Share

Arlo Trauma

last update Last Updated: 2024-12-14 12:02:20

Aksa pergi ke kamar Arlo setelah Mira dan Naya kembali ke paviliun. Saat sampai di kamar, ternyata Arlo bangun dan sedang menangis.

“Mama mana?” tanya Arlo sambil menangis karena tidak melihat Mira di kamar.

Aksa langsung mendekat, lalu memeluk Arlo. Dia bisa merasakan tubuh Arlo yang gemetar.

“Mama di kamarnya, mau istirahat,” jawab Aksa sambil menenangkan Arlo.

Arlo masih menangis, lalu berkata, “Kalau mamanya Alo mati gimana? Nanti Alo nggak punya mama. Kenapa olang tadi jahat sekali mau nyakitin mamanya Alo.”

Arlo masih trauma, dia syok karena kejadian yang terjadi begitu cepat.

Aksa terus mengusap punggung Arlo, lalu membalas, “Mama b

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
wardah
ayo kejar terus sampe dapet
goodnovel comment avatar
Adeena
yg panjang ya kak Ai adegan action'y kangen ich lama ga bikin part kejar kejaran wkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Titin Susiyana
kalo ampe lolos lagi si demit betina bener2 nih kak ai minta di demo.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Berusaha Kabur

    Sesaat sebelumnya. Karissa panik karena wajahnya terlihat. Dia ingin pulang, tetapi tahu kalau Aksa pasti akan mencarinya di rumah, membuat Karissa memilih mengambil uang tunai, lalu pergi ke bandara.“Carikan tiket pesawat ke mana pun yang terbang sekarang juga!” perintah Karissa begitu panik.“Maaf, tidak ada penerbangan dalam satu jam ke depan dan empat jam ke depan baru ada penerbangan domestik,” ujar petugas saat melayani Karissa.Karissa gemetar, dia sudah panik dan kebingungan, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya dia membeli tiket pesawat yang tadi disebutkan petugas. Dia menunggu di bandara, tetapi bersembunyi sampai jadwal keberangkatan penerbangan tiba.“Sialan, harusnya kubunuh sekalian dia!” gerutu Karissa.Sekarang dia menjadi buronan, padahal hanya sedikit melukai wanita yang dia anggap sebagai Alina.Karissa menunggu di bandara cukup lama, sampai akhirnya ada panggilan untuk masuk ke ruang tunggu keberangkatan sebelum jadwal penerbangan tiba. Ketika Karissa berj

    Last Updated : 2024-12-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Berharap Lebih

    Mira tidak istirahat setelah Arlo tidur. Dia duduk di depan paviliun, menunggu sampai Aksa pulang.Mira tadi melihat Aksa pergi karena sesaat setelah menutup pintu, Mira masih memperhatikan Aksa yang berjalan terburu-buru lalu melihat mobil sport di garasi meluncur pergi.“Dia ke mana?”Mira mendadak cemas. Entah kenapa dia merasa gelisah.Saat Mira masih menunggu sambil terus memandang ke gerbang, dia melihat mobil Aksa memasuki gerbang rumah. Secara impulsif Mira berdiri lalu berjalan cepat menghampiri mobil Aksa yang berjalan mengarah ke garasi.Bams segera membawa Aksa pulang. Dia tidak ingin Aksa mendapat masalah jika terlihat di tempat Karissa mengalami kecelakaan. “Kenapa dia belum istirahat?” Aksa menegakkan badan saat melihat Mira berjalan mengarah pada mobil mereka.Bams menoleh ke arah Aksa memandang, lalu berkata, “Mungkin Bu Alina mencemaskan Anda.”Bams menyebut nama Alina karena dia lebih nyaman memanggil dengan nama itu.Aksa menoleh sekilas pada Bams, lalu segera tur

    Last Updated : 2024-12-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Mudah Diancam

    Aksa keluar dari rumah untuk menemui Rudi yang membuat keributan di depan gerbang. Dia berjalan dengan santai sambil terus menatap pada Rudi yang sedang dicekal masuk oleh anak buahnya yang berjaga di rumah itu.Aksa melihat emosi Rudi yang meluap, bisa ditebak bagaimana nasib Karissa, kan?“Brengsek kamu, Aksa! Bagaimana bisa kamu membunuh putriku, hah! Aku akan memenjarakanmu, kematian anakku harus dibalaskan!” teriak Rudi berusaha menyerang Aksa, tetapi dia terus ditahan oleh dua pria.Aksa tersenyum miring.“Membunuh? Lebih baik kamu menjaga ucapanmu lagi. Jangan sampai tuduhanmu ini, membuatmu masuk penjara karena tuduhan pencemaran nama baik,” ujar Aksa dengan tenang menghadapi Rudi yang sedang emosi..Rudi memberontak, sampai akhirnya dua pria yang menahannya melepas cengkraman, itu pun atas isyarat dari Aksa agar melepas Rudi.Rudi menghampiri Aksa dengan cepat, lalu mencengkram jubah tidur yang dipakai Aksa.Aksa sendiri begitu tenang. Dia hanya menatap Rudi yang sedang dikuas

    Last Updated : 2024-12-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saling Mencemaskan

    Aksa mengajak Mira ke ruang kerja. Dia membawa kotak obat, lalu duduk di samping Mira.Mira hanya diam. Dia merasa canggung karena terjebak di situasi yang tidak pernah dia bayangkan sama sekali.Aksa memperhatikan perban yang membalut lengan Mira, lalu mulai membuka perlahan.“Kamu bisa mengganti perban?” tanya Mira berbasa-basi hanya untuk sekadar mengurai kecanggungan yang dirasakannya.“Bisa meski aku bukan dokter,” jawab Aksa tanpa menatap pada Mira. Dia lebih fokus ke perban yang dibukanya dengan perlahan.“Bagaimana dengan luka tanganmu yang dulu, bukankah itu lebih parah dari luka yang aku dapatkan?” tanya Mira lagi.Aksa melirik ke tang

    Last Updated : 2024-12-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Diperketat

    Mira mengajak Kaira duduk bersama. Dia melihat kondisi Kaira yang kurang sehat.“Sudah periksa ke dokter? Wajahmu masih pucat,” kata Mira.“Sudah, tapi sepertinya obat dokter tidak bekerja dengan baik,” seloroh Kaira.Mira tersenyum, lalu memandang pada Arlo yang sedang bermain.“Sepertinya rumah ini akan dijaga ketat lagi,” gumam Kaira.Ini mengingatkan Kaira saat Alina ditahan Aksa, sekarang Mira di sini dan pengamanan diperketat lagi.Mira memandang ke arah Kaira menatap, lalu berkata, “Sepertinya karena kasus kecelakaan wanita bernama Karissa itu.”Kaira langsung menatap kesal mendeng

    Last Updated : 2024-12-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Seberapa Dekat?

    Mira ada di teras bersama Kaira, keduanya masih memperhatikan Arlo bermain.Mira menoleh pada Kaira yang terus memandang pada Arlo, membuatnya tiba-tiba merasa penasaran dengan hubungan antara Kaira dan Alina.“Omong-omong, kamu sudah kenal sangat lama dengan Alina, kan? Dia wanita seperti apa di matamu?” tanya Mira sambil menatap antusias.Kaira agak terkejut, tetapi tentunya memaklumi karena Mira tidak ingat. “Kami kenal sejak saat masih sekolah. Alina itu orangnya cerdas dan baik hati, bahkan dia tidak segan mendahulukan orang lain ketimbang dirinya. Jika bisa dijabarkan panjang lebar, mungkin akan sangat lama menjelaskannya,” jawab Kaira lalu diakhiri tawa kecil karena candaan di akhir kalimat.Mira tersenyum mendengar candaan Kaira.“Papanya Arlo pasti sangat mencintai Alina, kan?” tanya Mira lalu menatap pada Arlo.Kaira memandang Mira. Apa dia bisa menggunakan kesempatan ini untuk sedikit mengingatkan Mira pada masa lalu?“Kalau mencintai, pastilah mencintai meski kadang sikap

    Last Updated : 2024-12-16
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Cerita Sama

    “Bagaimana tadi?” tanya Mira saat menemui Aksa yang baru saja pulang melayat.“Seperti dugaanku, ayah Karissa tetap tidak menerima kematian anaknya,” jawab Aksa.Mira mengangguk-angguk, wajar jika orang tua tidak bisa menerima kepergian anaknya. Akan tetapi mau bagaimana lagi, memang anaknya yang jahat lebih dulu.“Tapi, apa itu akan jadi masalah buat kamu?” tanya Mira cemas karena secara tak langsung, ini bisa berimbas pada bisnis Aksa.Aksa menatap pada Mira. Apa Mira sedang mencemaskan dirinya?“Selama tidak ada bukti yang memperlihatkan aku sengaja mencelakai Karissa, aku tidak akan takut apa pun,” jawab Aksa.Mira mengangguk paham.“Papa!” Arlo berlari menghampiri Aksa. Dia baru saja dari kamar mandi dan sudah melihat papanya pulang.Aksa langsung menggendong Arlo yang baru saja melompat ke dalam pelukan.“Papa, apa Papa tahu, tadi Bibi Kai ke sini, tapi Bibi sepeltinya sakit,” celoteh Arlo.Aksa mengerutkan alis.“Iya, dia tadi datang karena mencemaskan Arlo, tapi waktu kami men

    Last Updated : 2024-12-16
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Semangkuk Mie

    Kaira berada di apartemen merasa mual saat baru saja makan malam. Dia berada di kamar mandi dan memuntahkan semua yang tadi dimakan.“Kai, kamu baik-baik saja??” tanya Ilham sambil mengetuk pintu kamar mandi.Tidak ada balasan dari Kaira, hal itu membuat Ilham kebingungan dan panik.“Obatmu dari dokter masih? Apa kamu lupa meminumnya?” tanya Ilham karena beberapa hari yang lalu Kaira sakit dan harus mengonsumsi obat.Masih tidak ada balasan dari Kaira, sampai akhirnya pintu kamar mandi terbuka lalu Kaira keluar dari sana.Ilham menatap cemas. Dia segera membantu Kaira berjalan ke sofa, kemudian mengambilkan air putih untuk istrinya itu.“Apa tidak cocok dengan makanannya, makanya sampai muntah?” tanya Ilham saat menunggu Kaira minum.Kaira memberikan gelas kosong pada Ilham setelah minum, lalu membalas, “Entah, aku merasa mual sejak tadi dari menjenguk Arlo.”Ilham menatap cemas, lalu berkata, “Besok periksa ke dokter lagi saja, takutnya ada obat yang tidak cocok sehingga sakitmu tida

    Last Updated : 2024-12-16

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status