Semua Bab Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Bab 321 - Bab 330

482 Bab

Mengikuti Arus

Setelah Daniel pergi. Mira membersihkan diri lalu bersiap untuk istirahat. Dia sudah ada di kamarnya, duduk di kamar sambil memeluk bantal.Mira memikirkan Arlo. Meski dia baru mengenal dan dekat dengan Arlo, tetapi entah kenapa tanpa adanya Arlo di sini, dia merasa seperti ada yang kurang.Mira mengambil ponsel lalu membuka kontak yang tersimpan, tetapi Mira baru sadar kalau dia tidak punya nomor Aksa.“Ah, sial! Kenapa aku bisa lupa?” Mira merasa bodoh sendiri. Bagaimana caranya dia bicara pada Arlo kalau tidak memiliki nomor Aksa?Baru kali ini Mira tidak fokus sampai tidak ingat apa yang seharusnya dilakukan, padahal Mira sudah berjanji akan menemui Arlo lagi.Mira diam sejenak, bingung. Namun, sedetik kemudian dia ingat sesuatu. Mira mendial nomor seseorang.“Ada apa, hm?” Suara seorang pria terdengar dari seberang panggilan.“Paman, Paman sekarang ada perjalanan bisnis di mana?” tanya Mira saat panggilannya dijawab sang paman.Mira mendengar suara sang paman menyebutkan nama kot
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Rindu Mama

Sudah beberapa hari semenjak Arlo pulang dari Singapore. Dia terlihat murung dan sedih, bahkan tak seceria biasanya karena Arlo masih menanti Mira datang.“Mama bohong.” Arlo menangis sambil berteriak sendiri di kamar.Pelayan bingung melihat Arlo begini. Mereka juga tidak tahu harus bagaimana.“Mamanya bohong.” Arlo menangis sambil meletakkan kepala di meja. Dia menangis sampai terisak-isak.“Telepon Tuan, suruh pulang lihat keadaan Tuan kecil,” kata salah satu pelayan.Pelayan satunya setuju. Ketika hendak menghubungi Aksa, ternyata pria itu sudah pulang.“Ada apa?” tanya Aksa saat melihat pelayannya panik.“Itu, Tuan. Tuan kecil menangis dari tadi sambil menyebut mama. Kami bingung harus bagaimana,” jawab pelayan.Aksa terdiam. Dia memandang kamar Arlo lalu berjalan menuju kamar untuk melihat kondisi putranya. Saat sampai di sana, pelayan langsung keluar dari kamar. Aksa menghampiri Arlo yang masih menangis di meja, lalu menggendong putranya dari belakang dan membawanya ke ranjang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Arlo Sakit

Keesokan harinya. Aksa baru saja bangun dan harus bersiap ke kantor. Dia menatap Arlo yang masih tidur, saat mencium kening Arlo sebelum dia bangun untuk membersihkan diri, Aksa terkejut karena tubuh putranya panas.“Arlo.”Aksa menyentuhkan punggung tangan di kening Arlo. Dia sangat terkejut karena Arlo demam. Aksa segera turun ke lantai bawah, meminta pelayan menyiapkan kompres lalu membawanya naik dan mulai mengompres Arlo.Aksa sangat panik dan cemas. Dia paling tidak bisa melihat Arlo sakit seperti ini. Aksa mengompres kening Arlo agar sedikit lebih baik.Arlo mengerutkan kening, wajahnya sedikit merah karena demam.“Papa.” Arlo mengigau karena sangat panas.“Iya. Papa di sini,” ucap Aksa lalu mencium punggung tangan kecil Arlo.Arlo masih memejamkan mata. Mungkin karena panas tinggi hingga membuat Arlo lemas.Aksa sampai tidak pergi ke kantor dan mengerjakan pekerjaannya dari rumah. Dia tidak bisa meninggalkan Arlo dalam kondisi seperti ini, meski dokter sudah datang memeriksa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bukan Alina?

Begitu mengetahui kalau Arlo sakit, Mira langsung meminta alamat Aksa lalu datang ke sana bersama Naya. Sesampainya di rumah itu, semua orang dari security sampai pelayan yang membuka pintu juga terkejut melihat Mira. Mereka seperti melihat hantu.Mira menoleh pada Naya yang sama herannya dengan dia, lalu berkata, “Kami ke sini untuk melihat kondisi Arlo.”Tepat saat Mira sedang bicara dengan pelayan, Aksa keluar dan melihat Mira.“Kamu sudah datang,” kata Aksa.Pelayan langsung menoleh dengan ekspresi wajah takut dan bingung.Aksa memberi isyarat pada pelayan agar pergi. Dia lantas mendekat ke Mira.“Di mana Arlo?” tanya Mira.Aksa tak menyangka Mira akan langsung datang ke sana. “Dia di kamar,” jawab Aksa sambil menunjuk ke lantai atas, “aku akan membawanya ke sini, duduklah.”Mira mengangguk. Dia dan Naya segera duduk di ruang tamu, menunggu Aksa yang kembali masuk untuk mengajak keluar Arlo.Aksa kembali ke kamar. Dia melihat Kaira yang baru saja mengganti kompres.“Apa wanita ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Diurus Mira

“Baringkan di sini saja,” kata Aksa mengajak Mira ke kamar Arlo untuk menidurkan bocah itu.Aksa tidak tega melihat Mira yang sejak tadi memangku Arlo sampai tangannya kesemutan.Mira ingin membaringkan Arlo di ranjang, tetapi ternyata anak itu bangun dan langsung memeluk erat Mira.“Mama jangan pelgi.” Arlo tidak mau turun dari gendongan.Mira terkejut. Dia memeluk Arlo lalu duduk di tepian ranjang sambil memangku bocah itu.“Tidak, aku tidak pergi,” ucap Mira sambil mengusap punggung Arlo.“Mama bohong, kemalin bilang mau datang, tidak datang-datang.” Arlo memeluk erat karena takut ditinggal.Mira memandang pada Aksa, seperti ingin meminta bantuan.Aksa akhirnya mendekat, lalu mencoba menenangkan.“Arlo turun dulu, kasihan Bibi tangannya kesemutan,” ucap Aksa membujuk. Dia tidak memanggil dengan sebutan ‘Mama’ takut Mira salah paham.“Bukan Bibi! Ini mamanya Alo!” protes Arlo kesal.Aksa dan Mira saling tatap, keduanya tidak tahu harus bagaimana.“Iya, mamanya Arlo. Tapi turun dulu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Nikahin Saja

Naya terkejut melihat Mira jatuh ke lantai. Dia segera membantu Mira berdiri lalu membantu ke ranjang agar bisa beristirahat.Naya juga segera mengambil obat Mira, lalu memberikan sebutir untuk Mira agar kondisinya membaik.“Anda memikirkan apa sampai kambuh, Nona?” tanya Naya sambil menatap cemas pada Mira.Mira baru saja menelan obatnya. Dia mengembuskan napas kasar sambil memejamkan mata.“Entahlah.” Mira menekan kuat kepalanya.“Nona, Anda ingat pesan Pak Restu, kan? Anda tidak boleh memikirkan sesuatu yang berlebih, apalagi jika diminta mengingat sesuatu yang Anda lupakan. Mengingat di mana kunci mobil Anda letakkan saja sudah membuat Anda pusing, apalagi yang lain?” Naya cemas karena tahu betul bagaimana kondisi Mira. Bagaimanapun dia sudah ikut Mira dua tahun terakhir ini.Mira menghembuskan napas kasar, lalu mengangguk.“Anda mau makan apa? Akan saya pesankan dulu,” kata Naya.“Apa saja boleh,” balas Mira.Naya mengangguk. Dia pergi untuk memesan makanan dari layanan restoran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Arlo Menggombal

“Arlo, sarapan dulu. Papa setelah ini harus ke kantor. Arlo di rumah dulu bersama Paman Bams karena masih belum sembuh,” kata Aksa yang bicara sambil mengikat dasi.Aksa tidak mendapat balasan dari Arlo, membuat pria itu menoleh dan melihat putranya duduk di sofa sambil bersidekap.“Arlo, kenapa malah diam begitu?” tanya Aksa.Pagi itu, Aksa sengaja meminta pelayan membawa sarapan Arlo ke kamar agar dia bisa mengawasi sambil bersiap-siap ke kantor.“Alo nggak mau makan. Maunya disuapi Mama.” Arlo memasang wajah cemberut. Bibirnya mengerucut panjang.Aksa menghela napas kasar. Dia bingung karena Arlo merajuk lagi padahal dia ada rapat penting. Aksa juga tidak mungkin menghubungi dan meminta Mira datang lalu dianggap merepotkan.Aksa mendekat, lalu duduk di samping Arlo.“Arlo makan, ya. Janji setelah rapatnya selesai, papa akan segera pulang,” ujar Aksa membujuk.“Nggak mau. Alo maunya disuapi Mama.” Arlo kekeh tidak mau mendengar bujukan Aksa, bahkan dia sampai memalingkan muka.Aksa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Sedikit Fakta

Bams datang menghampiri Mira dan Naya yang ada di ruang keluarga sedang menemani Arlo menonton kartun.“Pak Aksa baru saja menghubungi, beliau berkata jika pulang sedikit terlambat karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan,” ujar Bams pada Mira.Mira menengok ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Ini sudah sore, seharusnya dia pulang ke hotel tetapi juga tidak bisa meninggalkan Arlo tanpa Aksa, Mira yakin Arlo tidak akan mau ditinggal.“Sepertinya kita harus menunggu sampai Aksa pulang,” ucap Mira pada Naya, “apa kamu bisa ambilkan baju ganti di hotel?” tanya Mira selanjutnya. Dia tidak mungkin memakai pakaian yang sudah dipakainya seharian sampai malam, kan?Naya mengangguk. Dia lalu berdiri untuk kembali ke hotel.Bams mendengar percakapan Mira dan Naya, lalu berkata, “Apa Anda mau pinjam baju Bu Alina. Pakaian beliau masih disimpan rapi di rumah ini.”Mira terkejut mendengar tawaran Bams. Dia menggeleng.“Jangan, itu tidak akan sopan,” jawab Mira, “biar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Semua Terasa Aneh

“Papa!” Arlo melihat sang papa berdiri termangu di kamarnya, membuat Arlo berteriak memanggil. Dia bahkan melambaikan tangan sambil melebarkan senyum dengan begitu ceria.Mira menoleh dan melihat Aksa yang ternyata sudah pulang.“Kamu sudah pulang, kupikir masih lama,” ucap Mira.Aksa sempat terdiam karena keterkejutannya melihat tahi lalat di leher belakang Mira, tetapi dia mencoba bersikap biasa dengan mengangguk menanggapi ucapan Mira.“Bams tadi bilang kalau kamu mungkin akan terlambat, jadi kupikir untuk mengurus Arlo sebelum kamu pulang,” ucap Mira agak canggung.“Ya, tadi ada beberapa pekerjaan yang memang harus diselesaikan, tapi semua sudah diselesaikan,” balas Aksa.Mira mengangguk-angguk.“Aku minta izin mandiin Arlo, dia berkeringat banyak karena seharian terus main,” ucap Mira begitu sopan.“Iya,” balas Aksa dengan anggukan kecil.“Ayo!” Mira menggandeng Arlo menuju kamar mandi.Arlo berjalan bersama Mira sambil melambaikan tangan pada Aksa.Aksa memandang Arlo yang begit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Tantrum Lagi

Mira baru saja selesai memandikan dan memakaikan baju Arlo. Naya di sana membantu Mira mengurus Arlo. “Arlo sudah tampan sekarang,” ucap Mira sambil menyisir rambut Arlo. “Alo tampan kayak Papa, tapi kayak Mama juga,” balas Arlo. Mira hanya tersenyum menanggapi ucapan Arlo. “Karena Papa sudah pulang, jadi aku harus pulang. Besok lagi kita mainnya, ya.” Ekspresi wajah Arlo langsung berubah. “Nggak mau! Mama nggak boleh pulang.” Arlo memeluk lengan Mira, takkan membiarkan Mira pergi dari rumah itu. Mira terkejut. Dia berusaha untuk membujuk. “Arlo, nggak boleh gitu, ya. Aku harus pulang, kan barang-barangnya ada di hotel, jadi harus pulang ke hotel,” ujar Mira. “Kalau begitu balang-balangnya dibawa ke sini!” Arlo tetap memeluk lengan Mira, takkan membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Mira sampai menatap pada Naya dengan ekspresi bingung. “Mama nggak boleh pelgi!” Arlo melepas pelukan di tangan Mira, lalu mulai berguling di lantai. Mira dan Naya terkejut, apalagi Arlo terus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3132333435
...
49
DMCA.com Protection Status