Share

Sudah Memaafkan

last update Last Updated: 2024-12-31 05:46:00

Alina turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan. Saat berjalan menuju dapur, Alina berpapasan dengan Daniel yang baru saja keluar kamar.

“Kamu mau kopi?” tanya Alina langsung.

“Iya,” jawab Daniel.

Alina pergi ke dapur ditemani Daniel. Saat itu pelayan langsung paham dan semua menyingkir dari dapur.

“Kenapa para pelayan pergi?” tanya Daniel keheranan karena semua orang pergi tanpa diperintah.

“Oh, mereka sudah paham. Kalau aku mau memasak, mereka harus keluar dari dapur,” jawab Alina seraya menggulung rambut dicepol ke atas.

Daniel mengangguk-angguk paham.

“Mau aku bantu?” tanya Daniel.

“Tidak usah,” tolak Alina, “sudah lama kamu tidak makan masakanku, kan? Duduklah dan tunggu,” ucap Alina.

Daniel tersenyum. Akhirnya dia duduk sambil memperhatikan sang kakak yang sedang membuat kopi.

“Mama!”

Suara mungil menggema di rumah itu. Alina langsung menoleh karena Arlo akhirnya pulang.

“Itu Arlo?” tanya Daniel berdiri sambil menoleh ke pintu dapur.

“Iya.” Alina bergegas keluar dari dapur
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
eva nindia
nahh part.a ada bawang.a trharuuuuuu....
goodnovel comment avatar
Titin Susiyana
pagi2 dibikin mewek.... kak ai mah..... tapi q seneng....
goodnovel comment avatar
Wida
akhirnya semuanya membaik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams Merajuk

    Bams benar-benar mengajak Naya sarapan di penjual bubur yang ada di ujung jalan. Dia memperhatikan Naya yang menikmati sarapannya.“Enak, kan? Aku mana ada bohong,” ucap Bams penuh percaya diri.“Iya,” balas Naya. Dia menatap Bams yang sedang makan, tiba-tiba saja dia penasaran dan bertanya, “Apa saat Nona menikah dengan Pak Aksa, kamu sudah bekerja di rumah itu, makanya kenal Daniel?”Bams berhenti memasukkan suapan ke mulut. Dia menatap pada Naya yang sedang memperhatikannya.“Ya, jauh sebelum Bu Alina menikah dengan Pak Aksa,” jawab Bams lalu lanjut makan.Naya mengangguk-angguk pelan.“Kamu di rumah kerja sebagai apa? Sopir sajakah atau bekerja yang lainnya?” tanya Naya penasaran.Bams terbatuk karena tersedak. Dia melotot mendengar pertanyaan Naya.“Apa? Aku salah bicara?” tanya Naya karena respon Bams seperti itu.“Apa aku ada tampang sopir?” tanya Bams dengan ekspresi kesal disebut sopir.Naya mengulum bibir, sepertinya dia memang sudah salah bicara.“Sudahlah, kujelaskan kamu

    Last Updated : 2024-12-31
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Terlalu Setia

    “Hari ini tidak ke perusahaan. Apa kamu mau jalan-jalan atau pergi ke suatu tempat?” tanya Aksa sambil memperhatikan Alina yang sedang membereskan ranjang.“Mau ke mana, tanganmu saja sedang sakit,” balas Alina.Alina menoleh pada Aksa, lalu berjalan menghampiri suaminya yang duduk di sofa. Dia menatap lengan Aksa, lalu berkata, “Nanti kalau lenganmu sudah sembuh, bukankah kamu janji mau mengajakku jalan-jalan?”“Iya, memang,” balas Aksa, “tapi sekarang juga bisa, barangkali kamu bosan di rumah dan ingin jalan-jalan.”Alina menggeleng pelan. Dia mengambil buku sketsanya yang ada di bawah meja.“Aku ada pekerjaan, jadi lebih baik menyelesaikannya lebih dulu. Tahun depan aku juga menerima undangan untuk acara fashion show di Paris untuk desain baju musim semi. Huf … sepertinya pekerjaanku makin banyak,” ucap Alina seraya fokus pada buku sketsanya.Aksa menatap pada Alina yang siap menggoreskan pensil di buku sketsa.“Kamu sangat suka menjadi desainer sekarang?” tanya Aksa seraya meletak

    Last Updated : 2024-12-31
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Dicarikan Janda?

    “Kakakmu sudah yakin ingin tinggal di sini, apa kamu juga mau pindah ke sini lagi?” tanya Restu saat duduk bersama Daniel.Daniel diam. Dia menatap sang paman yang menunggu jawaban darinya.“Aku belum memikirkannya,” balas Daniel lalu menyesap teh buatan sang paman.Restu mencondongkan tubuh ke depan, menggunakan kedua lengan yang bertumpu di lutut untuk menyangga tubuhnya.“Apa kamu tidak bisa tinggal di sini karena takut teringat mantan istrimu?” tanya Restu menebak.Daniel terkejut, tetapi sedetik kemudian tersenyum getir.“Tidak, untuk apa memikirkannya,” jawab Daniel, “aku sudah tidak peduli lagi dengannya. Apalagi sejak tahu kalau dia selama ini membenci Kak Alina, wanita tak tahu diri yang tak tahu terima kasih, untuk apa aku ingat, Paman.”Daniel sudah melupakan Karin. Pergi ke rumah lamanya waktu itu pun karena ingin mengingat rumah yang dia bangun bersama sang kakak. Andai tidak ada kenangan bersama Karin di sana, mungkin Daniel mau menempatinya lagi.“Baguslah. Kamu memang h

    Last Updated : 2024-12-31
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bersimpati

    Daniel tidak senang melihat seorang wanita mendapat kekerasan seperti ini. Apalagi lebam di rahang Jia begitu kentara, menandakan jika wanita itu benar-benar mengalami kekerasan. “Jika suamimu masih kasar, kenapa tidak kamu laporkan saja?” tanya Daniel. Bukan maksud ingin ikut campur, hanya saja dia memang tidak bisa melihat wanita teraniaya. “Ini bukan apa-apa, bukan masalah besar,” ucap Jia mencoba menghindari tatapan Daniel. Daniel menghela napas pelan. Dia masih menatap pada Jia, bertanya-tanya kenapa Jia harus bertahan atau menyembunyikan masalah kekerasan itu, jika memang suaminya tidak baik. Apa yang Jia takutkan? “Mama nangis karena Papa jahat.” Daniel terkejut. Dia menoleh dan melihat Anya turun dari mobil. “Anya.” Jia juga terkejut karena Anya tiba-tiba keluar dari mobil. Anya berjalan menghampiri Daniel. Dia menggenggam satu tangan pria itu. “Paman apa bisa bantu agar Mama tidak dipukuli Papa lagi? Papa jahat, Paman. Dia kalau pulang, pasti mukulin Mama.” A

    Last Updated : 2025-01-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Diamuk Alina

    Alina langsung menghampiri Daniel. Dia kaget melihat wajah sang adik penuh lebam, apalagi kemeja yang dipakai adiknya itu ada bercak darah.“Kamu kenapa? Berantem?” tanya Alina begitu cemas. Dia sampai memegang dagu Daniel untuk memeriksa luka di wajah Daniel.“Aku baik-baik saja. Kak Alina tidak perlu cemas,” jawab Daniel.“Tidak apa-apa bagaimana maksudnya, huh? Lihat wajahmu, bahkan pipimu begitu biru.” Alina kesal karena Daniel terlihat santai saja.Alina menarik tangan Daniel, mengajaknya masuk rumah untuk diobati.Arlo mengikuti Alina, Aksa ikut masuk menyusul Alina dan Daniel.Daniel duduk bersama Aksa selagi Alina mengambil kotak obat. Aksa memperhatikan wajah Daniel yang terluka.“Siapa yang menghajarmu?” tanya Aksa menyelidik.Daniel menatap pada sang kakak ipar. Dia menggeleng pelan seraya menggerakkan rahang yang terasa sakit.“Katakan saja, daripada kakakmu mengomel tujuh hari tujuh malam. Tidak mungkin tiba-tiba ada orang tak dikenal yang menghajarmu, kan? Apalagi kamu

    Last Updated : 2025-01-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Bisa Ikut Campur

    Daniel menatap Aksa dan Alina bergantian, lalu bertanya, “Kalian kenal Jia?”Alina menoleh pada Aksa. Suaminya itu langsung mengambil ponsel di meja, lalu menghubungi seseorang.Aksa menghubungi Ilham, tentu saja Ilham yang lebih banyak memiliki informasi soal orang-orang yang pernah berhubungan dengan Aksa.“Halo, Pak.” Suara Ilham terdengar dari seberang panggilan.“Apa kamu tahu informasi soal Jia?” tanya Aksa.Alina dan Daniel diam memperhatikan Aksa yang sedang bicara di telepon.“Jia? Jia Alexander?” tanya Ilham dari seberang panggilan.“Ya, mungkin itu. Aku mau tanya, apa Jia memiliki putri bernama Anya?” tanya Aksa kemudian.“Iya, Bu Jia memang anaknya bernama Anya. Kenapa Anda tiba-tiba menanyakan soal Jia?” Aksa langsung menatap pada Alina dan Daniel, ternyata tebakannya benar kalau Jia yanga Daniel maksud adalah Jia yang dikenalnya.“Carikan informasi lengkap soal Jia. Termasuk informasi soal suaminya,” perintah Aksa.Setelah mendengar balasan dari Ilham. Aksa mengakhiri p

    Last Updated : 2025-01-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Takut Daniel Terlibat

    Bams dan Naya baru saja pulang setelah jalan-jalan. Keduanya sudah turun dari mobil dan hendak pergi ke paviliun.“Kuharap kamu tidak menjauhiku karena menganggap aku ini menyeramkan,” ucap Bams saat mereka berjalan bersama.Naya terkejut. Dia langsung menoleh pada Bams.“Tidak. Aku juga tidak tahu apa-apa, jadi aku anggap itu hanya informasi pribadi tentangmu yang tidak perlu dikorek,” balas Naya memang tidak melanjutkan pembahasan soal siapa Bams sebenarnya.Bams mengangguk-angguk pelan.“Kakak Naya dali mana?” Naya dan Bams menghentikan langkah ketika mendengar suara Arlo. Mereka melihat bocah itu sudah berdiri di depan mereka sedang memegang bola.“Baru dari luar, Arlo main sendirian?” tanya Naya keheranan. Tidak biasanya Alina membiarkan Arlo bermain sendiri.“Iya, Alo main sendili,” jawab Arlo, “soalnya Mama lagi ngobatin wajahnya Paman Daniel. Wajahnya melah-melah.”Naya mengerutkan alis, begitu juga dengan Bams yang keheranan. Merah-merah bagaimana maksudnya?Mereka memilih m

    Last Updated : 2025-01-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memastikan lebih dulu

    Naya melihat Daniel yang duduk sendirian di teras. Dia pun berjalan menghampiri pria itu. “Bagaimana lukamu?” tanya Naya sambil duduk di kursi yang bersebelahan dengan Daniel. Daniel menoleh pada Naya, lalu menjawab, “Tidak terlalu parah.” Naya memperhatikan wajah Daniel yang penuh lebam. “Kamu tidak melaporkan pengeroyokan ini ke polisi?” tanya Naya. “Tidak,” jawab Daniel. “Kenapa?” tanya Naya keheranan. “Aku sedang memikirkan konsekuensi yang didapat, jika gegabah melapor,” jawab Daniel. Dahi Naya berkerut. “Mereka itu hanya orang suruhan, jika aku lapor, maka yang akan ditangkap hanya mereka dan aku yakin orang yang membayar mereka akan mengelak serta membungkam mereka untuk tak bicara. Lalu, setelah aku melaporkan kasus ini, wanita itu pasti akan semakin menderita. Aku yakin kalau suami wanita itu akan semakin menyiksa karena tahu jika aku akan melawannya,” ujar Daniel menceritakan pemikirannya panjang lebar. Naya diam sejenak, mencoba mencerna maksud ucapan Daniel. Sampa

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Susah Tidur

    Jia dan Daniel saling pandang, sampai akhirnya Jia tersenyum lalu mengambil cangkir kopi untuk Daniel dan memberikan pada pria itu.“Minumlah,” ucap Jia.Daniel mengangguk. Dia menyesap kopi buatan Jia.Jia menatap pada Daniel yang sedang minum, hingga terbesit pertanyaan yang membuatnya penasaran.“Dan, kita sudah menjadi suami-istri, apa aku boleh bertanya sesuatu?” tanya Jia.Daniel baru saja selesai minum. Dia menatap pada Jia, lalu meletakkan cangkir di meja.“Tanya saja,” jawab Daniel.“Jangan tersinggung, ya. Aku hanya mau tanya tanpa bermaksud apa-apa,” ujar Jia.Daniel mengangguk-angguk.“Apa penyebab kamu mandul?” tanya Jia dengan sangat hati-hati.Daniel terkejut mendengar pertanyaan Jia, tetapi dia sudah berjanji untuk menjawab.“Itu karena sperma yang dihasilkan tidak bagus, bahkan terlalu sedikit,” jawab Daniel dengan senyum getir di wajah.Jia melihat Daniel yang malu, mungkin karena jawaban itu sangat pribadi untuk Daniel. Namun, mereka sudah suami istri, sudah sewajar

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Genk Huru-hara

    Acara pernikahan Jia dan Daniel diadakan sederhana bersama keluarga. “Mama, dedeknya kok belum bisa main baleng? Kan sudah besal ini?” tanya Arlo seraya menunjuk pada anak Kaira.Alina dan Kaira menoleh bersamaan mendengar suara aduan Arlo. Mereka memandang pada anak Kaira yang ada di stroller.“Dek Disya belum bisa kalau lari-lari, terus sekarang Dek Disya ngantuk. Tuh lagi minum susu,” ujar Kaira menjelaskan karena putrinya anteng seraya minum susu dari dot.“Ah, nggak asyik. Padahal Alo mau main sama dedek. Nanti kalau dedeknya Alo kelual, pokoknya halus main, nggak boleh bobok.” Setelah mengatakan itu, Arlo berlari menyusul Anya yang sedang bermain ayunan.Alina dan Kaira sampai terkejut bersamaan, dua wanita itu sampai menggeleng pelan dengan tingkah Arlo.“Lama-lama sifat anak itu seperti ayahnya. Kalau menginginkan sesuatu, harus didapat. Keras kepala dan susah sekali diaturnya,” ucap Kaira.“Nunggu punya pawang,” balas Alina.“Dih, sekecil itu. Kayaknya kamu harus ekstra saba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pernikahan Daniel

    Saat malam hari. Arlo berada di kamar bersama Alina dan Aksa. Alina memang selalu berusaha menemani Arlo sebelum tidur, agar putranya tidak merasa kesepian atau terabaikan.“Ini dedeknya?” tanya Arlo saat melihat foto USG yang Alina berikan.“Iya,” jawab Alina.“Kok kecil sekali?” tanya Arlo seraya mengamati foto USG itu.Aksa dan Alina menahan senyum.“Iya, kan masih di dalam perut. Kalau nanti sudah keluar, dedeknya bisa besar kayak Arlo,” jawab Alina menjelaskan.Arlo mengangguk-angguk. Lalu tangan mungilnya menyentuh perut Alina.“Dedek cepat keluar, ya. Biar bisa main sama Alo.” Setelah mengatakan itu, Arlo mencium perut Alina.Alina dan Aksa saling pandang dengan seulas senyum di wajah. Mereka bersyukur karena Arlo menerima kehamilan itu dan tidak iri sama sekali.“Sekarang tidur, ya.” Alina menarik selimut. Dia dan Aksa mau berbaring di samping Arlo.“Alo mau bobok sendili,” ucap Arlo.Alina terkejut, tetapi menjelaskan, “Iya, nanti bobok sendiri. Sekarang biarkan mama dan Papa

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kalau Tega

    Aksa mengantar Alina ke rumah sakit. Dia memang meluangkan waktu menemani Alina memeriksakan kandungan karena tak mau melewatkan momen melihat tumbuh kembang calon bayi mereka.“Janinnya tumbuh sangat baik. Berat dan ukurannya sangat pas dengan usianya, jenis kelaminnya--” Dokter ingin menyebutkan jenis kelamin janin Alina, tetapi langsung dicegah.“Jangan sebutkan, Dok. Biar menjadi kejutan,” potong Alina.“Padahal aku mau tahu, Al.” Aksa sudah semangat menunggu, tetapi Alina malah menolak.“Tidak usah, pokoknya biar kejutan,” kekeh Alina.Aksa melirik pada dokter yang tersenyum.“Baiklah, saya tidak akan menyebutkan jenis kelaminnya,” ujar dokter itu.Aksa menatap kecewa pada Alina, padahal dia sudah sangat antusias.Alina hanya menahan senyum melihat suaminya kecewa.“Ingat ya, Bu Alina. Makan apa pun yang Anda mau, tidak usah memantang apa pun, selama yang dimakan bagus untuk pertumbuhan janin. Mungkin makanan kemasan, beralkohol, dan fast food saja yang saya larang,” ujar dokter p

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menyayangi Semua

    Aksa mengusap perut Alina yang lumayan besar. Seperti sudah menjadi rutinitasnya setiap malam harus menyentuh perut sang istri sebelum dia beristirahat.“Jam berapa ini? Kamu baru mau tidur?” Alina terbangun karena sentuhan Aksa.Alina sudah tidur lebih dulu karena Aksa berkata ingin menyelesaikan pekerjaan.“Tidurlah lagi, maaf kalau mengganggumu,” ucap Aksa lalu membetulkan selimut untuk menutupi tubuh Alina.Alina merangsek ke pelukan saat Aksa sudah berbaring. Dia memeluk suaminya meski sekarang terhalang perut yang agak besar.“Jangan terlalu capek bekerja, Aksa. Aku tidak mau punya suami dengan tampang tua, mata cekung karena kebanyakan begadang, padahal anak-anaknya masih kecil,” seloroh Alina seraya memejamkan mata.Aksa menahan tawa. Ada saja ucapan istrinya ini yang mampu membuat semua rasa lelah dan beban pikirannya hilang.“Tenang saja, aku akan perawatan melebihimu kalau sampai terlihat tua,” balas Aksa seraya memeluk Alina, tak lupa kecupan hangat juga didaratkan di keni

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status