Share

Mencari Bukti Lain

last update Last Updated: 2024-12-11 14:18:29

“Ini sudah malam. Aku balik ke kamar dulu, takutnya Arlo bangun dan mencari,” ucap Mira lalu berdiri dari posisi duduknya.

Aksa mengangguk. Saat Mira akan melangkah pergi, Aksa memanggil.

“Mira.”

Mira menoleh dengan senyum manis di wajahnya.

“Ya.”

“Terima kasih karena mau menjaga Arlo dan menjaga perasaannya.”

Mira terkejut Aksa sampai berterima kasih. Dia tersenyum sambil mengangguk lalu segera pergi meninggalkan dapur.

Aksa masih ada di dapur, sampai beberapa saat kemudian Bams menghampiri dan duduk di kursi yang tadi Mira duduki.

“Pak, apa Anda tidak berniat menemui dan bertanya pada Pak Restu soal Mira?” tanya Bams karena penasaran.

Aksa hanya menatap tanpa menjawab, lalu Aksa berkata, “Cari informasi pasti ada hubungan apa antara Pak Restu dan Mira sampai Mira memiliki nama belakang Januarta, semisal memang Alina memalsukan kematiannya, tidak mungkin Pak Restu membantu begitu saja, kan? Pasti ada alasan yang masuk akal” ujar Aksa.

Bams mengangguk-angguk mengerti.

“Juga bantu seli
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Wida
Sasmita/ nenek agni
goodnovel comment avatar
wardah
Arlo sama siapa ya ,,jngn sampe penculik
goodnovel comment avatar
Adeena
Arlo lihat nenek Sasmita kah atau lihat buntut Agni..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jadilah Alina

    “Alina.”Mira berdiri saat wanita yang dihampiri Arlo memanggilnya dengan nama Alina. Ya, seperti orang lainnya yang salah mengira dan menganggap Mira adalah Alina.Bams dan Nara baru saja sampai di sana, lalu Bams terkejut ketika melihat Sasmita yang tiba-tiba memeluk Mira.Mira terkesiap. Wanita ini tiba-tiba memeluknya erat.“Maafkan mama, Alina. Mama benar-benar tidak pernah bermaksud jahat padamu.” Sasmita bicara sambil memeluk Alina.“Ini neneknya Alo, Mama.” Mendengar Arlo menyebut kata ‘mama’, membuat Sasmita yakin jika yang dipeluknya adalah Alina.Awalnya Mira memang bingung, tetapi akhirnya dia paham kenapa wanita paruh baya ini langsung memeluk dirinya.“Maaf, saya bukan Alina.”Sasmita terkejut. Dia melepas pelukan, lalu menatap pada wanita yang baru saja dia peluk. Jelas-jelas dia tidak salah lihat, lalu bagaimana bisa bukan Alina?“Nyonya, dia ini Nona Mira, tapi memang sangat mirip dengan Bu Alina.” Bams menjelaskan.“Bukan, ini mamanya Alo. Paman salah!” Arlo langsun

    Last Updated : 2024-12-11
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mira atau Alina

    Aksa berjalan di koridor perusahaan dengan kedua tangan terkepal. Sorot matanya menunjukkan rasa gelisah dan penasaran yang membuncah, tetapi ekspresi wajahnya terlihat tenang.“Silakan, Pak. Pak Restu sudah menunggu Anda di dalam,” kata Rizki saat menyambut kedatangan Aksa.Aksa mengangguk. Rizki membuka pintu ruangan Restu, lalu mempersilakan Aksa untuk masuk.“Apa yang membawamu datang ke sini?” tanya Restu seraya berdiri untuk menyambut kedatangan Aksa.Aksa tersenyum kecil, dia tidak membalas tetapi langsung duduk bersama Restu.Mereka duduk tanpa kata, sampai Rizki masuk menyajikan kopi, lalu kembali meninggalkan mereka berdua di ruangan itu.“Pak Restu, Anda tahu kalau saya sangat menghormati Anda, bukan?” Aksa bicara sambil menatap pada Restu.Restu diam sejenak, lalu mengangguk.“Tentu saja. Kamu adalah pengusaha muda sukses yang paling menghargaiku,” balas Restu.“Jadi, saya punya pertanyaan, Anda tidak akan berbohong ketika menjawabnya, kan?” Aksa bicara sambil menatap begi

    Last Updated : 2024-12-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Berpura-pura Menjadi Alina

    Mira akhirnya setuju pergi ke rumah Sasmita. Dia sebenarnya takut jika diminta berbohong, tetapi juga tidak tega melihat Sasmita yang sampai berlutut, sedangkan dia tidak mengenal wanita.“Apa kamu ada pertanyaan dari apa yang aku jelaskan tadi?” tanya Sasmita saat mereka masih di mobil dalam perjalanan menuju rumah.“Tidak ada,” jawab Mira.Sasmita tersenyum, lalu kembali berkata, “Terima kasih mau membantuku. Ya, aku tahu ini salah, tapi hanya ini satu-satunya cara agar dia bisa bangun dari ranjang.”Mobil mereka akhirnya sampai di rumah Sasmita.Mira dan yang lainnya turun. Arlo langsung menggandeng Mira saat akan masuk ke rumah.Semua pelayan dan pekerja di sana terkejut. Mereka gelagapan dan keheranan, sama seperti pelayan di rumah Aksa. Sepertinya Mira harus mulai terbiasa dengan situasi seperti ini, bisa saja di luar sana nanti, akan banyak yang terkejut seperti orang-orang di sini.“Beliau di kamar. Kita masuk sekarang,” ajak Sasmita.Mira mengangguk. Dia masuk ditemani Arlo d

    Last Updated : 2024-12-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Akhirnya Pulang

    Mira terkejut. Dia panik mendengar pertanyaan yang tak mungkin bisa dijawabnya. Dia melirik pada Sasmita, meminta bantuan untuk bisa mengatasi pertanyaan Nenek Agni.“Alina selama ini di luar negeri, Ma. Apa pun penjelasannya, yang penting dia sudah mau pulang. Lagi pula, Mama tahu betul alasannya, kan?” Sasmita bicara, mencoba meyakinkan Nenek Agni.Nenek Agni diam sejenak, lalu kembali menatap pada Mira.“Alo ketemu Mama di Singapole waktu ikut Papa. Makanya, Alo ajak Mama pulang,” celoteh Arlo menyelamatkan kepanikan Sasmita dan Mira.Mira tersenyum canggung sambil mengangguk.Nenek Agni merasa sedikit aneh, tetapi dia mengabaikannya karena yang terpenting Alina ada di sini.“Kamu benar-benar sudah memaafkan kami?” tanya Nenek Agni seraya menatap penuh harap pada Mira.Mira menganggukkan kepala sambil memulas senyum.Nenek Agni begitu lega. Dia kembali memeluk Mira sambil berulang kali mengucap rasa syukur.Di luar kamar. Bams dan Naya menunggu di ruang keluarga. “Sepertinya maman

    Last Updated : 2024-12-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jujur Pada Nenek Agni

    Nenek Agni menggenggam tangan Mira begitu erat. Dia takut kalau Aksa membawa pergi Alina dan menjauhkannya lagi darinya.“Alina sudah memaafkan nenek, Aksa. Apa kamu tidak bisa membiarkan dia tetap di sini sebentar?” Nenek Agni bicara dengan tatapan sendu.Mira menatap Nenek Agni yang menatap penuh harap pada Aksa, lalu menoleh pada pria itu.“Aku mau bicara dengannya sebentar,” kata Aksa.Nenek Agni masih enggan melepas, sampai akhirnya Mira yang membujuk.“Aku nanti balik lagi ke sini, Nek. Nenek tunggu, ya.”Setelah meyakinkan Nenek Agni, akhirnya Mira ikut Aksa. Pria itu masih menggenggam tangan Mira, membuat Mira pasrah karena jika langsung dilepas, Nenek Agni akan curiga.“Ada apa?” tanya Mira setelah Aksa melepas tangannya saat mereka sampai di ruang tamu.“Aku hanya mau bilang, jika keluargaku membahas soal Alina, jangan terlalu ditanggapi,” jawab Aksa. Dia cemas jika Mira memikirkan semua ucapan keluarganya.Mira agak bingung dengan sikap Aksa. Pria itu menggandeng tangan dan

    Last Updated : 2024-12-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memaafkan Dengan Cara Lain

    Sasmita tersenyum getir, lalu membalas, “Iya, sangat fatal.”Mira masih mendengarkan.“Dulu aku sangat jahat sama Alina, pernah membencinya hanya karena dia bukan dari keluarga kaya. Saat aku menyadari jika dulu pernah membuat kesalahan pada keluarganya, aku mencoba memperbaiki sikap dan hubungan, tapi terlambat. Aku salah,” ujar Sasmita lalu menceritakan soal kecelakaan Aksa saat remaja dan masalah darah yang membuatnya sangat merasa bersalah.Mira sangat syok mendengar cerita Sasmita. Dia merasa kalau Sasmita egois, tetapi kemudian berpikir, setiap orang tua apalagi seorang ibu, pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, meski pada akhirnya malah menyakiti orang lain.“Tidak perlu kasihan. Mungkin perginya Alina termasuk sebagai hukuman untukku karena aku tidak pernah mendapat kesempatan untuk meminta maaf dan menebus semuanya,” ujar Sasmita dengan senyum getir di wajah.“Jika Bibi berniat berubah, aku yakin Tuhan akan membantu memaafkan dengan cara lain,” balas Mira.Sasmita menatap p

    Last Updated : 2024-12-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Menyiakan Kesempatan

    “Nona, apa Anda yakin mau tinggal di sini?” tanya Naya seperti masih tidak percaya kalau Mira mau tinggal di rumah Aksa untuk sementara. Naya tahu, Mira memang selalu menolak ajakan orang menginap dengan alasan dia tak nyaman. Namun, kenapa sekarang Mira seperti tak pernah keberatan sama sekali, padahal ini kedua kalinya Mira diminta tinggal di rumah pria, yang bahkan baru dikenal. Mira diam mendengar pertanyaan Naya, lalu menatap pada asistennya itu dan berkata, “Aku hanya tidak tega dengan Arlo saja. Lagi pula kita tidak tinggal di dalam rumahnya, jadi kurasa tidak masalah.” Naya mengangguk-angguk saja. Mereka sudah ada di pavilliun rumah milik Aksa. Barang-barang mereka juga sudah diambil dari hotel. Mira sendiri sebenarnya belum tahu, sampai kapan dia akan tinggal di sana. “Mama!” Arlo datang ke pavilliun dan langsung masuk mencari Mira. Mira segera keluar dari kamar saat mendengar suara Arlo. Mira melihat Arlo berlari menghampiri dirinya. “Jangan lari-lari,” pinta Mira.

    Last Updated : 2024-12-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perasaan Aneh

    “Kamu pasti mengingat istrimu karena melihatku, kan?” Mira mencoba mengurai kecanggungan karena salah tingkah saat melihat tatapan Aksa. Dia memilih kembali memperhatikan sketsa gambar milik Alina.Aksa mengulum bibir sambil mengalihkan pandangan. Dia tidak membalas ucapan Mira.“Desain yang ini bagus, sedikit dipoles pasti akan semakin cantik,” ujar Mira saat melihat salah satu desain buatan Alina.Aksa agak memiringkan tubuh ke arah Mira, kemudian melihat sketsa yang dimaksud.Mira agak terkejut saat Aksa mencondongkan tubuh ke arahnya, tetapi dia mencoba berpikiran tenang dan positif karena Aksa hanya mau melihat sketsa yang dia tunjukkan.“Ini dibuat saat dia hamil muda,” ucap Aksa, “tapi sepertinya belum selesai sempurna,” imbuh Aksa.“Ah, begitu. Pantas saja seperti masih ada yang kurang,” ujar Mira sambil mengamati gambar itu.Aksa kembali menatap pada Mira, tetapi langsung mengalihkan pandangan saat Mira menoleh.Mira menyadari jika Aksa kembali menatapnya, tetapi dia mencoba b

    Last Updated : 2024-12-13

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status