Share

Kata Kunci

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-29 16:52:04

Aksa memeluk Alina dengan satu tangan, sesekali dia menciumi pucuk kepala Alina, melimpahkan kelegaan yang tiada tara karena akhirnya bisa mendapatkan maaf sepenuhnya dari Alina.

“Pantas dua hari masakannya berbeda, aku ingin bertanya tapi takut menyinggung,” ucap Aksa lalu menghela napas lega.

“Berbeda bagaimana?” tanya Alina seraya melirik Aksa.

“Aku sangat hafal dengan rasa masakanmu, aku yakin makanan yang disajikan beberapa hari ini adalah masakanmu, tapi aku tidak berani menanyakannya,” ucap Aksa.

Alina bangun dari sandaran bahu Aksa, lantas menatap pada pria itu.

“Padahal sudah tiga tahun kamu tidak merasakan masakanku, bagaimana bisa kamu masih hafal?” tanya Alina penasaran.

“Karena aku tidak pernah bisa menikmati makanan selain masakanmu. Jadi ketika aku kembali makan masakanmu, aku merasa kembali mendapatkan selera makanku,” jawab Aksa menjelaskan.

Alina melebarkan senyum, lalu kembali bersandar pada bahu Aksa.

“Al.”

“Hm ….”

“Apa kamu benar-benar tidak marah dan tidak akan p
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Ais Intan
happy endiiing :"
goodnovel comment avatar
Juliana Wogo
wah,semoga k2nya makin bahagia
goodnovel comment avatar
firohiir73
jadi kepo endingnya kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Mau Resign

    Alina benar-benar ikut Aksa ke perusahaan. Dia tidak akan pernah membiarkan suaminya bekerja sendiri padahal masih dalam kondisi sakit.Saat sampai di perusahaan. Alina berjalan di samping Aksa yang terus menggandeng tangannya.Ilham yang melihat juga sampai keheranan, tidak menyangka Alina akan ikut ke perusahaan.Para staff semuanya syok dan langsung menunduk. Mereka seperti melihat hantu ketika Alina berjalan di samping Aksa.“Mereka sepertinya ketakutan, apa mengira aku ini arwah gentayangan?” Alina berbisik di telinga Aksa.“Ilham juga awalnya mengira kamu arwah gentayangan. Tapi tidak masalah, meski jadi arwah pun kamu tetap cantik.”Alina melotot mendengar balasan Aksa, bisa-bisanya suaminya itu berkata demikian.Aksa menahan senyum, dia melirik Alina yang memasang wajah cemberut karena ucapannya.Mereka sudah sampai di ruang kerja. Seperti biasa Ilham akan membacakan jadwal Aksa meski tidak sepadat biasanya karena masih sakit.“Apa ada yang ingin Anda ubah, Pak?” tanya Ilham s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan    Daniel Duda?

    Naya pulang bersama Bams karena Daniel berkata ingin melakukan sesuatu sebelum pergi ke rumah Aksa.“Kamu dan Daniel belum pernah bertemu, kan? Lalu, bagaimana kalian kenal? Dan, sejak kapan Daniel jadi adik iparnya Pak Aksa? Apa Nona Mira sudah menikah dengan Pak Aksa tanpa sepengetahuanku?” tanya Naya begitu bingung.Bams menoleh sekilas pada Naya, lalu kembali fokus ke jalanan.“Bu Alina belum memberitahumu, ya. Nanti saja kalau ketemu dia, kamu akan mendengar semua,” balas Bams.“Jadi benar kalau Nona Mira menikah dengan Pak Aksa?” tanya Naya merasa tebakannya benar.Bams hanya memulas senyum tipis. Dia tidak banyak bicara.“Tapi, sejak kapan kamu kenal sama Daniel? Apa kalian dulu pernah mengenal? Bukankah kalau begitu kamu juga sudah mengenal Nona Mira sejak awal? Tapi … ah, kenapa aneh dan aku pusing?” Naya merasa bingung.“Sudah, jangan dipikirkan. Nanti Bu Alina akan menceritakan semuanya padamu agar tidak bingung. Yang jelas, aku mengenal Daniel sebagai Dani, duda muda karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ikut Campur

    Daniel memperhatikan sekitar. Tidak ada yang melerai atau membantu wanita itu, membuat Daniel akhirnya maju. Apalagi dia tidak tega melihat gadis kecil di samping wanita itu menangis.“Papa jahat! Jangan pukul Mama!” Daniel melihat gadis kecil itu memeluk kaki wanita yang baru saja terkena tampar.“Anya, kemari!” perintah pria itu seraya menarik tangan gadis kecil tadi dengan kasar.“Anya maunya sama Mama!” teriak gadis itu tetap memeluk kaki sang mama.“Jangan kasar seperti itu!”Daniel melihat perdebatan itu semakin memanas. Dia tidak tega melihat wanita disakiti apalagi anak kecil diperlakukan kasar, membuatnya segera mendekat lalu melepas kasar tangan pria tadi dari tangan anak kecil yang dipanggil Anya.Daniel melihat pria itu terkejut karena dia menarik kasar tangan pria itu, sedangkan wanita tadi langsung menggendong sang putri karena takut dibawa oleh pria yang kemungkinan adalah suami wanita itu.“Siapa kamu? Jangan ikut campur!” hardik pria itu.“Kamu sudah melakukan kekera

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jujur ke Naya dan Daniel

    Alina pulang lebih awal bersama Aksa setelah mendapat kabar dari Naya yang sudah sampai di rumah.“Nona Mira, ada banyak hal yang mau saya tanyakan pada Anda. Saya benar-benar bingung,” ucap Naya saat bertemu dengan Alina.“Bingung apa?” tanya Alina menanggapi dengan tenang.“Sejak kapan Daniel kenal Bams, lalu sejak kapan pula Pak Aksa jadi kakak ipar Daniel?” tanya Naya dengan tatapan penuh rasa penasaran.“Daniel? Dia ke sini? Di mana?” tanya Alina malah fokus pada sang adik.“Dia ikut, tapi tadi bilang ada urusan jadi tidak langsung ke sini,” jawab Naya, “Nona, jelasin pertanyaan saya tadi,” pinta Naya tidak bisa lagi membendung rasa penasarannya.Alina malah tersenyum lebar. Dia akhirnya menjelaskan yang sebenarnya, termasuk ingatannya yang sudah kembali.Naya sangat syok. Bahkan mulutnya menganga tak percaya karena semua yang didengarnya terasa tak masuk akal.“Nona, Anda jangan bercanda. Jadi bukannya mirip, tapi Anda memang mamanya Arlo?” tanya Naya memastikan.Alina mengangguk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jadi Tukang Mengadu

    Daniel menatap pada tangan Aksa yang masih memakai penyangga. Dia sudah bertemu Aksa dan kini sedang duduk berdua di ruang keluarga karena Alina membuat minum.“Tanganmu kenapa?” tanya Daniel penasaran.“Gara-gara nekat menjadi superhero,” balas Aksa sambil menatap lengannya.“Apa kamu masih tidak mau memanggilku dengan sopan? Aku ini kakak iparmu,” ucap Aksa kembali menatap pada Daniel.Daniel menatap datar.“Bagaimanapun Alina sudah menerimaku lagi, harusnya kamu memanggilku dengan sebutan ‘Kak’ seperti dulu,” sindir Aksa berharap hubungannya dengan Daniel bisa seperti dulu.Daniel hanya menghela napas. Dia tidak berniat membalas ucapan Aksa.“Berhubung Kak Alina menerimamu lagi, kuharap kamu tidak menyiakan kesempatan kedua yang diberikan padanya. Kedua kalinya kamu berani menyakiti, kupastikan kamu tidak bisa melihat Kak Alina lagi!” ancam Daniel tak main-main.Aksa menanggapi ancaman Daniel dengan santai. Lagi pula, sekarang yang posesif Alina, Aksa yakin kalau Alina tidak akan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Asupan Pagi

    Naya dan Bams menoleh bersamaan. Naya panik hingga gelagapan.“Oh, aku hanya tanya, apa dia--” Bams ingin bicara tapi Naya lebih dulu membungkam mulut Bams.“Tidak, tidak apa-apa, kami hanya sedang membahas desain,” ucap Naya dengan tangan masih menutup mulut Bams.Bams sampai melirik pada Naya karena mulutnya ditutup, tetapi dia tidak langsung menepis tangan wanita itu.Daniel mengerutkan alis. Menatap aneh pada Naya dan Bams.“Kak Alina memanggilmu. Dia bilang ada yang mau dibahas,” kata Daniel sambil menunjuk ke belakang menggunakan jempol.Naya mengangguk. Dia masih tidak sadar tangannya ada di mana, saat Bams menurunkan tangannya, Naya langsung menoleh.“Kalau begitu aku masuk dulu,” kata Naya. Namun, sebelum pergi, Naya memberikan isyarat pada Bams agar tidak membahas hal tadi.Daniel memandang aneh pada Naya yang berjalan cepat meninggalkan dia dan Bams.“Aneh sekali tingkahnya?” Daniel penasaran. “Memangnya apa yang kalian bicarakan tadi?” tanya Daniel kemudian pada Bams.“Tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sudah Memaafkan

    Alina turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan. Saat berjalan menuju dapur, Alina berpapasan dengan Daniel yang baru saja keluar kamar.“Kamu mau kopi?” tanya Alina langsung.“Iya,” jawab Daniel.Alina pergi ke dapur ditemani Daniel. Saat itu pelayan langsung paham dan semua menyingkir dari dapur.“Kenapa para pelayan pergi?” tanya Daniel keheranan karena semua orang pergi tanpa diperintah.“Oh, mereka sudah paham. Kalau aku mau memasak, mereka harus keluar dari dapur,” jawab Alina seraya menggulung rambut dicepol ke atas.Daniel mengangguk-angguk paham.“Mau aku bantu?” tanya Daniel.“Tidak usah,” tolak Alina, “sudah lama kamu tidak makan masakanku, kan? Duduklah dan tunggu,” ucap Alina.Daniel tersenyum. Akhirnya dia duduk sambil memperhatikan sang kakak yang sedang membuat kopi.“Mama!”Suara mungil menggema di rumah itu. Alina langsung menoleh karena Arlo akhirnya pulang.“Itu Arlo?” tanya Daniel berdiri sambil menoleh ke pintu dapur.“Iya.” Alina bergegas keluar dari dapur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams Merajuk

    Bams benar-benar mengajak Naya sarapan di penjual bubur yang ada di ujung jalan. Dia memperhatikan Naya yang menikmati sarapannya.“Enak, kan? Aku mana ada bohong,” ucap Bams penuh percaya diri.“Iya,” balas Naya. Dia menatap Bams yang sedang makan, tiba-tiba saja dia penasaran dan bertanya, “Apa saat Nona menikah dengan Pak Aksa, kamu sudah bekerja di rumah itu, makanya kenal Daniel?”Bams berhenti memasukkan suapan ke mulut. Dia menatap pada Naya yang sedang memperhatikannya.“Ya, jauh sebelum Bu Alina menikah dengan Pak Aksa,” jawab Bams lalu lanjut makan.Naya mengangguk-angguk pelan.“Kamu di rumah kerja sebagai apa? Sopir sajakah atau bekerja yang lainnya?” tanya Naya penasaran.Bams terbatuk karena tersedak. Dia melotot mendengar pertanyaan Naya.“Apa? Aku salah bicara?” tanya Naya karena respon Bams seperti itu.“Apa aku ada tampang sopir?” tanya Bams dengan ekspresi kesal disebut sopir.Naya mengulum bibir, sepertinya dia memang sudah salah bicara.“Sudahlah, kujelaskan kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status