Semua Bab Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Bab 311 - Bab 320

482 Bab

Ingin Memastikan

Aksa masih bergeming dengan tatapan tak teralihkan. Dia tahu wanita itu sangat mirip, tetapi Aksa menyadari jika istrinya sudah meninggal dan dia menyaksikan sendiri jenazahnya sebelum dikebumikan.Meski di dunia ini terkadang ada orang yang memiliki kemiripan dengan orang lain, tetapi bukankah seharusnya ada yang membedakan? Wanita itu, kenapa begitu mirip dengan mendiang istrinya? Aksa memejamkan mata sejenak. Dia merasa jantungnya berdegup dengan cepat sehingga Aksa  berusaha untuk menetralkannya.Meski dia mengakui wanita itu sangat mirip, tetapi dia mencoba menepis hal itu dari pikirannya. Istrinya sudah meninggal tiga tahun lalu dan Aksa tidak boleh menganggap orang lain sebagai istrinya meski semirip apa pun wanita itu.Aksa tidak mau gegabah mencari ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bukan Wanita Sembarangan

Aksa dan Mira saling pandang. Aksa melihat tatapan penuh amarah dari mata wanita di depannya saat ini. Dia sendiri tidak mengerti, kenapa dia sangat ingin memastikan apakah wanita di depannya adalah Alina atau bukan, padahal sudah jelas tahu faktanya. Aksa nekat ingin melihat tahi lalat di belakang leher wanita itu, hingga berakhir mendapat tamparan yang keras. Mira masih mengatur emosinya yang meluap, tidak cukupkah kesialannya tadi siang sampai harus berlanjut malam dengan bertemu pria mesum di depannya ini? Tidak ingin semakin kesal, Mira memilih meninggalkan pria itu begitu saja. Dia urung pergi ke toilet dan sudah tidak mood melanjutkan pesta. Aksa hanya diam, memandang pada wanita yang kini berjalan menjauh darinya. Dia memegang dada, kenapa rasanya aneh? Jantungnya tidak bisa berhenti berdegup dengan cepat, rasanya seperti mau meledak karena memompa terlalu keras. Sial, apa ini? Mira kembali ke ruang pesta dengan wajah kesal. Dia menghampiri Raffan yang sedang bicara dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Mimpi Aneh

Mira langsung pergi ke kamarnya setelah menghindari Raffan yang berani-beraninya ingin mengambil kesempatan darinya. Dia tidak menyangka kalau Raffan akan memiliki pikiran seperti itu padanya, sehingga membuat Mira harus waspada. Saat mau masuk kamar, Mira menghubungi Naya. “Anda masih di tempat pesta?” tanya Naya dari seberang panggilan. “Aku baru sampai kamar,” jawab Mira sambil membuka pintu. “Anda mau saya ke sana?” “Tidak usah, aku hanya mau memberitahumu. Besok jika ada ajakan dari Raffan, tolong tolak. Beri alasan jadwalku penuh atau yang lainnya, yang jelas aku tidak mau lagi berhubungan dengan pria itu.” Mira bicara sambil melepas highheels-nya. “Ada apa, Nona? Apa terjadi sesuatu?” Suara Naya terdengar cemas, membuat Mira menjawab, “Bukan masalah besar, yang terpenting lakukan saja permintaanku itu.” Setelah mendengar jawaban dari Naya, Mira mengakhiri panggilan. Mira menghembuskan napas kasar. Dia benar-benar kesal dan merasa sial hari ini. “Bagaimana bisa aku men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Makan Bersama Mama

Aksa duduk diam sambil mengingat nama yang tadi disebutkan wanita tadi. Aksa tidak mengerti, kenapa dia tidak bisa mengabaikan, rasanya ada sesuatu yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu.“Elmira, bisa sangat kebetulan sama dengan nama Alina. Alina Deana Elmira.”Aksa mengingat-ingat nama lengkap sang istri. Dia menyadari, wajar jika nama sama, tetapi yang membuatnya merasa aneh dan terganggu, kenapa wajahnya juga harus sama?Aksa penasaran, lalu akhirnya mencoba mencari informasi tentang nama Elmira. Dia mendapatkan beberapa hasil untuk pencarian nama itu, hingga menemukan satu yang cocok dengan yang dia cari.Aksa membaca informasi yang terdapat di sana. Tidak ada yang penting selain informasi jika Elmira adalah seorang desainer. Bahkan tidak ada foto, informasi nama lengkap, atau yang lainnya. “Misterius,” gumam Aksa.**Saat siang hari. Kondisi Mira sudah membaik dan sekarang sedang turun ke lantai bawah untuk makan siang di restoran.“Raffan tidak menghubungimu untuk membuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Percobaan Penculikan

Akhirnya Aksa membiarkan Arlo bersama Mira. Setelah makan siang, Mira mengajak Arlo bermain di taman samping hotel.Arlo berlarian di sekitar taman, sedangkan Mira dan Naya duduk di bangku yang terdapat di sana.Naya memperhatikan Arlo yang sedang bermain, lalu dia menatap pada Mira.“Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?” tanya Mira dengan dahi berkerut halus.“Kalau dilihat-lihat, kok bisa ya, matanya Arlo sama seperti mata Anda, bulat kecil dan bola matanya berwarna coklat muda,” ujar Naya masih memperhatikan Mira.Mira terkejut sampai mengalihkan pandangan dari Naya, lalu dia berkata, “Bisa saja hanya kebetulan. Yang punya mata coklat bukan hanya aku saja.”“Ah, iya juga. Memang kebetulan mirip, tapi ya seperti kebetulan saja,” balas Naya karena Arlo sendiri terus memanggil Mira dengan sebutan mama.“Anda tidak punya saudara kembar ‘kan, Nona? Siapa tahu Anda terpisah dari saudara Anda, lalu saudara Anda itu jadi ibunya Arlo, makanya Arlo menganggap Anda ibunya,” ujar Naya asal m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Kalau Papa Mati, Bagaimana?

Mira sangat terkejut hingga berteriak sangat kencang. Dia menutup mulut saat melihat apa yang terjadi.Aksa membalikkan badan dengan cepat. Tepat ketika penjahat itu menghujamkan belati ke arahnya, Aksa berhasil menghalaunya dengan memegangi bagian metal belati itu karena sudah tidak mampu menghindar, membuat tangannya terluka dan darah segar menetes sampai ke tanah.Aksa menahan belati itu sampai penjahat tidak bisa menariknya. Dengan satu pukulan dia menghantam wajah pria itu sampai kembali tersungkur di rerumputan.Aksa merasakan nyeri di telapak tangan. Dia membuang belati itu setelah melumpuhkan penjahat.Security yang mendengar teriakan Mira sudah berlari menghampiri, mereka langsung meringkus dua pria yang tersungkur di rumput, sedangkan sopir mobil itu langsung kabur begitu security fokus ke dua tersangka lain.“Ya Tuhan!” Mira sangat panik dan syok melihat darah terus mengalir dari telapak tangan Aksa.Mira mengeluarkan sapu tangan dari saku jaketnya, lalu melilitkan ke telap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Disuapi

Saat sore hari. Perawat datang membawa jatah makan malam untuk Aksa. “Ini makan malamnya dan obat yang harus Anda konsumsi.”“Terima kasih,” ucap Aksa pada perawat.Mira tersenyum pada perawat yang berpamitan keluar dari ruangan, lalu memandang Aksa yang bersiap untuk makan. Mira melihat Aksa yang tampak kesusahan makan dengan tangan kiri, karena tangan kanannya terluka.“Papa nggak bisa makan? Kayak Alo kalau sakit, makannya disuapi,” celoteh Arlo lalu menoleh pada Mira.Mira terkejut melihat tatapan Arlo, saat memandang pada Aksa, dia melihat pria itu menatapnya juga.“Papa bisa makan sendiri,” kata Aksa meski agak kesusahan.Arlo menoleh pada Mira sambil mengedip-ngedipkan mata pada wanita itu seperti memohon agar membantu papanya makan.Mira terhenyak. Apa maksudnya ini?Mira bingung, tetapi karena dia merasa bersalah pada Aksa, akhirnya Mira bangun dan menghampiri Aksa.“Biar aku bantu,” ucap Mira hendak mengambil alih sendok dari tangan Aksa.“Tidak usah,” tolak Aksa.“Papa tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Akhirnya Berpisah

“Mama halus pulang sama Alo.”Arlo tiba-tiba berguling-guling di lantai sampai membuat Aksa dan Mira terkejut.“Mama halus pulang sama Alo.” Sambil berguling-guling Arlo berharap Mira tidak pergi darinya lagi.Aksa sampai memejamkan mata sejenak. Tidak biasanya Arlo tantrum seperti ini, apalagi sampai berguling-guling di lantai.Mira kebingungan. Dia segera menghampiri Arlo lalu membujuk untuk menenangkan.“Arlo, Arlo tidak boleh nangis begini,” kata Mira.Arlo tetap menangis tak menghiraukan ucapan Mira.Mira mencoba mencari cara agar Arlo tidak terus menangis. Sedangkan Aksa, dia menatap Mira yang kebingungan. Dia juga seperti tidak berniat membantu menenangkan. Entah apa yang diharapkan, mungkinkah dia juga berharap Mira ikut ke kota bersama mereka?Mira masih mencoba membujuk Arlo dengan berkata, “Aku ada urusan di sana, Arlo. Nanti kalau sudah selesai, janji akan pergi ke rumahnya Arlo. Bagaimana?”Arlo berhenti berguling-guling, lalu menatap pada Mira yang menunggu reaksinya.“
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Kejutan di Apartemen

Mira berjalan perlahan dan waspada. Dia mengambil payung yang terdapat di dekat pintu, untuk berjaga-jaga karena dia tidak tahu siapa yang ada di dalam apartemennya.Mira berjalan mengendap-endap, hingga langkahnya terhenti saat melihat punggung seorang pria sedang menghadap pada meja makan.“Kukira penjahat mana yang masuk apartemenku.”Mira melihat pria itu berbalik setelah dia bicara, lalu dia melihat senyum manis adik satu-satunya itu.“Untung aku tepat waktu datang dan menyiapkan kejutan. Kamu terkejut aku di sini?” tanya Daniel saat melihat Mira.“Aku sangat terkejut dan terharu.” Mira langsung menghampiri sang adik, lantas memeluk adik kesayangannya itu.“Bagaimana acaramu di luar negeri?” tanya Daniel.“Sangat lancar meski di Singapore ada masalah,” jawab Mira lalu mengembuskan napas kasar.Daniel mengusap-usap lembut punggung sang kakak, lantas dia melepas dan meminta kakaknya duduk.“Aku sengaja memesan makanan dan menyiapkan ini karena kamu pasti capek setelah menempuh perj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Jadi Murung

Aksa dan Arlo baru saja sampai di kota mereka. Sepanjang perjalanan pulang Arlo tak sesemangat saat berangkat. Dia terus melamun.Aksa melihat perubahan Arlo, tentu saja dia cemas akan hal ini. Namun, Aksa tidak bisa berbuat apa-apa, terlebih dia tidak bisa memaksa Mira untuk ikut bersama mereka, sedangkan dia bukan siapa-siapa wanita itu.Mobil yang menjemput mereka sudah sampai di rumah. Kaira menunggu di depan teras setelah mendapat kabar kalau Arlo dan yang lain sudah mendarat dengan selamat.“Arlo.” Kaira berjalan cepat menghampiri Arlo yang baru saja keluar dari mobil.Kaira memeluk Arlo, lalu menciumi bocah itu karena rindu.“Bagaimana liburannya? Sudah lihat singanya?” tanya Kaira sambil menatap Arlo.Kaira keheranan, kenapa Arlo tidak bersemangat dan cerewet seperti biasanya. Dia sampai menatap pada Aksa dan Ilham bergantian, meminta penjelasan kenapa Arlo jadi pendiam.“Arlo pasti capek, ajak masuk dulu,” kata Ilham.Kaira langsung menggendong Arlo dan membawanya masuk. Mere
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3031323334
...
49
DMCA.com Protection Status