Share

Akhirnya Pulang

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 09:37:00

Mira terkejut. Dia panik mendengar pertanyaan yang tak mungkin bisa dijawabnya. Dia melirik pada Sasmita, meminta bantuan untuk bisa mengatasi pertanyaan Nenek Agni.

“Alina selama ini di luar negeri, Ma. Apa pun penjelasannya, yang penting dia sudah mau pulang. Lagi pula, Mama tahu betul alasannya, kan?” Sasmita bicara, mencoba meyakinkan Nenek Agni.

Nenek Agni diam sejenak, lalu kembali menatap pada Mira.

“Alo ketemu Mama di Singapole waktu ikut Papa. Makanya, Alo ajak Mama pulang,” celoteh Arlo menyelamatkan kepanikan Sasmita dan Mira.

Mira tersenyum canggung sambil mengangguk.

Nenek Agni merasa sedikit aneh, tetapi dia mengabaikannya karena yang terpenting Alina ada di sini.

“Kamu benar-benar sudah memaafkan kami?” tanya Nenek Agni seraya menatap penuh harap pada Mira.

Mira menganggukkan kepala sambil memulas senyum.

Nenek Agni begitu lega. Dia kembali memeluk Mira sambil berulang kali mengucap rasa syukur.

Di luar kamar. Bams dan Naya menunggu di ruang keluarga.

“Sepertinya maman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Wida
ahh kasa mencari kesempatan dlm kesempitan
goodnovel comment avatar
wardah
masih penasaran,kenapa Alina tiba" amnesia
goodnovel comment avatar
eva nindia
penasaran restuu bilang apa yak ttg kesehatan alina
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jujur Pada Nenek Agni

    Nenek Agni menggenggam tangan Mira begitu erat. Dia takut kalau Aksa membawa pergi Alina dan menjauhkannya lagi darinya.“Alina sudah memaafkan nenek, Aksa. Apa kamu tidak bisa membiarkan dia tetap di sini sebentar?” Nenek Agni bicara dengan tatapan sendu.Mira menatap Nenek Agni yang menatap penuh harap pada Aksa, lalu menoleh pada pria itu.“Aku mau bicara dengannya sebentar,” kata Aksa.Nenek Agni masih enggan melepas, sampai akhirnya Mira yang membujuk.“Aku nanti balik lagi ke sini, Nek. Nenek tunggu, ya.”Setelah meyakinkan Nenek Agni, akhirnya Mira ikut Aksa. Pria itu masih menggenggam tangan Mira, membuat Mira pasrah karena jika langsung dilepas, Nenek Agni akan curiga.“Ada apa?” tanya Mira setelah Aksa melepas tangannya saat mereka sampai di ruang tamu.“Aku hanya mau bilang, jika keluargaku membahas soal Alina, jangan terlalu ditanggapi,” jawab Aksa. Dia cemas jika Mira memikirkan semua ucapan keluarganya.Mira agak bingung dengan sikap Aksa. Pria itu menggandeng tangan dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memaafkan Dengan Cara Lain

    Sasmita tersenyum getir, lalu membalas, “Iya, sangat fatal.”Mira masih mendengarkan.“Dulu aku sangat jahat sama Alina, pernah membencinya hanya karena dia bukan dari keluarga kaya. Saat aku menyadari jika dulu pernah membuat kesalahan pada keluarganya, aku mencoba memperbaiki sikap dan hubungan, tapi terlambat. Aku salah,” ujar Sasmita lalu menceritakan soal kecelakaan Aksa saat remaja dan masalah darah yang membuatnya sangat merasa bersalah.Mira sangat syok mendengar cerita Sasmita. Dia merasa kalau Sasmita egois, tetapi kemudian berpikir, setiap orang tua apalagi seorang ibu, pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, meski pada akhirnya malah menyakiti orang lain.“Tidak perlu kasihan. Mungkin perginya Alina termasuk sebagai hukuman untukku karena aku tidak pernah mendapat kesempatan untuk meminta maaf dan menebus semuanya,” ujar Sasmita dengan senyum getir di wajah.“Jika Bibi berniat berubah, aku yakin Tuhan akan membantu memaafkan dengan cara lain,” balas Mira.Sasmita menatap p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Menyiakan Kesempatan

    “Nona, apa Anda yakin mau tinggal di sini?” tanya Naya seperti masih tidak percaya kalau Mira mau tinggal di rumah Aksa untuk sementara. Naya tahu, Mira memang selalu menolak ajakan orang menginap dengan alasan dia tak nyaman. Namun, kenapa sekarang Mira seperti tak pernah keberatan sama sekali, padahal ini kedua kalinya Mira diminta tinggal di rumah pria, yang bahkan baru dikenal. Mira diam mendengar pertanyaan Naya, lalu menatap pada asistennya itu dan berkata, “Aku hanya tidak tega dengan Arlo saja. Lagi pula kita tidak tinggal di dalam rumahnya, jadi kurasa tidak masalah.” Naya mengangguk-angguk saja. Mereka sudah ada di pavilliun rumah milik Aksa. Barang-barang mereka juga sudah diambil dari hotel. Mira sendiri sebenarnya belum tahu, sampai kapan dia akan tinggal di sana. “Mama!” Arlo datang ke pavilliun dan langsung masuk mencari Mira. Mira segera keluar dari kamar saat mendengar suara Arlo. Mira melihat Arlo berlari menghampiri dirinya. “Jangan lari-lari,” pinta Mira.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perasaan Aneh

    “Kamu pasti mengingat istrimu karena melihatku, kan?” Mira mencoba mengurai kecanggungan karena salah tingkah saat melihat tatapan Aksa. Dia memilih kembali memperhatikan sketsa gambar milik Alina.Aksa mengulum bibir sambil mengalihkan pandangan. Dia tidak membalas ucapan Mira.“Desain yang ini bagus, sedikit dipoles pasti akan semakin cantik,” ujar Mira saat melihat salah satu desain buatan Alina.Aksa agak memiringkan tubuh ke arah Mira, kemudian melihat sketsa yang dimaksud.Mira agak terkejut saat Aksa mencondongkan tubuh ke arahnya, tetapi dia mencoba berpikiran tenang dan positif karena Aksa hanya mau melihat sketsa yang dia tunjukkan.“Ini dibuat saat dia hamil muda,” ucap Aksa, “tapi sepertinya belum selesai sempurna,” imbuh Aksa.“Ah, begitu. Pantas saja seperti masih ada yang kurang,” ujar Mira sambil mengamati gambar itu.Aksa kembali menatap pada Mira, tetapi langsung mengalihkan pandangan saat Mira menoleh.Mira menyadari jika Aksa kembali menatapnya, tetapi dia mencoba b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saling Melengkapi

    Mira menatap tak percaya pada Arlo, dia duduk bersama Restu sambil memperhatikan Arlo yang sedang bermain di dekat mereka.“Jadi, waktu aku mengalami kelebihan hormon sampai mengeluarkan ASI waktu itu, ASI-nya diberikan ke Arlo?” tanya Mira sambil terus menatap pada Arlo.“Ya, daripada dibuang sia-sia. Lagian Arlo juga butuh,” balas Restu.Mira menatap simpati, lalu kembali berkata, “Jadi saat aku kecelakaan, saat itu Arlo juga baru lahir dan kehilangan mamanya, ya?”Restu diam mendengar pertanyaan itu. Dia harus berbohong demi kesehatan Mira.“Ya, begitulah. Mungkin kalian memang ditakdirkan saling melengkapi satu sama lain,” balas Restu.“Pantas, aku merasa sangat dekat dengan Arlo ketika baru pertama melihatnya. Bahkan aku sampai bermimpi dia terus memanggilku dan tidak mau melepasku,” ucap Mira lalu tersenyum kecil sambil menatap pada Arlo.Restu menghela napas pelan. Dia mengangguk-angguk kecil.Restu tidak pernah ingin kejadian seperti ini terjadi. Dia membantu karena berpikir Al

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Salah Tingkah

    “Anda mau pulang awal karena sudah rindu sama Arlo atau ingin segera pulang karena sekarang ada Bu Alina? Maksud saya, Nona Mira.”Ilham bertanya sambil menggoda. Sudah lama dia tidak melihat Aksa sesemangat ini.“Sepertinya kamu juga mulai bosan bekerja dengan tenang,” balas Aksa.Ilham membulatkan bola mata lebar, lalu membalas, “Anda mau mengancam saya? Padahal saya ini pekerja paling setia, saya bicara begitu juga karena senang Anda bisa seperti dulu, Pak.”Ilham sudah waswas, cemas jika Aksa membebaninya banyak pekerjaan.Aksa hanya melirik pada Ilham. Dia segera berjalan tanpa membalas ucapan asistennya itu. Namun, melihat Ilham yang hanya diam, Aksa menghentikan langkah, kemudian menoleh pada Ilham lagi.“Kamu tidak mau pulang? Masih mau di sini menyelesaikan pekerjaan?” tanya Aksa dengan tatapan datar.Ilham melotot, lalu segera menghampiri Aksa.“Pulanglah, Pak. Saya tidak mau lembur hari ini,” ujar Ilham.Aksa masih memberikan tatapan datar, lalu meninggalkan ruangan itu..S

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memberi Pelajaran

    Malam harinya. Aksa duduk di ruang keluarga menunggu Mira keluar dari kamar Arlo. Saat melihat Mira keluar, Aksa langsung menghampiri. “Mira!” panggil Aksa. Mira menghentikan langkah. Dia menoleh ke arah Aksa datang. Naya yang bersamanya juga ikut berhenti dan melihat Aksa berjalan menghampiri mereka. “Bisa bicara sebentar?” tanya Aksa lalu melirik pada Naya. Naya langsung paham. Dia pamit pergi ke paviliun lebih dulu. “Mau bicara apa?” tanya Mira. Aksa mengajak Mira bicara di ruang kerjanya agar lebih privasi karena ini menyangkut soal masalah pribadi. “Kamu ingin membahas apa?” tanya Mira penasaran karena Aksa sampai mengajaknya ke ruang kerja. “Aku sudah mendapatkan informasi tentang pelaku yang berniat menculikmu, benar dugaanku kalau dua pelaku itu hanya orang suruhan,” ujar Aksa. Mira terkesiap sampai menegakkan badan. “Apa kamu kenal dengan pria bernama Raffan?” tanya Aksa kemudian. “Raffan?” Mira syok. “Ya, aku kenal. Terakhir kali aku bertemu dengannya di pesta sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kerjasama Dengan Arlo

    Hari berikutnya. Aksa di kamar bersiap-siap untuk ke kantor. Arlo ada di kamar Aksa sambil memasang wajah cemberut.“Kalau Papa kelja, telus Mama pelgi gimana?” tanya Arlo dengan tatapan cemas.Aksa sedang mengikat dasi. Dia memutar tubuh lalu memandang Arlo yang tampak cemas. Aksa berjalan menghampiri Arlo, lalu berjongkok di depan putranya itu.“Arlo mau Mama tetap di sini?” tanya Aksa sambil menggenggam kedua telapak tangan Arlo.Arlo mengangguk-angguk.“Kalau begitu, jangan sampai Mama pergi. Bagaimanapun caranya, Arlo harus bikin Mama tetap di sini, bagaimana? Mama sayang sama Arlo, jadi dia akan menuruti keinginan Arlo,” ujar Aksa memprovokasi karena hanya Arlo yang bisa menahan Mira tetap di sana.Arlo melebarkan senyum, lalu menganggukkan kepala dengan cepat. Dia berpikir papanya akan menasihati agar tidak menahan Mira, tetapi ternyata malah sebaliknya.“Oke, Deal. Kita harus bikin Mama betah dan tinggal terus di rumah ini.” Aksa mengangkat tangan untuk melakukan tos.“Deal, P

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hanya Masa Lalu

    Siang itu Alina membantu Daniel pindah ke apartemen. Alina juga membantu Daniel memilih perabot untuk mengisi apartemen, disesuaikan dengan kebutuhan Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.“Aku tidak perlu banyak barang, ini sudah cukup.” Daniel sampai menggaruk kepala. Padahal bisa saja tinggal pesan dan kirim, tetapi Alina memaksa untuk tetap memilih sendiri.Alina masih mengecek barang-barang yang dibutuhkan Daniel, baru kemudian merasa tenang jika semua sudah terbeli.“Bagaimana dengan pakaianmu?” tanya Alina setelah selesai melakukan pembayaran dan menggunakan jasa toko untuk mengangkut barang yang dibelinya ke apartemen.“Aku minta tolong sopirnya Bibi untuk mengemas dan mengantar ke sini. Jadi tidak usah boros dengan beli pakaian baru,” jawab Daniel.Alina mengangguk-angguk.“Mama, Alo lapal.” Arlo sejak tadi ikut Alina ke sana-kemari, membuat bocah kecil itu sekarang kelelahan.Alina dan Daniel menoleh bersamaan pada Arlo, mereka sibuk sampai lupa kalau bocah kecil itu ikut d

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Takut Tidak Diterima

    Naya melihat wanita itu seperti gemetar. Apa wanita itu tidak menerima kedatangan mereka, atau ada hal lain sehingga respon wanita itu seperti ini?Bams mendekat pada sang ibu. Dia lalu memeluknya.Dalam sekejap, Naya melihat wanita itu menangis begitu kencang sambil mengusap punggung Bams.“Kamu akhirnya mau pulang. Ibu pikir kamu membenci ibu dan hina jika menemui ibumu ini.”Naya melihat wanita itu meraung. Dia menatap Bams yang memeluk erat tubuh wanita tua itu.“Yang penting aku pulang sekarang.”Bams melepas pelukan. Dia menatap sang ibu yang masih menangis.“Aku hanya tidak mau menjadi masalah buat Ibu. Kalau aku membencimu, untuk apa aku memintamu pindah ke sini?”Wanita itu masih menangis meski Bams sudah menjelaskan.“Aku datang karena ingin mengenalkan Ibu dengan seseorang,” ucap Bams.Wanita itu menghentikan tangisnya. Dia menatap Bams dengan wajah masih penuh air mata.Bams menggeser posisi berdiri, lalu menunjuk pada Naya.Wanita tua itu menatap ke arah Bams menunjuk. Di

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Cuti

    “Nona, ini sudah saya buat rincian pesanan desain. Ini juga jadwal undangan Anda untuk acara fashion show tema spring.” Naya memberikan tablet pintar berisi jadwal Alina.“Terima kasih, Nay.” Alina menerima tablet itu, lalu mengecek data di dalamnya.Naya menunggu Alina merespon, lalu atasannya itu memandang ke arahnya.“Kalian jadi pergi hari ini, kan?” tanya Alina.“Jadi, makanya saya berikan dulu rincian ini agar Anda bisa menyiapkan desainnya. Anda tahu ‘kan, Anda terkenal tepat waktu, jadi jangan sampai terhambat sehari dua hari karena saya pergi,” balas Naya.Alina melebarkan senyum.“Iya, kamu memang paling mengerti aku,” ucap Alina, “jika ada apa-apa hubungi aku, ya.” Alina bicara sambil mengusap lengan Naya.Naya tiba-tiba memeluk Alina, membuat wanita itu terkejut.“Terima kasih, Nona. Anda selalu ada untuk saya dan menjadi satu-satunya keluarga untuk saya selama dua tahun ini,” ucap Naya.Alina terkesiap. Dia tersenyum lalu membalas pelukan Naya.“Kalau aku ini keluargamu,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menggoda Atasan

    “Dani bilang masih ada urusan di luar, jadi kita tidak perlu menunggunya makan malam,” ujar Alina setelah membaca pesan dari Daniel.Aksa baru saja berganti pakaian. Dia kemudian mendekat pada Alina yang masih duduk di tepian ranjang.“Bagaimana kondisi Anya? Dia sudah lebih baik?” tanya Aksa.Aksa juga bersimpati pada kondisi mental Anya karena selama dua tahun harus melihat sang ayah yang melakukan kekerasan pada sang ibu.“Jika dilihat dari luar, ya dia baik-baik saja. Dia bermain bersama Arlo dengan riang, bukankah itu bagus? Hanya saja, Jia tetap akan membawa Anya ke psikolog, hanya untuk memastikan saja, apa benar Anya baik-baik saja atau ada gangguan mental,” ujar Alina panjang lebar menjawab pertanyaan Aksa.Aksa mengangguk-angguk paham.Mereka pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama. Sudah ada Naya, Bams, dan Arlo di sana.“Mama.” Arlo berlari menghampiri Alina yang baru saja datang.Aksa menghela napas, dia harus pasrah jika Alina diambil alih Arlo.Alina menggandeng

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Memberi Hadiah

    “Apa itu penting?”Pertanyaan Daniel membungkam Karin. Dia mengulum bibir dan menggeleng.Daniel sendiri tidak mau bersikap baik, jangan sampai sikap baiknya disalahartikan.Daniel melihat Karin yang diam tertunduk. Dia pun memutuskan untuk pergi daripada terlalu lama berinteraksi dengan Karin.“Tunggu, kamu tidak jadi mencari aksesoris? Aku bisa menunjukkan beberapa barang yang mungkin cocok dengan yang kamu inginkan,” ucap Karin membujuk seraya meremat jari.Daniel diam sejenak, tetapi setelahnya mengangguk. Dia mengikuti Karin menuju display khusus aksesoris anak-anak.“Anak itu biasanya suka apa? Bando, jepit rambut, kalung, atau gelang mungkin?” tanya Karin mencoba mengajak bicara Daniel.Daniel tak menjawab pertanyaan Karin. Dia lebih memilih fokus memperhatikan aksesoris yang terpajang di sana, hingga tatapannya tertuju pada gantungan ponsel yang lucu dan menggemaskan.“Itu lucu,” ucap Karin.Daniel tetap tak bicara pada Karin.Karin diam memperhatikan Daniel yang begitu dingin,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal

    Malam itu Daniel berkumpul dengan Aksa dan Alina di rumah. Mereka berada di ruang keluarga membahas soal Edwin.“Edwin memang ditangguhkan penahanannya, tapi proses hukum tetap berjalan. Pengacaraku juga sudah mengajukan semua berkas laporan dan bukti untuk menjerat pria itu agar mendapatkan hukuman maksimal. Tidak akan kubiarkan dia mendapat hukuman hanya setahun dua tahun,” ujar Aksa.“Ya, pria itu memang layak mendapat hukuman yang berat. Banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukannya,” timpal Alina.“Ini juga bagus untuk mempercepat proses perceraian Jia karena kelakuan buruk Edwin semuanya sudah terekspos,” ujar Aksa lagi.Alina mengangguk-angguk. Dia kemudian menoleh pada Daniel yang sejak tadi tak bersuara.“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Alina.Daniel terkejut. Dia baru menyadari kalau kakak dan kakak iparnya kini sedang menatapnya.“Tidak,” jawab Daniel seraya menggeleng pelan.Alina menaikkan kedua sudut alis.“Apanya yang tidak? Aku perhatikan seharian ini kamu banyak

DMCA.com Protection Status