Share

Salah Tingkah

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 14:17:10

“Anda mau pulang awal karena sudah rindu sama Arlo atau ingin segera pulang karena sekarang ada Bu Alina? Maksud saya, Nona Mira.”

Ilham bertanya sambil menggoda. Sudah lama dia tidak melihat Aksa sesemangat ini.

“Sepertinya kamu juga mulai bosan bekerja dengan tenang,” balas Aksa.

Ilham membulatkan bola mata lebar, lalu membalas, “Anda mau mengancam saya? Padahal saya ini pekerja paling setia, saya bicara begitu juga karena senang Anda bisa seperti dulu, Pak.”

Ilham sudah waswas, cemas jika Aksa membebaninya banyak pekerjaan.

Aksa hanya melirik pada Ilham. Dia segera berjalan tanpa membalas ucapan asistennya itu. Namun, melihat Ilham yang hanya diam, Aksa menghentikan langkah, kemudian menoleh pada Ilham lagi.

“Kamu tidak mau pulang? Masih mau di sini menyelesaikan pekerjaan?” tanya Aksa dengan tatapan datar.

Ilham melotot, lalu segera menghampiri Aksa.

“Pulanglah, Pak. Saya tidak mau lembur hari ini,” ujar Ilham.

Aksa masih memberikan tatapan datar, lalu meninggalkan ruangan itu..

S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Wida
bams mah selalu bisa d andalkan
goodnovel comment avatar
wardah
siapa pelakunya karissa apa raffan
goodnovel comment avatar
Adeena
jangan bilang Raffan yg mau culik Mira gara2 di tolak...minta di tampol
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memberi Pelajaran

    Malam harinya. Aksa duduk di ruang keluarga menunggu Mira keluar dari kamar Arlo. Saat melihat Mira keluar, Aksa langsung menghampiri. “Mira!” panggil Aksa. Mira menghentikan langkah. Dia menoleh ke arah Aksa datang. Naya yang bersamanya juga ikut berhenti dan melihat Aksa berjalan menghampiri mereka. “Bisa bicara sebentar?” tanya Aksa lalu melirik pada Naya. Naya langsung paham. Dia pamit pergi ke paviliun lebih dulu. “Mau bicara apa?” tanya Mira. Aksa mengajak Mira bicara di ruang kerjanya agar lebih privasi karena ini menyangkut soal masalah pribadi. “Kamu ingin membahas apa?” tanya Mira penasaran karena Aksa sampai mengajaknya ke ruang kerja. “Aku sudah mendapatkan informasi tentang pelaku yang berniat menculikmu, benar dugaanku kalau dua pelaku itu hanya orang suruhan,” ujar Aksa. Mira terkesiap sampai menegakkan badan. “Apa kamu kenal dengan pria bernama Raffan?” tanya Aksa kemudian. “Raffan?” Mira syok. “Ya, aku kenal. Terakhir kali aku bertemu dengannya di pesta sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kerjasama Dengan Arlo

    Hari berikutnya. Aksa di kamar bersiap-siap untuk ke kantor. Arlo ada di kamar Aksa sambil memasang wajah cemberut.“Kalau Papa kelja, telus Mama pelgi gimana?” tanya Arlo dengan tatapan cemas.Aksa sedang mengikat dasi. Dia memutar tubuh lalu memandang Arlo yang tampak cemas. Aksa berjalan menghampiri Arlo, lalu berjongkok di depan putranya itu.“Arlo mau Mama tetap di sini?” tanya Aksa sambil menggenggam kedua telapak tangan Arlo.Arlo mengangguk-angguk.“Kalau begitu, jangan sampai Mama pergi. Bagaimanapun caranya, Arlo harus bikin Mama tetap di sini, bagaimana? Mama sayang sama Arlo, jadi dia akan menuruti keinginan Arlo,” ujar Aksa memprovokasi karena hanya Arlo yang bisa menahan Mira tetap di sana.Arlo melebarkan senyum, lalu menganggukkan kepala dengan cepat. Dia berpikir papanya akan menasihati agar tidak menahan Mira, tetapi ternyata malah sebaliknya.“Oke, Deal. Kita harus bikin Mama betah dan tinggal terus di rumah ini.” Aksa mengangkat tangan untuk melakukan tos.“Deal, P

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Drama Arlo

    Arlo sedang bermain mobil bersama Naya di halaman depan. Arlo sangat senang karena sekarang memiliki teman dan tidak bermain sendirian.“Mama, ayo main!” ajak Arlo saat menghampiri Mira yang duduk di kursi.Mira ingin berdiri, tetapi dia mendapat panggilan lebih dulu.“Arlo main dulu, ya. Aku jawab panggilan ini dulu,” kata Mira lalu segera menjawab panggilan dari Daniel.Arlo tak langsung pergi, dia memperhatikan Mira yang menerima telepon.“Ya, aku masih di sini. Entah, aku belum tahu akan pulang kapan. Nanti aku kabari kalau mau pulang,” ujar Mira.Arlo menatap tak senang mendengar Mira membahas soal pulang. Dia diam berpikir, papanya bilang agar menahan sang mama untuk tak pergi, jadi Arlo harus berusaha membuat Mira tetap tinggal di rumah itu.“Oke, nanti aku hubungi lagi,” ucap Mira lalu mengakhiri panggilan itu.Mira menoleh ke arah taman, dia terkejut karena ternyata Arlo masih ada di sampingnya.“Kok nggak main lagi?” tanya Mira.Arlo memasang wajah sedih, lalu bertanya, “Mam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menyelamatkan Arlo

    Naya terkejut melihat Mira berlari. Dia ikut mengejar karena ada orang mencurigakan berlari ke arah Arlo.“Arlo!” Mira berlari sekuat dia bisa untuk menggapai Arlo.Karissa melihat Mira ingin melindungi Arlo. Dia mengarahkan belati untuk menusuk bocah kecil itu, tepat saat Mira berhasil meraih tubuh kecil itu.Mira memeluk Arlo, melindungi anak itu menggunakan tubuhnya, sehingga saat belati yang dihujamkan mengarah ke mereka, ujung belati itu menggores lengan Mira.“Mama!” teriak Arlo panik dan ketakutan.Mira meringis menahan sakit. Dia terjatuh di rerumputan sambil memeluk Arlo.Tatapan mata Karissa begitu emosi melihat Mira melindungi Arlo. Dia hendak menusuk sekalian Mira, tetapi tangannya dicekal Naya.“Tolong!” Naya berteriak sambil menahan tangan orang yang hendak menusuk Mira.Karissa memberontak, tetapi Naya menggenggam tangan Karissa kuat, bahkan belati yang Karissa pegang akhirnya jatuh di rumput.Naya berusaha terus menahan Karissa agar tidak lepas, meski sadar jika nyawan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mencari Karissa

    Setelah mengantar Mira dan yang lain pulang ke rumah. Aksa pergi bersama Bams ke rumah Rudi untuk mencari Karissa.Saat sampai di rumah pria itu. Aksa turun dengan sikap arogan, masuk tanpa menunggu dipersilakan sehingga membuat pelayan di rumah Rudi panik.“Sepertinya kamu lupa, apa namanya itu sopan santun.” Rudi menemui Aksa setelah pelayan memberitahu kedatangan pria itu ke rumahnya.Aksa tersenyum miring.“Kamu terlalu munafik, atau aku yang terlalu baik padamu selama ini? Kamu berucap soal sopan santun, bagaimana dengan putrimu?” Aksa menatap tajam ketika bicara.Rudi terkesiap, tetapi dia berusaha untuk tenang.“Di mana dia, serahkan dia padaku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Arlo Trauma

    Aksa pergi ke kamar Arlo setelah Mira dan Naya kembali ke paviliun. Saat sampai di kamar, ternyata Arlo bangun dan sedang menangis.“Mama mana?” tanya Arlo sambil menangis karena tidak melihat Mira di kamar.Aksa langsung mendekat, lalu memeluk Arlo. Dia bisa merasakan tubuh Arlo yang gemetar.“Mama di kamarnya, mau istirahat,” jawab Aksa sambil menenangkan Arlo.Arlo masih menangis, lalu berkata, “Kalau mamanya Alo mati gimana? Nanti Alo nggak punya mama. Kenapa olang tadi jahat sekali mau nyakitin mamanya Alo.”Arlo masih trauma, dia syok karena kejadian yang terjadi begitu cepat.Aksa terus mengusap punggung Arlo, lalu membalas, “Mama b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Berusaha Kabur

    Sesaat sebelumnya. Karissa panik karena wajahnya terlihat. Dia ingin pulang, tetapi tahu kalau Aksa pasti akan mencarinya di rumah, membuat Karissa memilih mengambil uang tunai, lalu pergi ke bandara.“Carikan tiket pesawat ke mana pun yang terbang sekarang juga!” perintah Karissa begitu panik.“Maaf, tidak ada penerbangan dalam satu jam ke depan dan empat jam ke depan baru ada penerbangan domestik,” ujar petugas saat melayani Karissa.Karissa gemetar, dia sudah panik dan kebingungan, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya dia membeli tiket pesawat yang tadi disebutkan petugas. Dia menunggu di bandara, tetapi bersembunyi sampai jadwal keberangkatan penerbangan tiba.“Sialan, harusnya kubunuh sekalian dia!” gerutu Karissa.Sekarang dia menjadi buronan, padahal hanya sedikit melukai wanita yang dia anggap sebagai Alina.Karissa menunggu di bandara cukup lama, sampai akhirnya ada panggilan untuk masuk ke ruang tunggu keberangkatan sebelum jadwal penerbangan tiba. Ketika Karissa berj

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Berharap Lebih

    Mira tidak istirahat setelah Arlo tidur. Dia duduk di depan paviliun, menunggu sampai Aksa pulang.Mira tadi melihat Aksa pergi karena sesaat setelah menutup pintu, Mira masih memperhatikan Aksa yang berjalan terburu-buru lalu melihat mobil sport di garasi meluncur pergi.“Dia ke mana?”Mira mendadak cemas. Entah kenapa dia merasa gelisah.Saat Mira masih menunggu sambil terus memandang ke gerbang, dia melihat mobil Aksa memasuki gerbang rumah. Secara impulsif Mira berdiri lalu berjalan cepat menghampiri mobil Aksa yang berjalan mengarah ke garasi.Bams segera membawa Aksa pulang. Dia tidak ingin Aksa mendapat masalah jika terlihat di tempat Karissa mengalami kecelakaan. “Kenapa dia belum istirahat?” Aksa menegakkan badan saat melihat Mira berjalan mengarah pada mobil mereka.Bams menoleh ke arah Aksa memandang, lalu berkata, “Mungkin Bu Alina mencemaskan Anda.”Bams menyebut nama Alina karena dia lebih nyaman memanggil dengan nama itu.Aksa menoleh sekilas pada Bams, lalu segera tur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Memberi Hadiah

    “Apa itu penting?”Pertanyaan Daniel membungkam Karin. Dia mengulum bibir dan menggeleng.Daniel sendiri tidak mau bersikap baik, jangan sampai sikap baiknya disalahartikan.Daniel melihat Karin yang diam tertunduk. Dia pun memutuskan untuk pergi daripada terlalu lama berinteraksi dengan Karin.“Tunggu, kamu tidak jadi mencari aksesoris? Aku bisa menunjukkan beberapa barang yang mungkin cocok dengan yang kamu inginkan,” ucap Karin membujuk seraya meremat jari.Daniel diam sejenak, tetapi setelahnya mengangguk. Dia mengikuti Karin menuju display khusus aksesoris anak-anak.“Anak itu biasanya suka apa? Bando, jepit rambut, kalung, atau gelang mungkin?” tanya Karin mencoba mengajak bicara Daniel.Daniel tak menjawab pertanyaan Karin. Dia lebih memilih fokus memperhatikan aksesoris yang terpajang di sana, hingga tatapannya tertuju pada gantungan ponsel yang lucu dan menggemaskan.“Itu lucu,” ucap Karin.Daniel tetap tak bicara pada Karin.Karin diam memperhatikan Daniel yang begitu dingin,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal

    Malam itu Daniel berkumpul dengan Aksa dan Alina di rumah. Mereka berada di ruang keluarga membahas soal Edwin.“Edwin memang ditangguhkan penahanannya, tapi proses hukum tetap berjalan. Pengacaraku juga sudah mengajukan semua berkas laporan dan bukti untuk menjerat pria itu agar mendapatkan hukuman maksimal. Tidak akan kubiarkan dia mendapat hukuman hanya setahun dua tahun,” ujar Aksa.“Ya, pria itu memang layak mendapat hukuman yang berat. Banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukannya,” timpal Alina.“Ini juga bagus untuk mempercepat proses perceraian Jia karena kelakuan buruk Edwin semuanya sudah terekspos,” ujar Aksa lagi.Alina mengangguk-angguk. Dia kemudian menoleh pada Daniel yang sejak tadi tak bersuara.“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Alina.Daniel terkejut. Dia baru menyadari kalau kakak dan kakak iparnya kini sedang menatapnya.“Tidak,” jawab Daniel seraya menggeleng pelan.Alina menaikkan kedua sudut alis.“Apanya yang tidak? Aku perhatikan seharian ini kamu banyak

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Akhirnya Baik-baik Saja

    Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Akhirnya Jia sudah diperbolehkan pulang. “Papamu sudah menunggu di rumah lama kalian, jadi kami akan mengantarmu ke sana,” ucap Daniel.“Iya, terima kasih,” balas Jia.Akhirnya Jia harus kembali ke rumah keluarganya karena dia tidak mau tinggal di apartemen atau rumah milik Edwin yang penuh dengan kenangan pahit.Alina datang menemani Jia keluar dari rumah sakit sekalian membantu Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.Daniel mengangguk.Alina mendorong kursi roda yang Jia duduki. Mereka pergi menuju pintu depan lobby rumah sakit karena mobil yang akan membawa mereka sudah menunggu di sana.“Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot menjemput,” ucap Jia.“Apanya yang repot? Aku tidak pernah merasa repot,” balas Alina, “kita sudah kenal lama, bahkan dulu kamu membantuku memasarkan desainku, jadi anggap saja kita ini saling melengkapi dan menguntungkan,” imbuh Alina.Mereka sampai di depan lobby. Jia dibantu Alina dan Daniel masuk mobil, lalu

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sosok Anak

    Anya masih berada di rumah sakit bersama Daniel. Dia ingin menemani Jia sebelum dijemput Alina saat sore hari. Anya akan bersama Alina sampai Jia keluar dari rumah sakit.“Mama mau ke mana?” tanya Anya saat melihat Jia bergerak ingin menurunkan kaki.“Ke kamar mandi,” jawab Jia agak kesusahan turun karena tubuhnya yang masih kaku dan tangan masih terpasang selang infus.Anya menoleh pada Daniel yang baru saja menerima telepon.“Paman, Mama mau ke kamar mandi tapi tidak bisa bawa infusnya,” kata Anya.Jia terkejut karena Anya sampai memanggil Daniel. Dia menoleh pada pria itu yang sudah memandangnya.“Aku bisa sendiri, kamu selesaikan saja urusanmu,” kata Jia karena tak enak hati jika terus merepotkan Daniel.Namun, ternyata Daniel tetap mendekat. Dia berjalan menghampiri Jia dan Anya.Jia menatap Anya yang tersenyum lebar. Sungguh dia merasa sangat sungkan karena hampir semua bantuan yang dibutuhkannya, Daniel yang mencukupi.“Kamu bisa jalan?” tanya Daniel memastikan lebih dulu.Jia

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Agak Canggung

    Di rumah sakit. Daniel menyiapkan sarapan untuk Jia yang tadi diberikan oleh perawat.“Kamu bisa makan sendiri?” tanya Daniel memastikan karena Jia terlihat masih lemah.Jia tersenyum kecil, lalu menjawab, “Bisa, kamu tenang saja.”Daniel mengangguk pelan. Dia kembali duduk menunggu Jia sarapan, siapa tahu Jia membutuhkan bantuannya.Jia berusaha makan sendiri meski seluruh tubuhnya terasa sakit karena lebam di sekujur tubuh. Dia memasukkan suapan pertama, lalu tatapannya tertuju pada Daniel. Dia melihat pria itu hanya diam menunggunya makan, membuat Jia merasa sedikit sungkan.“Kamu tidak sarapan?” tanya Jia.Sejak kemarin Daniel terus menunggunya di sana, bahkan tak terlihat sekalipun keluar dari kamar itu, kecuali saat kedatangan orang tua Edwin.“Kak Alina bilang akan datang membawakan sarapan, jadi aku akan menunggunya,” ujar Daniel.Jia mengangguk-angguk pelan. Dia agak canggung karena makan sendiri, sedangkan Daniel hanya duduk mengamatinya.“Makanlah dan minum obatmu. Kamu har

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Izin Cuti

    Alina menemui Anya yang baru saja selesai mandi dibantu pelayan.“Biar aku saja yang membantunya ganti baju, kamu keluarlah,” kata Alina pada pelayan.Pelayan mengangguk lalu keluar dari kamar itu.Alina memulas senyum pada Anya. Dia mendekat lalu duduk di tepian ranjang dan membantu Anya memakai pakaian.“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Alina.Semalam Anya dan Arlo tidur satu kamar atas permintaan Arlo, tetapi disediakan dua ranjang terpisah.Anya mengangguk seraya menatap pada Alina yang sedang memakaikan bajunya.“Kata Arlo, semalam kamu mimpi buruk sampai menangis. Apa benar?” tanya Alina memastikan apakah cerita putranya benar atau tidak.Anya terdiam. Dia menunduk tak menjawab pertanyaan Alina.Alina melihat ekspresi sedih di wajah Anya. Dia tidak bertanya lagi, tetapi memilih segera menyelesaikan membantu Anya memakai baju. Setelah itu dia juga menyisir rambut Anya.“Bagaimana kabar Mama?” tanya Anya.“Mama sudah baik. Hari ini kita ke sana untuk menjenguknya, ya.” Alina bicara ser

DMCA.com Protection Status