Home / Romansa / Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 351 - Chapter 360

482 Chapters

Saling Mencemaskan

Aksa mengajak Mira ke ruang kerja. Dia membawa kotak obat, lalu duduk di samping Mira.Mira hanya diam. Dia merasa canggung karena terjebak di situasi yang tidak pernah dia bayangkan sama sekali.Aksa memperhatikan perban yang membalut lengan Mira, lalu mulai membuka perlahan.“Kamu bisa mengganti perban?” tanya Mira berbasa-basi hanya untuk sekadar mengurai kecanggungan yang dirasakannya.“Bisa meski aku bukan dokter,” jawab Aksa tanpa menatap pada Mira. Dia lebih fokus ke perban yang dibukanya dengan perlahan.“Bagaimana dengan luka tanganmu yang dulu, bukankah itu lebih parah dari luka yang aku dapatkan?” tanya Mira lagi.Aksa melirik ke tang
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Diperketat

Mira mengajak Kaira duduk bersama. Dia melihat kondisi Kaira yang kurang sehat.“Sudah periksa ke dokter? Wajahmu masih pucat,” kata Mira.“Sudah, tapi sepertinya obat dokter tidak bekerja dengan baik,” seloroh Kaira.Mira tersenyum, lalu memandang pada Arlo yang sedang bermain.“Sepertinya rumah ini akan dijaga ketat lagi,” gumam Kaira.Ini mengingatkan Kaira saat Alina ditahan Aksa, sekarang Mira di sini dan pengamanan diperketat lagi.Mira memandang ke arah Kaira menatap, lalu berkata, “Sepertinya karena kasus kecelakaan wanita bernama Karissa itu.”Kaira langsung menatap kesal mendeng
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Seberapa Dekat?

Mira ada di teras bersama Kaira, keduanya masih memperhatikan Arlo bermain.Mira menoleh pada Kaira yang terus memandang pada Arlo, membuatnya tiba-tiba merasa penasaran dengan hubungan antara Kaira dan Alina.“Omong-omong, kamu sudah kenal sangat lama dengan Alina, kan? Dia wanita seperti apa di matamu?” tanya Mira sambil menatap antusias.Kaira agak terkejut, tetapi tentunya memaklumi karena Mira tidak ingat. “Kami kenal sejak saat masih sekolah. Alina itu orangnya cerdas dan baik hati, bahkan dia tidak segan mendahulukan orang lain ketimbang dirinya. Jika bisa dijabarkan panjang lebar, mungkin akan sangat lama menjelaskannya,” jawab Kaira lalu diakhiri tawa kecil karena candaan di akhir kalimat.Mira tersenyum mendengar candaan Kaira.“Papanya Arlo pasti sangat mencintai Alina, kan?” tanya Mira lalu menatap pada Arlo.Kaira memandang Mira. Apa dia bisa menggunakan kesempatan ini untuk sedikit mengingatkan Mira pada masa lalu?“Kalau mencintai, pastilah mencintai meski kadang sikap
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Cerita Sama

“Bagaimana tadi?” tanya Mira saat menemui Aksa yang baru saja pulang melayat.“Seperti dugaanku, ayah Karissa tetap tidak menerima kematian anaknya,” jawab Aksa.Mira mengangguk-angguk, wajar jika orang tua tidak bisa menerima kepergian anaknya. Akan tetapi mau bagaimana lagi, memang anaknya yang jahat lebih dulu.“Tapi, apa itu akan jadi masalah buat kamu?” tanya Mira cemas karena secara tak langsung, ini bisa berimbas pada bisnis Aksa.Aksa menatap pada Mira. Apa Mira sedang mencemaskan dirinya?“Selama tidak ada bukti yang memperlihatkan aku sengaja mencelakai Karissa, aku tidak akan takut apa pun,” jawab Aksa.Mira mengangguk paham.“Papa!” Arlo berlari menghampiri Aksa. Dia baru saja dari kamar mandi dan sudah melihat papanya pulang.Aksa langsung menggendong Arlo yang baru saja melompat ke dalam pelukan.“Papa, apa Papa tahu, tadi Bibi Kai ke sini, tapi Bibi sepeltinya sakit,” celoteh Arlo.Aksa mengerutkan alis.“Iya, dia tadi datang karena mencemaskan Arlo, tapi waktu kami men
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Semangkuk Mie

Kaira berada di apartemen merasa mual saat baru saja makan malam. Dia berada di kamar mandi dan memuntahkan semua yang tadi dimakan.“Kai, kamu baik-baik saja??” tanya Ilham sambil mengetuk pintu kamar mandi.Tidak ada balasan dari Kaira, hal itu membuat Ilham kebingungan dan panik.“Obatmu dari dokter masih? Apa kamu lupa meminumnya?” tanya Ilham karena beberapa hari yang lalu Kaira sakit dan harus mengonsumsi obat.Masih tidak ada balasan dari Kaira, sampai akhirnya pintu kamar mandi terbuka lalu Kaira keluar dari sana.Ilham menatap cemas. Dia segera membantu Kaira berjalan ke sofa, kemudian mengambilkan air putih untuk istrinya itu.“Apa tidak cocok dengan makanannya, makanya sampai muntah?” tanya Ilham saat menunggu Kaira minum.Kaira memberikan gelas kosong pada Ilham setelah minum, lalu membalas, “Entah, aku merasa mual sejak tadi dari menjenguk Arlo.”Ilham menatap cemas, lalu berkata, “Besok periksa ke dokter lagi saja, takutnya ada obat yang tidak cocok sehingga sakitmu tida
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Aku Iri

Aksa panik ketika melihat Mira seperti kesakitan, apalagi Mira menekan kepala dengan sangat keras.“Mira, kamu baik-baik saja?” tanya Aksa lagi untuk memastikan.Aksa terus memperhatikan Mira, sampai akhirnya wanita itu melepas tangan yang menekan kepala lalu mulai membuka mata.“Ada apa? Kepalamu sakit?” tanya Aksa.Mira menatap pada Aksa yang terlihat begitu cemas. Lalu dia menggeleng pelan.“Tidak apa-apa, hanya tiba-tiba pusing saja,” jawab Mira mencoba tersenyum meski wajahnya agak pucat.Aksa diam. Dia benar-benar panik jika sampai Mira mengalami tekanan di saraf seperti yang pernah Restu katakan. Aksa tidak memaksakan masa lalu pada Mira, kenapa wanita itu kesakitan?Mungkinkah apa yang baru saja Aksa lakukan membuat Mira mengingat sesuatu? Aksa baru ingat, dia pernah melakukan ini pada Alina.“Jika kamu tidak bisa lanjut makan, tidak apa-apa. Istirahat sajalah,” ucap Aksa tak ingin memaksa. Dia takut jika Mira kesakitan seperti tadi.Mira memandang mie itu, lalu kembali mengam
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Sering Kambuh

Aksa diam karena ucapan Mira, andai dia bisa bilang kalau Arlo anak Mira dan dia adalah suaminya, mungkin itu akan sangat melegakan baginya, daripada mendengar Mira merasa tak ada yang mencintai.Mira menatap pada Aksa yang hanya diam. Dia tiba-tiba merasa kalau Aksa pasti tersinggung karena dia malah iri pada Alina.“Maaf kalau ucapanku salah. Sebenarnya aku hanya merasa, kenapa tidak bisa ingat apa pun dan tiap ingin mengingatnya, kenapa rasanya begitu sakit. Aku hanya bertanya-tanya, jika dulu aku pernah dicintai, apakah pria itu mencariku karena aku menghilang?”Mira merasa canggung setelah terlalu jujur pada Aksa.Aksa masih memperhatikan Mira, lalu berkata, “Kenapa kamu harus iri jika memiliki kehidupan yang jauh lebih baik. Dan, Arlo juga anakmu karena kamu menyusuinya, meski tidak secara langsung bukankah tetap sama, susu yang dia dapat berasal darimu.”Mira terkesiap. Dia menatap Aksa yang baru saja selesai bicara.“Kamu tidak keberatan? Padahal aku ini mirip istrimu, bukanka
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Pamit Pulang

Keesokan harinya. Mira dan Naya sudah ada di ruang makan bersama Arlo yang siap sarapan. Lalu beberapa saat kemudian Aksa datang dan bergabung dengan mereka.“Sebelum kamu berangkat kerja, aku ingin bicara sebentar,” kata Mira.“Kenapa tidak sekarang sekalian?” tanya Aksa keheranan.Mira melirik pada Arlo, membuat Aksa langsung paham.Mereka akhirnya sarapan lebih dulu, setelah sarapan Naya mengajak Arlo ke kamar untuk gosok gigi agar Mira bisa bicara berdua dengan Aksa.“Apa yang mau kamu bicarakan?” tanya Aksa.“Aku harus pulang, tapi tidak mungkin bicara ini pada Arlo, jadi aku bicara dulu denganmu,” jawab Mira sedikit ragu saat bicara.Aksa terlihat tenang, tetapi sebenarnya dalam hatinya terkejut. Apa Mira ingin pulang karena pembahasan semalam? Namun, apa pun alasan Mira, Aksa tidak mungkin mencegah.“Tentu,” ujar Aksa karena tak bisa melarang sebab saat ini dia bukan siapa-siapa Mira.Mira bernapas lega mendengar balasan Aksa.“Tapi, bagaimana dengan Arlo? Dia tidak mungkin mem
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Mamanya Alo Hilang

Arlo duduk di mobil bersama Aksa. Dia bingung kenapa hari ini diajak ke perusahaan.“Papa, kenapa Alo disuluh ikut ke pelusahaan?” tanya Arlo sambil menatap sang papa.“Karena Mama sedang tidak sehat,” jawab Aksa berbohong tanpa menoleh pada Arlo.“Mama sakit? Kalau sakit halusnya Alo nemenin Mama, bukannya malah diajak ke pelusahaan,” protes Arlo.Aksa menghela napas kasar, lalu menatap pada Arlo.“Biar Mama istirahat sehari saja, Arlo pasti paham, kan?”Arlo melihat tatapan papanya yang begitu serius, membuatnya menunduk lalu menganggukkan kepala.**Kaira pergi ke rumah Aksa setelah dari rumah sakit, sedangkan Ilham harus tetap pergi ke perusahaan. Saat sampai di sana, Kaira melihat Bams memasukkan koper ke bagasi mobil, membuat Kaira penasaran, lalu mendekat menghampiri Bams.“Siapa yang mau pergi?” tanya Kaira.Bams tidak menjawab, tetapi menoleh ke belakang.Kaira menatap ke belakang, lalu melihat Mira dan Naya berjalan bersama ke arah mereka.“Kamu mau pulang?” tanya Kaira deng
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Sedikit Terhibur

Kaira langsung menghampiri Arlo. Dia berjongkok di depan Arlo lalu mencoba menenangkan.“Arlo, dengerin Bibi Kai dulu, ya.” Kaira mencoba membujuk.Aksa hanya diam. Baru kali ini dia tidak tahu harus bagaimana bersikap.“Mamanya Alo hilang. Mama bilang nggak akan ninggalin Alo, kok sekarang pelgi ninggalin Alo.” Arlo bicara sambil menangis sesenggukan.“Iya, Bibi tahu. Tapi Mama pergi karena ada alasannya,” kata Kaira.Arlo masih menangis sambil menatap Kaira, bahkan kini wajahnya basah karena banjir air mata..“Mama harus pulang dulu karena sedang nggak sehat. Tapi nanti, kalau sudah selesai diperiksa, Mama akan pulang,” ucap Kaira penuh kelembutan.“Tapi kenapa nggak ajak Alo. Mama sudah janji kalau mau ajak Alo,” rengek Arlo tetap tidak mau menerima penjelasan Kaira.“Kan Mama mau ke rumah sakit, harus periksa. Nggak boleh ajak Arlo, kalau Arlo ikutan sakit gimana?” Arlo diam setelah mendengar penjelasan Kaira.Kaira tersenyum melihat Arlo agak tenang, lalu kembali berkata, “Mama
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
49
DMCA.com Protection Status