kamu akan mendengar semua,” balas Bams.“Jadi benar kalau Nona Mira menikah dengan Pak Aksa?” tanya Naya merasa tebakannya benar.Bams hanya memulas senyum tipis. Dia tidak banyak bicara.“Tapi, sejak kapan kamu kenal sama Daniel? Apa kalian dulu pernah mengenal? Bukankah kalau begitu kamu juga sudah mengenal Nona Mira sejak awal? Tapi … ah, kenapa aneh dan aku pusing?” Naya merasa bingung.“Sudah, jangan dipikirkan. Nanti Bu Alina akan menceritakan semuanya padamu agar tidak bingung. Yang jelas, aku mengenal Daniel sebagai Dani, duda muda karena
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Ikut Campur

Daniel memperhatikan sekitar. Tidak ada yang melerai atau membantu wanita itu, membuat Daniel akhirnya maju. Apalagi dia tidak tega melihat gadis kecil di samping wanita itu menangis.“Papa jahat! Jangan pukul Mama!” Daniel melihat gadis kecil itu memeluk kaki wanita yang baru saja terkena tampar.“Anya, kemari!” perintah pria itu seraya menarik tangan gadis kecil tadi dengan kasar.“Anya maunya sama Mama!” teriak gadis itu tetap memeluk kaki sang mama.“Jangan kasar seperti itu!”Daniel melihat perdebatan itu semakin memanas. Dia tidak tega melihat wanita disakiti apalagi anak kecil diperlakukan kasar, membuatnya segera mendekat lalu melepas kasar tangan pria tadi dari tangan anak kecil yang dipanggil Anya.Daniel melihat pria itu terkejut karena dia menarik kasar tangan pria itu, sedangkan wanita tadi langsung menggendong sang putri karena takut dibawa oleh pria yang kemungkinan adalah suami wanita itu.“Siapa kamu? Jangan ikut campur!” hardik pria itu.“Kamu sudah melakukan kekera
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Jujur ke Naya dan Daniel

Alina pulang lebih awal bersama Aksa setelah mendapat kabar dari Naya yang sudah sampai di rumah.“Nona Mira, ada banyak hal yang mau saya tanyakan pada Anda. Saya benar-benar bingung,” ucap Naya saat bertemu dengan Alina.“Bingung apa?” tanya Alina menanggapi dengan tenang.“Sejak kapan Daniel kenal Bams, lalu sejak kapan pula Pak Aksa jadi kakak ipar Daniel?” tanya Naya dengan tatapan penuh rasa penasaran.“Daniel? Dia ke sini? Di mana?” tanya Alina malah fokus pada sang adik.“Dia ikut, tapi tadi bilang ada urusan jadi tidak langsung ke sini,” jawab Naya, “Nona, jelasin pertanyaan saya tadi,” pinta Naya tidak bisa lagi membendung rasa penasarannya.Alina malah tersenyum lebar. Dia akhirnya menjelaskan yang sebenarnya, termasuk ingatannya yang sudah kembali.Naya sangat syok. Bahkan mulutnya menganga tak percaya karena semua yang didengarnya terasa tak masuk akal.“Nona, Anda jangan bercanda. Jadi bukannya mirip, tapi Anda memang mamanya Arlo?” tanya Naya memastikan.Alina mengangguk
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Jadi Tukang Mengadu

Daniel menatap pada tangan Aksa yang masih memakai penyangga. Dia sudah bertemu Aksa dan kini sedang duduk berdua di ruang keluarga karena Alina membuat minum.“Tanganmu kenapa?” tanya Daniel penasaran.“Gara-gara nekat menjadi superhero,” balas Aksa sambil menatap lengannya.“Apa kamu masih tidak mau memanggilku dengan sopan? Aku ini kakak iparmu,” ucap Aksa kembali menatap pada Daniel.Daniel menatap datar.“Bagaimanapun Alina sudah menerimaku lagi, harusnya kamu memanggilku dengan sebutan ‘Kak’ seperti dulu,” sindir Aksa berharap hubungannya dengan Daniel bisa seperti dulu.Daniel hanya menghela napas. Dia tidak berniat membalas ucapan Aksa.“Berhubung Kak Alina menerimamu lagi, kuharap kamu tidak menyiakan kesempatan kedua yang diberikan padanya. Kedua kalinya kamu berani menyakiti, kupastikan kamu tidak bisa melihat Kak Alina lagi!” ancam Daniel tak main-main.Aksa menanggapi ancaman Daniel dengan santai. Lagi pula, sekarang yang posesif Alina, Aksa yakin kalau Alina tidak akan m
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Asupan Pagi

Naya dan Bams menoleh bersamaan. Naya panik hingga gelagapan.“Oh, aku hanya tanya, apa dia--” Bams ingin bicara tapi Naya lebih dulu membungkam mulut Bams.“Tidak, tidak apa-apa, kami hanya sedang membahas desain,” ucap Naya dengan tangan masih menutup mulut Bams.Bams sampai melirik pada Naya karena mulutnya ditutup, tetapi dia tidak langsung menepis tangan wanita itu.Daniel mengerutkan alis. Menatap aneh pada Naya dan Bams.“Kak Alina memanggilmu. Dia bilang ada yang mau dibahas,” kata Daniel sambil menunjuk ke belakang menggunakan jempol.Naya mengangguk. Dia masih tidak sadar tangannya ada di mana, saat Bams menurunkan tangannya, Naya langsung menoleh.“Kalau begitu aku masuk dulu,” kata Naya. Namun, sebelum pergi, Naya memberikan isyarat pada Bams agar tidak membahas hal tadi.Daniel memandang aneh pada Naya yang berjalan cepat meninggalkan dia dan Bams.“Aneh sekali tingkahnya?” Daniel penasaran. “Memangnya apa yang kalian bicarakan tadi?” tanya Daniel kemudian pada Bams.“Tida
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Sudah Memaafkan

Alina turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan. Saat berjalan menuju dapur, Alina berpapasan dengan Daniel yang baru saja keluar kamar.“Kamu mau kopi?” tanya Alina langsung.“Iya,” jawab Daniel.Alina pergi ke dapur ditemani Daniel. Saat itu pelayan langsung paham dan semua menyingkir dari dapur.“Kenapa para pelayan pergi?” tanya Daniel keheranan karena semua orang pergi tanpa diperintah.“Oh, mereka sudah paham. Kalau aku mau memasak, mereka harus keluar dari dapur,” jawab Alina seraya menggulung rambut dicepol ke atas.Daniel mengangguk-angguk paham.“Mau aku bantu?” tanya Daniel.“Tidak usah,” tolak Alina, “sudah lama kamu tidak makan masakanku, kan? Duduklah dan tunggu,” ucap Alina.Daniel tersenyum. Akhirnya dia duduk sambil memperhatikan sang kakak yang sedang membuat kopi.“Mama!”Suara mungil menggema di rumah itu. Alina langsung menoleh karena Arlo akhirnya pulang.“Itu Arlo?” tanya Daniel berdiri sambil menoleh ke pintu dapur.“Iya.” Alina bergegas keluar dari dapur
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bams Merajuk

Bams benar-benar mengajak Naya sarapan di penjual bubur yang ada di ujung jalan. Dia memperhatikan Naya yang menikmati sarapannya.“Enak, kan? Aku mana ada bohong,” ucap Bams penuh percaya diri.“Iya,” balas Naya. Dia menatap Bams yang sedang makan, tiba-tiba saja dia penasaran dan bertanya, “Apa saat Nona menikah dengan Pak Aksa, kamu sudah bekerja di rumah itu, makanya kenal Daniel?”Bams berhenti memasukkan suapan ke mulut. Dia menatap pada Naya yang sedang memperhatikannya.“Ya, jauh sebelum Bu Alina menikah dengan Pak Aksa,” jawab Bams lalu lanjut makan.Naya mengangguk-angguk pelan.“Kamu di rumah kerja sebagai apa? Sopir sajakah atau bekerja yang lainnya?” tanya Naya penasaran.Bams terbatuk karena tersedak. Dia melotot mendengar pertanyaan Naya.“Apa? Aku salah bicara?” tanya Naya karena respon Bams seperti itu.“Apa aku ada tampang sopir?” tanya Bams dengan ekspresi kesal disebut sopir.Naya mengulum bibir, sepertinya dia memang sudah salah bicara.“Sudahlah, kujelaskan kamu
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more
PREV
1
...
4142434445
...
48
DMCA.com Protection Status