Semua Bab Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Bab 331 - Bab 340

482 Bab

Mencari Bukti Lain

“Ini sudah malam. Aku balik ke kamar dulu, takutnya Arlo bangun dan mencari,” ucap Mira lalu berdiri dari posisi duduknya.Aksa mengangguk. Saat Mira akan melangkah pergi, Aksa memanggil.“Mira.”Mira menoleh dengan senyum manis di wajahnya.“Ya.”“Terima kasih karena mau menjaga Arlo dan menjaga perasaannya.”Mira terkejut Aksa sampai berterima kasih. Dia tersenyum sambil mengangguk lalu segera pergi meninggalkan dapur.Aksa masih ada di dapur, sampai beberapa saat kemudian Bams menghampiri dan duduk di kursi yang tadi Mira duduki.“Pak, apa Anda tidak berniat menemui dan bertanya pada Pak Restu soal Mira?” tanya Bams karena penasaran.Aksa hanya menatap tanpa menjawab, lalu Aksa berkata, “Cari informasi pasti ada hubungan apa antara Pak Restu dan Mira sampai Mira memiliki nama belakang Januarta, semisal memang Alina memalsukan kematiannya, tidak mungkin Pak Restu membantu begitu saja, kan? Pasti ada alasan yang masuk akal” ujar Aksa.Bams mengangguk-angguk mengerti.“Juga bantu seli
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Jadilah Alina

“Alina.”Mira berdiri saat wanita yang dihampiri Arlo memanggilnya dengan nama Alina. Ya, seperti orang lainnya yang salah mengira dan menganggap Mira adalah Alina.Bams dan Nara baru saja sampai di sana, lalu Bams terkejut ketika melihat Sasmita yang tiba-tiba memeluk Mira.Mira terkesiap. Wanita ini tiba-tiba memeluknya erat.“Maafkan mama, Alina. Mama benar-benar tidak pernah bermaksud jahat padamu.” Sasmita bicara sambil memeluk Alina.“Ini neneknya Alo, Mama.” Mendengar Arlo menyebut kata ‘mama’, membuat Sasmita yakin jika yang dipeluknya adalah Alina.Awalnya Mira memang bingung, tetapi akhirnya dia paham kenapa wanita paruh baya ini langsung memeluk dirinya.“Maaf, saya bukan Alina.”Sasmita terkejut. Dia melepas pelukan, lalu menatap pada wanita yang baru saja dia peluk. Jelas-jelas dia tidak salah lihat, lalu bagaimana bisa bukan Alina?“Nyonya, dia ini Nona Mira, tapi memang sangat mirip dengan Bu Alina.” Bams menjelaskan.“Bukan, ini mamanya Alo. Paman salah!” Arlo langsun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Mira atau Alina

Aksa berjalan di koridor perusahaan dengan kedua tangan terkepal. Sorot matanya menunjukkan rasa gelisah dan penasaran yang membuncah, tetapi ekspresi wajahnya terlihat tenang.“Silakan, Pak. Pak Restu sudah menunggu Anda di dalam,” kata Rizki saat menyambut kedatangan Aksa.Aksa mengangguk. Rizki membuka pintu ruangan Restu, lalu mempersilakan Aksa untuk masuk.“Apa yang membawamu datang ke sini?” tanya Restu seraya berdiri untuk menyambut kedatangan Aksa.Aksa tersenyum kecil, dia tidak membalas tetapi langsung duduk bersama Restu.Mereka duduk tanpa kata, sampai Rizki masuk menyajikan kopi, lalu kembali meninggalkan mereka berdua di ruangan itu.“Pak Restu, Anda tahu kalau saya sangat menghormati Anda, bukan?” Aksa bicara sambil menatap pada Restu.Restu diam sejenak, lalu mengangguk.“Tentu saja. Kamu adalah pengusaha muda sukses yang paling menghargaiku,” balas Restu.“Jadi, saya punya pertanyaan, Anda tidak akan berbohong ketika menjawabnya, kan?” Aksa bicara sambil menatap begi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Berpura-pura Menjadi Alina

Mira akhirnya setuju pergi ke rumah Sasmita. Dia sebenarnya takut jika diminta berbohong, tetapi juga tidak tega melihat Sasmita yang sampai berlutut, sedangkan dia tidak mengenal wanita.“Apa kamu ada pertanyaan dari apa yang aku jelaskan tadi?” tanya Sasmita saat mereka masih di mobil dalam perjalanan menuju rumah.“Tidak ada,” jawab Mira.Sasmita tersenyum, lalu kembali berkata, “Terima kasih mau membantuku. Ya, aku tahu ini salah, tapi hanya ini satu-satunya cara agar dia bisa bangun dari ranjang.”Mobil mereka akhirnya sampai di rumah Sasmita.Mira dan yang lainnya turun. Arlo langsung menggandeng Mira saat akan masuk ke rumah.Semua pelayan dan pekerja di sana terkejut. Mereka gelagapan dan keheranan, sama seperti pelayan di rumah Aksa. Sepertinya Mira harus mulai terbiasa dengan situasi seperti ini, bisa saja di luar sana nanti, akan banyak yang terkejut seperti orang-orang di sini.“Beliau di kamar. Kita masuk sekarang,” ajak Sasmita.Mira mengangguk. Dia masuk ditemani Arlo d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Akhirnya Pulang

Mira terkejut. Dia panik mendengar pertanyaan yang tak mungkin bisa dijawabnya. Dia melirik pada Sasmita, meminta bantuan untuk bisa mengatasi pertanyaan Nenek Agni.“Alina selama ini di luar negeri, Ma. Apa pun penjelasannya, yang penting dia sudah mau pulang. Lagi pula, Mama tahu betul alasannya, kan?” Sasmita bicara, mencoba meyakinkan Nenek Agni.Nenek Agni diam sejenak, lalu kembali menatap pada Mira.“Alo ketemu Mama di Singapole waktu ikut Papa. Makanya, Alo ajak Mama pulang,” celoteh Arlo menyelamatkan kepanikan Sasmita dan Mira.Mira tersenyum canggung sambil mengangguk.Nenek Agni merasa sedikit aneh, tetapi dia mengabaikannya karena yang terpenting Alina ada di sini.“Kamu benar-benar sudah memaafkan kami?” tanya Nenek Agni seraya menatap penuh harap pada Mira.Mira menganggukkan kepala sambil memulas senyum.Nenek Agni begitu lega. Dia kembali memeluk Mira sambil berulang kali mengucap rasa syukur.Di luar kamar. Bams dan Naya menunggu di ruang keluarga. “Sepertinya maman
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Jujur Pada Nenek Agni

Nenek Agni menggenggam tangan Mira begitu erat. Dia takut kalau Aksa membawa pergi Alina dan menjauhkannya lagi darinya.“Alina sudah memaafkan nenek, Aksa. Apa kamu tidak bisa membiarkan dia tetap di sini sebentar?” Nenek Agni bicara dengan tatapan sendu.Mira menatap Nenek Agni yang menatap penuh harap pada Aksa, lalu menoleh pada pria itu.“Aku mau bicara dengannya sebentar,” kata Aksa.Nenek Agni masih enggan melepas, sampai akhirnya Mira yang membujuk.“Aku nanti balik lagi ke sini, Nek. Nenek tunggu, ya.”Setelah meyakinkan Nenek Agni, akhirnya Mira ikut Aksa. Pria itu masih menggenggam tangan Mira, membuat Mira pasrah karena jika langsung dilepas, Nenek Agni akan curiga.“Ada apa?” tanya Mira setelah Aksa melepas tangannya saat mereka sampai di ruang tamu.“Aku hanya mau bilang, jika keluargaku membahas soal Alina, jangan terlalu ditanggapi,” jawab Aksa. Dia cemas jika Mira memikirkan semua ucapan keluarganya.Mira agak bingung dengan sikap Aksa. Pria itu menggandeng tangan dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Memaafkan Dengan Cara Lain

Sasmita tersenyum getir, lalu membalas, “Iya, sangat fatal.”Mira masih mendengarkan.“Dulu aku sangat jahat sama Alina, pernah membencinya hanya karena dia bukan dari keluarga kaya. Saat aku menyadari jika dulu pernah membuat kesalahan pada keluarganya, aku mencoba memperbaiki sikap dan hubungan, tapi terlambat. Aku salah,” ujar Sasmita lalu menceritakan soal kecelakaan Aksa saat remaja dan masalah darah yang membuatnya sangat merasa bersalah.Mira sangat syok mendengar cerita Sasmita. Dia merasa kalau Sasmita egois, tetapi kemudian berpikir, setiap orang tua apalagi seorang ibu, pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, meski pada akhirnya malah menyakiti orang lain.“Tidak perlu kasihan. Mungkin perginya Alina termasuk sebagai hukuman untukku karena aku tidak pernah mendapat kesempatan untuk meminta maaf dan menebus semuanya,” ujar Sasmita dengan senyum getir di wajah.“Jika Bibi berniat berubah, aku yakin Tuhan akan membantu memaafkan dengan cara lain,” balas Mira.Sasmita menatap p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Tidak Menyiakan Kesempatan

“Nona, apa Anda yakin mau tinggal di sini?” tanya Naya seperti masih tidak percaya kalau Mira mau tinggal di rumah Aksa untuk sementara. Naya tahu, Mira memang selalu menolak ajakan orang menginap dengan alasan dia tak nyaman. Namun, kenapa sekarang Mira seperti tak pernah keberatan sama sekali, padahal ini kedua kalinya Mira diminta tinggal di rumah pria, yang bahkan baru dikenal. Mira diam mendengar pertanyaan Naya, lalu menatap pada asistennya itu dan berkata, “Aku hanya tidak tega dengan Arlo saja. Lagi pula kita tidak tinggal di dalam rumahnya, jadi kurasa tidak masalah.” Naya mengangguk-angguk saja. Mereka sudah ada di pavilliun rumah milik Aksa. Barang-barang mereka juga sudah diambil dari hotel. Mira sendiri sebenarnya belum tahu, sampai kapan dia akan tinggal di sana. “Mama!” Arlo datang ke pavilliun dan langsung masuk mencari Mira. Mira segera keluar dari kamar saat mendengar suara Arlo. Mira melihat Arlo berlari menghampiri dirinya. “Jangan lari-lari,” pinta Mira.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Perasaan Aneh

“Kamu pasti mengingat istrimu karena melihatku, kan?” Mira mencoba mengurai kecanggungan karena salah tingkah saat melihat tatapan Aksa. Dia memilih kembali memperhatikan sketsa gambar milik Alina.Aksa mengulum bibir sambil mengalihkan pandangan. Dia tidak membalas ucapan Mira.“Desain yang ini bagus, sedikit dipoles pasti akan semakin cantik,” ujar Mira saat melihat salah satu desain buatan Alina.Aksa agak memiringkan tubuh ke arah Mira, kemudian melihat sketsa yang dimaksud.Mira agak terkejut saat Aksa mencondongkan tubuh ke arahnya, tetapi dia mencoba berpikiran tenang dan positif karena Aksa hanya mau melihat sketsa yang dia tunjukkan.“Ini dibuat saat dia hamil muda,” ucap Aksa, “tapi sepertinya belum selesai sempurna,” imbuh Aksa.“Ah, begitu. Pantas saja seperti masih ada yang kurang,” ujar Mira sambil mengamati gambar itu.Aksa kembali menatap pada Mira, tetapi langsung mengalihkan pandangan saat Mira menoleh.Mira menyadari jika Aksa kembali menatapnya, tetapi dia mencoba b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Saling Melengkapi

Mira menatap tak percaya pada Arlo, dia duduk bersama Restu sambil memperhatikan Arlo yang sedang bermain di dekat mereka.“Jadi, waktu aku mengalami kelebihan hormon sampai mengeluarkan ASI waktu itu, ASI-nya diberikan ke Arlo?” tanya Mira sambil terus menatap pada Arlo.“Ya, daripada dibuang sia-sia. Lagian Arlo juga butuh,” balas Restu.Mira menatap simpati, lalu kembali berkata, “Jadi saat aku kecelakaan, saat itu Arlo juga baru lahir dan kehilangan mamanya, ya?”Restu diam mendengar pertanyaan itu. Dia harus berbohong demi kesehatan Mira.“Ya, begitulah. Mungkin kalian memang ditakdirkan saling melengkapi satu sama lain,” balas Restu.“Pantas, aku merasa sangat dekat dengan Arlo ketika baru pertama melihatnya. Bahkan aku sampai bermimpi dia terus memanggilku dan tidak mau melepasku,” ucap Mira lalu tersenyum kecil sambil menatap pada Arlo.Restu menghela napas pelan. Dia mengangguk-angguk kecil.Restu tidak pernah ingin kejadian seperti ini terjadi. Dia membantu karena berpikir Al
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3233343536
...
49
DMCA.com Protection Status