Semua Bab Permintaan Gila Adikku: Bab 41 - Bab 50

72 Bab

41. Senam Jantung Pak Purnomo dan Bu Tuti

Bu Tuti dan Pak Purnomo terpaku mendengar perkataan Mika. Kedua orang itu sempat saling tatap dan menunjukkan ekspresi sama-sama terkejut. Ada sesuatu yang terasa menakutkan dari kalimat yang diucapkan oleh Mika.Mika yang bisa melihat ekspresi berbeda dari kedua orang tua angkatnya ini tersenyum miring. "Iya kan, Pak? Bu?" tanyanya kembali. "Mika loh selama ini nggak merasakan kasih sayang kalian. Kalian selalu membela Olip, menomor satukan Olip, mendahulukan apa pun tentang Olip ketimbang aku. Itu kenapa meski Mika ini anak kalian, Mika merasanya bukan anak kalian. Jadi, kalau kalian sekarang mengatakan tidak akan menganggap Mika anak kalian, Mika rasa itu akan sama saja dengan sebelum-sebelumnya," lanjut Mika menjelaskan maksud dari perkataan sebelumnya. Dia menyukai ekspresi panik dari kedua orang itu.Baik Pak Purnomo dan Bu Tuti tidak menampik akan rasa penuh kelegaan setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Mika barusan. Mereka merasa bersyukur ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

42. Potong Saja Burungmu, Ridwan

Mika memasuki kamarnya dengan tawa geli. Dia merasa lucu dengan kegaduhan yang terjadi di depan. Ingin sekali dia tertawa sejak tadi tetapi dia menahannya karena tidak ingin keberadaan dirinya yang sedang menguping ketahuan.Noval yang melihat istrinya kembali dengan tawa lebar pun mengerutkan kening. "Kamu kenapa?" tanya Noval kemudian. Dia meletakkan ponsel yang ada di tangannya.Mika pun duduk di samping Noval. Perempuan itu mulai bercerita, "Di luar heboh banget. Semua saling menyalahkan. Olip juga, dia sekarang malah nuntut Ridwan untuk membayar biaya dekorasinya. Katanya sebagai pihak pria dia harus membayarnya seperti kamu membiayai pernikahan kita sebelumnya." Dia menjelaskan.Noval hanya menggeleng pelan mendengar itu. "Terus jadinya bagaimana sekarang?" Dia bertanya."Tadi Pak Eko yang turun tangan. Dia memohon pada pihak WO untuk diberi waktu lagi guna mengumpulkan uangnya. Pihak WO setuju dan kalau nggak salah entah besok atau lusa mereka akan kembali lagi untuk meminta pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

43. Ya Sudah. Nggak Usah Nikah Sekalian

Keesokan harinya, Pak Eko mengajak putranya Ridwan untuk mendatangi kediaman calon besannya. Siapa lagi kalau bukan Pak Purnomo. Pria itu hanya mengajak Ridwan tanpa mengajak istrinya.Katanya, "Ibu nggak usah ikut. Bikin rusuh saja." Meski mendapat penolakan sebelumnya dari Bu Lestari, pria itu tetap tidak ingin dibantah dan akhirnya mereka pun pergi hanya berdua saja.Pria berbeda usia itu memasuki kediaman Pak Purnomo, sudah ada calon menantunya di sana yang masih dalam keadaan wajah bantal. Kentara sekali kalau baru bangun. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. "Panggil bapak dan ibu kamu," ujar Pak Eko pada Olip.Olip mengangguk dengan menggaruk kepalanya. Dia pun berbalik untuk memanggil kedua orang tuanya.Pak Eko menggeleng melihat kepergian Olip. Dia tidak habis pikir dengan kelakuan perempuan itu, tak habis pikir lagi dengan putranya yang memilih Olip untuk dijadikan istri ketimbang Mika.Pak Eko pun berbisik di telinga Ridwan. "Perempuan seperti itu yang kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

44. Tukar Dengan Dekorasi yang Murah

Olip langsung mendelik mendengar apa yang dikatakan Pak Eko. Pria itu menatapnya tanpa ekspresi seolah apa yang dikatakan barusan adalah benar."Mak---maksudnya?" tanya Olip kemudian.Pak Eko pun mengangguk. "Iya. Sudah. nggak usah nikah sekalian kalau nggak mau dekorasinya diganti." Dia kembali memberitahu."Ya nggak bisa gitu dong, Pak," ujar Olip kemudian."Undangannya, kan sudah disebar." Dia melanjutkan."Makanya saya kasih saran untuk ganti dekorasi di depan. Uangnya, kan tidak ada yang untuk membayar. Jadi mau tidak mau kalian harus mengganti dekorasi di depan itu dengan harga yang murah," ujar Pak Eko dengan menunjuk ke arah depan rumah Olip.Olip menatap bapaknya. "Pak. Gimana ini?"Kemudian dia menatap ibunya. "Bu." Dia mengentakkan kaki pelan beberapa kali seperti anak kecil yang sedang merajuk.Pak Purnomo menurunkan kedua bahunya. "Sepertinya saran dari calon mertua kamu memang ada benarnya Olip. Ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

45. Mencari Makam Kedua Orang Tua Mika

Pak Eko. Pria paruh baya itu mencekal lengan calon menantunya ketika akan mendaratkan sebuah tamparan pada Mika. Dia melepaskan secara kasar sehingga Olip terhubung ke belakang. Beruntung Bu Tuti yang ada di sana sigap menangkap tubuh Olip sehingga perempuan itu tidak terjatuh ke lantai."Pak Eko. Jangan Keterlaluan. Anda sudah mendorong putri saya," ujar Bu Tuti yang merasa tidak terima.Pak Eko tidak merasa takut atauu pun bersalah. "Dia ynag memulai," tunjuknya pada Olip.Pria itu langsung menatap Pak Purnomo. "Pak Purnomo juga tidak terima? Mau memarahi saya juga? Silakan. Tapi sebelum itu dengarkan saya dulu." Dia menunjuk dirinya sendiri."Di mana mata Pak Purnomo selama ini? Kelakuan Olip begitu buruk terhadap kakaknya. Tapi kalian masih membelanya. Sekarang dia mau menampar Mika dan kalian masih diam saja?" Dia menggeleng pelan."Sayang sih sayang. Tapi ya nggak diam saja kalau anaknya melakukan kesalahan. Itu sama saja kalian men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

46. Makam Yang Terawat

Baik Noval dan Mika terkejut mendapati makam kedua orang tua Mika yang terlihat terawat dan begitu bersih juga rapi. Mereka pikir karena tidak pernah tahu akan keberadaan makam ini dan membuatnya tidak pernah datang akan berakibat makam tidak terawat dan bahkan rusak. Ditumbuhi rumput dan banyaknya sampah dari daun yang berjatuhan dari pohon di atas mereka.Namun, apa yang dilihat keduanya sangatlah berbeda. Bahkan makam itu dikeramik dengan begitu indahnya. Tulisan nama dan tanggal lahir juga kematian terlihat jelas, tidak seperti makam yang terbengkalai selama berpuluh-puluh tahun yang lalu. Mika mengerutkan kening kalah menyadari sesuatu. Perempuan itu segera berjongkok di samping makam ayahnya dan meraih kelopak bunga yang bertaburan di atas makam. Mika menyadari kalau kelopak bunga itu adalah kelopak baru.Dia langsung menoleh ke arah Noval. "Apakah baru saja ada yang dari sini?" tanya perempuan itu kemudian.Noval mengerutkan kening dan iku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

47. Dipaksa Orang Tua

Mika tidak habis pikir dengan Olip. Hari ini, perempuan itu kembali meminta dirinya untuk membayar dekorasi pernikahaannnya agar dia masih tetap bisa memakai dekorasi yang sudah terpasang.Satu pertanyaannya, kenapa menagih ketika dia akan berangkat ke toko, bukan sejak tadi ketika Noval masih belum berangkat ke bengkel?"Iya nih. Sudahlah bayarkan saja dekorasi itu," ujar Pak Purnomo yang saat ini secara terang-terangan ikut meminta paksa Mika."Iya, Kak Mika. Bukankah Ibu sudah mengatakan sejak awal kalau Kak Mika harus memberikan uang hajatan Kak Mika untuk acara pernikahanku. Kenapa tidak Kak Mika kasih?" tanya perempuan itu kemudian."Aku tidak mau kalau dekorasi di depan diganti dengan yang harganya murah," ujarnya kemudian.Mika mendengus kesal. "Sudah berapa kali sih harus aku katakan kalau aku tidak mau membayar dekorasi pernikahan Olip? Dia yang mau menikah, biarkan dia sendiri yang membayarnya," ujar Mika yang kali ini tidak peduli kalau bapaknya aka kembali mengamuk padany
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

48. Dekorasi Mahal Diganti Dekorasi Paling Murah

Mika yang sebenarnya berniat pergi ke toko pun harus menundanya sebentar saja. Dia ingin melihat drama dekorasi pernikahan Olip dan Ridwan sedikit lebih lama. Dia pun masih berdiri di ambang pintu pemisah ruang tamu dan ruang tengah dengan melipat tangan di depan dada dan menatap ke arah dua keluarga yang sedang membahas dekorasi dengan pihak WO."Tapi maaf sebelumnya. Yang bisa diganti hanya dekorasinya. Tidak untuk pakaian pengantin dan keluarga karena pakaian yang sudah dipesan pastinya sudah tahap penyelesaian mengingat acara sudah sangat dekat. Jadi, tidak mungkin kalau kalian akan mengubah juga pakaiannya." Meega memberitahu.Pak Eko terdiam. Dia pun mengangguk akhirnya. "Baiklah. Tidak apa. Sudah terlanjur juga." Mungkin nanti dia akan menekan di angka dekorasi.Meega menoleh ke arah salah satu anak buahnya. Dia mengangguk. "Berikan buku katalognya, Eli." Dia berujar.Anak buah Meega mengangguk, dia memberikan buku pada keluarga mempelai dengan ekspresinya yang dia buat sebaik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

49. Ejekan Dari Tetangga

Bu Tuti dan Olip saling tatap satu sama lain. "Mbak. Mbak bohong, kan? Nggak mungkin Noval ngasih tips sebanyak itu," ujar Bu Tuti yang jelas merasa Tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Meega menoleh. "Kenapa tidak mungkin? Anak buah saya yang ikut bongkar pasang saja masing-masing dikasih satu juta," ujar Meega.Perempuan itu langsung menatap Mika kembali. "Ya sudah. Saya pulang dulu, Mbak Mika. Nanti orang-orang saya yang akan mengurus pembongkaran ini." Dia berujar. Kduanya pun berpisah.Setelah kepergian Meega, Mika pun ikut berpamitan untuk menuju toko miliknya. Sinta pasti sudah lama menunggu di sana."Hei. Maaf aku telat," ujar Mika pada Sinta. Dia meletakkan tas di bawah meja kasir.Sinta yang baru saja melayani pembeli langsung mendekati Mika. Dia duduk di hadapan Mika dengan meja sebagai pemisah. Sinta tampak bertopang dagu. "Gimana? Gimana? Apa hasil akhir dari pembicaraan mereka?" Sinta yang sejak tadi merasa kepo sudah tidak sabar untuk mengetahui kabar dari Olip.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-06
Baca selengkapnya

50. Hanya Karena Ponsel Mika Baru

"Duh yang mimpinya mau buat acara megah. Eh ternyata nggak jadi."Bu Lestari langsung menoleh ke arah kumpulan ibu-ibu yang sedang membicarakannya. Jelas kalau kata-kata barusan adalah bentuk sindiran yang ditunjukan mereka untuk dirinya. Baru juga datang berniat mbeli sayur, tapi sudah dibuat kesal.Dia menatap sengit beberapa ibu-ibu yang ada di warung sayur itu. "Ngomong apa kalian? Coba bicara lagi. Sini bicara di depan saya," ujar perempuan itu dengan berkacak pinggang. Dagunya terangkat menantang beberapa ibu-ibu yang ada di depannya.Sedangkan ibu-ibu itu malah tertawa. "Lah memangnya kita takut." Balasan itu dia dapat disertai tawa yang semakin keras."Bu Lestari ini loh. Kok ya lucu. Impiannya mau buat acara megah. Mau nyaingin acaranya Mika tapi nggak taunya duitnya nggak ada," ujar seorang perempuan bertubuh tambun.Perempuan itu langsung menatap ibu-ibu yang ada di sekitarnya. "Tahu nggak ibu-ibu? Ternyata kemarin tuh Olip memaksa Mita untuk membayar dekorasi pernikahannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status