Share

Jujur Pada Nenek Agni

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 14:08:57

Nenek Agni menggenggam tangan Mira begitu erat. Dia takut kalau Aksa membawa pergi Alina dan menjauhkannya lagi darinya.

“Alina sudah memaafkan nenek, Aksa. Apa kamu tidak bisa membiarkan dia tetap di sini sebentar?” Nenek Agni bicara dengan tatapan sendu.

Mira menatap Nenek Agni yang menatap penuh harap pada Aksa, lalu menoleh pada pria itu.

“Aku mau bicara dengannya sebentar,” kata Aksa.

Nenek Agni masih enggan melepas, sampai akhirnya Mira yang membujuk.

“Aku nanti balik lagi ke sini, Nek. Nenek tunggu, ya.”

Setelah meyakinkan Nenek Agni, akhirnya Mira ikut Aksa. Pria itu masih menggenggam tangan Mira, membuat Mira pasrah karena jika langsung dilepas, Nenek Agni akan curiga.

“Ada apa?” tanya Mira setelah Aksa melepas tangannya saat mereka sampai di ruang tamu.

“Aku hanya mau bilang, jika keluargaku membahas soal Alina, jangan terlalu ditanggapi,” jawab Aksa. Dia cemas jika Mira memikirkan semua ucapan keluarganya.

Mira agak bingung dengan sikap Aksa. Pria itu menggandeng tangan dan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Wida
emng takdirmu ad k keluarga aksa mira
goodnovel comment avatar
Adeena
udah jangan terlalu penasaran kamu Mira sama masalah masa lalu nanti bisa pusing kepalamu
goodnovel comment avatar
eva nindia
ikutt alur.a z ah wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memaafkan Dengan Cara Lain

    Sasmita tersenyum getir, lalu membalas, “Iya, sangat fatal.”Mira masih mendengarkan.“Dulu aku sangat jahat sama Alina, pernah membencinya hanya karena dia bukan dari keluarga kaya. Saat aku menyadari jika dulu pernah membuat kesalahan pada keluarganya, aku mencoba memperbaiki sikap dan hubungan, tapi terlambat. Aku salah,” ujar Sasmita lalu menceritakan soal kecelakaan Aksa saat remaja dan masalah darah yang membuatnya sangat merasa bersalah.Mira sangat syok mendengar cerita Sasmita. Dia merasa kalau Sasmita egois, tetapi kemudian berpikir, setiap orang tua apalagi seorang ibu, pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, meski pada akhirnya malah menyakiti orang lain.“Tidak perlu kasihan. Mungkin perginya Alina termasuk sebagai hukuman untukku karena aku tidak pernah mendapat kesempatan untuk meminta maaf dan menebus semuanya,” ujar Sasmita dengan senyum getir di wajah.“Jika Bibi berniat berubah, aku yakin Tuhan akan membantu memaafkan dengan cara lain,” balas Mira.Sasmita menatap p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Menyiakan Kesempatan

    “Nona, apa Anda yakin mau tinggal di sini?” tanya Naya seperti masih tidak percaya kalau Mira mau tinggal di rumah Aksa untuk sementara. Naya tahu, Mira memang selalu menolak ajakan orang menginap dengan alasan dia tak nyaman. Namun, kenapa sekarang Mira seperti tak pernah keberatan sama sekali, padahal ini kedua kalinya Mira diminta tinggal di rumah pria, yang bahkan baru dikenal. Mira diam mendengar pertanyaan Naya, lalu menatap pada asistennya itu dan berkata, “Aku hanya tidak tega dengan Arlo saja. Lagi pula kita tidak tinggal di dalam rumahnya, jadi kurasa tidak masalah.” Naya mengangguk-angguk saja. Mereka sudah ada di pavilliun rumah milik Aksa. Barang-barang mereka juga sudah diambil dari hotel. Mira sendiri sebenarnya belum tahu, sampai kapan dia akan tinggal di sana. “Mama!” Arlo datang ke pavilliun dan langsung masuk mencari Mira. Mira segera keluar dari kamar saat mendengar suara Arlo. Mira melihat Arlo berlari menghampiri dirinya. “Jangan lari-lari,” pinta Mira.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perasaan Aneh

    “Kamu pasti mengingat istrimu karena melihatku, kan?” Mira mencoba mengurai kecanggungan karena salah tingkah saat melihat tatapan Aksa. Dia memilih kembali memperhatikan sketsa gambar milik Alina.Aksa mengulum bibir sambil mengalihkan pandangan. Dia tidak membalas ucapan Mira.“Desain yang ini bagus, sedikit dipoles pasti akan semakin cantik,” ujar Mira saat melihat salah satu desain buatan Alina.Aksa agak memiringkan tubuh ke arah Mira, kemudian melihat sketsa yang dimaksud.Mira agak terkejut saat Aksa mencondongkan tubuh ke arahnya, tetapi dia mencoba berpikiran tenang dan positif karena Aksa hanya mau melihat sketsa yang dia tunjukkan.“Ini dibuat saat dia hamil muda,” ucap Aksa, “tapi sepertinya belum selesai sempurna,” imbuh Aksa.“Ah, begitu. Pantas saja seperti masih ada yang kurang,” ujar Mira sambil mengamati gambar itu.Aksa kembali menatap pada Mira, tetapi langsung mengalihkan pandangan saat Mira menoleh.Mira menyadari jika Aksa kembali menatapnya, tetapi dia mencoba b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saling Melengkapi

    Mira menatap tak percaya pada Arlo, dia duduk bersama Restu sambil memperhatikan Arlo yang sedang bermain di dekat mereka.“Jadi, waktu aku mengalami kelebihan hormon sampai mengeluarkan ASI waktu itu, ASI-nya diberikan ke Arlo?” tanya Mira sambil terus menatap pada Arlo.“Ya, daripada dibuang sia-sia. Lagian Arlo juga butuh,” balas Restu.Mira menatap simpati, lalu kembali berkata, “Jadi saat aku kecelakaan, saat itu Arlo juga baru lahir dan kehilangan mamanya, ya?”Restu diam mendengar pertanyaan itu. Dia harus berbohong demi kesehatan Mira.“Ya, begitulah. Mungkin kalian memang ditakdirkan saling melengkapi satu sama lain,” balas Restu.“Pantas, aku merasa sangat dekat dengan Arlo ketika baru pertama melihatnya. Bahkan aku sampai bermimpi dia terus memanggilku dan tidak mau melepasku,” ucap Mira lalu tersenyum kecil sambil menatap pada Arlo.Restu menghela napas pelan. Dia mengangguk-angguk kecil.Restu tidak pernah ingin kejadian seperti ini terjadi. Dia membantu karena berpikir Al

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Salah Tingkah

    “Anda mau pulang awal karena sudah rindu sama Arlo atau ingin segera pulang karena sekarang ada Bu Alina? Maksud saya, Nona Mira.”Ilham bertanya sambil menggoda. Sudah lama dia tidak melihat Aksa sesemangat ini.“Sepertinya kamu juga mulai bosan bekerja dengan tenang,” balas Aksa.Ilham membulatkan bola mata lebar, lalu membalas, “Anda mau mengancam saya? Padahal saya ini pekerja paling setia, saya bicara begitu juga karena senang Anda bisa seperti dulu, Pak.”Ilham sudah waswas, cemas jika Aksa membebaninya banyak pekerjaan.Aksa hanya melirik pada Ilham. Dia segera berjalan tanpa membalas ucapan asistennya itu. Namun, melihat Ilham yang hanya diam, Aksa menghentikan langkah, kemudian menoleh pada Ilham lagi.“Kamu tidak mau pulang? Masih mau di sini menyelesaikan pekerjaan?” tanya Aksa dengan tatapan datar.Ilham melotot, lalu segera menghampiri Aksa.“Pulanglah, Pak. Saya tidak mau lembur hari ini,” ujar Ilham.Aksa masih memberikan tatapan datar, lalu meninggalkan ruangan itu..S

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memberi Pelajaran

    Malam harinya. Aksa duduk di ruang keluarga menunggu Mira keluar dari kamar Arlo. Saat melihat Mira keluar, Aksa langsung menghampiri. “Mira!” panggil Aksa. Mira menghentikan langkah. Dia menoleh ke arah Aksa datang. Naya yang bersamanya juga ikut berhenti dan melihat Aksa berjalan menghampiri mereka. “Bisa bicara sebentar?” tanya Aksa lalu melirik pada Naya. Naya langsung paham. Dia pamit pergi ke paviliun lebih dulu. “Mau bicara apa?” tanya Mira. Aksa mengajak Mira bicara di ruang kerjanya agar lebih privasi karena ini menyangkut soal masalah pribadi. “Kamu ingin membahas apa?” tanya Mira penasaran karena Aksa sampai mengajaknya ke ruang kerja. “Aku sudah mendapatkan informasi tentang pelaku yang berniat menculikmu, benar dugaanku kalau dua pelaku itu hanya orang suruhan,” ujar Aksa. Mira terkesiap sampai menegakkan badan. “Apa kamu kenal dengan pria bernama Raffan?” tanya Aksa kemudian. “Raffan?” Mira syok. “Ya, aku kenal. Terakhir kali aku bertemu dengannya di pesta sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kerjasama Dengan Arlo

    Hari berikutnya. Aksa di kamar bersiap-siap untuk ke kantor. Arlo ada di kamar Aksa sambil memasang wajah cemberut.“Kalau Papa kelja, telus Mama pelgi gimana?” tanya Arlo dengan tatapan cemas.Aksa sedang mengikat dasi. Dia memutar tubuh lalu memandang Arlo yang tampak cemas. Aksa berjalan menghampiri Arlo, lalu berjongkok di depan putranya itu.“Arlo mau Mama tetap di sini?” tanya Aksa sambil menggenggam kedua telapak tangan Arlo.Arlo mengangguk-angguk.“Kalau begitu, jangan sampai Mama pergi. Bagaimanapun caranya, Arlo harus bikin Mama tetap di sini, bagaimana? Mama sayang sama Arlo, jadi dia akan menuruti keinginan Arlo,” ujar Aksa memprovokasi karena hanya Arlo yang bisa menahan Mira tetap di sana.Arlo melebarkan senyum, lalu menganggukkan kepala dengan cepat. Dia berpikir papanya akan menasihati agar tidak menahan Mira, tetapi ternyata malah sebaliknya.“Oke, Deal. Kita harus bikin Mama betah dan tinggal terus di rumah ini.” Aksa mengangkat tangan untuk melakukan tos.“Deal, P

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Drama Arlo

    Arlo sedang bermain mobil bersama Naya di halaman depan. Arlo sangat senang karena sekarang memiliki teman dan tidak bermain sendirian.“Mama, ayo main!” ajak Arlo saat menghampiri Mira yang duduk di kursi.Mira ingin berdiri, tetapi dia mendapat panggilan lebih dulu.“Arlo main dulu, ya. Aku jawab panggilan ini dulu,” kata Mira lalu segera menjawab panggilan dari Daniel.Arlo tak langsung pergi, dia memperhatikan Mira yang menerima telepon.“Ya, aku masih di sini. Entah, aku belum tahu akan pulang kapan. Nanti aku kabari kalau mau pulang,” ujar Mira.Arlo menatap tak senang mendengar Mira membahas soal pulang. Dia diam berpikir, papanya bilang agar menahan sang mama untuk tak pergi, jadi Arlo harus berusaha membuat Mira tetap tinggal di rumah itu.“Oke, nanti aku hubungi lagi,” ucap Mira lalu mengakhiri panggilan itu.Mira menoleh ke arah taman, dia terkejut karena ternyata Arlo masih ada di sampingnya.“Kok nggak main lagi?” tanya Mira.Arlo memasang wajah sedih, lalu bertanya, “Mam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status